B. Etiologi
Penyebab tonsilofaringitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang
tersebut dibawah ini yaitu :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus
Streptococcus beta hemolitikus grup A adalah bakteri penyebab
terbanyak faringitis / tonsilofaringitis akut. Bakteri tersebut mencakup 15 –
30% dari penyebab faringitis akut pada anak.
2. Streptokokus Viridans
Kelompok besar bakteri streptokokuskomensial yang baik a-hemolitik,
mengahasilkan warna hijau pekat pada darah.
3. Streptokokus Piogenes
Bakteri gram psotif bentuk pudar yang tumbuh dalam rantai panjang
dan menyebabkan infeksi streptokokus gram A penyakit penting manusia
berkisar dari infeksi khasnya bermula ditenggorokan dan kulit.
4. Virus Influenza
Virus RNA dari family orthomyxo viridae (virus influenza).Virus ini
ditularkan dengan medium udara melalui bersin pada manusia. Infeksi ini
menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet infections )
C. Patofisiologi
Bakteri dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem
limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya
proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar
masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring
serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi dan bau mulut
serta otalgia.
Bakteri maupun virus dapat secara langsung menginvaasi mukosa faring yang
kemudian menyebabkan respon peradangan lokal. Rhinovirus menyebabkan iritasi
mukosa faring sekunder akibat sekresi nasal. Sebagian besar peradangan melibatkan
nasofaring, uvula dan palatum mole. Perjalanan penyakitnya adalah terjadi inokulasi
dari agen infeksius di faring yang menyebabkan peradangan lokal, sehingga
menyebabkan eritema faring, tonsil, dan keduanya. Infeksi Streptococcus ditandai
dengan invasi lokal serta pelepasan toksin ekstraseluler dan protease. Transmisi dari
virus yang khusus dan SBHGA terutama terjadi akibat kontak tangan dengan sekret
hidung dibandingkan dengan kontak oral. Gejala akan tampak setelah masa inkubasi
yang pendek yaitu 24 – 72 jam.
D. PATHWAY
Penyebaran limfogen
Proses inflamasi
kelemahan
Resiko perubahan Otitis media
status nutrisi < dari
kebutuhan tubuh Intoleransi
aktifitas
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilofaringitis akut tidak tertangani dengan baik
adalah :
1. Tonsilofaringitis kronis
2. Otitis media
3. Abses Peritonsil
4. Bronkitis
5. Atritis
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa
tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
H. Penatalaksanaan
Penanganan pada anak dengan tonsilofaringitis akut adalah :
1. Penatalaksanaan medis
Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin,
amoksisilin, eritromisin dll
Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
Analgesik
2. Penatalaksanaan keperawatan
Kompres dengan air hangat
Istirahat yang cukup
Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
Kumur dengan air hangat
Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien
3. Pada umumnya penyakit yang bersifat akut dan disertai demam sebaiknya tirah
baring, pemberian cairan adekuat, dan diet ringan.
Sistemik
Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamidaantipiretik.
Pengobatan oral
obat kumur atau obat isap yang mengandung desinfektan.
Tonsilektomi
Tonsilektomi dilakukan hanya bila anak menderita serangan yang berat
dan berulang-ulang yang mengganggu kehidupannya. Tindakan ini harus
dilakukan bila disertai abses peritonsilar. Tidak boleh dilakukan 3 minggu
setelah serangn tonsilitis akut, pada palatoskisis, atau pada waktu ada
epidemi poliomielitis.6
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah sebuah fase dimana perawat melaksanakan
intervensi keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan
terminologi ,implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang
merupakan tindakan keperawatan khusus yang digunakan untuk melaksanaan
intervensi.
E. EVALUASI
Evaluasi keperawatan adalah fase kelima atau terakhir dalam proses
keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri
dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program berlangsung.
Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan
informasi efektifitas pengambilan keputusan. Evaluasi asuhan keperawatan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif, assesment, planing).
Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan masalah yang klien hadapi yang telah di buat
pada perencanaan tujuan dan kriteria hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Soepardi, Efiaty A. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga Hidung,Tenggorokan.
Edisi Keempat. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2000.
Suardi, Adi Utomo, dkk. (2010). Buku Ajar: Respirologi Anak. Edisi pertama.
Jakarta: Badan penerbit IDAI.
Nim : PO5303209201162
( Yulianti.K.Banhae, S.Kep.,Ns.,M.Kes)
JURUSAN KEPERAWATAN
2022/2023