DISUSUN OLEH :
NPM : 17.156.01.11.008
1
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik
ataupun masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar.....................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan
1.2 Tujuan............................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................27
3.2 Saran..............................................................................................................................27
Daftar Pustaka......................................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
Terapi mekanis
A. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan
disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
B. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan
gawat darurat.
C. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien
yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
D. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
Pemeriksaan Penunjang
1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.
Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit
dan obat jantung.
2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien
aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi
pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan
dengan disfungsi ventrikel atau katup
4. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu
gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan
yang menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium
dapat mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya
obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8. Pemeriksaan tiroid: peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut
contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
10. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi
disritmia.
Penatalaksanaan
Medikamentosa
VT (takikardia
ventrikular)
IB Blokade LidocaineMexiletinePhenytoin VT
ringan(laju Aritmia
upstroke fase 0 diinduksi
menurun ↓; digitalis
pemendekan
durasi potensial
aksi)
IC Blokade kuat(laju FlecainidePropafenone AF dan
upstroke fase 0 PSVT
menurun ↓↓↓;
tidak ada
perubahan durasi
potensial aksi)
II β-blocker PropanololEsmololMetoprolol PVC atau
PAC
Nadolol
PSVT
Carvedilol AF atau
Klasifikasi obat antiaritmia
1. Manuver Vagotonik
2. Pacemaker
3. Implantasi Kardioverter-Defibrilasi
Implantasi alat ini bertujuan untuk pencegahan primer maupun sekunder
pasien VT/VF
4. Ablasi Kateter
Kondisi khusus