BATU GINJAL
A. Definisi
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau
calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu ginjal didalam saluran kemih
(kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran
kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
Batu ginjal adalah istilah umum batu ginjal disembarang tempat. Batu ini terdiri
atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit(Patofisiologi
keperawatan, 2000 ).
Batu ginjal adalah massa keras seperti batu yang berada di ginjal dan salurannya
dan dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi.
B. Etiologi
Jenis kelamin : Jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien
wanita.
Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi
dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat
Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran
kemih.
Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
C. Patofisiologi
Batu dalam perkemihan berasal dari obstruksi saluran kemih. Obstruksi mungkin
hanya persial atau lengkap. Obstruksi yang lengkap bisa menjadi hidronefrosis yang
sifatnya mekanis. Urolithiasis merupakan kristalisasi dari mineral dari matrik seputar,
seperti, pus, darah, jaringan yang tidak vital, tumor atau urat. Komposisi mineral dari
batu ginjal bervariasi kira-kira tiga perempat bagian dari batu adalah kalsium, fosfat,
sama urin dan custin. Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan
rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau urin
kalsium fosfat dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat
defisiensi substansi tertentu seperti sifat secara normal mencegah kristalisasi dalam urin.
Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup PH urin dan status
Batu dapa ditemukan disetiap bagian ginjal sampai ke kandung kemih dan
ukurannya bervariasi dan deposit granuler yang kecil, yang disebut pasir atau krikil,
urin, periode immobilisasi (drainase renal yang lambat dan perubahan metabolisme
kalsium).
urin, menyebabkan pembentukan batu kalsium. Pembentukan batu urinarius juga dapat
terjadi pada penyakit inflamasi usus pada individu dengan ileustomi atau reseksi usus,
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya
obstruksi, infeksi, dan edema. Ketiak batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi,
menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter
proksimal. Iritasi batu yang secara terus-menerus dapat mengakibatkan terjadinya infeksi
yang sering disertai dengan keadaan demam, menggigil dan disuia. Beberapa batu
menyebabkan ketidak nyamanan dan nyeri yang luar biasa (Brunner &Suddarth, 2001
hal 1461)
Nyeri yang berasal dari daerah renal menyebar secara anterior dan pada wanita
Kolik renal : bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area
Menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut dan dan kolik yang menyebar
Sering merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar, dan biasanya
Menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuri.
Batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih sehingga akan terjadi
retensi urin.
Jika infeksi berhubungan dengan adanya batu, maka kondisi akan lebih serius
disertai sepsis.
E. Komplikasi
1. Gagal ginjal
Terjadi kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut
kompresi batu pada membran ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal ini
menyebabkan iskemik ginjal dan jika dibiarkan akan menyebabkan gagal ginjal.
2. Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan temapat yang baik untuk
peritoneal.
3. Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk di
4. Avaskuler Iskemia
Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian
jaringan.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemriksaan Laboratorum
Urin lengkap : Untuk mengetahui kelainan atau kondisi pada system kemih
BUN SC ( Blood Urea Nitrogen ) atau kadar nitrogen urea darah kedua senyawa
ini diatur oleh kinerja ginjal untuk mengetahui ketika terjadi masalah pada
Urine Cultur : Untuk melihat ada atau tidaknya kuman dalam urin, seperti adanya
URIC Acid : Uric artinya Urin dan Acid artinya Asam : jadi Uric acid adalah
Diagnosis BATU GINJAL dapat dilakukan dengan beberapa tindakan radiologis yaitu:
1. Sinar X abdomen
Untuk melihat batu di daerah ginjal, ureter dan kandung kemih. Dimana dapat
menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan dapat membedakan klasifikasi batu yaitu
dengan densitas tinggi biasanya menunjukan jenis batu kalsium oksalat dan kalsium
fosfat, sedangkan dengan densitas rendah menunjukan jenis batu struvit, sistin dan
campuran. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu di dalam ginjal maupun
Pemeriksaan ini bertujuan menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jika IVP belum
dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi
3. Ultrasonografi (USG)
USG dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan adanya obstruksi.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi diperlukan pada wanita hamil dan pasien yang
alergi terhadap kontras radiologi. Keterbatasn pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk
Pemindaian CT akan menghasilkan gambar yang lebih jelas tentang ukuran dan
lokasi batu.
G. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan medis batu ginjal adalah untuk menghilangkan batu,
mengurangi obstruksi yang terjadi. Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa,
pembedahan terbuka.
1. Pengurangan Nyeri
Morfin untuk mencegah syok dan sinkop akibat nyeri yang luar biasa, mandi air
panas atay hangat di area panggul, pemberian cairan kecuali untuk pasien mentah
2. Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu
dengan diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar tanpa
intervensi medis.
Dengan cara mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang
dapat merupakan bahan utama pembentuk batu ( misalnya kalsium) yang efektif
mencegah pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah
ada. Setiap pasien batu ginjal harus minum paling sedikit 8 gelas air sehari.
dapat keluar sendiri secara spontan. Opioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu petidin
hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan naproxen dapat
mengatasi spasme ureter. Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih
atau pada pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah batu
dikeluarkan, batu ginjal dapat dianalisis untuk mengetahui komposisi dan obat
berikutnya.
digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah
batu. Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy
pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proximal, atau
ESWL dapat mengurangi keharusan melakukan prosedur invasif dan terbukti dapat
5. Endourologi
saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat
tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke sistem
kalies melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih
Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat
per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter
ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.
6. Tindakan Operasi
batu secara spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika batu
tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya. Ada beberapa jenis tindakan
pembedahan, nama dari tindakan pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana
dalam ginjal
ureter
vesica urinearia
uretra
Pathway
Faktor internal : Herediter, Umur , Jenis kelamin
menjadi batu
Kapiler renal
GFR menurun
Resiko
Resiko kekurangan
Infeksi volume
Gangguan cairan
Eliminasi Urine
H. Pengkajian
Pengkajan adalah data dasar utama proses keperawatan yang tujuannya adalah untuk
memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan kesehatan klien yang
A. Identitas Pasien yaitu: mencakup nama, umur, agama, alamat, jenis kelamin,
pendidikan, perkerjaan, suku, tanggal masuk, no. RM, identitas keluarga, dll.
B. Riwayat Kesehatan
Biasanya klien mengeluh nyeri pinggang kiri hilang timbul, nyeri muncul dari
pinggang sebelah kiri dan menjalar ke depan sampai ke penis. Penyebab nyeri
tidak di ketahui.
Dikaji apakah keluarga klien mengalami batu ginjal atau penyakit lainnya.
C. Pemeriksaan Fisik
Mata :
Mulut dan gigi
Abdomen
Genetalia
Kulit/ intagumen
D. Kebutuhan sehari-hari
2. Eliminasi:
3. Personal hygiene:
E. Data Psikologis
Pada klien dengan urolitiasis biasanya akan cemas dengan kondisinya, apalagi
eliminasi urine tidak teratur dan nyeri, akan menimbulkan kecemasan yang
meningkat.
Meliputi hubungan sosial klien dengan orang lain dan status ekonominya,
urolitiasis dapat menyerang siapa saja baik dari golongan ekonomi rendah maupun
tinggi
G. Data Spiritual
untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan meliputi adanya keyakinan spiritual yang
H. Pemeriksaan Diagnostik
Urinalisa
pH : normal 4,6 – 6,8 (rata-rata 6,0), asam (meningkatkan sistin dan batu asam
fosfat),
Urine 24 jam : Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin
perkiraan Glomerular Filtration Rate. BUN dapat dipengaruhi oleh diet tinggi
Kreatinin serum hasil normal laki-laki 0,85 sampai 15mg/dl perempuan 0,70
iskemia/nekrosis.
Darah lengkap : Hb, Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau
polisitemia.
Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH merangsang
reabsorbsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.
ureter).
I. Diagnosa Keperawatan
Perubahan pola eliminasi b.d obstruksi mekanik inflamasi stimulasi kandung kemih
dapat mengingat
Resiko infeksi b.d factor resiko : pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Bruner & Sudart.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8. EGC: Jakarta
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi II. EGC: Jakarta
Price, Sylvia A, dkk.( 2005). Patofisiologi “Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit”, Edisi 6
Purnomo, Basuki 2010. Dasar-dasar Urologi. edisi ketiga. Sagung seto: Jakarta
Sjamsuhidayat. De jong, wim. Buku ajar ilmu Bedah. Hlmn 1024-1034. EGC : Jakarta.
Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Hlmn 378. Balai Penerbit FKUI :
Jakarta
Http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30750/4/Chapter%20II.pdf