A. Latarbelakang
Kesehatan reproduksi ialah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang
utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala hal yang
berhubungan dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna
mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi.
Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan
perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu
dalam memelihara kesehatan reproduksi (Ratna, 2010).
Vaginitis merupakan masalah ginekologis yang paling sering terjadi pada 90%
wanita remaja di dunia, kondisi ini disebabkan oleh Vaginosis bakterial (50%),
Candidiasis vulvovaginal (75%), Trikomoniasis (25%) (Kespro Info, 2009). Penelitian-
penelitian sebelumnya telah melaporkan angka kejadian vaginitis di beberapa negara,
diantaranya Thailand 33 %, Afrika-Amerika 22,7 %, London 21 %, Indonesia 17 %,
Jepang 14 %,Swedia 14 %, dan Helsinki 12 % (Rukmana, 2010).
B. Rumusanmasalah
Dalam penyusunan laporan ini akan dibahas mengenai kasus Katarak yang
meliputi tinjauan teori, pembahasan kasus klien dengan vaginitis dan analisa
kesenjangan teori dankasus.
C. Tujuan
1. Tujuanumum
Untuk mengetahui konsep teori dan kasus mengenai asuhan keperawatan pada
klien dengan vaginitis serta kesenjangan antara teori dengan kasus tersebut.
2. Tujuankhusus
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Vaginitis adalah suatu keadaan pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu
peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita). (Purwoastuti, dkk,2015).
Vaginitis adalah inflamasi vagina yang di cirikan oleh perubahan sekresi
cairan vagina, yang dapat banyak, berbau, dan urulen, dan dapat diikuti oleh disuria
dan pendarahan vagina. Sering terdapat gatal pada vulva, dan klien umumnya
mengeluh ketidaknyamanan saat berkemih juga dispareunia. (Black and Hawks,
2009).
1. Bakterialvaginosis
Soedamadi. 2009)
3. Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan
parasit uniselluler Trichomonas vaginalis (T.vaginalis). Penyakit ini mempunyai
hubungan dengan peningkatan serokonversi virus HIV pada wanita. T-vaginalis
biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang traktus
urogenitalis bagian bawah, baik pada wanita maupun laki-laki. Parasit ini dapat
ditemukan pada vagina, urethra, kantong kemih atau saluran parauretral (Van der
Pol,2007).
Gambar 1. Vaginitis
(Sumber: Linda j. Vorvicek. 2011 )
B. Anatomi fisiologis
1. Anatomi
Organ reproduksi wanita terbagi atas organ genetalia eksterna dan organ
genetalia interna. Organ genetalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk
senggama, sedangkan organ genetalia interna adalah bagian untuk ovulasi
untuk pembuahan sel telur, transfortasi, imflamasi dan tumbuh kembang
janin. (Prawiroharjo,2009).
Organ genitaliaeksterna
1) Payudara
2.Panggul(pelvis)
Panggul merupakan salah satu jalan lahir yang memiliki fungsi yang
lebih dominan daripada jalan lahir (Ummi et all, 2011).
2.Fisiologi
Menstruasi dansiklusnya
C. Etiologi
1. Infeksi
Benda-benda yang dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina
seperti tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, benang yang berasal
dari selimut, celana dan lainnya dapat menyebabkan keputihan (Suryana, 2009).
Masuknya benda asing ke vagina baik sengaja maupun tidak yang dapat melukai
epitel vagina misal tampon kondom dan benang AKDR (Saifuddin,2006).
b. Pembilas vagina
Celana dalam yang paling baik dari katun, karena dapat menyerap keringat
dengan sempurna. Celana dari bahan satin ataupun bahan sintetik lainnya, justru
menyebabkan organ intim menjadi panas dan lembab. Bahan pakaian luar pun
perlu diperhatikan seorang wanita. Bahan dari jeans memiliki pori-pori yang
sangat rapat, sehingga tidak memungkinkan udara untuk mengalir secara leluasa.
Kondisi yang lembab dan basah bisa menjadi tempat pertumbuhan jamur dan
kuman yang dapat menimbulkan keputihan (Purwoastuti&walyani, 2015).
c. Perubahanhormonal
Kontrasepsi suntik Depo-provera adalah suatu senyawa obat yang digunakan
untuk tujuan kontrasepsi parenteral, dan mempunyai efek progesterone yang
kuat dan sangat efektif. Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti
kontrasepsi hormonal lainnya. Depo- provera sangat cocok untuk program post
partum, hal tersebut karena tidak mengganggu laktasi. Kontrasepsi suntikan yang
hanya mengandung progestine ada dua macam yaitu: depo medroxy progesteron
asetat (DMPA), mengandung 150 mg, yang diberikan
Setiap 3 bulan satu kali, serta depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), yang
mengandung 200 mg, diberikan setiap 2 bulan. Suntikan diberikan pada hari
ketiga-kelima pasca pesalinan atau segera diberikan setelah keguguran dan masa
(Saifuddin,2006).
D. Patofisiologi
Bila keseimbangan mikroorganisme berubah maka organisme yang berpotensi
patogen, yang merupakan bagian flora normal, misalnya C. Albicans pada kasus
infeksi monolia serta G. Vaginalis dan bakteri anaerob pada kasus vaginitis non
spesifik berproliferasi sampai suatu konsentrasi yang berhubungan dengan gejala.
Pada mekanisme lainyya, organisme ditularkan melalui hubungan seksual dan
bukan merupakan bagian flora normal seperti trichomonas vaginalis dan nisseria
gonorrhoea dapat menimbulkan gejala (Heneffer & Schust, 2008). Gejala yang
timbul bila proses meningkatkan respon peradangan terhadap organisme yang
menginfeksi dengan menarik leukosit serta melepaskan prostaglandin dan
komponen respon peradangan lainnyya. Gejala ketidaknyamanan dan pruritus
vagina berasal dari respon peradangan vagina lokal terhadap infeksi
T. Vaginalis atau C. Albicans,Organisme tertentu yang menarik leukosit ,
termasuk T.Vaginalis , menghasilkan secret purulen. Diantara wanita dengan
vaginitis non spesifik. Baunya disebabkan oleh terdapatnya amina dibentuk
sebagai hasil metabolisme bakteri anaerob. Histamin dapat menimbulkan
ketidaknyamanan oleh efek vasodilatasi local. Produk lainyya dapat merusak sel-
sel epitel dengan cara sama dengan infeksi lainnya (Corwin, E.2009).
E.Manifestasiklinis
E. Komplikasi
2. Karioamnionitis
3. Persalinanprematur
4. Infeksi bayineonatus
a. Sepsis
b. Meningitis
F. Pemeriksaanpenunjang
1. Pemeriksaan preparatbasah
Dilakukan dengan meneteskan satu atau dua tetes nacl 0,9% pada
sekret vagina diatas objek glass kemudian ditutup dengan coverglass.
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400x untuk melihat Clue
cells yang merupakan sel epitel vagina yang diselubungi dengan bakteri
Sehingga tepinya tidak terlihat jelas. Pemeriksaan ini memilki sensivitas
60% dan spesifitas 98% (Srinivasan, 2008).
2. Whifftest
G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
Vaginitistrichomonas
e. Nonfarmakologi
62
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitasklien
Nama : Ny.X
Umur : 37tahun
Jeniskelamin : Perempuan
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatansekarang
1. Riwayat menstruasi
63
Ny. X menarche pada usia 13 tahun. Pola menstruasi 1 bulan sekali
dengan lama 5-7 hari. Tidak ada keluhan menjelang atau
selamamenstruasi.
2. Riwayat obstrektif
Ny. X memiliki dua anak.
3. Riwayat kontrasepsi
64
6. Pemeriksaanfisik
a. Keadaan Umum
Orientasi :Baik
Kesadaran : Compos Mentis(E4V5M6)
b. Tanda-tandavital
TD : 110/90 mmhg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37,70C
RR : 28x/menit
c. Genital
7. Pemeriksaan penunjang
- RR: 28x/menit
Interaksi glikoprotein kandida dengan
permukaan epitel
Kandida mengeluarkan zat keratinolitik
Hidrolisis fosfolipid membran sel epitel
Kemotatik Neutrofil
64
Reaksi radang
VAGINITIS
Respon tubuh
DS:
Aktifitas di dalam maupun diluar rumah Risiko infeksi
Klien mengatakan,”gatal semakin
yang memicu keringat
mengganggu pada malamhari”
Klien juga mengatakan,”keluar
Akumulasi keringat di area vagina
Keputihan yang lebih banyak dari Meningkatkan kelembaban vagina
Biasanya, berbau amis seperti susu basi”
Pemicu peningkatan perkembangbiakan
DO: Bakteri patogen
- Suhu : 37,70C (candida albican)
Kemotatik Neutrofil
Reaksi radang
VAGINITIS
Respon tubuh
DS: Aktifitas di dalam maupun diluar rumah Risiko kerusakan integritas kulit
yang memicu keringat
Klien mengatakan, “sudah seminggu
gatal-gatal di daerah vagina dan
Akumulasi keringat di area vagina
sekitarnya.”
Meningkatkan kelembaban vagina
DO: -
Pemicu peningkatan perkembangbiakan
bakteri patogen
(candidaalbican)
2. Diagnosakeperawatan
Perawatan dan
3. Mengurangi keringat
3. Anjurkan klien untuk
Kebersihan diri yang berlebihan pada
menghindari lingkungan dengan
membaik klien
cuaca yang panas.
4. Membantu mengurangi
4. Kolaborasi pemberiansalep.
rasa gatal yang berlebih
padaklien
4. Menghindari penyebaran
4. Ajarkan klien dan kelurga tentang
infeksi yang dapat terjadi
perawatan vulvahygiene.
pada klien dan
keluarganyaselanjutnya
Skin care
Skin care
1. Menghindari penyebaran
1. Bantu klien untuk menghindari
infeksi yang lebih pada
penggunaan sprei berstekstur
klien
kasar.
2. Mencegah terjadinyaph
2. Anjurkan pada klien untuk Yang berlebihan yang
membersihkan dengan sabun dapat menimbulkan
antibacterial yang sesuai dengan infeksi pada klien
ph normal(3,8-4,2). 3. Mengurangi rasa gatal
3. Kolaborasi pemberian antibiotic yang menjadi penyebab
topical. utama pada klien
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisis kasus Ny. X, didapatkan bahwa Ny. X mengalami rasa gatalpada
area genitalia eksterna (luar), sehingga memunculkan masalah keperawatan yang lebih
kompleks, oleh karena itu muncul beberapa tindakan keperawatan yang dapat
dilakukan perawat dalam kasus tersebut. Dengan membuat kajian literartur kembali
sebagai tolak ukur dalam membuat nursing care plan yang sesuai denganklien.
B. Saran
1. Bagimasyarakat
3. Bagipendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik
dalam pembuatan asuhan keperawatan selanjutnya.
4. Bagikesehatan
Diharapkan petugas kesehatan selalu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya sesuai dengan kemajuan IPTEK. Diharapkan juga sebagai
petugas kesehatan agar jeli dalam mencari masalah yang sedang dihadapi oleh
pasien dan mampu mencari solusi dalam menangani masalah tersebut
78
DAFTAR PUSTAKA
Black dan hawks. (2009). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan. Alih bahasa : Mulyanto, Etall. Ed.8. Buku
2. Singapore: Elsevier.
Drif J Magouw, (ed). (2004). Clinical pelvic anatomy in clinical obsetric gynaecology.
Saunders.
Febri, Auliani A. (2014). Asuhan Keperawatan Vaginitis. Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis. Sumbar.
Https://books.google.co.id. Diakses 18 April 2016.
Kurniawati, D dan Hanifah M (2009). Obgynacea (Obsetri dan Ginekologi).