“NYERI PERSALINAN”
DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Dilqu Meri,M.Kep
DISUSUN OLEH:
Ahmad Samudi
Khoirahman
Putri Cantika
Yetri Muliza
ii
DAFTAR ISI
C.Tujuan ................................................................................................................................ 1
A.Kesimpulan........................................................................................................................ 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehidupan hampir setiap wanita. Walaupun proses fisiologis, tetapi pada umumnya
Berdasarkan data Depkes RI, 2009, terdapat beberapa data dari WHO,
UNICEF, UNFPA, dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat
ini masih berkurang dari 1% per tahun. Pada 2005, sebanyak 536000 perempuan
meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian ibu
B. Rumusan Masalah
1) Apa Itu Nyeri Persalinan?
2) Apa Saja Penyebabnya?
3) Jelaskan Faktor Yang Memperngaruhi Nyeri Persalinan?
4) Bagaimana Pengukuran Nyeri?
5) Jelaskan Manajemen Nyeri?
C. Tujuan
1) Untuk Mengetahui Nyeri Persalinan
2) Untuk Mengetahui Penyebab Nyeri Persalinan
3) Untuk Mengetahui Faktor Yang Memperngaruhi
4) Untuk Mengetahui Cara Pengukuran Nilai
5) Untuk Mengetahui Manajemen Nyeri
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nyeri Persalinan
2
akan bertambah tinggi san semakin sering sebanding dengan kekuatan
kontraksi dan tekanan bayi terhadap struktur panggul, diikuti regangan
bahkan perobekan jalan lahir bagian bawah. dari tak ada pembukaan sampai
pada pembukaan 2 bisa berlangsung sekitar 8 jam. Rasa sakit pada
pembukaan 3 cm sampai selanjutnya rata-rata 0,5-1cm perjam.
Maka lama dan frekuensi nyeri makin sering dan makin bertambah
kuat sampai mendekati proses persalinan.
b. Faktor Psikis
Rasa takut dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi rasa nyeri.
Setiap ibu mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri persalinan, karena
ambang batas rangang nyeri setiap orang berlainan dan subyektif sekali.
Ada yang merasa tidak sakit hanya perutnya yang terasa kencang. Adapula
yang merasa tidak tahan mengalami rasa nyeri. Beragam respon itu
merupakan suatu mekanisme proteksi diri dari rasa nyeri yang dirasakan.
1) Faktor Internal
3
Aktifitas ringan bermanfaat mengalihkan perhatian dan
mengurangi rasa sakit menjelang persalinan, selama itu tidak
melakukanlatihan-latihan yang tidak terlalu keras dan berat, serta
menimbulkan keletihan pada wanita karena hal ini justru akan
memicu nyeri yang lebih berat.
d. Kondisi psikologi
2) Faktor Eksternal
a. Agama
e. Sosial Ekonomi
4
mengatasi rangsang nyeri yang dialami. Seringkali status ekonomi
mengikuti keadaan nyeri persalinan. Keadaan ekonomi yang kurang,
pendidikan yang rendah, informasi yang minimal dan kurang sarana
kesehatan yang memadai akan menimbulkan ibu kurang mengetahui
bagaiman mengatasi nyeri yang dialami dan masalah ekonomi
berkaitan dengan biaya dan persiapan persalinan sering menimbulkan
kecemasan tersendiri dalam menghadapi persalinan.
5
b. Skala intensitas nyeri deskritif
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
6
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi.
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul.
E. Managemen Nyeri
1. Managemen Farmakologi
7
modulasi di batang otak yang menghambat nyeri pada sistem assenden.
c. Adjuvan / Koanalgetik
2. Managemen Non-Farmakologi
8
imobilisasi atau tidak mampu merasakan sensasi ketidaknyamanan. Nyeri
juga dapat dicegah dengan mengantisipasi kejadian yang menyakitkan,
misalnya seorang klien yang dibiarkan mengalami konstipasi akan
menderita distensi dan kram abdomen. Upaya ini hanya klien alami dan
sedikit waktu ekstra dalam upaya menghindari situasi yang
menenyebabkan nyeri (Mander, 2003).
c. Stimulas Kutaneus
9
e. Terapi Hangat dan Dingin
Terapi hangat dan dingin bekerja dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri
(non-nosiseptor). Terapi dingin dapat menurunkan prostaglandin yang
memperkuat sensitifitas reseptor nyeri. Agar efektif es harus diletakkan di
area sekitar pembedahan. Penggunaan panas dapat meningkatkan aliran
darah yang dapat mempercepat penyembuhan dan penurunan nyeri
(Smeltzer & Bare, 2002).
f. Relaksasi pernafasan
10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
2.Faktor Psikis
11
DAFTAR PUSTAKA
Melzack, R., dan Wall, P. D. (1965), Pain Mechanism : A New Theory : Science 150 :
971-979
Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC.
Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kandungan. 3rd ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
12