Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG BATU SALURAN KEMIH (BSK)

Disusun oleh:

Luther King James


NIM: PO.62.20.1.16.151

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


DIV KEPERAWATAN REGULER III
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palangkaraya, 31 Maret 2018

Luther King James

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

A. Pengertian ........................................................................................................... 3
B. Etiologi ................................................................................................................ 3
C. Patofisiologi ........................................................................................................ 3
D. Pemeriksaan Diagnostik...................................................................................... 4
E. Manifestasi klinis ................................................................................................ 4
F. Penatalaksanaan .................................................................................................. 5

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................... 6

A. Pengkajian ........................................................................................................... 6
B. Diagnosa ............................................................................................................. 6
C. Intervensi............................................................................................................. 6
D. Implementasi ....................................................................................................... 7
E. Evaluasi ............................................................................................................... 7

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 8

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batu Saluran Kemih (Urolithiasis) merupakan keadaan patologis karena adanya masa
keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan dapat menyebabkan
nyeri, perdarahan, atau infeksi pada saluran kencing. Terbentuknya batu disebabkan
karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air
kemih kekurangan materi-materi yang dapat menghambat pembentukan batu, kurangnya
produksi air kencing, dan keadaan-keadaan lain yang idiopatik (Dewi, 2007).

Penyakit ini menyerang sekitar 4% dari seluruh populasi, dengan rasio pria-wanita 4:1
dan penyakit ini disertai morbiditas yang besar karena rasa nyeri (Tisher, 1997). Di
Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia
rata-rata terdapat 1-2% penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini
merupakan tiga penyakit terbanyak dibidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan
pembesaran prostat (Purnomo, 2011). Penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan
yang cukup bermakna, baik di Indonesia maupun di dunia. Prevalensi penyakit batu
diperkirakan sebesar 13% pada laki-laki dewasa dan 7% pada perempuan dewasa. Empat
dari lima pasien adalah laki-laki, sedangkan usia puncak adalah dekade ketiga sampai
keempat.

Fungsi ekskresi ginjal seringkali terganggu diantaranya oleh batu saluran kemih yang
berdasarkan tempat terbentuknya terdiri dari nefrolitiasis, ureterolitiasis, vesicolitiasis,
batu prostat, dan batu uretra. Batu saluran kemih terutama dapat merugikan karena
obstruksi saluran kemih dan infeksi yang ditimbulkannya (de jong, 2004). Batu dapat
menyebabkan kerusakan atau gangguan fungsi ginjal karena menyumbat aliran urine.
Jika penyumbatan ini berlangsung lama, urin akan mengalir balik kesaluran di dalam
ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan
pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal (Depkes, 2007). Pada umumnya obstruksi
saluran kemih sebelah bawah yang berkepanjangan akan menyebabkan obstruksi sebelah
atas. Jika tidak diterapi dengan tepat, obstruksi ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi
dan kerusakan struktur ginjal yang permanen, seperti nefropati obstruktif, dan jika
mengalami infeksi saluran kemih dapat menimbulkan urosepsis (Purnomo, 2011).

Untuk mengetahui adanya batu pada saluran kemih terkadang perlu dilakukan
pemeriksaan terlebih dahulu melalui USG atau rontgen, bahkan terkadang ditemukan
pula ginjal yang sudah rusak atau tidak berfungsi lagi akibat batu saluran kemih
ini .Tingginya insidens rate batu saluran kemih, namun rendahnya kesadaran masyarakat
akan penyakit batu saluran kemih dan asuhan keperawatannya inilah yang mendorong

1
penulis untuk membahas atau membuat makalah mengenai batu saluran kemih dengan
judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan (Batu Saluran Kemih)”.

B. Rumusan Masalah

1) Pengertian BSK

2) Mengapa BSK bisa terjadi

3) Apa patofisiologi BSK

4) Tanda-tanda BSK

5) Penanganan BSK

C. Tujuan

1) Mengetahui apa BSK

2) Mengetahui penyebab BSK

3) Mengetahui tanda-tanda BSK

4) Mengetahui bagaiaman cara menangani BSK

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Batu saluran kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan batu di dalam saluran air
kemih, yang dimulai dari kaliks sampai dengan uretra anterior (RSU Dr. Soetomo
Surabaya, 1994).

BSK dapat berkurang dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur. Batu yang berukuran
kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya dapat keluar bersama dengan urine
ketika berkemih.

Batu yang beradda di saluran kemuh atas (ginjal dan ureter) menimbulkan kolik dan jika
batu berada disaluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan uretra) dapat
menghambat buang air kecil. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus
renalis (nyeri kolik yang hebat di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang yang
menjalar ke perut dan juga daerah kemaluan dan paha sebelah dalam). Hal ini disebebkan
karena adanya respon ureter terhadap batu tersebut, dimana ureter akan berkonsentrasi
yang dapat menimbulkan rasa nyeri kram yang hebat.

B. Etiologi

a. Faktor dari dalam (intrinsic), seperti keturunan, usia (lebih banyak pada usia 35-50
tahun, dan jenis kelamin (lebih banyak pria).

b. Faktor dari luar (ekstrinsik)

c. Gangguan aliran kencing (urine)

d. Infeksi saluran kemih

e. Kekurangan cairan (seperti pada penderita diare yang kekurangan cairan).

C. Patofisiologi

Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolitiasis belum
diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu antara lain
: Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan yang kurang dan juga
peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau stasis urin
menyajikan sarang untuk pembentukan batu.

3
Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat, oxalat, dan faktor lain mendukung
pembentukan batu meliputi : pH urin yang berubah menjadi asam, jumlah solute dalam
urin dan jumlah cairan urin. Masalah-masalah dengan metabolisme purin mempengaruhi
pembentukan batu asam urat. pH urin juga mendukung pembentukan batu. Batu asam
urat dan batu cystine dapat mengendap dalam urin yang asam. Batu kalsium fosfat dan
batu struvite biasa terdapat dalam urin yang alkalin. Batu oxalat tidak dipengaruhi oleh
pH urin.

Imobilisasi yang lama akan menyebabkan pergerakan kalsium menuju tulang akan
terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan yang akan diekskresikan.
Jika cairan masuk tidak adekuat maka penumpukan atau pengendapan semakin
bertambah dan pengendapan ini semakin kompleks sehingga terjadi batu.

Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi, ada batu yang kecil dan batu
yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin dan akan menimbulkan rasa nyeri,
trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah dalam urin. Sedangkan batu yang
besar dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih yang menimbulkan dilatasi struktur,
akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin dan akibat yang fatal dapat timbul
hidronefrosis karena dilatasi ginjal.

Kerusakan pada struktur ginjal yang lama akan mengakibatkan kerusakan pada organ-
organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal kronis karena ginjal tidak mampu
melakukan fungsinya secara normal.

D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang bisa dilakukan :

a. Kaltur urine dan analisis urine

b. Radiologi

c. Ultrasound ginjal

d. Scan ginjal

e. Voiding cystourethrogram

f. Intravenous pyelogram (IVP)

E. Manifestasi Klinis

Berikut adalah tanda-tanda atau manifestasi klinis yang muncul :

4
a. Nyeri pinggang (kemeng) pada sudut kostovetebral

b. Nyeri kolik, dari pinggang menjalar ke depan dan kearah genetalia disertai mual dan
muntah

c. Hematuria, baik mikroskopik maupun makroskopik

d. Disuria karena infeksi

e. Demam disertai menggigil

f. Retensi urine pada batu uretra atau leher buli-buli

g. Dapat tampa keluhan

F. Penatalaksanaan

Batu yang sudah menimbulkan masalah pada seluruh kemih secepatnya harus
dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyakit yang lebih besar. Indikasi untik melakukan
tindakan/terapi pada batu seluruh kemih adalah jika batu yang telah menimbulkan:
Obstruksi,infeksi, atau harus diambil karena suatu indikasi social. Obstruksi karena batu
atau hidronefrosis dan batu yang menyebebkan infeksi saluran kemih, harus segera
dikeluarkan. Kadang kala batu saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti diatas
tetapi diderita oleh seorang yang karena pekerjaanya mempunyai resiko tinggi dapat
menimbulkan sumbatan saluran kemih pada saat yang bersangkutan sedang menjalankan
profesinya, dalam hal ini batu harus dikeluarkan dengan cara medikamentosa, dipecahkan
dengan louroESWL, melalui tidakan endorologi, bedah laporoskopi, atau pembedah
terbuka.

a. Terapi medikamentosa

b. ESWL (Extrocorporeal Shockwafe Lithotrispi)

c. Bedah laporokopi

5
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1) Identitas pasien meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,


pekerjaan, status pekawinan.

2) Keluhan utama meliputi: urine yang keluar sedikit, nyeri pada daerah sekitar supra
pubik, sakit atau panas saat buang air kecil.

3) Riwayat penyakit

4) Pemeriksaan fisik

B. Diagnosa

1. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi dan proses infeksi pada
saluran kemih

2. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi ureter

C. Intervensi
1. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi dan proses infeksi pada
saluran kemih
Tujuan : Klien dapat mempertahankan pola elimisasi secara adekuat
Kriteria hasil :
- Kandung kemih secara kosong secara penuh
- Pasien mengatakn peningkatan rasa nyaman
- Bebas dari ISK

Intervensi :

a) Kaji pola berkemih pasien


b) Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan keluhan
c) Jelaskan kondisi perkemihan pasien kepada keluarga
d) Dorong asupan cairan yang adekuat

2. Nyeri aku berhubungan dengan obstruksi ureter


Tujuan : Nyeri terkontrol
Kriteria hasil :

6
Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, rileks, mampu tidur atau beristirahat
dengan cepat

Intervensi :

a) Memonitor nyeri intensitas (0-10) dan penyebarannya

Rasional : nyeri tiba-tiba dan hebat dapat menimbulkan ktekutan

b) Memberikan tindakan kenyamanan, pijatan punggung

Rasional : meningkatkan relaksasi dan ketegangan otot

c) Memotivasi untuk melakukan tehnik nafas dalam

Rasional : membantu dalam relaksasi otot

d) Melakukan kolaborasi pemberian obat

Rasional : menurunkan nyeri

D. Implementasi
Lakukan sesuai intervensi yang ada

E. Evaluasi
1) Klien dapat mempertahankan pola eliminasi secara adekuat
2) Nyeri terkontrol

7
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Batu saluran kemih merupakan keadaan patologis karena adanya masa keras seperti
batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan dapat menyebabkan nyeri,
perdarahan, atau infeksi pada saluran kencing. Masalah keperawatan yang sering
dialami pada batu saluran kemih ialah nyeri akut, gangguan pola eliminasi urin,
resiko tinggi kekurangan volume cairan dan defisiensi pengetahuan.

B. Saran
Sebagai perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit batu saluran
kemih. Selain itu perawat juga memberi health education kepada klien dan keluarga
agar mereka faham dengan batu saluran kemih dan bagaimana pengobatannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Burner and Suddart.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Ed 8.,Vol2.Jakarta:EGC

Long, B.C., 1996. Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta,

Marilyn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3.Jakarta : EGC

urnomo, BB (2000), Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai