Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENYUSUNAN KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

Disusun Oleh :

SITI JUHRIAH
17.156.01.11.036

3A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKes Medistra Indonesia

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat 
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “penyusunan kerangka teori dan hipotesis”

Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan kritis.

Dalam Penulisan makalah kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini dan selanjutnya.
.

Bekasi, 21 April 2020


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses Penelitian merupakan proses yang panjang,  berawal pada minat untuk mengetahui
fenomena atau kejadian tertentu kemudian berkembang menjadi sebuah gagasan, teori, konseptualisasi,
pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan seterusnya. Hal penting bagi seorang peneliti adalah adanya
minat untuk mengetahui masalah sosial atau fenomena sosial tertentu. Minat tersebut dapat timbul dan
berkembang karena rangsangan, bacaaan, diskusi, seminar, pengamatan, atau campuran semuanya itu.

Penyusunan karya ilmiah diperlukan adanya sebuah  proses penelitian yang dimana
mengaharuskan seorang penulis mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasigeneralisasi hasil
penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Suryabrata dalam
Sugiyono, 2014). Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh
dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error) . Adanya landasan teori ini merupakan ciri bahwa
penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Dalam landasan teori perlu dikemukakan
kerangka teori dan kerangka  berfikir, sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen
penelitian. Kerangka teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan
sekedar   pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang
diteliti (Sugiyono, 2014).

Langkah ketiga dalam suatu penelitian yaitu melakukan perumusan hipotesis penelitian yang
dimana menurut (Sugiyono, 2014), merupakan sebuah jawaban sementara terhadap sebuah rumusan
masalah penelitian, dimana sebuah rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk sebuah
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena  jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Sebelum menyusun sebuah hipotesis, penulis harus mengidentifikasi sebuah variabel yang
penting dalam sebuah situasi dan menetapkan hubungan antar variabel melalui  pemikiran logis dalam
kerangka teoretis. Disini kita berada dalam posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan
benar-benar terbukti kebenarannya. Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis
statistik secara tepat.
1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu berkaitan dengan kerangka teoritis dan
penyusunan hipotesis dalam melakukan sebuah penelitian. Adapun rumusan masalah ini dapat diuraikan
sebagai berikut

1. Apa pengertian kerangka teoritis dan hipetesis penelitian?


2. Bagaiman cara menyususn kerangka teoritis?
3. Bagaiman cara menentukan hubungan antara kerangka teoritis dengan hipotesis?
4. Bagaiman perumusan hipotesis penelitian?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian serta dengan
adanyarumusan masalah yang telah dipaparkan, maka dengan membaca makalah ini kita dapat
mengetahui

1. Mengetahui definisi kerangka teoritis dan hipotesis penelitian


2. Menyusun kerangka teoritis
3. Menentukan hubungan antara kerangka teoritis dengan hipotesis
4. Membuat hipotesis penelitian

2. Manfaat

Ada beberapa manfaat yang kita peroleh dalam makalah ini yaitu :

1. Memudahkan Penulis melakukan proses  penelitian


2. Agar Penulis mengetahui cara penulisan karya ilmiah yang baik 
3. Agar Penulis bisa menyusun kerangka teoritis yang baik 
4. Agar Penulis bisa merumuskan suatu masalah dengan hipotesis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori
Sudah dipahami bersama bahwa penelitian merupakan  proses mencari pemecahan
masalah melalui prosedur ilmiah. )ahap-tahap yang harus dilalui menurut prosedur ilmiah bukan
hanya dapat dilakukan di laboratorium saja, tetapi juga mencari kajian pustakanya atau teorinya.
Kegiatan penelitian selalu  bertitik tolak dari pengetahuan dari pengetahuan yang sudah ada. Pada
semua ilmu pengetahuan, ilmuwan selalu memulai  penelitiannya dengan cara menggali apa-apa
yang sudah ada (Arikunto, 1995)
Dalam hal ini ada dua teori, yaitu dalam penelitian yang bersifat menjelajah
(exploratory), dimana pengetahuan mengenai persoalan masih sangat kurang, bahkan teorinya
belum ada sama sekali, dan dalam penelitian yang bersifat menerangkan (explanatory) dimana
sudah ada teori-teori yang menjadi dasar hipotesa-hipotesa yang akan diuji (Tanzeh, 2011).
Sebelum mendefinisikan teori, ada dua istilah yang  perlu dijelaskan yaitu konsep dan
proposisi. Konsep menunjuk   pada istilah dan definisi yang digunakan untuk  menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok  atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial.
Proposisi merupakan hubungan yang logis antara dua konsep (Martono, 2011). Teori
adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi
yang di susun secara sistematis (Sugiyono, 2011).
Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam teori.
Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat
dibedakan antara lain:
1. Teori yang deduktif : memberi keterangan yang di mulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2. Teori yang induktif : cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang  positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
3. Teori yang fungsional : di sini nampak suatu interaksi  pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori
kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang
sebagai berikut :
1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum
ini biasanya sifat hubungan yang deduktif.
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok
hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Dsini orang mulai
dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang
teoritis (induktif).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi. 'i sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan
pendapat yang teoretis.

Berdasarkan hal tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori
adalah suatu konseptualisasi yang umum. onseptualisasi atau sistem  pengertian ini diperoleh
melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan
suatu teori.

2.2 Fungsi teori dalam penelitian

Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, Sugiyono (2014) mengemukakan ada tiga fungsi
teori yaitu :

1. Teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel yang akan
diteliti.
2. Prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta yaitu untuk  merumuskan hipotesis dan
menyususn instrumen  penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan  pernyataan
yang bersifat prediktif.
3. Sebagai kontrol yang digunakan mencandra9membahas hasil penelitian dan selanjutnya
digunakan untuk  memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.

2.3 Pengertian Kerangka Teoritis

Menurut Sugiyono (2014) kerangka teori dalam suatu  penelitian merupakan uraian sistematis
tentang teori (dan  bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasilhasil penelitian yang
relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu
dikemukakan/dideskripsikan akan tergantung pada luasnya  permasalahan dan secara teknis tergantung
pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu
dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok
teori yang berkenaan dengan tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Oleh karena itu,
semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin  banyak teori yang perlu dikemukakan.

Kerangka teoritis paling tidak berisi tentang  penjelasan terhadap variabel- variabel yang diteliti,
melalui  pendefinisian dan uraian yang lengkap serta mendalam dari  berbagai referensi, sehingga ruang
lingkup, kedudukan dan  prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah.

Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan
sebagai indikator  apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. variabel- variabel
peneliti yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi pengertian maupun kedudkan dan
hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan bahwa  peneliti tidak menguasai teori dan konteks
penelitian. Kerangka teoritis akan memberikan dasar konseptual  bagi penelitian, dan kerangka teoritis
adalah mengidentifikasikan jaringan hubungan antar variabel yang dianggap penting bagi studi terhadap
situasi masalah apapun. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita mengetahui apa arti variabel dan apa
saja jenis variabel yang ada (Sekaran, 2014).

1. Variabel
a. Pengertian variabel

Menurut Depdiknas (2008), variabel diartikan sesuatu yang dapat berubah; faktor atau unsur
yang ikut menentukan  perubahan.

Secara teoretis Hacth dan Farhady (dalam Sugiyono,2014) menyatakan bahwa variabel dapat
difenisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan
yang lain atau satu objek  dengan objek yang lain.

Jadi, dapat kami tarik kesimpulan bahwa variabel adalah  besaran yang bisa diubah dan selalu
berubah sehingga mempengaruhi kejadian dari hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel ini kita
bisa menghitung data apa saja yang masih dibutuhkan.

b. Jenis variabel

Sugiyono (2014) menyebutkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka
macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi 4 macam :

1) variabel Terikat (Dependent variable)


Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, krtiteria, konsekuen. Variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

2) Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus,  prediktor, antecedent. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah perubahannya atau timbulnya variabel
terikat.

3) ariabel Moderator (Moderating variable)

Variabel moderator yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
bebas dengan variable terikat. Sebagai contoh, hubungan suami istri akan semakin kuat dengan hadirnya
anak dalam pernikahan mereka dan akan menjadi renggang jika ada pihak ketiga yang mempengaruhi
hubungan tersebut.

4) variabel antara (Intervening variable)

Variabel antara adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat msenjadi suatu hubungan yang tidak langsung dan tidak  dapat diamati dan
diukur.

Contoh yang dapat kami berikan yaitu bahwa tinggi rendahnya  penghasilan akan mempengaruhi
secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur). Hal ini menjelaskan adanya
variabel antara, yaitu berupa gaya hidup seseorang. Antara variabel pengahasilan dengan gaya hidup,
terdapat variabel moderator, yang berupa budaya lingkungan tempat tinggal.

5) Variabel kontrol ;

variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel
kontrol sering digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan
melalui  penelitian eksperimen.

2.3 Langkah-langkah Menyusun kerangka Teori


Menurut Sugiyono (2014) langkah-langkah untuk  dapat menyusun kerangka teori adalah sebagai
berikut :
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia,  journal ilmiah,laporan penelitian,
skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel
yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan
diteliti. Bentuk referensi  penelitian yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul  penelitian,
permasalahan, teori yang digunakan, tempat  penelitian, sampai sumber data, teknik
pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan.
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara
satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan  penelitian yang
akan dilakukan.
5. Baca seluruh topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa,
renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber  data yang
dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai
landasan untuk mendiskripsikan teori harus dicantumkan.

2.4 Penyusunan Hipotesis


Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti
mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui  bahwa tidak setiap
penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan sering juga dalam
penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena
itu rumusan masalah  penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik (Sugiyono, 2014)
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah  penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pada  penelitian kualitatif, tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru menemukan
hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis  penelitian dan hipotesis statistik.
Pengertian hipotesis  penelitian seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistik itu
ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak 
ada hipotesis statistik.
Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis  penelitian, tetapi tidak ada hipotesis
statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan terdapat hipotesis penelitian
tetapi tidak akan ada hipotesis statistik. Ingat bahwa hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap
rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji ini dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya
adalah hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal,
sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan kehandalannya.

2.6 Bentuk - bentuk Hipotesis


Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila
dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu : rumusan
masalah deskriptif ( Variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh
karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan
asosiatif/hubungan.
Hipotesis deskriptif, adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif;
hipotesis komparatif  merupakan jawaban sementara terhadap masalah komparatif, dan hipotesis
asosiatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap masalah asosiatif/hubungan. Pada butir 2 ini
berikut diberikan contoh judul penelitian, rumusan masalah, dan rumusan hipotesis. Rumusan
hipotesis deskriptif, lebih didasarkan pada pengamatan pendahuluan terhadap obyek yang diteliti.
a. Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang
berkenaan dengan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih. Yang dicetak miring adalah variabel
penelitian.

b. Hipotesis komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini *ariabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda,
atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.

c. Hipotesis asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu
yang menanyakan hubungan antara dua *ariabel atau lebih.

2.7 Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah, dan hipotesis


Dengan paradigma penelitian, peneliti dapat menggunakan sebagai panduan untuk merumuskan
masalah, dan hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya dapat digunakan untuk panduan dalam
pengumpulan data dan analisis. Pada setiap paradigma penelitian minimal terdapat satu rumusan masalah
penelitian, yaitu masalah deskriptif. Berikut ini contoh :

Judul penelitian, paradigma, rumusan masalah dan hipotesis  penelitian.

1. Judul Penelitian :

Hubungan antara gaya kepemimpinan manager perusahaan dengan prestasi kerja karyawan. (gaya
kepemimpinan adalah variabel independen (x) dan prestasi kerja adalah variabel dependen (Y)

2. Paradigma Penelitiannya, adalah


X→Y

3. Rumusan Masalah

a. Seberapa baik gaya kepemimpinan manajer yang ditampilkan? (bagaimana X?)

b. Seberapa baik prestasi keRja karyawan? (adakah hubungan antara X dan Y. a dan b
adalah masalah deskriptif

c. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer
dengan prestasi kerja karyawan/ (adakah hubungan antara X dan Y?) . Butir  ini
merupakan masalah asosiatif.

d. Bila sampel penelitiannya golongan 2, 22 dan 222, maka rumusan masalah


komparatifnya adalah :

1. Adakah perbedaan persepsi karyawan Colongan 2,22, dan 222 tentang gaya
kepemimpinan manajer/

2. Adakah perbedaan persepsi antara pegawai Col 2, 22 dan 222 tentang prestasi
kerja karyawan.

2.8 Rumusan Hipotesis Penelitian

a. Gaya kepemimpinan yang ditampilkan manajer (X) ditampilkan kurang baik, dan nilainya
paling tinggi 60% dari kriteria yang diharapkan.

 b. Prestasi kerja karyawan (Y) kurang memuaskan, dan nilainya paling tinggi 65.
c. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer dengan
prestasi kerja karyawan, artinya makin baik kepemimpinan manajer, maka akan semakin
baik prestasi kerja karyawan

d. Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara Gol , I , II dan III. Terdapat
perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara Gol, I, II dan III.

Untuk bisa diuji dengan statistik, maka data yang akan didapatkan harus diangkakan.
Untuk bisa diangkakan, maka diperlukan instrumen yang memiliki skala pengukuran. Untuk   
judul di atas ada dua instrumen, yaitu instrumen gaya kepemimpinan dan prestasi kerja
pegawai. Bntuk judul  penelitian yang berisi dua independen variabel atau lebih, rumusan
masalah penelitiannya akan lebih banyak, demikian  juga rumusan hipotesisnya (lihat bagian
paradigma penelitian) dan di bagian analisis data.

2.9 Karakteristik Hipotesis yang baik

a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri,  perbandingan keadaan variabel pada
berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak  dirumuskan.

 b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak  menimbulkan berbagai penafsiran.

c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.


BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan

Hipotesis ini merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskansebagai jawaban tentatif atas
suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis
menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan
tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis. Hipotesis ini diturunkan atau bersumber dari teori
dan ditinjau literstur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara
variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan dugaan sementara atas suatu masalah
yang didasarkan pada hubungan yangtelah dijelaskan dalam kerangka teoriyang digunakan untuk 
menjelaskan masalah penelitian. Sebab teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk
digunakan sebagai  jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian.

Merumuskan hipotesis akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan
fenomena yang diteliti, tidak  mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah  penelitian atau
tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang ada. Kemudian, karena dasar penyusunan
hipotesis yang reliabel dan dapat diuji adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga,
menjelaskan, memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang
ditentukan oleh tingkatketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam kerangka
teoritis. Karena itu baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan relatif dari teori penelitian
mengenai suatu fenomena sosial disebut hipotesis penelitian atau hipotesis kerja.

2. Saran

Demikian makalh yang dapat kami paparkan. Semoga dapat menambah wawasan para
pembaca. 4amun, kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak  kekurangan, baik dari segi
bahasa, diksi, maupun kekurangan materi. Maka dari itu, kritik dan saran anda sangat kami  butuhkan.
Karena kritik dan saran tersebut sangat berguna bagi kami untuk menjadi bahan koreksi, agar makalah
kedepan yang kami sajikan menjadi lebih baik. Karena kesalahn itu pula, kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. , 1995. Manajemen Penelitian . Jakarta: PT Rineka Cipta.

Depdiknas. 2008.  Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Martono, Nanang. 2011. Metode penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Crafindo Persada.

Sekaran, Uma. 2014. Research Methods For Business (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Afabeta.

Anda mungkin juga menyukai