“VAGINITIS”
DOSEN PENGAMPU :
Ns.Dilgu Meri M.Kep
DISUSUN OLEH :
Putri Cantika (180101149)
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI`..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A.Latar Belakang......................................................................................................................1
B.Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C.Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................2
A.Definisi.................................................................................................................................2
B.Anatomi Fisiologi.................................................................................................................3
C.Etiologi.................................................................................................................................6
D.Klasifikasi.............................................................................................................................7
E.Patofisiologi..........................................................................................................................8
F.Manifestasi Klinis.................................................................................................................9
G.Komplikasi...........................................................................................................................10
H.Pencegahan...........................................................................................................................10
I.Penatalaksanaan.....................................................................................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................12
A.Pengkajian............................................................................................................................12
B.Diagnosa...............................................................................................................................13
C.Intervensi..............................................................................................................................13
D.Implementasi........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan reproduksi ialah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang
utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala hal yang
berhubungan dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna
mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi.
Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan
perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu
dalam memelihara kesehatan reproduksi (Ratna, 2010).
Vaginitis merupakan masalah ginekologis yang paling sering terjadi pada 90%
wanita remaja di dunia, kondisi ini disebabkan oleh Vaginosis bakterial (50%),
Candidiasis vulvovaginal (75%), Trikomoniasis (25%) (Kespro Info, 2009). Penelitian-
penelitian sebelumnya telah melaporkan angka kejadian vaginitis di beberapa negara,
diantaranya Thailand 33 %, Afrika-Amerika 22,7 %, London 21 %, Indonesia 17 %,
Jepang 14 %,Swedia 14 %, dan Helsinki 12 % (Rukmana, 2010).
B. Rumusan masalah
Dalam penyusunan laporan ini akan dibahas mengenai Vaginitis yang meliputi
tinjauan teori, pembahasan kasus klien dengan vaginitis dan analisa kesenjangan teori
dan kasus.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui konsep teori dan kasus mengenai asuhan keperawatan pada klien
dengan vaginitis serta kesenjangan antara teori dengan kasus tersebut.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Vaginitis adalah suatu keadaan pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu
peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita) (Purwoastuti, dkk,2015).
Vaginitis adalah inflamasi vagina yang di cirikan oleh perubahan sekresi
cairan vagina, yang dapat banyak, berbau, dan urulen, dan dapat diikuti oleh disuria
dan pendarahan vagina. Sering terdapat gatal pada vulva, dan klien umumnya
mengeluh ketidaknyamanan saat berkemih juga dispareunia. (Black and Hawks,
2009).
1. Bakterialvaginosis
2
bagian bawah, baik pada wanita maupun laki-laki. Parasit ini dapat ditemukan pada
vagina, urethra, kantong kemih atau saluran parauretral (Van der Pol 2007).
Gambar 1. Vaginitis
B. Anatomi fisiologis
1. Anatomi
Organ reproduksi wanita terbagi atas organ genetalia eksterna dan organ
genetalia interna. Organ genetalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk
senggama, sedangkan organ genetalia interna adalah bagian untuk ovulasi
untuk pembuahan sel telur, transfortasi, imflamasi dan tumbuh kembang
janin. (Prawiroharjo,2009).
3
Organ genitalia
eksterna
5
8) Bulbus Vestibuli : sinistra et dekstra merupakan pengumpulan vena
terletak di bawah selaput lendir vestibulum, dekat namus ossis pubis.
Panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2 cm dan tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus
vestibuli mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup oleh
muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstriktor vagina
(Prawirohardjo,2009).
9) Introitus Vagina : mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda- beda.
Pada seorang Virgo selalu dilindungi oleh labia minora yang baru dapat
dilihat jika bibir kecil ini dibuka. Introitus vagina ditutupi oleh selaput
dara (himen). Himen ini mempunyai bentuk berbeda-beda, dan yang
semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang-lubang atau yang
bersekat (septum) (Prawirohardjo,2009).
10) Perineum : terletak antara vulva dan anus, panjangnyarata-rata4 cm.
Jaringan yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis
dan diafragma urogenitalis (Prawirohardjo, 2009).
Organ genitalia interna
2) Rahim (Uterus) : adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian
luarnya ditutupi oleh peritoneum sedangkan rongga dalamnya dilapisi
oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam
rongga panggul kecil di antara kandung kemih dan dubur. Rahim
berbentuk seperti bola lampu pijar atau buah pear, mempunyai rongga
yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu, badan rahim (korpkus uteri)
berbentuk segitiga, leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder, dan
rongga rahim (kavum uteri). Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam
kampong. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,5-4 cm x 2-2,5 cm,
multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3-3,5 cm. Beratnya 40-50 gram
pada nulipara dan 60-70 gram pada multipara.
6
3) Saluran telur (tuba falopii) adalah saluran yang keluar dari
kornurahimkanandankiri,panjangnya12-13cm,diameter-8 mm.
2. Fisiologi
C. ETIOLOGI
Penyebab dari vaginitis adalah Candida albicans, Trichomonas vaginalis,
Neisseria gonorrhoeae, Hemophilus vaginalis.
7
Penyebab lain meliputi gabungan bedak tabur, cacing kremi, benda asing,
hygiene perineum yang buruk.
Menurut Universitas Padjadjaran (1981) penyebab vaginitis :
1. Vulvovaginitis pada anak
2. Sering disebabkan oleh gonorrhea atau corpus allienum.
3. Kolpitis senilis
4. Disebabkan karena ovaria berhenti berfungsi.
5. Kolpitis pada masa reproduktif
- Masturbasi
- Corpus allienum : pessaerium, obat atau alat kontrasepsi kapas
- Rangsang themis seperti berenang dalam air dingin
D. KLASIFIKASI
1. Vaginitis Candida disebabkan oleh Candida albicans.
Penyebab :
- Hygiene yag kurang.
- Pertumbuhan Candida yang berlebihan, karena kadar glukosa darah yang
tinggi, dan pemberian antibiotik berspektrum luas.
Tanda dan gejala :
- Pruritus vulvae.
- Nyeri vagina yang hebat.
- Disuria eksterna dan interna.
- Rash pada vulva.
- Eritematosa.
- Sekret khas seperti keju lembut.
2. Vaginitis Trichomonas disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
Penyebab : hubungan seksual.
Tanda dan gejala :
- Secret banyak dan bau busuk.
- Disuria eksterna dan interna.
- Pruritus vulva.
- Edema vulva.
3. Vaginitis non spesifik disebabkan oleh Gardnerella vaginalis.
8
Penyebab :
- Hygiene yang kurang.
- Hubungan seksual.
Tanda dan gejala :
- Vagina berbau busuk dan amis.
- Sekret encer, kuning sampai abu-abu.
4. Vaginitis Atrofican disebabkan oleh infeksi epitel vagina yang defisiensi
estrogen.
Penyebab : pasca menopause rentan terhadap infeksi.
Tanda dan gejala :
- Pendarahan pervaginam.
- Disuria eksterna.
- Pruritus.
- Dispareunia.
- Permukaan vagina merah muda, pucat, halus tanpa rugae.
E. PATOFISIOLOGI
Bila keseimbangan mikroorganisme berubah, maka organisme yang
berpotensi patogen, yang merupakan bagian flora normal, misalnya C. albicans
pada kasus infeksi monolia serta G. vaginalis dan bakteri anaerob pada kasus
vaginitis non spesifik berproliferasi sampai suatu konsentrasi yang berhubungan
dengan gejala. Pada mekanisme lainnya, organisme ditularkan melalui hubungan
seksual dan bukan merupakan bagian flora normal seperti Trichomonas vaginalis
dan Nisseria gonorrhoea dapat menimbulkan gejala . Gejala yang timbul bila
hospes meningkatkan respon peradangan terhadap organisme yang menginfeksi
dengan menarik leukosit serta melepaskan prostaglandin dan komponen respon
peradangan lainnya.
Gejala ketidaknyamanan dan pruritus vagina berasal dari respon
peradangan vagina lokal terhadap infeksi T. vaginalis atau C. albicans. Organisme
tertentu yang menarik leukosit, termasuk T. vaginalis, menghasilkan secret
purulen. Diantara wanita dengan vaginitis non spesifik. Baunya disebabkan oleh
terdapatnya amina dibentuk sebagai hasil metabolisme bakteri anaerob. Histamin
dapat menimbulkan ketidaknyamanan oleh efek vasodilatasi local. Produk lainnya
9
dapat merusak sel-sel epitel dengan cara sama dengan infeksi lainnya.
F. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Universitas Padjadjaran (1981) :
Vaginitis :
- leukorea yang kadang-kadang berbau (anyir).
- Perasaan panas/ pedih pada vagina.
- Perasaan gatal pada vulva.
Menurut Sinklair & Webb (1992), tanda dan gejala vaginitis :
1. Akut
10
- Pruritus (Rasa Gatal)
- Panas.
- Eritema.(bercak kemerahan)
- Edema.
- Perdarahan.
- Nyeri (mungkin sangat, menyebabkan tidak mampu berjalan, duduk dan
retensi urine akut).
2. Kronik
- Inflamasi hebat dengan edema minimal.
- Pruritus hebat ekskoriasi infeksi sekunder.
- Daerah yang terserang : monpubis, perineum, paha yang berdekatan, anus,
sekitar paha.
- Lesi ulseratif disebabkan : granuloma, karsinoma, melanoma.
- Hasil akhir mungkin berupa ekstruksi vulva.
G. KOMPLIKASI
1. Endometritis
Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang sebagian mungkin karena perubahan
pH, bisa menyebabkan peningkatan angka endometritis.
2. Salpingitis
Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar ke tuba
uterine.
3. Servisitis
Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi menyebar ke serviks.
H. PENCEGAHAN
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang
dan dapat meredakan beberapa gejala:
1. Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital
Anda setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah
iritasi. Jangan gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran
atau antibakteri.
2. Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
11
3. Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran
bakteri dari tinja ke vagina.
Hal-hal lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi:
1. Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain
dari mandi biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu organisme
normal yang berada di vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko
infeksi vagina. Douche tidak menghilangkan sebuah infeksi vagina.
2. Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
3. Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya.
Jika Anda merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur.
Ragi tumbuh subur di lingkungan lembab.
I. PENATALAKSANAAN
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
· Nyeri
· Luka
· Perubahan fungsi seksual
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin
b. Dahulu
Sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit ini
c. Keluarga
Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi
4. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Bagian Luar
- Inspeksi
· Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan klien
· Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, visura, leokoplakia dan eksoria
· Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pemebengkakan ulkus
keluaran dan nodul
b. Pemeriksaan Bagian Dalam
- Inspeksi
Serviks: ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan
warnanya
- Palpasi
· Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula,
· Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan
· Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas
· Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan
13
B. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (mis:infeksi, iskemia,
neoplasma )
2. Resiko tinggi gangguan integritas jaringan/kulit berhubungan dengan efek
treatment.
3. Perubahan pola eliminasi urine (retensio) berhubungan dengan penekanan
oleh massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik /
motorik.
4. Gangguan ganbaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan
pembedahan
C. INTERVENSI
D.IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera -Mengkaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ;
biologis (mis:infeksi, iskemia, neoplasma ) durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan upaya untuk
mengurangi nyeri.
-Memberi kenyamanan dengan mengatur posisi klien
dan aktivitas diversional.
-Mendorong penggunaan stress management seperti
tehnik relaksasi , visualisasi , komunikasi
therapeutik melalui sentuhan.
-Mengevaluasi/Kontrol berkurangnya rasa
nyeri.Sesuaikan pemberian medikasi sesuai
kebutuhannya
-Berkolaborasi : kembangkan rencana management
penanganan sakit dengan klien dan dokter.
-Memberi analgetik sesuai indikasi dan dosis yang
tepat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Black dan hawks. (2009). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis Untuk
Hasil Yang Diharapkan. Alih bahasa : Mulyanto, Etall. Ed.8. Buku 2.
Singapore: Elsevier.
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media.
Hani, Ummi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Selemba
Medika
Purwoastuti dan walyani, (2015). Panduan materi kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana. Yogyakarta : pustaka baru press.
Sinclair, C.C.R &Webb,J.B. (1992). Segi praktis ilmu kebidanan dan kandungan
untukpemula, Alih bahasa Hasrul D.Biran. Jakarta : Bina Rupa Aksara
16