Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

BATU GINJAL

Dosen Pengampu : Sarinah Sri Wulan S.kep.,Ns.,M.kep

Dimas Ning Pangesti S.Kep,.Ns,.M.Kep

Disusun Oleh:Kelompok 11

1.Nurhaliza (20024099018)

2.Sintia Margareta (20024099020)

3. Zeni Permana (20024099025)

Tingkat II/Semester III

AKADEMI KEPERAWATAN BAITUL HIKMAH BANDAR LAMPUNG

Jl.Karet,Sumber Rejo,Kec.Kemiling,Kota Bandar Lampung,Lampung 35155

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

BandarLampung,18Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Cover

DaftarIsi

1.1Latar Belakang dan Dasar Surah........................................

1.2Definisi (3Referensi)..........................................................

1.3Etiologi...............................................................................

1.4Klasifikasi...........................................................................

1.5Tanda dan Gejala................................................................

1.6Fatofisiologi.................,......................................................

1.7Pencegahan.........................................................................

1.8Komplikasi..........................................................................

1.9Pemeriksaan Penunjang.......,..............................................

1.10Penatalaksanaan (Medis dan Keperawatan).....................

1.11Asuhan Keperawatan........................................................

1. Pengkajian.....................................................................
2. Diagnosa Keperawatan..................................................
3. intervensi keperawatan..................................................
4. implementasi keperawatan............................................
5. Evaluasi keperawatan....................................................

1.12Daftarpustaka....................................................................
BAB 1
BATU GINJAL

1.LATAR BELAKANG
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman
Babilonia dan Mesir kuno dengan ditemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu
saluran kemih dapat ditemukan sepanjang salurankemih mulai dari sistem kaliks ginjal,
pielum, ureter, buli-buli, dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di ginjal kemudian turun ke
saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk disaluran kemih bagian bawah karena
adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang
terbentuk di dalam vertikel uretra.
Penyakit batu saluran kemih menyebar diseluruh dunia dengan perbedaan di negara
berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan dinegara maju lebih abnyak
dijumpai batu saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status
gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevelensi rata-rata diseluruh dunia adalah 1-
12% penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan
aliran urine, gangguan metabolik, infeksi salura kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain
yang masih belum terungkap (idiopatik).
2.DASAR SURAH

Surat Al-Anbiya A:83

َ‫َربَّ ٓۥهُأَنِّى َم َّسنِيَالضُّ رُّ َوأَنتَأَرْ َح ُمال ٰ ّر ِح ِمين‬

Artinya : “Ya Tuhanku,sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan
Yang Maha Penyayang diantara semua yang penyayang."

A.PENGERTIAN URINARY CALCULY (Batu Ginjal)


Batu didalam saluran kemih (Urinary Calculy) adalah massa keras seperti batu yang
terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan
aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk didalam ginjal (Batu Ginjal) maupun
didalam kandung kemih (Batu Saluran Kemih). Proses pembentukan batu ini disebut
urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).
B.ETIOLOGI
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, yaitu:
1.Faktor intrinsik, yaitu:
 Herediter, diduga dapat diturunkan dari gernerasi ke generasi.
 Umur, paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
 Jenis kelamin, jumlah pasien pria 3x lebih banyak dibanding pasien wanita
2.Faktor ekstrinsik, yaitu:
 Geografi, pada beberapa daerah menunjukan angka kejadian yang lebih tinggi dari
pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu).
 Iklim dan temperatur.
 Asupan air, kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineralkalsium dapat
meningkatkan insiden batu saluran kemih.\
 Diet, diet tinngi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran
kemih.
 Pekerjaan, penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

Ada beberapa teori tentang terbentuknya batu saluran kemih, adalah:


1.Teori nukleasi: Batu terbentuk didalam urin karna adanya inti batu atau sabuk
batu(nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap
didalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat berupa kristal atau
benda asing saluran kemih.
2.Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/proteinurine (albumin, globulin dan
mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
3.Penghambat kristalisasi: Urine yang normal mengandung zat penghambat pembentuk
kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar
salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam
saluran kemih.

C.KLASIFIKASI
Komposisi dari batu sangat penting untuk menjadi dasar diagnostik dan penanganan
lebih lanjut. Tidak ada sistem klasifikasi khusus untuk batu ginjal, tetapi batu ginjal dapat
diklasifikasikan berdasarkan komposisinya.
1.Batu Kalsium: 80% dari batu ginjal, Batu kalsium dibedakan menjadi kalsium oksalat dan
kalsium fosfat. Kalsium oksalat merupakan 80% dari semua batu kalsium dengan faktor
risiko termasuk volume urin rendah, Hiperkalsiuria, Hyperuricosuria, Hyperoxaluria, dan
Hipocitraturia. Kalsium fosfat (hidroksi apatit) merupakan 20% dari dari semua batu kalsium
dengan faktor risiko termasuk rendah volume urin, Hiperkalsiuria, Hipokitraturia, pH urin
tinggi, dan kondisi terkait termasuk primer hiperparatiroidisme dan asidosis tubulus ginjal.
2.Batu asam urat: 10% hingga 20% dari batu ginjal. Disebabkan oleh karena pH urin <5,5,
maupun hyperuricosuria.
3.Batu sistin: 1% dari batu ginjal yang disebabkan oleh kesalahan metabolisme bawaan,
cystinuria, autosomalrecessive (gangguan yang menghasilkan reabsorpsi tubular ginjal
abnormal dari asam amino sistin, ornithine, lysine dan arginisme)
4.Batu struvite: 1% hingga 5% dari batu ginjal, juga dikenal sebagai batu infeksi; terdiri dari
magnesium, amonium, dan fosfat. Batu ini sering disebut sebagai batu staghorn dan dapat
dikaitkan dengan organisme pemecah urea, seperti spesies Proteus, Pseudomonas, dan
Klebsiella. E coli bukan organisme penghasil urease.

D.TANDA GEJALA
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu didalam kandung
kemih bisa menyebabkan nyeri diperut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis
renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkab nyeri pada punggung atau kolik renalis
(nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-tibul,
biasanya didaerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar keperut, daerah
kemaluan dan pada sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut
menggelembung, demam, menggigil dan darah didalam air kemih. Penderita mungkin
menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter.
Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih,
bakteri akan terperangkap dialiran kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga
terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik
kesaluran didalam ginjal. Menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal
(hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.

E.PATOFISIOLOGI
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran
kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau
keluhan miksi yang lain, sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan
hidroureter atau hidronefrosis.batu yang dibiarkan didalam saluran kemih dapat menimbulkan
infeksi, abes ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal).

Konsentrasi Larutan Urin


Meningkat

Supersaturasi elemen urin


(kalsiu.fosfat,oxalat)

pH urin yang berubah menjadi asam

Imobilisasi yang lama

Pergerakan kalsium ke tulang


terhambat

Peningkatan serum kalsium

Penumpukan atau pengendapan


semakin bertambah
Batu Ginjal Kecil Batu Ginjal Besar

Keluar Lewat Urin Obstruksi Saluran Kemih

Trauma Saluran Kemiih Dilatasi Struktur Ginjal

NYERI Refluks Urin

Hidronefrosis

Kerusakan Organ Ginjal Yang Lama

GAGAL GINJAL KRONIS

F.PENCEGAHAN
1. Perlunya untuk memenuhin diet, terutama kalsium dan protein.
2. Menghindari makanan yang mengandung kalsium tinggi dan asam urat.
3. Menganjurkan klien untuk berolahraga
4. Menganjurkan pasien untuk minum air putih 2-3 lt/sehari, diluar waktu makan.
5. Menjelaskan hygiene perseorngan yang benar, contohnya perawatan dan kebersihan
daerah genitalia.
6. Hindari peningkatan suhu lingkungan yang mendadak yang dapat menyebabkan
keringat berlebih dan dehidrasi.
G.KOMPLIKASI
Komplikasi batu ginjal dapat terjadi menurut Guyton, 1990 :
1) Gagal ginjal
Terjadinya kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut
kompresi batu pada membran ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal ini
menyebabkan iskemik ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal ginjal.
2) Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan
mikroorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada peritoneal.
3) Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk diginjal
dan lama-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin.
4) Avaskuler iskemia
Terjadinya karena aliran darah kedalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian
jaringan.
H.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah:
 Pemeriksaan darah dan urin.
 Ultrasonografi (USG) ginjal dan kandung kemih.
 Pemeriksaan imaging seperti KUB-IVP (Foto polos perut dan pielografi intravena)
atau CT urografi.
I.PENATALAKSANAAN
a.Tujuannya :
1) Menghilangkan obstruksi
2) Mengobati infeksi
3) Mencegah terjadinya gagal ginjal
4) Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali)

b.Operasi, dilakukan jika :


1) Sudah terjadi stasis, bendungan.
2) Tergantung letak dan besarnya batu, batu dalam pelvis dengan bendungan positif
harus dilakukan operasi.
c.Terapi :
1) Analgesik untuk mengatasi nyeri.
2) Allopurinol untuk batu asam urat.
3) Renisillin untuk batu systin.
4) Antibiotika untuk mengatasi infeksi.
d.Diet
Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan :
1) Batu Kalsium
Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang mengandung kalsium
oksalat seperti bayam, daun seledri, kacang-kacangan, kopi, teh, dan coklat.
Sedangkan batu kalsium fosfat : mengurang makanan yang mengandung kalsium
tinggi seperti : ikan laut, kerang, daging, sarden, keju dan sari buah.
2) Batu Urat
Makanan yang dikurangi : daging, kerang, gandung, kentang, tepung-tepungan, saus
dan lain-lain.
3) Batu Struvite
Makanan yang dikurangi : keju, telur, buah murbai, susu dan daging.

J.ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan pada klien denga Urolitiasis dilaksanakan melalului pendekatan
proses keperawatan terdiri dari : pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi
(Doengoes, 2000. Hal 686-694).
1.Pengkajian
Dasar data pengkajian pasien.
a.Aktivitas/istirahat
Gejala : pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan
bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas/mobilisasi sehubungan dengan kondisi
sebelumnya.
b.Sirkulasi
Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal). Kulit hangat kemerahan ;
pucat.
c.Eliminasi
Gejala : riwayat adanya/ISK kronis ; obstruksi sebelumnya (kalkulus). Penurunan
haluan urine, kandung kemih penuh. Rasa terbakar, dorongan berkemih, diare.
Tanda : oliguria, hematuria, piuria. Perubahan pola berekemih.
d.Makanan/cairan
Gejala : mual/muntah, nyeri tekan abdomen. Diet tinggi purin, kalsium oksalat,
dan/atau fosfat. Ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup.
Tanda : distensi abdominal, penurunan/tak adanya bising usus. Muntah.
e.Nyeri/kenyamanan
Gejala : episode akut nyeri berat, nyeri kolik. Lokasi tergantung lokasi batu. Contoh
pada panggul region sudut kostovertebral ; dapat menyebar kepunggung, abdomen
dan turun kelipat paha/genitalia. Nyeri dangkal konstan menunjukan pelvis atau
kalkulus ginjal.
Nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat tidak hilang dengan posisi atau tindakan
lain.
Tanda : melindungi ; perilaku distraksi. Nyeri tekan pada area palpasi.
f.Keamanan
Gejala : penggunaan alkohol, demam, menggigil.
g.Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis
riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme,
penggunaan antibiotic, antihipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid,
pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.
Pertimbangan Rencana Pemulangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat :3,4 hari.
h.Pemeriksaan diagnostik
Urinalisasi : warna kuning, coklat gelap, berdarah secara umum menunjukan SDM,
SDP, Kristal.
Urine : (24 jam) kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin
meningkat.
Hitung darah lengkap : SDP mungkin meningkat menunjukan infeksi/septicemia.
2.Diagnosa
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada saluran kemih
b. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi karena batu.
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
d. Ketidakefektifan management regiment terapeutik tentang perawatan post operasi dan
pencegahan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi.
e. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan belajar berhubungan
dengan kurang terpajan/kurang mengingat/salah interpretasi/informasi. Tidak
mengenal masalah/sumber masalah.
3.Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Interfensi Rasional


1. Nyeri Tujuan : setelah 1.Catat lokasi, 1.Membantu
berhubungan dilakukan tindakan lamanya intensitas dan mengevaluasi
dengan selama 3x24 jam penyebaran. tempat obstruksi
peningkatan maka nyeri hilang, 2.Jelaskan penyebab dan kemajuan
kontraksi uretral, keseimbangan nyeri dan pentingnya gerakan kalkulus.
trauma jaringan, cairan melaporkan ke staf 2.memberikan
pembentukan dipertahankan. terhadap perubahan kesempatan untuk
edema, ischemia Kriteria hasil : kejadian/karakteristk pemberian
seluler. Pasien bebas dari nyeri. analgesic sesuai
rasa nyeri, pasien 3.Berikan tindakan waktu dan
tampak rileks, bisa nyaman, contoh kewaspadaan staf
tidur dan istirahat. pijatan punggung, akan kemungkinan
lingkungan istirahat. lewatnya
4.Bantu atau dorong batu/terjadinya
penggunaan nafas komplikasi.
berfokus, bimbingan 3.meningkatkan
imajinasi, dan relaksasi,
aktivitas terapeutik. menurunkan
5.Berikan obat sesuai tengangan otot, dan
indikasi : narkotik, meningkatkan
contoh mepiridin koping.
(Damerol), morfin. 4.mengarahkan
6.Berikan kompres kembali perhatian
hangat pada dan membantu
punggung. dalam relaksasi
otot.
5.biasanya
diberikan selama
akut untuk
menurunkan kolik
uretral dan
meningkatkan
relaksasi
otot/mental.
6.menghilangkan
tegangan otot dan
dapat menurunkan
reflex spasme.
2. Perubahan pola Tujuan : setelah 1.Awasi pemasukan 1.Memberikan
eliminasi urine dilakukan dan pengeluaran dan informasi tentang
berhubungan intervensi selama karakteristik urine. fungsi ginjal dan
dengan stimulasi 3x24 jam maka 2.tentukan pola adanya komplikasi,
kandung kemih pasien mampu berkemih normal contoh infeksi dan
oleh batu, iritasi berkemih dengan pasien dan perhatikan perdarahan.
ginjal atau uretral, normal. variasi. 2.kalkulus dapat
obstruksi Kriteria hasil: pola 3.dorong menyebabkan
mekanik, eliminasi urine dan meningkatkan eksibilitas saraf,
inflamasi. output dalam batas pemasukan cairan. yang menyebabkan
normal. Tidak 4.awasi pemeriksaan sensasi kebutuhan
menunjukan tanda2 Lab., contoh elektrolit, berkemih segera.
obstruksi (tidak ada BUN, kreatinin. 3.Peningkatan
rasa sakit saat 5.ambil urine untuk hidrasi membilas
berkemih, culture dan sensifitas. bakteri, darah, dab
pengeluaran urin debris dan dapat
lancar) membantu
lewatnya batu.
4.peninggian BUN,
kreatinin dan
elektrolit
mengindikasikan
disfungsi ginjal.
5.menentukan
adanya ISK, yang
penyebab
komplikasi.
3. Risiko tinggi Tujuan : setelah 1.Awasi pemasukan 1.Membandingkan
kekurangan dilakukan tindakan dan pengeluaran. keluaran actual dan
volume cairan 1x24 jam maka 2.catat insiden yang diantisipasi
berhubungan pasien muntah, diare, membantu dalam
dengan mual dan mempertahankan perhatikan evaluasi adanya
muntah keseimbangan karakteristik muntah /derajat
cairan adekuat. dan diare. stasis/kerusakan.
Kriteria hasil: 3.tindakan pemasukan 2.ginjal,
membran mukosa cairan sampai 3-4 mual/muntah dan
lembab, turgor L/hari dalam toleransi diare secara umum
kulit baik, berat jantung. berhubungan
badan normal. 4.Awasi tanda vital. dengan kolik
5.kalau perlu berikan ginjal.
obat anti enemik. 3.mempertahankan
keseimbangan
cairan untuk
homeostasis juga
tindakan
“mencuci” yang
dapat membilas
batu keluar.
4.indicator
hidrasi/volume
sirkulasi dan
kebutuhan
intervensi.
4. Kurang Tujuan: setelah 1.Kaji ulang proses 1.Memberikan
pengetahuan dilakukan tindakan penyakit dan harapan pengetahuan dasar
tentang kondisi, selama 1x24 jam di masa datang. dimana pasien
prognisis, dan maka keluarga atau Rasional tekankan dapat membuat
kebutuhan belajar pasien menyatakan pentingnya pilihan berdasarkan
berhubungan pemahaman proses peningkatan cairan. informasi.
dengan kurang penyakit, 2.Pembilasan sistem 2.menurunkan
terpajan/kurang menghubungkan ginjal menurunkan pemasukan oral
mengingat/salah gejala dengan kecepatan statis ginjal terhadap prekursor
interpretasi/infor faktor penyebab. dan pembentukan asam urat.
masi. Tidak Kriteria hasil: batu.diet rendah purin, 3.menurunkan
mengenal melakukan contoh membatasi risiko pembentukan
masalah /sumber perubahan prilaku daging berlemak, batu kalsium. Diet
masalah. yang perlu dan kalkun, tumpuhan rendah oksalat.
berpartisipasi polong, gandum, 4.mencegah
dalam program alkohol. kalkulus fosfat
pengobatan. 3.Diet rendah kalsium, dengan membentuk
contoh membatasi presipitasi yang tak
susu, keju, sayur larut dalam traktus
berdaun hijau, yogurt. GI.
Rasional: menurunkan
pembentukan batu
kalsium. Diet rendah
kalsium.
5. Ketidakefektifan Tujaun: setelah 1.Kaji pengetahuan 1.Mengetahui
management dilakukan tindakan pasien/tanyakan tingkat
regiment selama 1x24 jam proses sakit dan pengetahuan pasien
terapeutik tentang maka management harapan pasien. dan memilih cara
perawatan post regiment terapeutik 2.Jelaskan pentingnya untuk komunikasi
operasi dan tentang perawatan peningkatan cairan per yang tepat.
pencegahan post operasi efektif. oral 3-4 L/hari. 2.dapat mengurangi
berhubungan Kriteria hasil: 3.Jelaskan dan stasis urine dan
dengan kurangnya pasien anjurkan pasien untuk mencegah
pengetahuan/infor mengungkapkan melakukan aktivitas terjadinya batu.
masi. proses penyakit , secara teratur. 3.kurang aktivitas
faktor-faktor 4.Identifikasi tanda- mempengaruhi
penyebab, pasien tanda nyeri, hematuri, terjadinya batu.
dapat berpartisipasi oliguri. 4.mendeteksi
dalam perawatan. 5.Jelaskan prosedur secara dini,
pengobatan dan komplikasi yang
perubahan gaya hidup. serius dan
berulangnya
penyakit.
5.membantu pasien
merasakan,
mengontrol melalui
apa yang terjadi
dengan dirinya.

K.DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/137137644/Makalah-Batu-Ginjal

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=2736

https://www.academia.edu/34787972ASKEP_BATU_GINJAL_docx

Anda mungkin juga menyukai