Atik Pramesti W
STIKes Banyuwangi
PENGERTIAN
Ureterolithiasis adalah kalkulus
atau batu di dalam ureter (Sue
Hinchliff, 1999 Hal 451).
Pembentukan batu berasal dari kristal atau benda asing yang berada
dalam urin yang pekat.
Batu tidak selalu terbentuk pada pasien dengan hiperekksresi atau
dehidrasi. Teori inti matrik dimana pembentukan batu saluran kemih
membutuhkan adanya substansi organik terutama muko protein A
mukopolisakarida yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi
substansi pembentuk batu.
Teori pembentukan batu ginjal:
2. Teori Supersaturasi
Peningkatan dan kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin
seperti sistin, xastin, asam urat, kalsium oksalat mempermudah
terbentuknya batu. Kejenuhan ini juga sangat dipengaruhi oleh pH
dan kekuatan ion.
3. Teori Presipitasi-kristalisasi
Perubahan pH urin akan mempengaruhi solubilitas
susbstansi dalam urin. Di dalam urin yang asam akan
mengendap sistin, zastin, asam urat, sedangkan didalam
urin yang basa akan mengendap garam-garam fosfat.
4. Teori Berkurangnya Faktor Penghambat
Tidak adanya atau berkurangnya substansi penghambat
pembentukan batu seperti fosfopeptida, pirofosfat, polifosfat,
asam mukopolisakarida dalam urin akan mempermudah
pembentukan batu urin.
5. Teori Lain
Berkurangnya volume urin. Dimana kekurangan cairan akan
menyebabkan peningkatan konsentrasi zat terlarut (misal
kalsium, natrium, oksalat dan protein) yang mana ini dapat
menimbulkan pembentukan kristal urin.
.
Faktor Risiko Yang Lain
1. Genetik
Anggota keluarga penderita batu urin lebih banyak
kemungkinan menderita penyakit yang sama dibanding
dengan keluarga bukan penderita batu urin. Lebih
kurang 30% sampai 40% penderita batu kalsium
oksalat mempunyai riwayat famili yang positif
menderita batu.
2. Jenis Kelamin
Pria lebih banyak menderita batu saluran kemih
dibanding wanita (3-4:1).
1. Disebabkan oleh anatomis saluran
kemih pada laki-laki lebih panjang
dibandingkan perempuan.
2. Didalam air kemih laki-laki kadar
kalsium lebih tinggi dibanding
perempuan.
3. Pada air kemih perempuan kadar sitrat
(inhibitor) lebih tinggi.
4. Laki2 memiliki hormon testosteron
yang dapat meningkatkan produksi
oksalat endogen di hati.
5. Adanya hormon estrogen pada
perempuan mampu mencegah
agregasi garam kalsium.
Faktor Risiko Yang Lain
1. Pekerjaan
Kejadian batu kemih lebih banyak terjadi pada orang-orang yang banyak
duduk dalam melakukan pekerjaannya.
2. Air
Banyak minum air meningkatkan diuresis sehingga mencegah
pembentukan batu. Kurang minum dapat mengurangi diuresis, kadar
substansi dalam urin meningkat, mempermudah pembentukan batu.
3. Diet
Konsumsi makanan tinggi protein yang akan meningkatkan resiko
terjadinya batu. Konsumsi makanan tinggi protein yang berlebihan dan
garam atau antasida yang mengandung kalsium, produk susu, makananan
yang mengandung oksalat (misalnya teh, kopi instan, coklat, kacang-
kacang, bayam), vitamin C, atau vitamin D akan meningkatkan
pembentukan batu kalsium.
Faktor Risiko Yang Lain
....Pemakaian vitamin D akan meningkatkan absorbsi kalsium diusus dan
tubulus ginjal sehingga dapat menyebabkan hiperkalsemia dan
penumpukan kalsium di ginjal dan untuk konsumsi vitamin D ini harus
digunakan dengan perawatan.
Makan makanan dan minuman yang mengandung purin yang berlebihan
(kerangkerangan) akan menyebabkan pembentukan batu asam urat
Makanan makanan yang banyak mengandung serat dan protein nabati
mengurangi resiko batu urin, sebaliknya makanan yang mengandung
lemak dan protein hewani akan meningkatkan resiko batu urin.
4. Infeksi
Hampir terbentuknya batu jenis struvit didahului oleh ISK yang
disebabkan oleh bakteri pemecah urea, namun jenis batu lain tidak jelas
apakah batu sebagai penyebab infeksi atau infeksi sebagai penyebab
batu
Obat-obatan
Penggunaan obat anti hipertensi (Dyazide) b.d pe frekuensi batu urin,
begitu juga penggunaan antasida yang mengandung silica berhubungan
dengan perkembangan batu silica.
Tanda Gejala
1. Nyeri
Batu yang berada di ureter dapat menyebabkan nyeri yang luar biasa, akut
dan kolik. Nyeri ini dapat menjalar hingga ke perut bagian depan, perut
sebelah bawah, daerah inguinal, dan sampai ke kemaluan. Penderita sering
ingin merasa berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar, dan
biasanya air kemih disertai dengan darah, maka penderita tersebut
mengalami kolik ureter
2. Hematuri
4) Makanan / cairan
Gejala : mual / muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium
oksalat / fosfat, ketidakcukupan intake cairan
Tanda : Distensi abdominal, penurunan / tidak ada bising usus , muntah
5. Nyeri / kenyamanan
Gejala : episode akut nyeri berat, lokasi tergantung pada lokasi batu,
nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat, tidak hilang dengan
perubahan posisi atau tindakan lain
Tanda : melindungi, prilaku distraksi, nyeri tekan pada area abdomen
6. Keamanan
Gejala : pengguna alkohol, demam, menggigil
DEFINISI
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yg
digambarkan sebagai kerusakan
TUJUAN
rencana yang dapat dilakukan adalah mencegah agar dalam
waktu 1x24 jam nyeri dapat berkurang/hilang atau teradaptasi
Batasan karakteristik
2) RR 16-20 x/menit
KH :
1. Tidak mengalami tanda obstruksi
2. Jumlah dan konsistensi urin normal
3. Tidak ada peningkatan kalsium pada urin
INTERVENSI RASIONALISASI
Awasi pemasukan dan pengeluaran serta Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan
karakteristik urin adanya komplikasi
Dorong meningkatkan pemasukan cairan Peningkatan hidrasi membilas bakteri, darah,
dan debris serta dapat membantu lewatnya batu
Periksa semua urin. Catat adanya keluaran batu Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe
dan kirim ke laboratorium untuk dianalisa batu dan mempengaruhi pilihan terapi
Selidiki kandung kemih penuh: palpasi untuk Retensi urin dapat terjadi, menyebabkan distensi
distensi suprapubik. Perhatikan penurunan jaringan (kandung kemih/ginjal) dan potensial
keluaran urin, adanya edema risiko infeksi, gagal ginjal
periorbital/tergantung
Observasi perubahan status mental, perilaku Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan
atau tingkat kesadaran elektrolit dapat menjadi toksik pada SSP
Kolaborasi: -peningkatan BUN, elektrolit, kreatinin
- Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh mengindikasikan disfungsi ginjal
elektrolit, BUN, kretinin -menentukan adanya ISK, penyebab/gejala
- Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas komplikasi
- Pielolitotomi terbuka atau perkutaneus, -pembedahan untuk membuang batu yang
nefrolitotomi, ureterolitotomi terlalu besar untuk melewati ureter
- ESWL -prosedur non invasif dimana batu ginjal
Defisit Pengetahuan
Diskusikan pilihan terapi Pasien bisa tahu tindakan dan aktivitas apa
yang harus dilakukan secara individu maupun
medis untuk memulihkan kondisinya
Diskusikan perubahan gaya hidup (tidak Perubahan gaya hidup dapat menurunkan
konsumsi vit D terlalu sering dan tidak minum resiko keparahan penyakit dan mempercepat
air terlalu sedikit) untuk mencegah komplikasi pemulihan kondisi
di masa yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit