Anda di halaman 1dari 32

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

BATU SALURAN KEMIH

Di Susun Oleh Kelompok 8:

FIQIH ROHMANSYAH (20024099012)


LINDA (20024099014)

Dosen Pembimbing :
Dimas Ning Pangesti S.Kep.,Ns M.Kep
BATU SALURAN KEMIH

Landasan Dasar Surah

Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 168


‫ت ال َّشي ْٰط ۗ ِن اِنَّ ٗه لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمبِي ٌْن‬
ِ ‫ض َح ٰلاًل طَيِّبًا ۖ َّواَل تَتَّبِع ُْوا ُخطُ ٰو‬ ٓ
ِ ْ‫ٰياَيُّهَا النَّاسُ ُكلُ ْوا ِم َّما فِى ااْل َر‬
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah ayat 168)
 Definisi
Batu saluran kemih adalah batu yang tersangkut di saluran kemih,
baik itu di ginjal, ureter, maupun uretra. Ini merupakan salah satu
penyakit pada sistem urologi manusia. Batu saluran kemih terbuat
dari garam dan mineral dalam urine yang menempel satu sama lain
dan membentuk batu. Kebanyakan batunya berupa krikil kecil dan
biasanya tidak menimbulkan rasa sakit ketika tetap berada di ginjal.
Namun jika ukuran batunya lebih besar, hal ini bisa menyebabkan
nyeri dan bahkan menghalangi aliran urine ketika batu bergerak
melalui saluran yang sempit, yaitu saluran kemih ureter.
Batu saluran kemih merupakan penyakit yang cukup banyak terjadi.
Bahkan, penyakit ini menempati urutan ke-tiga terbanyak di bidang
urologi setelah infeksi saluran kemih dan penyakit BPH
(pembesaran prostat jinak).
 Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urin,gangguan metabolik, infeksi saluran
kemih,dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap.
Secara epidemiologis terdapat beberapa beberapa faktor yang
mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor itu
meliputi faktor intrinsik, yaitu keadaan yang berasal dari tubuh
seseorang dan faktor ekstrinsik, yaitu pengaruh yang berasal dari
lingkungan di sekitarnya. Faktor intrinsik itu antara lain adalah
Herediter (keturunan)
Penyakit ini diduga diturunkan dari orangtuanya, Umur : Pada umumnya
batu terbentuk pada yang orang orang yang lebih tua. Dimana penyakit
Batu Saluran Kemih masih tetap jarang terjadi pada anak-anak, Jenis
kelamin: Ada penelitian yang mengatakan bahwa prevalensi terjadinya
Batu Saluran Kemih pada wanita dan pria adalah sama tapi ada juga
penelitian yang mengatakan bahwa pada pria resiko nya lebih besar.
 Klasifikasi

Nyeri yang disebabkan oleh batu ginjal dapat berubah


letaknya seiring batu bergerak melalui saluran kemih.
Intensitasnya pun berbeda tergantung lokasi.
 Penyebab

Batu saluran kemih sering tidak memiliki satu penyebab


yang pasti, meskipun beberapa faktor dapat meningkatkan
risiko Anda terkena batu saluran kemih. Penyakit ini
terbentuk ketika urine mengandung lebih banyak zat
pembentuk kristal (seperti kalsium, oksalat, dan asam urat)
daripada cairan dalam urine yang dapat mengencerkannya.
Pada saat yang sama, urine dapat kekurangan zat yang
mencegah kristal saling menempel. Kondisi ini menciptakan
lingkungan ideal bagi batu saluran kemih untuk terbentuk.
 Faktor Risiko
Ada banyak faktor yang membuat seseorang berisiko
terkena penyakit ini, seperti:
 Riwayat pribadi atau keluarga. 
 Dehidrasi
 Diet tertentu
 Obesitas
 Penyakit pencemaran tertentu
 Kondisi medis lainnya
 Tanda dan Gejala

Urolithiasis dapat menimbulkan berbagai gejala tergantung


pada letak batu, tingkat infeksi dan ada tidaknya obstruksi
saluran kemih. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi
obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik
dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.
Infeksi (pielonefritis dan sistisis yang di sertai menggigil,
demam, dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus
menerus. Beberapa batu, jika ada, menyebabkan sedikit
gejala, sedangkan yang lain menyebabkan nyeri yang luar
biasa dan ketidaknyamanan Beberapa gambaran klinis yang
dapat muncul pada urolithiasis yaitu:
LANJUTAN...
1) Nyeri
Nyeri pada ginjal dapat menimbulkan dua jenis nyeri
yaitu nyeri kronik dan nyeri non kolik Nyeri kolik terjadi
karena adanya stagnansi batu pada saluran kemih
sehingga terjadi resistensi dan iritabilisasi pada jaringan
sekitar. Nyeri kolik juga karena adanya aktivitas
peristaltic otot polos system kalises ataupun ureter
meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu pada
saluran kemih. Peningkatan peristaltic itu menyebabkan
tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi
peregangan pada terminal saraf yang memberikan
sensasi nyeri .
LANJUTAN...
2) Gangguan Mikasi
Adanya obstruksi pada saluran kemih, maka aliran urine (urine
flow) mengalami penururnan sehungga sulit sekali untuk miksasi
secara spontan. Pada pasien nefrolithiasis, obstruksi saluran kemih
terjadi di ginjal sehingga urine yang masuk ke vesika urinary
mengalami penurunan. Sedangkan pada pasien uretrolithiasis,
obstruksi urin eterjadi di saluran paling akhir sehingga kekuatan
untuk mengeluarkan urine ada namun hambatan pada saluran
menyebabkan urin stagnansi. Batu dengan ukuran kecil mungkin
dapat keluar secara spontan setelah melalui hambatan pada
perbatasan uretro-pelvik, saat ureter menyilang vasa iliaka dan saat
ureter masuk ke dalam buli-buli.
LANJUTAN...
3) Hematuria
Batu yang terperangkap di dalam ureter (klonik ureter)
sering mengalami desakan berkemih, tetapi hanya sedikit
urine yang keluar. Keadaan ini akan menimbulkan gesekan
yang di sebabkan oleh batu 10 sehingga urine yang di
keluarkan bercampur dengan darah
(hematuria).
Hematuria. Tidak selalu terjadi pada pasien urolithiasis,
namun jika terjadi lesi pada saluran kemih utamanya ginjal
maka seringkali menimbulkan hematuria yang massive, hal
ini dikarenakan vaskuler pada ginjal sangat kaya dan
memiliki sensivitas yang tinggi dan didukung jika
karakteristik batu yang tajam pada
LANJUTAN...

4) Mual dan muntah


Kondisi ini merupakan efek samping dari kondisi
ketidaknyamanan pada pasien karena nyeri yang
sangat hebat sehingga pasien mengalami stess yang
tinggi dan memacu sekresi
HCLI pada lambung. Selain itu, hal ini juga dapat
di sebabkan karena adanya stimulasi dari celiac
plexus, namun gejala gastrointestinal biasanya
tidak ada.
LANJUTAN...
5) Demam
Demam terjadi karena adanya kuman yang menyebar ke tempat lain. Tanda
demam di sertai dengan hipotensi, palpitasi,vasodilatasi pembuluh darah di
kulit merupakan tanda terjadinya urosepsis. Urosepsis merupakan kedaruratan
di bidang urologi dalam hal ini harus secepatnya ditentutakn letak kelainan
anatomic pada saluran kemih yang mendasari timbulnya urosepsis dan di
lakukan terapi berupa drainase dan pemberian antibiotic

6) Distensi vesika urinaria


Akumulasi urin yang tinggi melebihi kemampuan vesika urinaria akan
menyebabkan vasodilatasi maksimal pada vesika. Oleh karena itu, akan
teraba bendungan (distensi) pada waktu di lakukan palpasi pada region vesika
.
 Patofisiologi

Banyak faktor menyebabkan berkurangnya aliran urin dan


menyebabkan obstruksi, salah satunya adalah statis urine dan
menurunnya volume urin akibat dehidrasi serta ketidakadekuatan
intake cairan, hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya
urolithiasis, rendahnya aliran urin adalah gejala abnormal yang
umum terjadi. selain itu, berbagai kondisi pemicu terjadinya
urolithiasis seperti komposisi batu yang beragam menjadi faktor
utama bekal identifikasi penyebab urolithiasis. Batu yang terbentuk
dari ginjal dan berjalan menuju ureter paling mungkin tersangkut
pada satu dari lokasi berikut, yaitu sambungan uroteropelvik, titik
ureter menyilang disebut batu staghorn. pembuluh darah iliaka,
dan sambungan ureterovesika keputusan untuk tindakan
pengangkatan batu. Batu yang masuk pada pelvis akan membentuk
pola koligentes yang di sebut staghorn.
 Pencegahan
Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium dan oksalat), Meningkatkan
konsentrasi inhibitor pembentukan batu : Sitrat (kalium sitrat 20 meq
tiap malam hari, minum jeruk nipis atau lemon sesudah makan malam),
Batu ginjal tunggal (meningkatkan masukan cairan, mengontrol secara
berkala pembentukan batu baru. Pengaturan diet: Meningkatkan
masukan cairan dengan menjaga asupan cairan diatas 2L perhari Lebih
banyak urin yang dikeluarkan maka akan mengurangi supersaturasi
kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat. Hindari masukan minum
gas (soft drinks) lebih 1L per minggu, Batasi masukan natrium (80
sampai 100 mq/hari), Tingkatkan konsumsi buah-buahan segar, serat
dari sereal gandum dan magnesium serta kurangi konsumsi daging dapat
kurangi resiko pembentukan batu ginjal.
 Komplikasi
Batu saluran kemih pada umumnya
mengandung unsur kalsium oksalat atau
kalsium fosfat, asam urat, magnesium-
amonium-fosfat (MAP), xanthyn, dan sistin,
silikat, dan senyawa lainnya. Data mengenai
kandungan/komposisi zat yang terdapat pada
batu sangat penting untuk usaha pencegahan
terhadap kemungkinan timbulnya batu residif.
 Pemeriksaan Penunjang
Di ginjal atau di buli-buli (yang ditunjukkan sebagai echoic shadow),
hidronefrosis, pionefrosis, atau pengerutan ginja. Foto Polos Abdomen
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan
adanya batu radio-opak di saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat
dan kalsium fosfat bersifat radio-opak dan paling sering dijumpai diantara
batu jenis lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen).
Pielografi Intra Vena. Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi
dan fungsi ginjal. Selain itu IVU dapat mendeteksi adanya batu semi-opak
ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos perut. Jika
IVU belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat
adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan
pielografi retrograd Ultrasonografi USG dikerjakan bila pasien tidak
mungkin menjalani pemeriksaan IVU, yaitu pada keadaan-keadaan alergi
terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun, dan pada wanita yang
sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu.
 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

DIABETES INSIPIDUS

 Di Susun Oleh Kelompok 8:

 FIQIH ROHMANSYAH (20024099012)


 LINDA (20024099014)

 Dosen Pembimbing :
 Dimas Ning Pangesti S.Kep.,Ns M.Kep
DIABETES INSIPIDUS

Landasan Dasar Surah


Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 168
‫ت ال َّشي ْٰط ۗ ِن اِنَّ ٗهلَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمبِي ٌْن‬
ِ ‫ض َح ٰلاًل طَيِّبًا ۖ َّواَل تَتَّبِع ُْوا ُخطُ ٰو‬ ٓ
ِ ْ‫ٰياَيُّهَا النَّاسُ ُكلُ ْوا ِم َّما فِى ااْل َر‬
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah ayat 168)
Definisi
Diabetes insipidus adalah kelainan yang menyebabkan
ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Kondisi ini dapat
mengakibatkan frekuensi buang air kecil bertambah dan rasa haus yang
berlebihan. Penyakit ini dapat membuat tidur malam terganggu dan sulit
menahan kencing, hingga mengompol. Walaupun gejalanya mirip
dengan diabetes melitus, penyebab penyakit ini berbeda.Diabetes
melitus disebabkan karena masalah insulin dan kadar gula darah yang
tinggi. Sementara itu, penyakit diabetes insipidus dipengaruhi kerja
ginjal Anda terhadap urine. Keduanya tidak berhubungan. Kondisi ini
tidak dapat disembuhkan. Namun, ada berbagai pilihan pengobatan
sesuai penyebab penyakit. Pengobatan dilakukan untuk meringankan
gejala dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Diabetes insipidus
adalah kondisi yang jarang terjadi. Namun, pria lebih sering mengalami
penyakit yang menyerang fungsi ginjal ini dibandingkan wanita. Selain
itu, kondisi ini juga dapat terjadi di semua usia, termasuk bayi dan anak.
 Tanda dan Gejala
Menurut Batticaca (2008) diabetes insipidus memiliki
beberapa gejala klinis, yaitu sebagai berikut.
1. Gejala umum seperti poliuri dan polidipsi
2.  Jumlah air yang diminum dan urin output per 24 jam
sebanyak 5-10 L
3. Berat jenis urin antara 1,001-1,005 dan 50-200 MOSmol
kgBB
LANJUTAN...
 Komplikasi
Menurut Black (2009) diabetes insipidus memiliki beberapa komplikasi, yaitu sebagai
berikut.
 Ketidakseimbangan elektrolit

 Hipovolemia

 Hipotensi

 Syok

Selain itu, menurut Alodokter (2016) komplikasi dari diabetes insipidus, yaitu sebagai
berikut.
1. Ketidakseimbangan Elektrolit
                  

Elektrolit adalah mineral seperti kalsium, sodium, khlor, potasium, magnesium, dan
bikarbonat. Kandungan mineral ini berfungsi menjaga keseimbangan air di dalam tubuh
dan berperan dalam fungsi-fungsi sel. Gejala yang mungkin akan terjadi akibat kondisi ini
adalah:
 Kelelahan atau kehabisan energi
 Sakit kepala
 Sakit pada bagian otot
 Mudah marah
 Mual dan kehilangan selera makan
KLASIFIKASI
Menurut Batticaca secara patogenesis, diabetes insipidus dibagi menjadi dua jenis, yaitu
sebagai berikut.
1. Diabetes Insipidus Sentral (Central Diabetes Insipidus-CDI)
2. Diabetes Insipidus Netrogenik (Netrogenic Diabetes Insipidus-NDI)
Menurut Kusmana diabetes insipidus diklasifikasikan berdasarkan sistem yang terganggu,
yaitu sebagai berikut.
1. Diabetes Insipidus Sentral
Pada dewasa penyebab yang sering antara lain karena kerusakan kelenjar hipofisis
atauhipotalamus akibat pembedahan, tumor, inflamasi, cedera kepala, atau penyakit (seperti
meningitis). Sedangkan pada anak-anak, penyebabnya karena kelainan genetik. Kerusakan ini
mengganggu pembuatan, penyimpanan, dan pelepasan ADH.
2. Diabetes Insipidus Nefrogenik
Kelainan akibat cacat tubulus ginjal, menyebabkan ginjal tidak berespons baik terhadap
ADH. Beberapa obat juga menyebabkan kelainan ini.
3. Diabetes Insipidus Gestasional
Kelainan akibat degradasi ADH oleh vasopressinase yang dihasilkan berlebihan
olehplasenta. Keadaan ini berhubungan dengan meningkatnya risiko komplikasi pada kehamilan,
seperti pre-eklampsia.
4. Diabetes Insipidus Dipsogenik (Polidipsi Primer)
Kelainan akibat asupan cairan berlebihan yang merusak pusat haus di hipotalamus.Asupan air
berlebihan jangka panjang dapat merusak ginjal dan menekan ADH, sehingga urin tidak dapat
dikonsentrasikan.
Etiologi
1.                  Diabetes Insipidus Sentral (Central Diabetes Insipidus-CDI)
Diabetes insipidus sentral disebabkan oleh kegagalan pelepasan hormon
antidiuretik (ADH) yang secara fisiologis dapat menyebabkan kegagalan
sintesis (penyimpanan) dan gangguan pengangkutan ADH yang disimpan
untuk sewaktu-waktu dilepaskan ke dalam sirkulasi jika dibutuhkan
(diakibatkan oleh kerusakan osmoreseptor yang terdapat pada
hipotalamus anterior dan disebut Kerney’s osmoreceptor cells yang
berada di luar sawar darah otak).
2.                  Diabetes Insipidus Netrogenik (Netrogenic Diabetes Insipidus-
NDI)
 Diabetes insipidus netrogenik (NDI) yaitu istilah yang dipakai pada

diabetes insipidus yang tidak responsive terhadap ADH eksogen.


Penyebabnya adalah kegagalan pembentukan dan pemeliharaan
gradient osmosis dalam medulla renalis dan kegagalan utilisasi gradien
pada keadaan dimana ADH berada dalam jumlah yang cukup dan
berfungsi normal
 Patofisiologi 
Menurut Kusmana hormon antidiureutik (ADH) berperan
penting dalam sistem regulasi volume cairan dan osmolalitas
plasma tubuh. ADH diproduksi oleh hipotalamus, kemudian
disimpan di hipofisis posterior, dan disekresikan saat
diperlukan, yaitu jika osmolalitas plasma meningkat. Setelah
disekresikan, ADH akan merangsang duktus kolektikus di
nefron ginjal untuk menyerap kembali cairan, mengakibatkan
osmolalitas urin meningkat dan osmolalitas plasma menurun.
Bila osmolalitas plasma turun, sekresi ADH akan berkurang.
Segala kondisi yang mengakibatkan penurunan sekresi ADH
atau berkurangnya respons nefron ginjal terhadap ADH akan
menimbulkan diabetes insipidus.
 Pencegahan
Menurut Smeltzer dan Bare manifestasi klinis dari
diabetes insipidus, yaitu sebagai berikut.
1.    Poliuria. Haluaran urin harian dalam jumlah yang
sangat banyak dengan urin yang sangat encer; berat jenis
urin 1,001 sampa 1,005 g/ml; biasanya mempunyai
awitan yang mendadak, tetapi mungkin secara tersamar
pada orang dewasa.
2.    Polidipsi. Rasa sangat kehausan, 4 sampai 40 liter
cairan setiap hari, terutama sangat membutuhkan air
dingin.
Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : NY. Y
Umur :55tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tanjung Pinang
Nomor registrasi : 513460
Diagnosa medik :Diabetes inspidus
Tanggal MRS : 1 november 2021 Jam : 11.03
Tanggal pengkajian: 2 November2021 Jam : 19:00
 
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. Y
Umur : 64tahun
Alamat : Tanjung Pinang
Hubungan dengan klien: Kakak Kandung
 
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan merasa haus, kencing yang
berlebihan, kram , jika tidak minum banyak lemas
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengalami poliuria, polidipsia, nocturia,
kelelahan, dan konstipasi.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
4. Pengkajian
• Pernafasan RR normal (20x/menit)

• Kardiovaskular, Tekanan darah rendah (N=120/70mmHg), S (36,5°C), (N=60-100x/Menitsuara jantung vesikuler.


Perfusi perifer baik, turgor kulit buruk, intake
• ≥

• 2500 cc/hr, output= 3000 cc/hr, IWL = 500 cc/hr, klien tampak gelisah. 3.

• Persyarafan B3 (brain) Kadang pasien merasa pusing, bentuk kepala simetris, GCS= 4 5 6, pupil normal, orientasi
tempat-waktu-orang baik, reflek bicara baik, pendengaran baik, penglihatan baik, penghidu baik. 4.

• Perkemihan B4 (bladder) Poliuria, urin sangat sangat encer ( 4- 30 liter ), tidak ada perubahan pola eliminasi,
pasien mengeluh haus. 5.

• Pencernaan B5 (bowel) Nafsu makan baik, tidak mual dan muntah, serta BAB 2 x/hr pagi dan sore. konstipasi 6.

• Muskuloskeletal/integument B6 (bone) Kulit bersih, turgor kulit buruk, muncul keringat dingin dan lembab, tidak
ada nyeri otot dan persendian, cepat lelah
 Pemeriksaan Diagnostik
 1.Gula darah acak didapatkan 160 mg/dl (gula darah acak
normal 120-140 m/dl)
 2.Water Deprivation Test guna untuk menurunkan frekuensi
yang berlebih.
 3.Osmolalitas urin 50-150 mosmol/L (normal= 300-450
mosmol/L).
 4.Osmolalitas plasma >295 mosmol/L (normal<290 mosmol/L).
 5.Urea N: <3 mg/dl. (normal= 3 - 7,5 mmol/L)
 6.Kreatinin serum: 75 IU/L. (normal<70 IU/
Analisa Data
1. Masalah Keperawatan.

Data Subjektif : pasien mengatakan haus, badan terasa lesu. sering


kencing (polyuria) b.

Data Objektif :intake= <2500 cc/hr, output= 3000 cc/hr, IWL = 500
cc/hr, turgor kulit buruk, mukosa mulut kering dan mata cowong
Diabetes Insipidus Hiperosmolaritas serum Poliuria Merangsang
haus Pergantian air tidak adekuat Volume cairan tubuh berkurang
Defisit volume cairan.
Intervensi Keperawatan
1.Defisit volume cairan dalam tubuhberhubungan
dengan ekskresi yang meningkat dan intake cairan
yang tidak adekuat. Tujuan : Menyeimbangkan
masukan dan pengeluaran cairan. Kriteria Hasil :
Tidak ada tanda dehidrasi (turgor kulit baik, mata
tidak cowong). TTV dalam batas normal
(TD=120/70mmHg, N=60-100x/menit,
RR=20x/menit, S=37°C
SELESAI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai