A. PENGERTIAN
Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal, ureter,
atau kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat,
fosfat, kalsium urat, asam urat dan magnesium.(Brunner & Suddath,2002).
B. ETIOLOGI
Penyebab secara pati belum diketahui (idiopatik), namun ada beberapa faktor
precipitasi terbentuknya batu, yaitu : (R. Sjamsuhidajat, 2004)
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut R. Syamsul Hidayat dan Wim Dejong, (1997). Gejala dan tandanya
tergantung pada lokasi batu, besarnya dan morfologinya. Walaupun demikian
penyakit ini mempunyai tanda umum yaitu :
D. PATHOFISIOLOGI
PH urine dapat meningkatkan atau melarutkan batu saluran kemih. Batu asam
urat cenderung terbentuk pada keadaan urine yang asam. Batu struvit dan
kalsium phosfat cenderung terbentuk pada keadaan urine yang alkali. Batu
kalsium oxalat tidak dipengaruhi oleh PH urine.
Batu dibentuk di ginjal dan menuju ureter dan turun kedalam vesika urinaria.
Sering kali batu tersangkut di sudut uretepelvie ataupun dilekukkan uretero
visikal. Bila batu menyumbat dan menghambat aliran urine menyebabkan
dilatasi ureter sehingga terjadi keadaan hidroureter. Rasa nyeri karena spasme
ureter terasa sangat berat dan seperti diremes atau ditusuk dan dapat
menyebabkan shock. Dapat juga klien mengalami hematuria karena kerusakan
lapisan urethelial. Jika obstruksi tidak segera diatasi atau dihilangkan, urin
stasis dapat menyebabkan infeksi dan secara bertahap mengganggu fungsi
ginjal pada bagian yang dipengaruhi. Obstruksi terus menerus dapat
menyebabkan hidroneprosis atau pembesaran ginjal.
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dari pemeriksaan ini dapat diketahui struktur dan fungsi dari sistim
ginjal, ureter dan buli-buli, kandung kemih.
c. CT Scan
G. PENATALAKSANAAN
H. KOMPLIKASI
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b.d pasase ginjal atai insisi pembedahan, obstruksi, inflamasi
dan abrasi urinarius
b. Perubahan eliminasi urine b.d stimulasi kandung kemih oleh
batu,iritasi ginjal atau ureteral,obstruksi, onflamasi , adanya batu pada
jalan aliran urin
c. Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan mual
muntah
d. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan drainase luka
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit atau defisiensi pengetahuan
3. Intervensi
a. Nyeri b.d pasase ginjal atau insisi pembedahan, obstruksi, inflamasi
dan abrasi urinarius
Tujuan : nyeri dapat di atasi/berkurang
Kriteria hasil :
1) Melaporkan nyeri hilang atau berkurang dengan spasme
terkontrol
2) Tampil rileks, mampu tidur/istirahat dengan baik
3) Mampu mengontrol nyeri
(tau penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
4) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuansi dan tanda
nyeri )
Renacana Tindakan :
1) Catat lokasi, lamanya intensitas
(skala 0-10) dan penyebaran. Perhatikan tanda non verbal,
contoh: peningkatan TD dan nadi, gelisah, merintih,
menggelepar
2) Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan ke staf
terhadap perubahan kejadian karakteristik nyeri
3) Berikan tindakan nyaman, contoh pijatan punggung,
lingkungan, istirahat
4) Bantu melalukan teknik relaksasi napas dalam
5) Perhatikan keluhan peningkatan menetapnya nyeri pada
abdomen
6) Berikan kompres hangat
7) Pertahankan patensi kateter bila digunakan
Rasional
Rencana Tindakan :
1) Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine
2) Tentukan pola berkemih normal pasien dan perhatikan variasi
3) Dorong meningkatkan pemasukan cairan
4) Periksa semua urin dan catat adanya keluaran batu dan kirim
ke labor untuk di analisa
5) Selidiki keluhan kandung kemih penuh, palpasi untuk distensi
suprapubik. Perhatikan penurunan keluaran urin, adanya edema
periorbital/tergantung
6) Observasi perubahan status mental, perilaku, atau tingkat
kesadaran
7) Kolaborasi :
Awasi pemeriksaan labor, contohnya elektrolit, BUN, kreatinin
8) Berikan obat sesuai indikasi
Rasional
Rencana tindakan :
Rasional
Rencana tindakan :
Rasional
e. Defisiensi pengetahuan
Kriteria hasil :
1) Pasien dan keluarga manyatakan pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis dan program pengobatan
2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat atau tim kesehatan lainnya
Rencana tindakan :
Rasional
4. Implementasi
Merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi
keluhan pasien berdasarkan intervensi-intervensi yang telah dibuat.
Implemetasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat.
5. Evaluasi
a. Melaporkan penurunan nyeri, ekspresi wajah dan posisi tubuh pasien
tampak relaks
b. Pasien melaporkan mual berkurang dan tidak muntah lagi
c. Pasien mempunyai pola berkemih yang normal, masukan dan haluran
seimbang, batu dapat dilekuarkan
d. Paien tak menunjukan tanda atau gejala kemerahan pada kulit,
kerusakan kulit atau ekskoriasi
e. Pasien dan keluarga mengerti dengan yang dijelaskan perawat tentang
penyakitnya
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddent. 2002. Keperawatan Medikal Bedah volume 2. Jakarta: EGC
R. Sjamsuhidajat, 2004.@scrib.com
http://rizkahayaturrahmi.blogspot.com/2016/01/asuhan-keperawatan-pasien-
dengan.html
http://nursefadhil.blogspot.com/2016/08/laporan-pendahuluan-batu-saluran-
kemih.html