Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEP.

BENCANA

”ASPEK LEGAL DAN ETIK KEPERAWATAN BENCANA”

Disusun Oleh :

ERFIANIE ALYA BUDIANISA


(17. 156. 01. 11. 008)
3A KEPERAWATAN

S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES MEDISTRA INDONESIA
2020
A. ASPEK LEGAL DAN ETIK KEPERAWATAN BENCANA

1. Bencana

Dalam undang – Undang No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan


bencana, dikenal pengertian dan beberapa istilah terkait dengan bencana. Bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu
kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik factor alam atau factor non
alam maupun factor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psiklogis.

2. Aspek Etik

Etika merupakan cabang dari filsafat etika mencari ukuran baik atau
buruknya bagi tingkah laku manusia. Etika adalah ajaran atau ilmu tingkah laku
manusia. Etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan
dengan kebiasaan baik buruk yang diterima umum mengenai sikap, perbuatan,

kewajiban dan sebagainya. Etik juga dapa digunakan untuk mendeskripsikan


suatu pola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standart
seseorang yang mempengaruhi perilaku professional. Cara hidup moral perawat
telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.

Aspek Etik dan Legal dalam konteks Keperawatan adalah merupakan istilah
yang merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana
seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang
terhadap orang lain, selain itu merupakan prinsip yang menyangkut benar atau
salah, baik dan buruknya dalam berhubungan dengan orang lain.

Keperawatan telah mengembangkan kode etik dengan menggambarkan


kondisi ideal professional. Kode etik mencerminkan prinsip etis yang secara luas
dapat diterima anggota profesi

A. Kode Etik Keperawatan Bencana


1. Perawat bencana memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat

kemanusiaan dan keunikan klien

2. Perawat bencana mempertahankan kompetensi dan tanggung jawab jawab


dalam praktek keperawatan emergensi

3. Perawat bencana melindungi klien manakala mendapatkan pelayanan


kesehatan yang tidak cakap, tidak legal, sehingga keselamatannya terancam

B. Etika Berdasarkan Norma Profesi

1. Menghargai klien

A. Manusia utuh dan unik (umur, status social, latar belakang budaya dan agama)

B. Menghargai keputusan yang dibuat klien dan keluarga

2. Memberikan yang terbaik à asuhan keperawatan asuhan keperawatan yang


bermutu

3. Mempertanggungjawabkan pelayanan keperawatan yang diberikan

4. Tidak menambah permasalahan

5. Bekerja sama dengan teman sejawat, tim kesehatan untuk pelayanan


keperawatan terbaik

3 Aspek Legal

Aspek legal dalam konteks pelayanan keperawatan bencana

1. Membuat kontrak kerja (memahami hak dan kewajiban)

2. Praktek yang kompeten hanya dilakukan oleh seorang perawat yang

kompeten
3. Tambahan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam pemberian asuhan

keperawatan

4. Melaksanakan tugas delegasi, sesuai dengan kemapuan perawat yang akan

diberikan delegasi.

SAMMAARRII TAN LAWW à menolong karena kerelaan menolong yang


membutuhkan

UU PENANGGULANGAN BENCANA à uu NO 24 TH 2017

TINDAKAN SAAT TANGGAP BENCANA

UU KESEHATAN à UU No. 36 Thn 2009

(63) Pengobatan dan perawatan menggunakan ilmu kedo (63) Pengobatan dan
perawatan menggunakan ilmu kedokteran dan kteran dan ilmu

keperawatan

Psl 32: Pada kondisi darurat pelayanan kesehatan diberikantanpa uang muka

Psl 53 (3):pelayanan kesehatan hrs mendahulukan pertolongan penyelamatan

nyawa pasien dibandingkan kepentingan lainnya

Psl 58 (3): tuntutan ganti rugi tidak berlaku jika utk menyelamatkan nyawa

dalam keadaan darurat

Psl 82; 83: pelayanan pada kondisi darurat dan benc Psl 82; 83: pelayanan pada
kondisi darurat dan bencana

UU Rumah Sakit à UU No 44 Thn 2009 à UU No 44 Thn 2009

Psl 29: memberikan yan gadar dan bencana sesuai dgn kemampuan pelayanannya
Psl 29: Memberikan pelayanan gadar tanpa uang muka

Psl 34: hak pasien

UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Pasal 82 : Pelayanan kesehatan bencana yang dimaksud pada ayat (2): tanggap

darurat dan paska bencana : : mencakup pelayanan kegawatdaruratan yang

bertujuan untuk menyelamatakan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut

Pasal 83 ayat (1) : Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada

bencana harus ditujukan untuk menyelamatakan nyawa dan mencegah kecacatan

lebih lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasien

Ayat (2) : : Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi setiap orang

sebagaiman dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

UU No 38 Th 2014

PASAL 28 (AYAT 3):

Praktik keperawatan didasarkan pada: kode etik, standar pelayanan, standar


profesi, dan SOP PASAL 35:

1. Dalam kondisi darurat perawat dapat melakukan tindakan medis dan


pemberian obat sesuai kompetensinya

2. Tujuan menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjutut

3. Keadaan darurat merupakan keadaan mengancam nyawa atau kecacatan

4. Keadaan darurat ditetapkan oleh perawat dengan hasil evaluasi berdasarkan

Keilmuannya
PASAL 35:

1. Dalam kondisi darurat perawat dapat melakukan tinda Dalam kondisi darurat
perawat dapat melakukan tindakan medis dan kan medis dan pemberian obat
sesuai kompetensinya

2. Tujuan menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut

3. Keadaan darurat merupakan keadaan mengancam nyawa atau kecacatan

4. Keadaan darurat ditetapkan olehperawat dg hasil evaluasi berdasarkan


keilmuannya

5. Ketentuan keadaan darurat diatur Permen


B. PERAN PERAWAT

Pra Bencana

Undang – Undang No. 38 tahun 2014,

Pasal 31:

1. Memberikan konseling penyuluhan

2. Melakukan pemberdayaan masyarakat

3. Menjali kemitraan dalam perawatan kesehatan

4. Meningkatkan pengetahuannya
Saat Bencana

UU No. 38, Tahun 2014

Pasal 35

1. Dalam keadaan darurat perawat dapat melakukan tindakan medis dan


pemberian obat sesuai kompetensinya

2. Pertolongan pertama bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan


mencegah kecacatan lebih lanjut

Pasal 33, Ayat 4

Dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu perawat


berwenang :

1. Melakukan pengobatan pada penyakit umum

2. Merujuk pasien

3. Melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas

UU No. 36 tahun 2009

Pasal 59

1. Tenaga kesehatan wajib memberikan pertolongan pertama pada penerima

pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat/ darurat bencana untuk penyelamatan

nyawa dan pencegahan kecacatan

2. Tenaga kesehatan dilarang menolak pelayanan kesehatan dan meminta uang


muka terlebih dahulu
Pasal 63

Dalam keadaan tertentu tenaga kesehatan memberikan pelayanan diluar


kewenangannya

Pasca Bencana

PP No. 21 Tahun 2008

Pasal 56 :

1. Perawat harus mempunyai skiil keperawatan yang baik, memiliki sikap dan
jiwa kepedulian, dan memahami konsep siaga bencana

2. Perawatan korban bencana, obat – obatan, peralatan kesehatan, rehabilitasi

mental.

No. 36 Tahun 2009

Pasal 1 :

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/ ketrampilan melalui pendidikan di

bidang kesehatan

Pasal 9

Tenaga kesehatan harus memiliki ki kualifikikasi minimum D3 kecuali tenaga

Medis

C. Kompetensi Perawat Bencana


1. Triage gawat darurat/ bencana

2. Pelaksana penyelamatan kehidupan dasar

3. Pelaksanaan tindakan keperawatan Gadar

4. Pemenuhan kebutuhan klien Gadar \

5. Monitoring

6. Dokumentasi

7. Penanganan kepanikan klien dan keluarga8.8. Penanganan sukarelawan


bencana

D. Dilema Etis Saat Bencana

1. Perawat perlu memiliki pengalaman yang sesuai dengan keilmuan yang


dimilikinya

2. Meningkatkan kompetensi “Bersikap dan berperlaku” sesuai dengan etika


profesi

3. Mendahulukan kepentingan masyarakat daripada pribadi dan kelompok

4. Melakukan kendali mutu dan kendali biaya dalam penyelenggaraan upaya

Kesehatan

5. Kerusakan lingkungan masyarakat (fasilitas rusak, s Kerusakan lingkungan


masyarakat (fasilitas rusak, sandang dan pangan) andang dan pangan)

6. Korban bencana (masyarakat, perawat dan keluarga)


7. Rumah sakit kolaps

Anda mungkin juga menyukai