Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN MATERNITAS

“NYERI PERSALINAN”

DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Dilqu Meri,M.Kep

DISUSUN OLEH:
Ahmad Samudi
Khoirahman
Putri Cantika
Yetri Muliza

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes AL-INSYIRAH PEKANBARU
TA.2018/2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, hidayahnya berupa islam, iman, ilmu dan kesehatan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah”NYERI” ini.
Selanjutnya, melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu ingin meminta maaf
dan memohon pemakluman bila mana ada kekurangan dan penulisan kurang tepat, akurat dan
benar. Penulis telah maksimal dalam menyempurnakan makalah ini, namun sebagai manusia
yang tidak luput dari kesalahan, penulis menerima setiap kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. Disamping itu izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah hasanah ilmu
pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A.Latar Belakang .................................................................................................................. 1

B.Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1

C.Tujuan ................................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2

A.Nyeri Persalinan ................................................................................................................ 2

B.Penyebab Nyeri Persalinan ................................................................................................ 2

C.Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan .................................................................. 3

D.Penilaian Dan Pengukuran Nyeri ...................................................................................... 5

E.Manajemen Nyeri .............................................................................................................. 7

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 11

A.Kesimpulan........................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologi yang menyertai

kehidupan hampir setiap wanita. Walaupun proses fisiologis, tetapi pada umumnya

menakutkan, karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi

fisik dan mental yang mengancam jiwa (Nisman, 2011).

Berdasarkan data Depkes RI, 2009, terdapat beberapa data dari WHO,

UNICEF, UNFPA, dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat

ini masih berkurang dari 1% per tahun. Pada 2005, sebanyak 536000 perempuan

meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian ibu

tahun 1990 yang sebanyak 576000 perempuan.

B. Rumusan Masalah
1) Apa Itu Nyeri Persalinan?
2) Apa Saja Penyebabnya?
3) Jelaskan Faktor Yang Memperngaruhi Nyeri Persalinan?
4) Bagaimana Pengukuran Nyeri?
5) Jelaskan Manajemen Nyeri?

C. Tujuan
1) Untuk Mengetahui Nyeri Persalinan
2) Untuk Mengetahui Penyebab Nyeri Persalinan
3) Untuk Mengetahui Faktor Yang Memperngaruhi
4) Untuk Mengetahui Cara Pengukuran Nilai
5) Untuk Mengetahui Manajemen Nyeri

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nyeri Persalinan

Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Melzack,


1984) di kutip oleh mander (2003). Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005).

Sedangkan menurut (Varney, 2010), Persalinan adalah rangkaian


proses fisiologis yang berakhir denagn pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu.
Proses yang fisiologis pada umumnya dimulai dengan adanya kontraksi
yang ditandai dengan perubahan progresif pada servik, dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta.
Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim,
Farer (2001). Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan
tekanan yang terjadi, nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam dilatasi
penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti regangan dan
perobekan jalan lahir. Nyeri persalinan unik dan berbeda pada setiap
individu karena nyeri tidak hanya dikaitkan dengan kondisi fisik semata,
tetapi berkaitan juga dengan kondisi psikologis ibu pada saat persalinan

B. Penyebab Nyeri Persalinan

Rasa nyeri saat persalinan merupakan hal yang normal terjadi.


Penyebabnya meliputi faktor fisiologis dan psikis (Hartanti, 2005).
a. Faktor fisiologis

Faktor psikologis yang dimaksud adalah kontraksi. Gerakan otot ini


menimbulkanrasa nyeri karena saat itu otot-otot rahim memanjang dan
kemudian memendek. Serviks juga akan melunak, menipis dan mendatar,
kemudian tertarik. Saat itulah kepala janin menekan mulut rahim dan
membukannya. Jadi, kontraksi merupakan bagian dari upaya membuka
jalan lahir.
Intensitas rasa nyeri dari pembukaan satu sampai pembukaan sepuluh

2
akan bertambah tinggi san semakin sering sebanding dengan kekuatan
kontraksi dan tekanan bayi terhadap struktur panggul, diikuti regangan
bahkan perobekan jalan lahir bagian bawah. dari tak ada pembukaan sampai
pada pembukaan 2 bisa berlangsung sekitar 8 jam. Rasa sakit pada
pembukaan 3 cm sampai selanjutnya rata-rata 0,5-1cm perjam.
Maka lama dan frekuensi nyeri makin sering dan makin bertambah
kuat sampai mendekati proses persalinan.

b. Faktor Psikis

Rasa takut dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi rasa nyeri.
Setiap ibu mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri persalinan, karena
ambang batas rangang nyeri setiap orang berlainan dan subyektif sekali.
Ada yang merasa tidak sakit hanya perutnya yang terasa kencang. Adapula
yang merasa tidak tahan mengalami rasa nyeri. Beragam respon itu
merupakan suatu mekanisme proteksi diri dari rasa nyeri yang dirasakan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan

1) Faktor Internal

a. Pengalaman dan pengetahuan tentang nyeri

Pengalaman sebelumnya seperti persalinan terdahulu akan


membantu ibu dalam mengatasi nyeri, karena ibu telah memiliki koping
terhadap nyeri. Ibu multipara dan primipara kemungkinan akan
berespon terhadap nyeri berbeda-beda walaupun menghadapi kondisi
yang sama yaitu suatu persalinan. Hal ini dikarenakan ibu multipara
telah memiliki pengalaman pada persalinan sebelumnya.
b. Usia

Usia muda cenderung dikaitkan dengan kondoso psikologis yang


masih labil, yang memicu terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang
dirasakan menjadi lebih berat. Usia juga dipakai sebagai salah satu
faktor dalam menentukan toleransi terhadap nyeri . toleransi akan
meningkat seiring bertamabahnya usia dan pehaman terhadap nyeri.
c. Aktifitas Fisik

3
Aktifitas ringan bermanfaat mengalihkan perhatian dan
mengurangi rasa sakit menjelang persalinan, selama itu tidak
melakukanlatihan-latihan yang tidak terlalu keras dan berat, serta
menimbulkan keletihan pada wanita karena hal ini justru akan
memicu nyeri yang lebih berat.
d. Kondisi psikologi

Situasi dan kondisi psikologis yang labil memegang peranan


penting dalam memunculkan nyeri persalinan yang lebih berat. Salah
satu mekanisme pertahanan jiwa terhadap sterss adalah konversi yaitu
memunculkan gangguan secara psikis menjadi gangguan fisik.

2) Faktor Eksternal

a. Agama

Semakin kuat kualitas keimanan seseorang maka mekanisme


pertahanan tubuh terhadap nyeri semakin baik karena berkaitan
dengan kondisi psikologis yang relatif stabil.
b. Lingkungan Fisik

Lingkungan yag terlalu ekstrim seperti perubahan cuaca, panas,


dingin, ramai, bising memberikan stimulus terhadap tubuh yang
memicu terjadinya nyeri.
c. Budaya

Budaya tertentu akan mempengaruhi respon seseorang terhadap


nyeri, ada budaya yang mengekspresikan nyeri secara bebas, tapi ada
pula yang tidak perlu di ekspresikan secara berlebihan.
d. Support System

Tersedianya sarana dan support system yang baik dari lingkungan


dalam mengatasi nyeri, dukungan keluarga dan orang terdekat sangat
membantu mengurangi rangsang nyeri yang dialami oleh seseorang
saat menghadapi persalinan.

e. Sosial Ekonomi

Tersedianya sarana dan lingkungan yang baik dapat membantu

4
mengatasi rangsang nyeri yang dialami. Seringkali status ekonomi
mengikuti keadaan nyeri persalinan. Keadaan ekonomi yang kurang,
pendidikan yang rendah, informasi yang minimal dan kurang sarana
kesehatan yang memadai akan menimbulkan ibu kurang mengetahui
bagaiman mengatasi nyeri yang dialami dan masalah ekonomi
berkaitan dengan biaya dan persiapan persalinan sering menimbulkan
kecemasan tersendiri dalam menghadapi persalinan.

D. Penilaian dan Pengukuran Nyeri

Kualitas nyeri dapat dinilai sederhana yang meminta pasien


menjelaskan nyeri dengan kata-kata mereka sendiri (misalnya tumpul,
berdenyut, seperti terbakar). Evaluasi ini juga dapat didekati dengan
menggunakan penelitian yang lebih formal, seperti kuesioner nyeri MC bill,
yang merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menilai nyeri.
Kuesioner ini mengukur dimensi fisiologik dan psikologik nyeri yang
dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama klien menandai lokasi nyeri
disebuah gambar tubuh manusia. Pada bagian kedua klien memilih 20 kata
yang menjelaskan kualitas sensorik, afektif, evaluatif, dan kualitas lain dari
nyeri. Pada bagian ketiga klien memilih kata seperti singkat, berirama atau
menetap untuk menetap untuk menjalaskan pola nyeri. Pada bagian keempat
klien menentukan tingkatan nyeri pada suatu skala 0 sampai 5 (Price, 2005).
Alat bantu lain yang digunakan untuk menilai intensitas atau
keparahan nyeri klien:

a. Face Pain Rating Scale

5
b. Skala intensitas nyeri deskritif

c. Skala identitas nyeri numerik

d. Skala analog visual

e. Skala nyeri menurut bourbanis

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi

6
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi.
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul.

E. Managemen Nyeri

1. Managemen Farmakologi

Managemen farmakologi merupakan suatu pendekatan yang digunakan


untuk menghilangkan nyeri dengan menggunakan obat-obatan. Obat
merupakan bentuk pengendalian nyeri yang paling sering diberikan oleh
perawat dengan kolaborasi dengan dokter. Terdapat tiga kelompok obat
nyeri yaitu:
a. Analgetik non opioid
– Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAISN)
Efektif untuk penatalaksanaan nyeri ringan sampai sedang terutama
asetomenofn (Tylenol) dan OAISN dengan ef anti peritik, analgetik dan
anti iflamasi, Asam asetilsalisilat (aspirin) dan Ibuprofin (Morfin, Advil)
merupakan OAINS yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri akut
derajat ringan. OAINS menghasilkan analgetik dengan bekerja ditempat
cedera melalui inhibisi sintesis prostaglandin dari prekorsor asam
arokidonat. Prostaglandin mensintesis nosiseptor dan bekerja secara
sinergis dengan prodok inflamatorik lain di tempat cedera, misalnya
bradikinibin dan histamin untuk menimbulkan hiperanalgetik. Dengan
demikian OAINS mengganggu mekanisme transduksi di nosiseptor aferen
primer dengan menghambat sintesis prostaglandin.
b. Analgesia opioid

Merupakan analgetik yang kuat yang bersedia dan digunakan dalam


penatalaksanaan nyeri dengan skala sedang sampai dengan berat. Obat-
obat ini merupakan patokan dalam pengobatan nyeri pasca operasi dan
nyeri terkait kanker. Morfin merupakan salah satu jenis obat ini yang
digunakan untuk mengobati nyeri berat. Berbeda dengan OAINS yang
bekerja diperifer, Morfin menimbulkan efek analgetiknya di sentral.
Morfin menimbulkan efek dengan mengikat reseptor opioid di nukleus

7
modulasi di batang otak yang menghambat nyeri pada sistem assenden.

c. Adjuvan / Koanalgetik

Merupakan obat yang memiliki efek analgetik atau efek komplementer


dalam penatalaksanaan nyeri yang semula dikembangkan untuk
kepentingan lain. Contoh obat ini adalah Karbamazopin (Tegretol) atau
Fenitoin (Dilantin) (Price & Wilson, 2006).

2. Managemen Non-Farmakologi

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi (memanajemen)


nyeri saat persalinan, yaitu salah satunya dengan memberikan terapi non
farmakologis.Terapi non- farmakologis yaitu terapi yang digunakan yakni
dengan tanpa menggunakan obat-obatan, tetapi dengan memberikan
berbagai teknik yang setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri saat
persalinan tiba. Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah:
a. Distraksi

Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain nyeri.


Ada empat tipe distraksi, yaitu distraksi visual, misalnya membaca atau
menonton televisi, Distraksi auditory, misalnya mendengarkan musik,
Distraksi taktil, misalnya menarik nafas dan massase, Distraksi kognitif,
misalnya bermain puzzle.
b.Hypnosis-diri

Hypnosis-diri dengan membantu merubah persepsi nyeri melalui pengaruh


sugesti positif. Hypnosis-diri menggunakan sugesti dari dankesan tentang
perasaan yang rileks dan damai. Individu memasuki keadaan rileks dengan
menggunakan bagian ide pikiran dan kemudian kondisi- kondisi yang
menghasilkan respons tertentu bagi mereka (Edelman & Mandel, 1994).
Hypnosis-diri sama seperti dengan melamun. Konsentrasi yang efektif
mengurangi

ketakutan dan sters karena individu berkonsentrasi hanya pada satu


pikiran. Selain itu juga mengurangi persepsi nyeri merupakan salah satu
sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman ialah membuang atau
mencegah stimulasi nyeri. Hal ini terutama penting bagi klien yang

8
imobilisasi atau tidak mampu merasakan sensasi ketidaknyamanan. Nyeri
juga dapat dicegah dengan mengantisipasi kejadian yang menyakitkan,
misalnya seorang klien yang dibiarkan mengalami konstipasi akan
menderita distensi dan kram abdomen. Upaya ini hanya klien alami dan
sedikit waktu ekstra dalam upaya menghindari situasi yang
menenyebabkan nyeri (Mander, 2003).
c. Stimulas Kutaneus

Terapi stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk


menghilangkan nyeri massase, mandi air hangat, kompres panas atau
dingin dan stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS) merupakan
langkah-langkah sederhana dalam upaya menurunkan persepsi nyeri. Cara
kerja khusus stimulasi kutaneus masih belum jelas. Salah satu pemikiran
adalah cara ini menyebabkan pelepasan endorfin, sehingga memblog
transmisi stimulasi nyeri. Teori Gate-kontrol mengatakn bahwa stimulasi
kutaneus mengaktifkan transmisi tersebut saraf sensori A-Beta yang lebih
besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui
serabut dan delta-A berdiameter kecil. Gerbang sinaps menutup transmisi
impuls nyeri. Bahwa keuntungan stimulasi kutaneus adalah tindakan ini
dapat dilakkan dirumah, sehingga memungkinkan klien dan keluarga
melakukan upaya kontrol gejala nyeri dan penanganannya. Penggunaan
yang benar dapat mengurangi persepsi nyeri dan membantu mengurangi
ketegangan otot.

Stimulasi kutaneus jangan digunakan secara langsung pada daerah kulit


yang sensitif (misalnya luka bakar, luka memar, cram kulit, inflamasi dan
kulit dibawah tulang yang fraktur) (Mander,2004).
d. Massase

Masasse adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya


otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi
sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan / atau
memperbaiki sirkulasi. Masase adalah terapi nyeri yang paling primitive
dan menggunakan refleks lembut manusia untuk menahan,
menggosok, atau meremas bagian tubuh yang nyeri (Smeltzer & Bare,
2002).

9
e. Terapi Hangat dan Dingin

Terapi hangat dan dingin bekerja dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri
(non-nosiseptor). Terapi dingin dapat menurunkan prostaglandin yang
memperkuat sensitifitas reseptor nyeri. Agar efektif es harus diletakkan di
area sekitar pembedahan. Penggunaan panas dapat meningkatkan aliran
darah yang dapat mempercepat penyembuhan dan penurunan nyeri
(Smeltzer & Bare, 2002).
f. Relaksasi pernafasan

Relaksasi pernafasan yang merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,


yang dalam hal ini perawat mengajakan pada klien bagaimana cara
melakukan pernafasan, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi pernafasan juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer
& Bare,2002). Menurut kegunaanya teknik relaksasi pernafasan dianggap
mampu meredakan nyeri, prosesnya menarik nafas lambat melalui hidung
(menahan inspirasi secara maksimal) dan menghembuskan nafas melalui
mulut secara perlahan-lahan.

10
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Melzack,


1984) di kutip oleh mander (2003). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina
ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005). Nyeri persalinan disebabkan adanya
regangan segmen bawah rahim, Farer (2001). Intensitas nyeri sebanding dengan
kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri bertambah ketika mulut
rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti
regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri persalinan unik dan berbeda pada
setiap individu karena nyeri tidak hanya dikaitkan dengan kondisi fisik semata,
tetapi berkaitan juga dengan kondisi psikologis ibu pada saat persalinan
Penyebab Nyeri Persalinan:
Rasa nyeri saat persalinan merupakan hal yang normal terjadi. Penyebabnya
meliputi faktor fisiologis dan psikis (Hartanti, 2005).
1.Faktor fisiologis

2.Faktor Psikis

11
DAFTAR PUSTAKA

Melzack, R., dan Wall, P. D. (1965), Pain Mechanism : A New Theory : Science 150 :
971-979

Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC.

Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kandungan. 3rd ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

12

Anda mungkin juga menyukai