BATU GINJAL
Disusun Oleh:Kelompok 11
1.Nurhaliza (20024099018)
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini
BandarLampung,18Agustus 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
DaftarIsi
1.2Definisi (3Referensi)..........................................................
1.3Etiologi...............................................................................
1.4Klasifikasi...........................................................................
1.6Fatofisiologi.................,......................................................
1.7Pencegahan.........................................................................
1.8Komplikasi..........................................................................
1.9Pemeriksaan Penunjang.......,..............................................
1.11Asuhan Keperawatan........................................................
1. Pengkajian.....................................................................
2. Diagnosa Keperawatan..................................................
3. intervensi keperawatan..................................................
4. implementasi keperawatan............................................
5. Evaluasi keperawatan....................................................
1.12Daftarpustaka....................................................................
BAB 1
BATU GINJAL
1.LATAR BELAKANG
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman
Babilonia dan Mesir kuno dengan ditemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu
saluran kemih dapat ditemukan sepanjang salurankemih mulai dari sistem kaliks ginjal,
pielum, ureter, buli-buli, dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di ginjal kemudian turun ke
saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk disaluran kemih bagian bawah karena
adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang
terbentuk di dalam vertikel uretra.
Penyakit batu saluran kemih menyebar diseluruh dunia dengan perbedaan di negara
berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan dinegara maju lebih abnyak
dijumpai batu saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status
gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevelensi rata-rata diseluruh dunia adalah 1-
12% penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan
aliran urine, gangguan metabolik, infeksi salura kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain
yang masih belum terungkap (idiopatik).
2.DASAR SURAH
Artinya : “Ya Tuhanku,sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan
Yang Maha Penyayang diantara semua yang penyayang."
C.KLASIFIKASI
Komposisi dari batu sangat penting untuk menjadi dasar diagnostik dan penanganan
lebih lanjut. Tidak ada sistem klasifikasi khusus untuk batu ginjal, tetapi batu ginjal dapat
diklasifikasikan berdasarkan komposisinya.
1.Batu Kalsium: 80% dari batu ginjal, Batu kalsium dibedakan menjadi kalsium oksalat dan
kalsium fosfat. Kalsium oksalat merupakan 80% dari semua batu kalsium dengan faktor
risiko termasuk volume urin rendah, Hiperkalsiuria, Hyperuricosuria, Hyperoxaluria, dan
Hipocitraturia. Kalsium fosfat (hidroksi apatit) merupakan 20% dari dari semua batu kalsium
dengan faktor risiko termasuk rendah volume urin, Hiperkalsiuria, Hipokitraturia, pH urin
tinggi, dan kondisi terkait termasuk primer hiperparatiroidisme dan asidosis tubulus ginjal.
2.Batu asam urat: 10% hingga 20% dari batu ginjal. Disebabkan oleh karena pH urin <5,5,
maupun hyperuricosuria.
3.Batu sistin: 1% dari batu ginjal yang disebabkan oleh kesalahan metabolisme bawaan,
cystinuria, autosomalrecessive (gangguan yang menghasilkan reabsorpsi tubular ginjal
abnormal dari asam amino sistin, ornithine, lysine dan arginisme)
4.Batu struvite: 1% hingga 5% dari batu ginjal, juga dikenal sebagai batu infeksi; terdiri dari
magnesium, amonium, dan fosfat. Batu ini sering disebut sebagai batu staghorn dan dapat
dikaitkan dengan organisme pemecah urea, seperti spesies Proteus, Pseudomonas, dan
Klebsiella. E coli bukan organisme penghasil urease.
D.TANDA GEJALA
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu didalam kandung
kemih bisa menyebabkan nyeri diperut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis
renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkab nyeri pada punggung atau kolik renalis
(nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-tibul,
biasanya didaerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar keperut, daerah
kemaluan dan pada sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut
menggelembung, demam, menggigil dan darah didalam air kemih. Penderita mungkin
menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter.
Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih,
bakteri akan terperangkap dialiran kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga
terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik
kesaluran didalam ginjal. Menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal
(hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.
E.PATOFISIOLOGI
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran
kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau
keluhan miksi yang lain, sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan
hidroureter atau hidronefrosis.batu yang dibiarkan didalam saluran kemih dapat menimbulkan
infeksi, abes ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal).
Hidronefrosis
F.PENCEGAHAN
1. Perlunya untuk memenuhin diet, terutama kalsium dan protein.
2. Menghindari makanan yang mengandung kalsium tinggi dan asam urat.
3. Menganjurkan klien untuk berolahraga
4. Menganjurkan pasien untuk minum air putih 2-3 lt/sehari, diluar waktu makan.
5. Menjelaskan hygiene perseorngan yang benar, contohnya perawatan dan kebersihan
daerah genitalia.
6. Hindari peningkatan suhu lingkungan yang mendadak yang dapat menyebabkan
keringat berlebih dan dehidrasi.
G.KOMPLIKASI
Komplikasi batu ginjal dapat terjadi menurut Guyton, 1990 :
1) Gagal ginjal
Terjadinya kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut
kompresi batu pada membran ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal ini
menyebabkan iskemik ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal ginjal.
2) Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan
mikroorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada peritoneal.
3) Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk diginjal
dan lama-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin.
4) Avaskuler iskemia
Terjadinya karena aliran darah kedalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian
jaringan.
H.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah:
Pemeriksaan darah dan urin.
Ultrasonografi (USG) ginjal dan kandung kemih.
Pemeriksaan imaging seperti KUB-IVP (Foto polos perut dan pielografi intravena)
atau CT urografi.
I.PENATALAKSANAAN
a.Tujuannya :
1) Menghilangkan obstruksi
2) Mengobati infeksi
3) Mencegah terjadinya gagal ginjal
4) Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali)
J.ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan pada klien denga Urolitiasis dilaksanakan melalului pendekatan
proses keperawatan terdiri dari : pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi
(Doengoes, 2000. Hal 686-694).
1.Pengkajian
Dasar data pengkajian pasien.
a.Aktivitas/istirahat
Gejala : pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan
bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas/mobilisasi sehubungan dengan kondisi
sebelumnya.
b.Sirkulasi
Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal). Kulit hangat kemerahan ;
pucat.
c.Eliminasi
Gejala : riwayat adanya/ISK kronis ; obstruksi sebelumnya (kalkulus). Penurunan
haluan urine, kandung kemih penuh. Rasa terbakar, dorongan berkemih, diare.
Tanda : oliguria, hematuria, piuria. Perubahan pola berekemih.
d.Makanan/cairan
Gejala : mual/muntah, nyeri tekan abdomen. Diet tinggi purin, kalsium oksalat,
dan/atau fosfat. Ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup.
Tanda : distensi abdominal, penurunan/tak adanya bising usus. Muntah.
e.Nyeri/kenyamanan
Gejala : episode akut nyeri berat, nyeri kolik. Lokasi tergantung lokasi batu. Contoh
pada panggul region sudut kostovertebral ; dapat menyebar kepunggung, abdomen
dan turun kelipat paha/genitalia. Nyeri dangkal konstan menunjukan pelvis atau
kalkulus ginjal.
Nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat tidak hilang dengan posisi atau tindakan
lain.
Tanda : melindungi ; perilaku distraksi. Nyeri tekan pada area palpasi.
f.Keamanan
Gejala : penggunaan alkohol, demam, menggigil.
g.Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis
riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme,
penggunaan antibiotic, antihipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid,
pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.
Pertimbangan Rencana Pemulangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat :3,4 hari.
h.Pemeriksaan diagnostik
Urinalisasi : warna kuning, coklat gelap, berdarah secara umum menunjukan SDM,
SDP, Kristal.
Urine : (24 jam) kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin
meningkat.
Hitung darah lengkap : SDP mungkin meningkat menunjukan infeksi/septicemia.
2.Diagnosa
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada saluran kemih
b. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi karena batu.
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
d. Ketidakefektifan management regiment terapeutik tentang perawatan post operasi dan
pencegahan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi.
e. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan belajar berhubungan
dengan kurang terpajan/kurang mengingat/salah interpretasi/informasi. Tidak
mengenal masalah/sumber masalah.
3.Rencana Asuhan Keperawatan
K.DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/137137644/Makalah-Batu-Ginjal
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=2736
https://www.academia.edu/34787972ASKEP_BATU_GINJAL_docx