Anda di halaman 1dari 11

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

“GLOBALISASI DAN PERSPEKTIF TRANSKULTURAL”

KELOMPOK 4

1. Ahmad Samudi 180101143

2.Putri Cantika 180101149

DOSEN PEMBIMBING : Ns.Mersi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes AL-INSYIRAH PEKANBARU

TA.2018/2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, hidayahnya berupa islam, iman, ilmu dan kesehatan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “GLOBALISASI
DAN PERSPEKTIF TRANSKULTURAL” ini.
Selanjutnya, melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu ingin
meminta maaf dan memohon pemakluman bila mana ada kekurangan dan
penulisan kurang tepat, akurat dan benar. Penulis telah maksimal dalam
menyempurnakan makalah ini, namun sebagai manusia yang tidak luput dari
kesalahan, penulis menerima setiap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah
ini. Disamping itu izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah
hasanah ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pekanbaru,25 november 2019

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... ii

Daftar Isi....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang.......................................................................................... 1

2. Tujuan....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

1. Keperawatan Transkultural dan globalisasi dalam pelayanan kesehatan.. 2

2. Diversity Masyarakat............................................................................... 3

3. Teori Cultur Care Leininger..................................................................... 4

4. Pengkajian Budaya.................................................................................. 4

5. Aplikasi keperawatan transkultural dalam berbagai masalah kesehatan.. 5

BAB III PENUTUP

1.Kesimpulan............................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Setiap manusia memiliki kebudayaannya masing-masing yang saling


berbeda. Kebudayaan ini sangat berpengaruh dalam tindakan keperawatan
yang dibahas dalam transkultural keperwatan. Keperawatan transkultural
didefinisikan oleh Leininger (2002) sebagai penelitian perbandingan budaya
untuk memahami persamaan (budaya universal) dan perbedaan (budaya
tertentu) di antara kelompok manusia.
Budaya adalah keyakinan dan perilaku yng diturunkan atau diajarkan
manusia kepada generasi berikutnya (Taylor, 1989). Menurut Sir Edward
Taylor (1871) dalam andrew & Boyle (1995), budaya adalah suatau yang
kompleks yang mengandung pengetahuan , keyakinan, seni, moral, hukum,
kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan manusia sebagai
anggota komunitas setempat.
Perawat dalam memberikan tindakan keperawatan diharapkan
menggunakan transkultural keperawatan untuk mengatasi perbedaan budaya
antara klien maupun menyesuaikan pola aktivitas sehari-hari klien yang
dipengaruhi budayanya dengan tindakan keperawatan.

2. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan Globalisasi dan Perspektif Transkultural


2. Menjelaskan Diversity dalam Masyarakat
3. Menjelaskan culture care leininger
4. Menjelaskan Pengkajian Budaya
5. Menjelaskan aplikasi keperawatan transkultural dalam berbagai masalah
kesehatan pasien

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Keperawatan Transkultural dan globalisasi dalam pelayanan


kesehatan
Office of Minority Health (OMH) (n.d) menggambarkan budaya
sebagai ide-ide, komunikasi, tindakan, kebiasaan, kepercayaan, nilai-nilai,
adat istiadat dari kelompok ras, etnik, agama, atau sosial. Budaya meliputi
segala aspek kehidupan di dalam manusia. Budaya menunjukkan cara
pandang seseorang dalam mengambil keputusan.

Keperawatan transkultural didefinisikan oleh Leininger (2002)


sebagai penelitian perbandingan budaya untuk memahami persamaan
(budaya universal) dan perbedaan (budaya tertentu) di antara kelompok
manusia. Tujuan keperawatan transkultural adalah bentuk pelayanan yang
sama secara budaya atau pelayanan yang sesuai pada nilai kehidupan
individu dan arti yang sebenarnya. Mengetahui nilai-nilai pelayanan
budaya klien, arti, kepercayaan, dan praktiknya sebagai hubungan antara
perawat dan pelayanan kesehatan mewajibkan perawat untuk menerima
aturan pelajar atau teman sekerja dengan klien dan keluarganya dalam
bentuk karakteristik arti dan keuntungan dalam pelayanan (Leininger,
2002).

Pelayanan kompeten secara budaya adalah kemampuan perawat


menghilangkan perbedaan dalam pelayanan, bekerja sama dengan budaya
yang berbeda, serta membuat klien dan keluarganya mencapai pelayan
yang penuh arti dan suportif. Contohnya, perawat yang mengetahui
tentang kebudayaan kliennya, maka perawat memerlukan dukungan dalam
menyesuaikan keadaan klien. Klien juga membutuhkan informasi,
perundingan, dan permintaan.

2
Kompetensi budaya adalah proses perkembangan kesadaran budaya,
pengetahuan, keterampilan, pertemuan, dan keinginan. Perawat harus bisa
mengintrospeksi tentang latar belakang dirinya. Perawat juga harus
memiliki pengetahuan yang merupakan perbandingan antar kelompok.
Keterampilan budaya termasuk pengkajian social maupun budaya yang
mempengaruhi pengobatan dan perawatan klien. Pertemuan sebagai
mediapembelajaran. Keinginan sebagai motivasi dan komitmen pelayanan.

Konflik budaya juga dapat muncul dalam proses keperawatan.


Konflik budaya yang muncul dapat berupa etnosentrisme, pemikiran
bahwa cara hidup yang dianut lebih baik dibandingkan dengan budaya
lain. Hal ini menyebabkan adanya pilihan untuk mengabaikan budaya dan
menggunakkan nili-nili dan gaya hidup mereka sebagai petunjuk dalam
berhubungan dengan klien dan menafsirkan tingkah laku mereka.

Globalisasi menyebabkan tuntutan asuhan keperawatan semakin


besar. Perpindahan penduduk dan pergeseran tuntutan keperawatan dapat
terjadi. Perawat yang tidak mampu menyesuaikan asuhan keperawatan
terhadap kondisi yang ada akan menyebabkan penurunan kualitas pada
pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan
dibutuhkannnya peningkatan terhadap profesi keperawatan. Peningkatan
pengetahuan, koordinasi antar profesi atau tenaga kerja kesehatan lain
sangat diperlukan. Perawat harus lebih aktif dalam menghadapi globalisasi
terutama dalam pelayanan kesehatan.

2. Diversity dalam Masyarakat


 Makna Diversity (keragaman)
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar
bahasa indonesia artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik
langgan, warna corak ragi, laras. Sehingga keragaman bearti
perihal beragam-ragam berjenis-jenis perihal ragam hal jenis
keragaman yang dimaksud disini suatu kondisi dalam masyarakat
dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang,

3
terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat
kesopanan serta situasi ekonomi.

3. Teori Cultural Care Leininger


1. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya
kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial
untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
2. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung, dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada
keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan
kondisi kehidupan manusia.
3. Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan
transmisis nilai, keyakinan, norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu
kelompok tertentu yang membarikan arahan kepada cara berpikir
mereka, pengambilan keputusan dan tindakan dalam pola hidup.
4. Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu
kepada variabel-variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup,
ataupun simbol perawatan didalam maupun diantara suatu
perkumpulan yang dihubungkan terhadap pemberian bantuan,
dukungan atau memampukan manusia dalam melakukan perawatan
5. Culture care universality (kesatuan perawatan kultural) mengacu
kepada suatu pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun
pemahaman yang paling dominan, pola-pola, nilai-nilai, gaya hidup
atau simbol-simbol yang dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan
serta mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau
memperoleh suatu cara yang memumgkinkan untuk menolong
oranglain (Terminlogy universality) tidak digunakan pada suatu cara
yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan.

4. Pengkajian Budaya

Prinsip-prinsip pengkajian budaya :

4
- Jangan menggunakan asumsi
- Jangan membuat streotip bisa terjadi konflik misal : orang padang pelit,
orang jawa halus
- Menerima dan memahami metode komunikasi
- Menghargai perbedaan individual
- Menghargai kebutuhan personal dari setiap individu
- Tidak leleh membeda-bedakan keyakinan klien
- Menyediakan ptivacy terkait kebutuhan pribadi

5. Aplikasi transkultural pada beberapa masalah kesehatan

A. Aplikasi transkultural pada masalah penyakit kronik


Penyakit kronik adalah penyakit yang timbul bukan secara tiba-tiba,
melainkan akumulasi dari sesuatu penyakit hingga akhirnya menyebabkan
penyakit itu sendiri. (Kalbe medical portal) Penyakit kronik ditandai banyak
penyebab. Contoh penyakit kronis adalah diabetes, penyakit jantung, asma,
hipertensi dan masih banyak lainnya. Ada hubungan antara penyakit kronis
dengan depresi. Depresi adalah kondisi kronis yang mempengaruhi pikiran
seseorang, perasaan dan perilaku sehingga sulit untuk mengatasi peristiwa
kehidupan sehari-hari.

Pengobatan terhadap penyakit kronik yang telah dilakukan di masyarakat


saat ini amat beragam. Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem pengobatan
tradisional juga merupakan sub unsur kebudayaan masyarakat sederhana yang
telah dijadikan sebagai salah satu cara pengobatan. Pengobatan inilah yang
juga menjadi aplikasi dari transkultural dalam mengobati suatu penyakit
kronik. Pengobatan tradisional ini dilakukan berdasarkan budaya yang telah
diwariskan turun-temurun.

B. Aplikasi transkultural pada gangguan nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak


menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual atau potensial.
Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan

5
kesehatan. Selanjutnya, definisi nyeri menurut keperawatan adalah apapun
yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang
ada kapanpun individu mengatakannya. Peraturan utama dalam merawat
pasien nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya
belum diketahui. Keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan
pasien bahwa nyeri itu ada.
Aplikasi transkultural pada gangguan nyeri baik yang dilakukan oleh
pasien berdasarkan apa yang dipercaya olehnya atau yang dilakukan oleh
perawat setelah melakukan pengkajian tentang latar belakang budaya pasien
adalah sebagai berikut:

a. Dengan membatasi gerak dan istirahat.


b. Mengkonsumsi obat-obatan tradisional.
c. Dengan dipijat atau semacamnya.

C. Aplikasi transkultural pada gangguan kesehatan mental


Berbagai tingkahlaku luar biasa yang dianggap oleh psikiater barat sebagai
penyakit jiwa ditemukan secara luas pada berbagai masyarakat non-barat.
Adanya variasi yang luas dari kelompok sindroma dan nama-nama untuk
menyebutkannya dalam berbagai masyarakat dunia, Barat maupun non-Barat,
telah mendorong para ilmuwan mengenai tingkahlaku untuk menyatakan
bahwa penyakit jiwa adalah suatu ‘mitos’, suatu fenomena sosiologis, suatu
hasil dari angota-anggota masyarakat yang ‘beres’ yang merasa bahwa mereka
membutuhkan sarana untuk menjelaskan, memberi sanksi dan mengendalikan
tingkahlaku sesama mereka yang menyimpang atau yang berbahaya,
tingkahlaku yang kadang-kadang hanya berbeda dengan tingkahlaku mereka
sendiri. Penyakit jiwa tidak hanya merupakan ‘mitos’, juga bukan semata-
semata suatu masalah sosial belaka. Memang benar-benar ada gangguan
dalam pikiran, erasaan dan tingkahlaku yang membutuhkan pengaturan
pengobatan.

6
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan :

1. Keperawatan transkultural didefinisikan oleh Leininger (2002) sebagai


penelitian perbandingan budaya untuk memahami persamaan (budaya
universal) dan perbedaan (budaya tertentu) di antara kelompok manusia.

2. Tujuan keperawatan transkultural adalah bentuk pelayanan yang sama


secara budaya atau pelayanan yang sesuai pada nilai kehidupan individu
dan arti yang sebenarnya.

3. Teori Culture Care Leininger terdapat care, caring, kebudayaan, cultural


diversity,cultural care universality

4. Aplikasi Transkultural dalam masalah penyakit kronik, ganguan nyeri dan


ganguan mental dalam masyarakat adalah pengobatan tradisional yang
diajarkan secara turun temurun yang dipercaya oleh masing-masing
penganut dan tidak ada juga yang menggunakan tanaman sebagai obat
herbal.

7
DAFTAR PUSTAKA

Leininger, M. 2002. Culture Care Theory: A Major Contribution to Advance


Transcultural Nursing Knowledge and Practices Journal of Transcultural Nursing,
13: 189.

Leininger, M. & Mcfarland, M. R. 2002. Transcultural Nursing : Concepts,


Theories, Research and Practier. McGraw-Hill.

SUDIHARTO, (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan


Keperawatan Transkultural.Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai