DI SUSUN
KELOMPOK 3
2. RIKA RAHIM
3. SAHRUL ARISANDI
1
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan “ Asuhan Keperawatan
Pada pasien Terminal” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga asuhan keperawatan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Asuhan keperawatan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan asuhan keperawatan ini.
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan . ...................................................................................................................................... 2
ii
B. Konsep Asuhan Keperawatan ... ....................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 17
B. Saran ......................................................................................................................................... 17
iii
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Death and Dying “ Kematian dan Proses Menuju Kematian” adalah sebuah
fenomena yang pasti akan terjadi atau akan dijumpai manusia dalam
menuju kematian adalah sebuah fenomena yang dapat dibahas dan didiskusikan,
menjalani proses menuju kematian yang lebih baik. Ketika seseorang didiagnosa
sakit dengan sebuah sakit yang tergolong berat dan berstadium lanjut dimana
pengobatan medis sudah tidak mungkin dilakukan kepada si pasien, maka kondisi
pasien tersebut akan mengalami sebuah goncangan yang hebat. Kematian adalah
salah satu jawaban pasti bagi para pasien penyakit teminal. Berjalannya waktu
baik itu pendek atau panjang, bagi para pasien terminal penyakit adalah hari-hari
jawaban pasti dengan penderitaan rasa nyeri yang sangat hebat. Berbagai macam
peran hidup yang dijalani selama ini pasti akan menghadapi kendala baik itu
Demikian pula, diagnosis akan kematian pada para pasien penyakit terminal
spiritual yang sangat unik. Sangat penting kita mempelajari konsep penyakit
pasien yang menghadapi sakaratul maut. Inti dari penanganan pasien yang
tepat, seperti memberikan perhatian yang lebih kepada pasien sehingga pasien
merasa lebih sabar dan ikhlas dalam menghadapi kondisi sakaratul maut.
1
B. TUJUAN
a. Tujuan khusus
b. Tujuan umum
C. MANFAAT PENELITAN
2
5. Dapat memahami masalah yang berkaitan dengan penyakit teminal
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual
bagi individu.(Carpenito ,1995). Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak
Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat
Terminal adalah Pasien – psien yang dirawat , yang sudah jelas bahwa mereka
3
akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M.
Stevens, dkk. hal 282, 1999 ). Pendampingan dalam proses kematian adalah
suatu pendamping dalam kehidupan karena mati itu termasuk bagian dari
kearah kematian contohnya seperti penyakit jantung , dan kanker atau penyakit
terminal ini dapat dikatakan harapan untuk hidup tipis ,tidak ada lagi
obat-obatan ,tim medis sudah give up (menyerah) dan seperti yang dikatakan di
atas tadi penyakit terminal ini mengarah kearah kematian (White,2002). Pasien
penyakit terminal adalah pasien yang sedang menderita sakit dimana tingkat
sakitnya telah mencapai stadium lanjut sehingga pengobatan medis sudah tidak
mungkin dapat menyembuhkan lagi. Oleh karena itu, pasien penyakit terminal
Jadi keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal
sehat tidak ada harapan lagi bagi yang sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu
2. Klasifikasi
1. Penyakit-penyakit kanker.
2. Penyakit-penyakit infeksi.
6. AIDS
3. Manifestasi Klinik
4
1. Gerakan pengindaran menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari ujung
4. Suhu klien biasanya tinggi tapi merasa dingin dan lembab terutama pada kaki
4. Etiologi
4. Problem spiritual.
5
3. Membantu klien menerima rasa kehilangan
kehilangan. Sebagai seorang perawat kita harus mampu memahami hal tersebut.
mudah. Perawat harus memiliki pengethauan tentang penyakit yang mereka alami
klien dengan kondisi seperti itu bisa jadi akan timbul penolakan dari klien. Dalam
Membangun hubungan saling percaya dan caring dengan klien dan keluarga melaui
paliatif (Mok dan Chiu, 2004 dikutip dari Potter dan Perry 2010). Dalam
1. Closed Awareness
Dalam hal ini klien dan keluarga tidak menyadari datangnya kematian, tidak
2. Mutual Pretense
Dalam hal ini klien, keluarag, team kesehatan tahu bahwa kondisinya terminal
tetapi merasa tidak nyaman untuk dan menghindari membicarakan kondis yang
dihadapi klien. Ini berat bagi klien karena tidak dapat mengekspresikan
kekuatannya.
3. Open Awareness
6
Pada kondisi ini klien dan orang disekitarnya tahu bahwa dia berada diambang
kematian sehingga tidak ada kesulitan untuk membicarakannya. Pada tahap ini
1. Kehilangan kesehatan
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa klien merasa
2. Kehilangan kemandirian
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti
Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh seperti klien dengan gagal
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental seperti klien
Klien dengan penyakit terminal merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan
fungsi sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional (bodi image) peran
7
serta identitasnya. Hal ini dapat akan mempengaruhi idealism diri dan harga
diri rendah.
1. Anak
Konsep kematian masih abstrak dan tidak dimengerti dengan baik oleh
anak-anak. Sampai umur 5 tahun, anak masih berpikir bahwa kematian adalah
hidup di tempat lain dan orang dapat datang kembali. Mereka juga percaya
bahwa kematian bisa dihindari. Kematian adalah topik yang tidak mudah bagi
dari realita akan kematian dengan mengatakan bahwa orang mati akan “ pergi”
atau “ berada di surga” atau hanya tidur.Pada anak yang mengalami penyakit
terminal kesadaran mereka akan muncul secara bertahap. Pertama, anak akan
menyadari bahwa mereka sangat sakit tetapi akan sembuh. Kemudian mereka
dari teman seumurnya terutama orang yang memiliki penyakit mirip, lalu mereka
8
Walaupun remaja dan dewasa muda berpikir bahwa kematian pada usia muda
cukup tinggi, mereka memimpikan kematian yang tiba-tiba dan kekerasan. Jika
kehidupannya. Pada saat seperti ini, hubungan dengan ibunya akan menjadi
lebih dekat.
mereka mungkin akan mati karena penyakit kronis. Mereka juga memiliki masa
lalu yang lebih panjang dibandingkan orang dewasa muda dan memberikan
melihat masa lalunya dan percaya bahwa mereka telah memenuhi hal-hal
penting dan hidup dengan baik tidak begitu kesulitan beradaptasi dengan
penyakit terminal.
10.Kematian (Dying)
a. Definisi
Secara etimologi death berasal dari kata death atau deth yang berarti keadaan
fungsi jantung dan paru-paru secara menetap, atau terhentinya kerja otak
secara permanen.
9
1. Denial (penyangkalan)
Respon dimana klien tidak percaya atau menolak terhadap apa yang
dihadapi atau yang sedang terjadi. Dan tidak siap terhadap kondisi yang
penyakit dan hal tersebut merupakan hal yang normal dan berarti.
2. Marah
Fase marah terjadi pada saat fase denial tidak lagi bisa dipertahankan.
Rasa kemarahan ini sering sulit dipahami oleh keluarga atau orang terdekat
oleh karena dapat terpicu oleh hal-hal yang secara normal tidak
menimbulkan kemarahan. Rasa marah ini sering terjadi karena rasa tidak
berdaya, bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja tetapi umumnya
yang sehat seperti teman, anggota keluarga, maupun staf rumah sakit.
3. Bargaining (menawar)
10
Klien mencoba untuk melakukan tawar menawar dengan tuhan agar
terhindar dari kehilangan yang akan terjadi, ini bisa dilakukan dalam diam
dilakukan untuk memperbaiki kesalahan atau dosa masa lalu. Pada tahap
amal, atau tingkah laku lain yang tidak biasa dilakukannya merupakan
penyakitnya.
4. Depresi
pasien kehilangan kontrolnya. Pasien akan merasa jenuh, sesak nafas dan
lelah. Mereka akan merasa kesulitan untuk makan, perhatian, dan sulit
yang mendalam sebagai akibat kehilangan ( past loss & impending loss),
terjadi dalam dua tahap, yaitu ketika pasien berada dalam masa kehilangan
5. Penerimaan (acceptance)
Pada tahap ini pasien sudah terlalu lemah untuk merasa marah dan
selamat tinggal pada teman lama dan anggota keluarga. Pada tahap
11
bersangkutan mulai kehilangan interest dengan lingkungannya, dapat
1. Pengkajian
tersebut ialah proses berkesinambungan yang dilakukan pada semua fase proses
hasil strategi keperawatan dan mengevaluasi pencapaian tujuan. Semua fase proses
(Muttaqin, 2008).
Riwayat ini berisikan mengenai penyakit yang sedang diderita klien saat ini.
Yaitu berisikan mengenai keadaan pasien di masa lalu, apakah sudah pernah
Riwayat ini berisikan data apakah anggota keluarga sudah pernah menderita
2. Prinsip dan konsep dalam etika keperawatan, budaya, norma, dalam mengkaji
pasien terminal
12
Beberapa perubahan fisik yang mungkin terjadi saat menjelang kematian
cahaya
Dalam keadaan ini, biasanya dokter lebih memilih agar tidak menyampaikan
prognose dan diagnose pada keluarga atau klien. Namun, beda untuk perawat,
hal ini akan sangat menyulitkan lantaran perawat berkontak dengan pasien
lebih dekat daripada dokter, dan ucapkali ditanya oleh pasien terkait hal
Dalam keadaan ini, bisa dikatakan klien diberikan kesempatan agar bisa
membuat keputusan tentang semua hal yang sifatnya pribadi meskipun itu
13
c. Open Awareness/Sadar akan keadaan dan terbuka.
Dalam tahap ini, pasien dan orang di sekitarnya sudah tahu bahwa ajal sudah
a) Kebersihan Diri
meliputi kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kebersihan mulut, kuku serta
b) Rasa nyeri
Tingkat nyeri yang dirasakan, durasi nyeri, lokal, waktu nyeri, penyebaran nyeri.
nyeri. Obat apa saja yang telah diberikan untuk mengatasi nyeri.
c) Jalan Nafas
Perlu diperhatikan pola nafas, frekuensi nafas, bunyi nafas. Seringkali bila
didapatkan pasien dengan sesak nafas, perlu dilihat juga apakah menggunakan
d) Aktifitas
Perlu diperhatikan apakah pasien masih bisa beraktifitas untuk keperluan diri
sendiri atau sudah bergantung dengan orang lain. Jika masih bergantung
dengan oang lain, perlu dilihat kembali apakah tingkat ketergantungan pasien
total atau sebagian. Jika kondisi pasien memungkinkan, maka pasien bisa
mulai mobilisasi seperti: berusaha turun dari ranjang tidur, mengganti posisi
tidur agar mencegah terjadinya decubitus, dan hal ini dilakukan secara
periodic. Bila perlu, bisa menggunakan alat untuk menyangga tubuh pasien,
14
e)Nutrisi
peristaltic dalam tubuhnya. Untuk mengatasi hal ini, pasien bisa diberikan
obat anti ametik untuk mengurangi mual yang dirasakan, dan meningkatkan
tinggi
f) Eliminasi
Adanya penurunan, atau bahkan kehilangan tonus otot bisa membuat pasien
mengalami konstipasi, inkontinen feses dan urin. Pemberian obat laxant bisa
Selain itu, bisa juga memasangkan duk yang diganti tiap saat atau bisa juga
dilakukan kateterisasi.
g)Perubahan Sensori
lampu / tempat terang. Pada saat seperti itu, klien memang masih bisa
h)Kebutuhan Sosial
a) Menanyakan pada pasien atau keluarga siapa saja yang ingin dihadirkan
untuk bertemu dengan pasien, dan hal ini bisa didiskusikan bersama
15
b) Berupaya menggali perasaan yang dirasakan klien sehubungan dengan
2. Diagnosis Keperawatan
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang di alaminya baik
situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian kelinis untuk mencapai luaran
16
Intervensi keperawatan pada kasus pneumonia berdasarkan buku Standar
17
Fasilitasi melakukan
kebiasaan sesuai dengan
budaya, agama dan
norma sosial.
Fasilitasi
mengekspresikan
perasaan dengan cara
yang nyaman (mis.
Membaca buku, menulis,
menggambar atau
bermain).
Diskusikan strategi
koping yang dapat
digunakan.
Edukasi
Anjurkan mengidentifikasi
ketakutan terbesar pada
kehilangan.
Anjurkan
mengekspresikan
perasaan tentang
kehilangan.
18
Ketidakberdayaan Tujuan: setelah dilakukan Promosi Harapan
berhubungan dengan tindakan keperawatan Identifikasi harapan
program diharapkan keberdayaan p pasien dan keluarga dalam
perawatan/pengobatan meningkat pencapaian hidup.
yang kompleks atau Terapeutik
Kriteria hasil:
jangka panjang
Sadarkan bahwa
2. 1. Peryataan mampu kondisi yang dialami
melaksanakan aktivitas memiliki nilai penting.
Pandu mengingat
Meningkat. kembali kenangan yang
menyenangkan.
2. Berpartisispasi dalam Libatkan pasien secara
perawatan meningkat. aktif dalam perawatan
Kembangkan rencana
3. Persaan perawatan yang
tertekan(depresi) melibatkan tingkat
menurun. pencapaian tujuan
sederhana sampai dengan
4. Pernyataan frustasi kompleks.
menurun. Berikan kesempatan
pada pasien dan keluarga
pasien terlibat dengan
dukungan kelompok.
Ciptakan lingkungan
yang memudahkan
mempraktikkan kebutuhan
spiritual.
Edukasi
Anjurkan
mengungkapkan perasaan
terhadap kondisi dengan
realistis
19
Anjurkan
mempertahankan
hubungan.
Anjurkan
mempertahankan
hubungan terapeutik
dengan orang lain.
D. Implementasi
E. Evaluasi
keperawatan telah teratasi atau tidak teratasi dengan mengacu pada kriteria
evaluasi.
20
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
suatu penyakit yag tidak bisa disembuhkan lagi. Contohnya seperti penyakit jantung
gagal ginjal ,dan kanker atau penyakit terminal ini dapat dikatakan harapan untuk
hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah give up (menyerah) dan
seperti yang di katakan di atas tadi penyakit terminal ini mengarah kearah
menyerang usia muda tetapi selalu menunggu yang tua.Perawatan pasien yang
21
orang yang menjelang ajal sangat jarang menuntut lebih dari manajemen symptom
yang hati-hati dan perhatian terhadap kebutuhan dasar fisik pasien secara
B.Saran
1) Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal,
2) Ketika merawat klien menjelang ajal atau terminal, tanggung jawab perawat
3) Perawat harus lebih toleran dan rela meluangkan waktu lebih banyak dengan
DAFTAR PUSTAKA
22
Kozier, Barbara. 2011. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis. Jakarta : Mediactio
23