belahan bumi manapun. Sebagai respon untuk mengurangi berbagai dampak yang
dapat diakibatkan dari bencana tersebut, dibuatlah berbagai pendekatan dan
usaha. Salah satunya adalah pengelolaan bencana. Tujuan dari pengelolaan
bencana ini adalah untuk mengurangi korban jiwa, harta benda, dan lingkungan
(Coppola, 2007).
Untuk mengefektifkan pengelolaan bencana tersebut, dibuatlah sistem
penetapan status dan tingkat suatu bencana. Tingkat bencana adalah keadaan di
suatu tempat yang terlanda bencana tertentu dan dinilai berdasarkan jumlah
korban, kerusakan sarana dan prasarana, kerugian harta benda, cakupan luas
wilayah yang terkena bencana, dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan
(UU Penanggulangan Bencana, 2007). Tingkatan bencana di Indonesia dibedakan
menjadi tingkat lokal, daerah, dan nasional. Penetapan satus darurat bencana
untuk skala nasional dilakukan oleh presiden, untuk skala provinsi oleh gubernur,
dan untuk skala kabupaten/kota oleh bupati/walikota. Namun, ketentuan
penetapan status dan tingkatan bencana tersebut di Indonesia saat ini masih
menjadi draft Peraturan Presiden (PP) yang belum disahkan oleh DPR (Nugroho,
2014).
Status bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh pemerintah
(kabupaten/kota/pusat) untuk jangka waktu tertentu berdasarkan rekomendasi
badan yang diberi kewenangan untuk menanggulangi bencana (UU
Penanggulangan Bencana, 2007).