IDENTITAS NASIONAL
DISUSUN OLEH:
KEWARGANEGARAAN
JURUSAN GIZI
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca tentang “Identitas Nasional” . Bahkan saya berharap agar makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan…........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan
memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional.
Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu
pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati
bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha
memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara
Seharusnya Hal – Hal yang seperti ini, Siapapun orang mengerti serta paham
Aturan – Aturan yang ada di suatu Negaranya, Tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan
tidak perduli seolah – olah tidak mempermasalahkan kekliruan yang terjadi di Negaranya,
Dan yang paling memprihatinkan seolah – olah masyarakat membiarkan dan bisa
dikatakan mendukung, Pernyataan tersebut dapat dibenarkan dan dilihat dari sikap dan
tanggapan masyarakat dari kekeliruan di bidang hukum di dalam Negara tercinta ini.
Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga
diterapkan pada kehidupan sehari – hari. Agar Masyarakat di Negara tercinta ini dapat
mengubah dan memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara tercinta
ini lebih baik lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai
masyarakat yang ada di Negara dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan
yang terjadi.
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri yang si miliki suatu bangsa, untuk
membedakam dengan bangsa lainnya.. Secara etimologis, istilah identitas nasional berasal
dari kata identitas dan nasional. Identitas berasal dari kata identity yang artinya memiliki
tanda, ciri atau jati diri yang melekat pada suatu individu, kelompok atau suatu yang
membedakannya dengan yang lain. Sedangkan national berasal dari kata nation yang artinya
bangsa
Identitas nasional merupakan suatu penanda atau jati diri suatu bangsa yang dapat
membedakan ciri khasnya dengan bangsa lain. Karena ciri khas suatu bangsa terletak pada
konsep bangsa itu sendiri. Secara etimologis. Istilah identitas nasional berasal dari kata
“identitas” dan “nasional”. Identitas bersal dari kata identity yang artinya memiliki tanda, ciri
atau jati diri yang melekat pada suatu individu, kelompok atau sesuatu yang membedakannya
dengan yang lain. Sedangkan nasional berasal dari ka nation yang artinya bangsa.
Pengertian bangsa menurut sosiologis antropologis yaitu persekutuan hidup yang berdiri
sendiri dan merasa kesatuan agama, bahasa, ras dan adat istiadat. Sedangkan bangsa dalam
pengertian politik ialah masyarakat yang tinggal dalam suatu daerah dan tunduk terhadap
kedaulatan negaranya. Dengan demikian nasional merujuk pada sifat khas kelompok yang
memiliki ciri-ciri kesamaan, fisik, cita cita dan tujuan. Maka dapat disimpulkan bahwa,
identitas nasional adalah suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan
tindakan secara kolektif yang diberi sebutan nasional. Berdasarkan pengertian tersebut setiap
bangsa di dunia pasti memiliki identitas tersendiri yang sesuai dengan karakter, ciri khas dari
bangsa tersebut.
Lahirnya suatu identitas nasional bangsa pasti memiliki ciri khas. Sifat, serta keunikan
tersendiri yang yang sangat didukung oleh faktor faktor pembetuk identitas nasional. Faktor-
faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa meliputi: Primordial, sakral,
tokoh, bhineka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi dan kelembagaan.
1. Primordial
Faktor-faktor primordial ini meliputi: ikatan kekerabatan (darah) dan keluarga, kesamaan
suku bangsa, dacrah asal, bahasa. Dan adat istiadat.
2. Sakral
Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk Masyarakat atau ideologi doktriner
yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
3. Tokoh
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula
menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin dibeberapa negara dianggap
sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol persatuan bangsa yang
bersangkutan.
Prinsip Bhineka Tunggal Ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa untuk bersatu
dalam perbedaan. Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa
untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya, tanpa menghilangkan
keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras dan agamanya.
5. Sejarah
Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan
diri ke dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu, seperti sama
sama menderita karena penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas, tetapi juga melahirkan
tekad dan tujuan yang sama antar anggota masyarakat itu.
6. Perkembangan ekonomi
7. Kelembagaan
Berikut adalah penjelasan mengenai bentuk identitas nasional Indonesia yang meliputi,
bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu Kebangsaan Indonesia.
1. Bendera Negara
yaitu Sang Merah Putih Warna merah berarti berani, warna putih berarti suci, merahBerarti
berani yang melambangkan tubuh manusia, putih yang melambangkan jiwa manusia,
keduanya saling Melengkapi dan menyempurnakan Indonesia. Lambang merah Putih sudah
dikenal pada masa kerajaan di Indonesia. Bendera sang Merah Putih dikibarkan ketika
Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Bendera Merah Putih dijahit oleh ibu Fatmawati yang
merupakan istri presiden Soekarnp.6 Berikut Adalah gambar bendera Indonesia.
A. Lambang Negara Garuda Pancasila (sumber: perpustakaan.id) Pada tanggal 13 juli 1945,
dalam rapat Panitia Perancanga Undang-Undang Dasar 1945. Salah seorang anggota
Panitiabernama Prada Harahap mengusulkan tentang lambang Negara. Tanggal 16 November
1945 baru dibentuk Panitia Indonesia Raya. Panitia ini bertugas untuk menyelidiki arti
lambang-lambang dalam peradaban bangsa Indonesia sebagai langkah awal untuk
mempersiapkan bahan kajian tentang lambang negara. Panitia Indonesia Raya diketuai oleh
Ki Hajar Dewantara dengan sekretaris umum Muhammad Yamin.8 Berikut adalah ciri-ciri
dari lambang negara Garuda Pancasila:
Menurut Kansil dan Chistine dalam Maulana Arafat Lubis, menyatakan bahwa arti dan
makna simbolik dari Lambang negara ialah Garuda yang merupakan burung yang Dinamakan
juga “Sang Raja Wali”, seperti yang disebutkan Dalam cerita Ramayana dan Bharatayuda.
b. Sayap yang masing-masing terdiri dari 17 helai, berarti Tanggal 17. Ekor burung yang
terdiri dari 8 helai, berarti Bulan ke-8 atau bulan Agustus.
c. Jumlah bulu kecil di bawah perisai sebanyak 19 helai Dan jumlah bulu kecil di bawah leher
sebanyak 45 helai, Berarti tahun1945.9 Semua jumlah bulu yang ada di setiap bagiannya
Melambangkan tanggal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu
pada tanggal 17 Agustus 1945. Perisai berbentuk jantung yang digantungkan pada leher
Garuda merupakan lambang perlindungan, sedangkan garis Melintang di tengah-tengah
perisai melukiskan khatulistiwa (equator).
Pita yang dicengkeram oleh kedua kaki burung Garuda terdapat semobayan dalam bahasa
Jawa Kuno yangBerbunyi “BHINEKA TUNGGAL IKA”, yang berarti “Berbeda-beda tetapi
tetap satu juga”.
Simbol-simbol Pancasila
Dalam Pasal 36A Undang-Undang Dasar Tahun 1945 setelah diamandemenkan empat kali,
yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002, dicantumkan kalimat, “Lambang Negara ialah
Garuda Pancasila dengan Semboyan Bhineka Tunggal Ika”.10 Berikut adalalah sila-sila
pancasila dan simbol-simbolnya:
Indonesia Tanah Airkoe Tanah Toempah Darahkoe Di sanalah Akoe Berdiri Djadi Pandoe
Iboekoe Indonesia Kebangsaankoe Bangsa Dan Tanah Airkoe Marilah Kita Berseroe
Indonesia Bersatoe Hidoeplah Tanahkoe Hidoeplah Negrikoe Bangsakoe Ra’jatkoe
Sem’wanja Bangoenlah Djiwanja Bangoenlah Badannja Oentoek Indonesia Raja (Reff
Diulang 2 kali, red) Indonesia Raja Merdeka Merdeka Tanahkoe Negrikoe Jang Koetjinta
Indonesia Raja Merdeka Merdeka Hidoeplah Indonesia Raja.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disyahkan Oleh PPKI padang tanggal 18
Agustus 1945 sebagai hukum dasar Negara RI dan identitas nasional.
6. Kebudayaan Daerah
Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa yang berjumlah 1340 suku bangsa, jumlah bahasa
yang ada di Indonesia berjumlah 724 bahasa, jumlah budaya yang ada di Indonesia berjumlah
7241 Karya budaya dan jumlah ras di Indonesia ada 4 yaitu Papua Melanozoid, Negroid,
weddoid, dan Melayu Mongoloid. Masyarakat Indonesia mendiami pulau-pulau serta
berbicara dalam Ragam bahasa, mempunyai budaya daerah. Kemudian budaya Daerah ini
ditetapkan sebagai budaya nasional dan identitas Nasional.
Seperti yang kita ketahui bahwasanya setiap bangsa memiliki karakter dan identitasnya
masing-masing. Akan tetapi, nyatanya kini banyak dari masyarakat Indonesia sendiri yang
masih bingung bahkan belum memahami apa makna sebenarnya dari identitas bangsa serta
bagaimana cara menjaga unsur-unsur yang ada di dalamnya agar tidak hilang dari bangsa
Indonesia. Dilihat dalam konteks bangsa Indonesia, maka identitas nasional itu merupakan
manifestasi nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya
agama-agama besar di nusantara ini. Salah satu identitas nasional yang penting dalam suatu
negara yaitu adanya berbagai kebudayaan yang dimiliki suatu bangsa dikarenakan kekhasan
suatu negara dapat dilihat dari kebudayanya.
Banyak penduduk Indonesia yang telah melupakan unsur-unsur kebudayan, di mana unsur-
unsur kebudayaan merupakan basis dari identitas nasional suatu bangsa. Contohnya budaya
barat yang masuk ke Indonesia melalui globalisasi telah banyak mengubah pola hidup
generasi muda saat ini, salah satunya melupakan kultur budaya bangsa indonesia. Banyaknya
penduduk yang melupakan kebudayaan daerahnya sendiri mengakibatkan budaya yang kita
miliki mudah sekali diakui sebagai milik negara lain.
Banyak kasus terkait pengakuan budaya Indonesia yang dilakukan oleh bangsa lain. Salah
satunya yaitu Malaysia yang mengakui kebudayaan Indonesia seperti kesenian Reog, Batik,
Tari Tor-tor dari Sumatra Utara, dan Angklung sebagai kebudayaan mereka. Hal tersebut
sudah tentu akan menyebabkan renggangnya hubungan diplomatik antar Indonesia-Malaysia.
Kasus tersebut membuktikan bahwa sebenarnya kebudayaan dari negara kita sangat kaya dan
beragam. Akan tetapi, dari masyarakat dan pemerintah belum dapat menjaganya dengan baik.
Masalah ini membuat masyarakat Indonesia merasa sangat geram dengan tingkah Malaysia.
Terlebih bukan hanya kasus tadi saja yang sudah pernah diakui oleh Malaysia, sedangkan
pihak Malaysia tidak merasa bersalah dan mereka beranggapan bahwa Malaysia tidak pernah
mengakui kebudayaan Indonesia sebagai budaya mereka. Kasus ini bukan hanya melibatkan
dua orang saja, melainkan dua negara besar yaitu Malaysia dan Indonesia. Indonesia merasa
dilecehkan dan merasa tidak dihargai karena kebudayaannya dengan mudah diklaim, namun
pihak Malaysia tetap pada prinsipnya bahwa mereka tidak pernah mengakui budaya
Indonesia sebagai budaya milik Malaysia.
Identitas nasional merupakan sebuah penanda bahwa suatu bangsa dan negara memiliki jati
diri yang membedakan antara bangsa dan negara satu dengan yang lain. Hal ini tidaklah
mudah bagi Indonesia dalam mencapai dan menjaga budayanya, karena identitas yang
dimiliki suatu bangsa dan negara bisa saja pelan-pelan memudar.
Penciptaan identitas nasional adalah proses yang terus-menerus berlangsung. Dalam proses
ini, individu mengembangkan rasa memiliki bangsa. Generasi baru disosialisasikan ke dalam
identitas nasional yang berubah tetapi berkelanjutan, dan sering dianggap sebagai tidak
berubah. Kemungkinan pencapaian atau non-pencapaian – dari identitas semacam itudi antara
kelompok besar imigran mungkin sangat penting untuk kerja bahkan kelangsungan hidup dari
negara demokratis. Pandangan berbeda tentang apa yang merupakan identitas nasional dapat
dilihat sebagai tawaran tawar-menawar dalam negosiasi tentang substansi identitas semacam
itu.
Pandangan mungkin dibangun dari pengalaman, misalnya, pentingnya bahasa, agama atau
etnis dari negara-negara emigrasi dan imigrasi. Pengalaman yang dibawa dari yang pertama
dapat dilihat sebagai kontribusi khusus dari tawaran tawar-menawar pemuda imigran
mengenai identitas nasional yang baru. Tawaran gabungan akan, melalui proses negosiasi
yang berkelanjutan, membentuk pandangan, lebih atau kurang stabil, pada ‘Humoris’ dan
kemungkinan milik ‘kehendak’ ini. Pencapaian identitas nasional yang lebih tinggi seperti
asas hukum adat.
2. Adanya Komitmen
Identitas nasional merupakan penjelasan yang aneh tentang komitmen terhadap tanah air. Ini
adalah pernyataan bahwa orang-orang tidak ada (hanya) sebagai akibat dari pemaksaan
eksternal dan ingin hidup (hanya) dengan perhitungan politik mereka tentang keuntungan
teoritis dan praktis mereka di bawah pengawasan nasional tertentu tetapi karena mereka milik
yang selalu istimewa berkembang biak manusia dengan siapa mereka berbagi karakteristik
tertentu.
Independen dari kehendak politik yang khusus dan dapat berubah dari seorang warga negara
harus ada karakter nasional yang alami , yang tidak hanya menekankan hubungan dengan
orang itu sendiri, tetapi juga subordinasi di bawah yang sama – tepat otoritas politik
nasionalnya sendiri.
Identitas nasional adalah formula rasis modern untuk ketidakteraturan nasionalisme, sebuah
dogma yang memang tidak memiliki bukti, tetapi beberapa pameran. Mereka seharusnya
mengilustrasikan karakteristik asli,yang umum , yang membuat sejumlah orang menjadi
orang, bahkan ketika mereka bukan orang-orang dari satu (dan sama) negara.
Tidak ada kepentingan umum yang akan muncul karena bahasa umum di antara mereka yang
berbicara. Apakah mereka memiliki pandangan atau tujuan yang sama atau berbeda tidak ada
hubungannya dengan bahasa mereka itu tersedia tanpa pandang bulu untuk mengekspresikan
pikiran kepada siapa pun yang menguasainya. Bahwa sebaliknya semua konflik dan
perbedaan menjadi tidak relevan oleh kesamaan bahasa yang sama adalah penipuan kasar dan
masuk akal hanya bagi mereka yang menuntut bahwa di samping identitas înationalî semua
kepentingan lain harus tetap diam.
Jika karya seni dianggap sebagai properti budaya nasional, ini tidak dapat terletak pada karya
seni itu sendiri nada musik dan sajak membawa, pada akhirnya, tidak ada warna nasional dan
bukan karena mereka umumnya menyenangkan penilaian rasa adalah, seperti yang diketahui,
subyektif, dan tidak bergantung pada asal suatu karya seni. Kenyataan bahwa seni, yang
seharusnya selalu merupakan ekspresi individu yang paling individual, tetap dianggap
sebagai milik nasional, berutang lagi hanya untuk kepentingan negara. Dengan perampasan
produk-produk intelektual, kekuasaan negara itu sendiri ingin berpartisipasi dalam dunia
intelektual, dan merayakannya sendiri di dalamnya. Oleh karena itu juga memastikan bahwa
orang-orang tahu ìitsî penyair dan pemikir, setidaknya dengan nama.
Siapa pun yang menyebutnya sebagai ikatan pemersatu tidak berarti bagaimanapun manuver
masa lalu para pemburu dan pengumpul pra-negara, tetapi apa yang dapat menunjukkan
pencapaian politik negara saat ini dan para pendahulunya yang sah dan pengenaan mereka,
sebagai suatu peraturan, adalah sejarah pembantaian yang lebih kecil dan lebih besar, yang
memiliki kehidupan dan kesehatan yang tenang dalam prosedur politik mata pelajaran saat ini.
Populasi saat ini harus melihat kembali sejarah ini bukan sebagai kesalahan yang berbahaya
bagi mereka, tetapi sebagai fondasi dari takdir yang sama . Untuk yang satu ini dapat merasa
bangga atau malu namun, dalam kedua kasus itu harus dianggap sebagai hal yang wajar tanpa
syarat yang mencakup hak-hak dan kewajiban nasional, benar-benar independen dari setiap
kepentingan individu.
7. Keputusan Politik Negara
Yang dimaksud dengan itu dalam setiap kasus adalah keputusan politik. Apakah itu peraturan
dan kondisi yang berkaitan dengan urusan dalam negeri, atau klaim kebijakan luar negeri
pada sumber daya negara-bangsa lain: itu adalah kepedulian masyarakat untuk memahami
usaha politik dari kekuasaannya sebagai masalah nasional, dan untuk mengidentifikasi
dengan mereka. Oleh karena itu, selalu perlu melupakan perbedaan kecil antara mereka yang
berada di atas dan yang di bawah, penguasa dan subjek, negara dan warga negara.
Jika itu berhasil dengan rakyat, maka negara dapat menunjuk dirinya sebagai otoritas yang
lebih tinggi. Ketaatan yang diperlukan kemudian tidak lagi tampak sebagai penyerahan di
bawah kekuasaannya, tetapi sebagai ekspresi kehendak rakyat. Dan semakin besar tugas
nasional, semakin berguna citra kehendak rakyat, yang hidup sebagai watak kedua warga
negara, apakah dia menginginkannya atau tidak persis seperti “identitas nasional” yang
menempatkan negaranya di kanan. Beberapa kesamaan yang berfungsi sebagai bukti
pendukung untuk ideologi ini, pada akhirnya, selalu ditemukan.
Sifat-sifat yang biasanya ditunjukkan sebagai properti yang membuat sekelompok orang
“orang” dalam arti politik, suatu bangsa , tentu saja konyol dan mudah disanggah: bahasa,
budaya, sejarah, sejarah budaya. Kesalahan di sini mudah untuk disebutkan: Sebab dan
akibatnya terbalik. Hasil dari fakta bahwa orang-orang menghabiskan hidup mereka dalam
satu dan sama tatanan politik yang menyatakan alasan mengapa mereka berada bersama-sama
di bawah satu tatanan politik. Efek subordinasi bersama mereka ke salah satu kekuatan politik
yang menyatakan penyebab kohesi mereka, kebersamaan mereka, sebagai orang.
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial Sebagai makhluk individu, manusia
terdiri atas dua unsur, yaitu unsur jasmani (raga) dan unsur rohani (jiwa). Manusia diberi
potensi berupa akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan sehingga sanggup berdiri sendiri dan
bertanggung jawab atas dirinya. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat
hidup sendirian, manusia selalu membutuhkan bantuan manusia lainnya. Aristoteles
menyebutkan manusia sebagai makhluk “Zoon Politicon”, yaitu makhluk yang pada dasarnya
selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan yang lainnya. Secara kodrati manusia dapat hidup
berdampingan/ berkelompok dengan manusia lainnya karena didorong oleh kebutuhan
biologis.
Bangsa adalah sekelompok orang yang menempati wilayah tertentu yang di ikat oleh
persamaan nasib, sejarah dan cita-cita.
Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai persamaan karakter. Karakter tersebut
tumbuh karena adanya persamaan senasib dan sepenanggungan.
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat tertentu atau adanya keinginan yang sama. Hasrat
tersebut timbul karena adanya rasa kesatuan antara sesama manusia dan tempat tinggal.
Secara etimologi kata Negara berasal dari kata state Inggris), Staat (Belanda, Jerman), E`tat
(Prancis), Status, Statum (Latin) yang berarti meletakkan dalam keadaan berdiri,
menempatkan, atau membuat berdiri. Kata Negara yang dipakai di Indonesia berasal dari
bahasa Sansekerta yanitu Negara atau nagari yang artinya wilayah, kota, atau penguasa.
Pengertian bangsa menurut para ahli :
Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang mendiami wilayah
tertentu.
b. Menurut R. Djokosoentono
Negara adalah organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu
pemerintahan yang sama.
Bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada
kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi keluar dan kedalam. Jadi mereka
diikat oleh satu kekuasaan politik yaitu negara. Ada dua proses pembentukan bangsa negara
yaitu model ortodoks dan model mutakhir. Pertama, model ortodoks bermula dari adanya
suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian bangsa itu membentuk satu negara tersendiri.
Kedua, model mutakhir yang berawal dari adanya negara terlebih dahulu, yang terbentuk
melalui proses tersendiri, sedangkan penduduk negara merupakan sekumpulan suku bangsa
dan ras.
Kedua model ini berbeda dalam empat hal. Pertama, ada tidaknya perubahan unsur dalam
masyarakat. Kedua, lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembentukan bangsa-
bangsa. Ketiga, Kesadaran politik masyarakat pada model ortodoks muncul setelah
terbentuknya bangsa-negara, sedangkan dalam model mutakhir, kesadaran politik warga
muncul mendahului bahkan menjadi kondisi awal terbentuknya bangsa-negara. Keempat,
derajat partisipasi politik dan rezim politik.
Negara adalah organisasi kekeasaan dari persekutuan hidup manusia. Terjadinya negara-
bangsa Indonesia merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap yang berkesinambungan.
Proses terbentuknya negara-bangsa Indonesia secara teoritis dilukiskan sebagaimana dalam
keempat alinea Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:
1. Terjadinya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi tetapi adanya pengakuan akan hak
setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa Indonesia memiliki tekad kuat untuk
menghapus segala penindasan dan penjajahan suatu bangsa atas bangsa yang lain. Inilah
sumber motifasi perjuangan. (alinea I pembukaan UUD 1945).
3. Terjadinya bangsa Indonesia adalah kehendak seluruh bangsa Indonesia. Disamping itu
adalah kehendak dan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan bangsa
Indonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya motivasi spiritual. (alinea III
pembukaan UUD 1945)
Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi tujuan negara,
bentuk negara, system pemerintahan negara, UUD negara dan dasar negara. Dengan
demikian semakin sempurna proses terjadinya negara Indonesia. (alinea IV pembukaan UUD
1945).
Proses bernegara sejak tahun 1908, masyarakat mempunyai kesadaran untuk bersatu
membentuk suatu organisasi yang dinamakan Budi Utomo. Proses untuk membentuk suatu
negara itu berjalan 10 tahun dan baru membentuk negara pada tahun 1945. Ada kesan betapa
susahnya proses yang dilalui untuk membentuk negara. Akan tetapi rentang waktu antara
tahun 1908 sampai tahun 1945, itu bisa kita sebut sebagai pematangan yang ujungnya terjadi
pada tahun 1945.
Identitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ciri - ciri, keadaan khusus
pada seseorang atau disebut juga jati diri. Sedangkan karakter adalah sifat- sifat, watak atau
tabiat. Berdasarkan kepada pemahaman ini maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa. Karenanya sering dikatakan identitas nasional
adalah identitas bangsa (kebangsaan), jati diri bangsa atau kepribadian bangsa. Identitas
menjadi sangat penting agar orang lain menjadi tahu siapa diri kita sebenarnya. Itulah
sebabnya seseorang wajib memiliki identitas diri, Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau paspor.
Begitu juga dengan identitas kita agar bangsa lain mengetahui kehebatan negara kita. Lantas
bagaimana dengan identitas bangsa kita, identitas nasional kita, identitas negeri kita.
Secara historis identitas suatu bangsa tidak bisa lepas dari bagaimana awal mula bangsa ini
terbentuk. Negara kita berdiri tak lepas dari sejarah perjuangannya merebut kemerdekaan. Di
sisi lain terdapat ciri - ciri, sifat dan karakter yang melekat pada diri bangsa kita. Negara kita
terdiri dari kepulauan sebagai keunikan secara geografis dan keberagaman suku, etnis, agama
dan budaya. Kedua keunikan ini sering ditengarai sebagai tantangan, tetapi terdapat peluang
besar memajukan bangsa karena dari keberagaman itu muncul karakter sopan santun, ramah,
rukun dan gotong royong yang berakar dari tradisi dan budaya bangsa. Karakter inilah yang
dijadikan soft power negara kita kepada masyarakat dunia sejak dulu hingga sekarang, dan
sampai akhir zaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada pembahasan mengenai karakteristik negara Indonesia, dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk mengetahui karakteristik Indonesia kita terlebih dahulu harus mengetahui dan
memahami apa itu makna dari karakteristik negara Indonesia, salah satunya dengan cara
mengetahui jati diri negara Indonesia beserta bagaimana identitas atau ciri khas
masyarakatnya. Dengan hal tersebut dapat menimbulkan rasa nasionalisme dan patriotisme
pada diri kita.
3.2 Saran
Pelajaran yang dapat kita petik dari karakteristik negara Indonesia ialah sebagai warga negara
yang baik kita harus mengetahui identitas dari negara kita serta dapat mengajarkan mengenai
identitas negara kepada anak cucu kita
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/20bb958d430cc7d21ef6c2b58d14da41.
pdf
http://econochannelfeunj.com/2018/04/identitas-nasional-dan-integritas_9/
https://guruppkn.com/karakteristik-identitas-nasional
http://www.smkkehutananrimbataruna.sch.id/2021/01/hakekat-bangsa-dan-negara.html
http://agengwahyudi.blogspot.com/2015/10/proses-berbangsa-dan-bernegara.html
http://poskota.co.id/2019/8/29/identitas-bangsa