Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN MATERNITAS II

“VAGINITIS”

DOSEN PENGAMPU :
Ns.Dilgu Meri M.Kep

DISUSUN OLEH :
Putri Cantika (180101149)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH PEKANBARU
TA.2018/2019

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI`..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A.Latar Belakang......................................................................................................................1
B.Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C.Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................2
A.Definisi.................................................................................................................................2
B.Anatomi Fisiologi.................................................................................................................3
C.Etiologi.................................................................................................................................6
D.Klasifikasi.............................................................................................................................7
E.Patofisiologi..........................................................................................................................8
F.Manifestasi Klinis.................................................................................................................9
G.Komplikasi...........................................................................................................................10
H.Pencegahan...........................................................................................................................10
I.Penatalaksanaan.....................................................................................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................12
A.Pengkajian............................................................................................................................12
B.Diagnosa...............................................................................................................................13
C.Intervensi..............................................................................................................................13
D.Implementasi........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Kesehatan reproduksi ialah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang
utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala hal yang
berhubungan dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna
mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi.
Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan
perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu
dalam memelihara kesehatan reproduksi (Ratna, 2010).

Vaginitis merupakan masalah ginekologis yang paling sering terjadi pada 90%
wanita remaja di dunia, kondisi ini disebabkan oleh Vaginosis bakterial (50%),
Candidiasis vulvovaginal (75%), Trikomoniasis (25%) (Kespro Info, 2009). Penelitian-
penelitian sebelumnya telah melaporkan angka kejadian vaginitis di beberapa negara,
diantaranya Thailand 33 %, Afrika-Amerika 22,7 %, London 21 %, Indonesia 17 %,
Jepang 14 %,Swedia 14 %, dan Helsinki 12 % (Rukmana, 2010).

B. Rumusan masalah

Dalam penyusunan laporan ini akan dibahas mengenai Vaginitis yang meliputi
tinjauan teori, pembahasan kasus klien dengan vaginitis dan analisa kesenjangan teori
dan kasus.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui konsep teori dan kasus mengenai asuhan keperawatan pada klien
dengan vaginitis serta kesenjangan antara teori dengan kasus tersebut.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Vaginitis adalah suatu keadaan pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu
peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita) (Purwoastuti, dkk,2015).
Vaginitis adalah inflamasi vagina yang di cirikan oleh perubahan sekresi
cairan vagina, yang dapat banyak, berbau, dan urulen, dan dapat diikuti oleh disuria
dan pendarahan vagina. Sering terdapat gatal pada vulva, dan klien umumnya
mengeluh ketidaknyamanan saat berkemih juga dispareunia. (Black and Hawks,
2009).

Klasifikasi dari vaginitis sesuai mikrooganisme penyebabnya antara lain:

1. Bakterialvaginosis

Bakterial vaginosis merupakan penyebab tersering dari vaginitis (40-45%).


Penyakit ini ditandai dengan perubahan secara kompleks baik jumlah dan fungsi
dari flora normal. Jumlah dan konsentrasi hidrogen peroksida akan menurun
sedangkan pertumbuhan dari mikroorganisme patogen (Gardnerella vaginalis,
Mobiluncus sp, Mycoplasma hominis, Atopobium vaginae, dll) meningkat.

Vaginitis bakterial juga merupakan penyakit yang berhubungan dengan infeksi


seksual seperti infeksi oleh karena Neisseria gonorrhoeae, Clamydia trachomatis,
HIV dan virus herpes simplex tipe 2 (Sessa et al.,2013).
2. Candidiasis
Kandidiasis vulvovaginalis adalah infeksi yeast pada vagina dan vulva yang
disebabkan beberapa tipe Candida, yang paling sering yaitu Candida albicans, dapat
bersifat asimptomatis maupun simptomatis (Pudjiati, Soedamadi. 2009)
3. Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan parasit
uniselluler Trichomonas vaginalis (T.vaginalis). Penyakit ini mempunyai hubungan
dengan peningkatan serokonversi virus HIV pada wanita. T-vaginalis biasanya
ditularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang traktus urogenitalis

2
bagian bawah, baik pada wanita maupun laki-laki. Parasit ini dapat ditemukan pada
vagina, urethra, kantong kemih atau saluran parauretral (Van der Pol 2007).

Gambar 1. Vaginitis

B. Anatomi fisiologis

1. Anatomi

Organ reproduksi wanita terbagi atas organ genetalia eksterna dan organ
genetalia interna. Organ genetalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk
senggama, sedangkan organ genetalia interna adalah bagian untuk ovulasi
untuk pembuahan sel telur, transfortasi, imflamasi dan tumbuh kembang
janin. (Prawiroharjo,2009).

3
Organ genitalia
eksterna

1) Mons veneris : disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang


menonjol di bagian depan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan
sedikit jaringan ikat. Setelah dewasa tertutup oleh rambut yang
bentuknya segitiga (Black & Hawks, 2009).

2) Labia mayora : merupakan kelanjutan dari mons venseris, berbentuk


lonjong. Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum,
permukaan ini terdiri dari:
a) Bagian luar ; tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris (Black & Hawks,2009).
b) Bagian dalam; tanpa rambut,merupakan selaput yang Mengadung
kelenjar sebasea (lemak) (Black & Hawks, 2009).
3) Labia minora : merupakan lipatan di bagian dalam labia mayora, tanpa
rambut. Dibagian atas klitoris, labia minora bertemu membentuk
prepusium klitoris dan di bagian bawahnya bertemu membentuk
prenulum klitoris, labia minora ini mengelilingi orifisium vagina
(Corwin, E.2009).
4) Klitoris : merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat
erektil, mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris
sehingga sangat sensitif dan analog dengan penis pada laki-laki (Corwin,
E.2009).
5) Vestibulum : merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh
4
kedua bibir kecil, bagian atas klitoris, dan bagian belakang pertemuan
kedua labia minora. Pada vestibulum terdapat muara urethra, dua lubang
saluran kelenjar Bartholini dan dua lubang saluran kelenjar skene
(Corwin, E. 2009).
6) Kelenjar Bartholini : kelenjar yang penting di daerah vulva dan vagina,
karena dapat mengeluarkan lendir, pengeluaran lendir sangat meningkat
saat hubungan seks (Corwin, E.2009).
7) Hymen (selaput dara) : merupakan jaringan yang menutupi lubang
vagina. Bersifat rapuh dan mudah robek, hymen ini berlubang sehingga
menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat
menstruasi (Corwin, E. 2009).

5
8) Bulbus Vestibuli : sinistra et dekstra merupakan pengumpulan vena
terletak di bawah selaput lendir vestibulum, dekat namus ossis pubis.
Panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2 cm dan tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus
vestibuli mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup oleh
muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstriktor vagina
(Prawirohardjo,2009).
9) Introitus Vagina : mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda- beda.
Pada seorang Virgo selalu dilindungi oleh labia minora yang baru dapat
dilihat jika bibir kecil ini dibuka. Introitus vagina ditutupi oleh selaput
dara (himen). Himen ini mempunyai bentuk berbeda-beda, dan yang
semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang-lubang atau yang
bersekat (septum) (Prawirohardjo,2009).
10) Perineum : terletak antara vulva dan anus, panjangnyarata-rata4 cm.
Jaringan yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis
dan diafragma urogenitalis (Prawirohardjo, 2009).
 Organ genitalia interna

1) Liang senggama (vagina) : adalah liang atau saluran yang


menghubungankan vulva dengan rahim. Terletak di antara saluran
urinary dan liang dubur. Dibagian ujung atasnya terletak mulut rahim.
Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dindingbelakang10 cm.

2) Rahim (Uterus) : adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian
luarnya ditutupi oleh peritoneum sedangkan rongga dalamnya dilapisi
oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam
rongga panggul kecil di antara kandung kemih dan dubur. Rahim
berbentuk seperti bola lampu pijar atau buah pear, mempunyai rongga
yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu, badan rahim (korpkus uteri)
berbentuk segitiga, leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder, dan
rongga rahim (kavum uteri). Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam
kampong. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,5-4 cm x 2-2,5 cm,
multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3-3,5 cm. Beratnya 40-50 gram
pada nulipara dan 60-70 gram pada multipara.

6
3) Saluran telur (tuba falopii) adalah saluran yang keluar dari
kornurahimkanandankiri,panjangnya12-13cm,diameter-8 mm.

4) Indung telur (ovarium) : terdapat dua indung telur, masing- masing di


kanan dan di kiri rahim, dilapisi mesovarium dan tergntung di belakang
ligalatum. Bentuknya seperti buah almon, sebesar ibu jari tangan
(jempol) berukuran 2,5-5 cm x 1,5-2 cm x 0,6-1 cm. Indung telur ini
posisinya ditunjang oleh mesovarium, liga ovarika, dan liga
infundibulopelvikum.
Organ tambahan
1) Payudara
Payudara wanita yang disebut juga glandula mamaria adalah alat
reproduksi wanita, setiap payudara terletak pada setiap sisi sternum dan
meluas setinggi antara costa kedua dan keenam. D topang oleh
ligamentum suspensorium sehingga tetap stabil. Berbentuk tonjolan
setengah bola dan mempunyai ekor (cauda), dari jaringan yang meluas
ke ketiak atau axilla (di sebut cauda axillaris).
2). Panggul(pelvis)
Panggul merupakan salah satu jalan lahir yang memiliki fungsi yang
lebih dominan daripada jalan lahir (Ummi et all, 2011).

2. Fisiologi

A. Menstruasi dan siklusnya

Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat lurunya


dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung
pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerimah
implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan
luru, darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara
periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi
berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.

C. ETIOLOGI
Penyebab dari vaginitis adalah Candida albicans, Trichomonas vaginalis,
Neisseria gonorrhoeae, Hemophilus vaginalis.

7
Penyebab lain meliputi gabungan bedak tabur, cacing kremi, benda asing,
hygiene perineum yang buruk. 
Menurut Universitas Padjadjaran (1981) penyebab vaginitis :
1. Vulvovaginitis pada anak
2. Sering disebabkan oleh gonorrhea atau corpus allienum.
3. Kolpitis senilis
4. Disebabkan karena ovaria berhenti berfungsi.
5. Kolpitis pada masa reproduktif
-        Masturbasi
-        Corpus allienum : pessaerium, obat atau alat kontrasepsi kapas
-        Rangsang themis seperti berenang dalam air dingin

D. KLASIFIKASI
1. Vaginitis Candida disebabkan oleh Candida albicans.
Penyebab :
-   Hygiene yag kurang.
-   Pertumbuhan Candida yang berlebihan, karena kadar glukosa darah yang
tinggi, dan pemberian antibiotik berspektrum luas.
Tanda dan gejala :
-         Pruritus vulvae.
-         Nyeri vagina yang hebat.
-         Disuria eksterna dan interna.
-         Rash pada vulva.
-         Eritematosa.
-         Sekret khas seperti keju lembut.
2. Vaginitis Trichomonas disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
Penyebab : hubungan seksual.
Tanda dan gejala :
-         Secret banyak dan bau busuk.
-         Disuria eksterna dan interna.
-         Pruritus vulva.
-         Edema vulva.
3. Vaginitis non spesifik disebabkan oleh Gardnerella vaginalis.
8
Penyebab :
-         Hygiene yang kurang.
-         Hubungan seksual.
Tanda dan gejala :
-         Vagina berbau busuk dan amis.
-         Sekret encer, kuning sampai abu-abu.
4. Vaginitis Atrofican disebabkan oleh infeksi epitel vagina yang defisiensi
estrogen.
Penyebab : pasca menopause rentan terhadap infeksi.
Tanda dan gejala :
-          Pendarahan pervaginam.
-          Disuria eksterna.
-          Pruritus.
-          Dispareunia.
-          Permukaan vagina merah muda, pucat, halus tanpa rugae.

E. PATOFISIOLOGI
Bila keseimbangan mikroorganisme berubah, maka organisme yang
berpotensi patogen, yang merupakan bagian flora normal, misalnya C.  albicans
pada kasus infeksi monolia serta G.  vaginalis dan bakteri anaerob pada kasus
vaginitis non spesifik berproliferasi sampai suatu konsentrasi yang berhubungan
dengan gejala. Pada mekanisme lainnya, organisme ditularkan melalui hubungan
seksual dan bukan merupakan bagian flora normal seperti Trichomonas vaginalis
dan Nisseria gonorrhoea dapat menimbulkan gejala . Gejala yang timbul bila
hospes meningkatkan respon peradangan terhadap organisme yang menginfeksi
dengan menarik leukosit serta melepaskan prostaglandin dan komponen respon
peradangan lainnya.
Gejala ketidaknyamanan dan pruritus vagina berasal dari respon
peradangan vagina lokal terhadap infeksi T. vaginalis atau C. albicans. Organisme
tertentu yang menarik leukosit, termasuk T. vaginalis, menghasilkan secret
purulen. Diantara wanita dengan vaginitis non spesifik. Baunya disebabkan oleh
terdapatnya amina dibentuk sebagai hasil metabolisme bakteri anaerob. Histamin
dapat menimbulkan ketidaknyamanan oleh efek vasodilatasi local. Produk lainnya
9
dapat merusak sel-sel epitel dengan cara sama dengan infeksi lainnya.

F. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Universitas Padjadjaran (1981) :
Vaginitis :
-         leukorea yang kadang-kadang berbau (anyir).
-         Perasaan panas/ pedih pada vagina.
-         Perasaan gatal pada vulva.
Menurut Sinklair & Webb (1992), tanda dan gejala vaginitis :
1. Akut

10
-         Pruritus (Rasa Gatal)
-         Panas.
-         Eritema.(bercak kemerahan)
-         Edema.
-         Perdarahan.
-         Nyeri (mungkin sangat, menyebabkan tidak mampu berjalan, duduk dan
retensi urine akut).
2. Kronik
-         Inflamasi hebat dengan edema minimal.
-         Pruritus hebat ekskoriasi infeksi sekunder.
-         Daerah yang terserang : monpubis, perineum, paha yang berdekatan, anus,
sekitar paha.
-         Lesi ulseratif disebabkan : granuloma, karsinoma, melanoma.
-         Hasil akhir mungkin berupa ekstruksi vulva.

G. KOMPLIKASI
1. Endometritis
Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang sebagian mungkin karena perubahan
pH, bisa menyebabkan peningkatan angka endometritis.
2. Salpingitis
Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar ke tuba
uterine.
3. Servisitis
Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi menyebar ke serviks.

H. PENCEGAHAN
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang
dan dapat meredakan beberapa gejala: 
1. Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital
Anda setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah
iritasi. Jangan gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran
atau antibakteri.
2. Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
11
3. Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran
bakteri dari tinja ke vagina.
Hal-hal lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi:
1. Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain
dari mandi biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu organisme
normal yang berada di vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko
infeksi vagina. Douche tidak menghilangkan sebuah infeksi vagina.
2. Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
3. Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya.
Jika Anda merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur.
Ragi tumbuh subur di lingkungan lembab.

I. PENATALAKSANAAN

Jenis infeksi Pengobatan


-Miconazole, clotrimazole, butoconazole atau terconazole
Jamur
-Fluconazole atau ketoconazole< (tablet)
Biasanya metronidazole atau clindamycin (tablet vagina) atau
Bakteri metronidazole (tablet). Jika penyebabnya gonokokus biasanya
diberikan suntikan ceftriaxon & tablet doxicyclin
Klamidia Doxicyclin atau azithromycin (tablet)
Trikomonas Metronidazole (tablet)
Virus papiloma
Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi yg berat
manusia (kutil
digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil (dioleskan ke kutil)
genitalis)
Virus herpes Acyclovir (tablet atau salep)

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
·         Nyeri
·         Luka
·         Perubahan fungsi seksual
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin
b. Dahulu
Sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit ini
c. Keluarga
Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi
4. Pemeriksaan fisik
a.       Pemeriksaan Bagian Luar
-          Inspeksi
· Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan klien
· Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, visura, leokoplakia dan eksoria
· Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pemebengkakan ulkus
keluaran dan nodul
b.      Pemeriksaan Bagian Dalam
-          Inspeksi
Serviks: ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan
warnanya
-          Palpasi
· Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula,
· Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan
· Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas
· Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan

13
B. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (mis:infeksi, iskemia,
neoplasma )
2. Resiko tinggi gangguan integritas jaringan/kulit berhubungan dengan efek
treatment.
3. Perubahan pola eliminasi urine (retensio) berhubungan dengan penekanan
oleh massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik /
motorik.
4. Gangguan ganbaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan
pembedahan

C. INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL


1 Nyeri akut  Pain level -Kaji riwayat nyeri -Informasi merupakan
berhubungan dengan  Pain control seperti lokasi; data dasar untuk evaluasi
agen cidera biologis  Comfort level frekwensi ; durasi dan atau efektifitas intervensi
(mis:infeksi, iskemia,
Kriteria Hasil : intensitas (skala 1 – yang dilakukan.
neoplasma )
-mampu mengontrol 10) dan upaya untuk Pengalaman nyeri setiap
nyeri (tahu penyebab mengurangi nyeri. individu bervariasi
nyeri, mampu -Beri kenyamanan karena mengganggu fisik
menggunakan teknik dengan mengatur dan psikologi.
non farmakologi) posisi klien dan -Menolong dan
-melaporkan bahwa aktivitas diversional. meningkatkan relaksasi
nyeri berkurang -Dorong penggunaan dan refocus
dengan menggunakan stress management -Melibatkan dan
manajemen nyeri seperti tehnik memberikan partisipasi
-menyatakan rasa relaksasi, visualisasi, aktif untuk meningkatkan
nyaman setelah nyeri komunikasi control
berkurang therapeutik melalui -Tujuan umum /
sentuhan. maksimal mengomtrol
-Evaluasi/Kontrol tingkat nyeri dan
berkurangnya rasa minimum ada
nyeri. Sesuaikan keterlibatan dalam
14
pemberian medikasi ADLs.
sesuai kebutuhannya -Rencana terorganisasi
-Kolaborasi : dan meningkatkan
kembangkan rencana kesempatan dalam
management mengontrol rasa sakit.
penanganan sakit Klien harus berpartisipasi
dengan klien dan aktif dalam perawatan di
dokter. rumah.
-Beri analgetik sesuai -Nyeri merupakan
indikasi dan dosis dampak/komplikasi suatu
yang tepat. tindakan atau keadaan
penyakit serta perbedaan
respon individu.

D.IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera -Mengkaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ;
biologis (mis:infeksi, iskemia, neoplasma ) durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan upaya untuk
mengurangi nyeri.
-Memberi kenyamanan dengan mengatur posisi klien
dan aktivitas diversional.
-Mendorong penggunaan stress management seperti
tehnik relaksasi , visualisasi , komunikasi
therapeutik melalui sentuhan.
-Mengevaluasi/Kontrol berkurangnya rasa
nyeri.Sesuaikan pemberian medikasi sesuai
kebutuhannya
-Berkolaborasi : kembangkan rencana management
penanganan sakit dengan klien dan dokter.
-Memberi analgetik sesuai indikasi dan dosis yang
tepat.
15
DAFTAR PUSTAKA

Black dan hawks. (2009). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis Untuk
Hasil Yang Diharapkan. Alih bahasa : Mulyanto, Etall. Ed.8. Buku 2.
Singapore: Elsevier.

Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media.

Hani, Ummi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Selemba
Medika

Prawirohardjo, Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Purwoastuti dan walyani, (2015). Panduan materi kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana. Yogyakarta : pustaka baru press.

Sinclair, C.C.R &Webb,J.B. (1992). Segi praktis ilmu kebidanan dan kandungan
untukpemula, Alih bahasa Hasrul D.Biran. Jakarta : Bina Rupa Aksara

16

Anda mungkin juga menyukai