Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA
VESIKOLITHIASIS

Disusun oleh :

1. Nia agustina :10340089

Program Studi D4 Kebidanan


Universitas Malahayati Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2010/2011
1) PEMBAHASAN
A. Pengertian Vesikolithiasis
Vesikolithiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika urinari atau
kandung kemih , oleh karena itu batu penyakit ini juga disebut batu kandung kemih .
Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang
mengandung komponen kristal dan matriks organik tempatnya pada vesika urinaria atau batu
kandung kemih.

B. Etiologi
 Obstruksi kelenjar prostat yang membesar
 Struktur uretra ( penyempitan lumen dari uretra )
 Neurogenik bladder ( lumpuh kandung kemih karena lesi pada neuron yang
menginervasi bladder )
 Benda asing misalnya kateter
 Divertikula , urin dapat tertampung pada suatu kantung didinding vesika urinaria
 Sistomiasis ,terutam oleh shistoma haemotobium , lesi mengarah keganasan .

Hal-hal yang disebut diatas dapat menimbulkan retensi urine , infeksi , maupun radang
statis , lithiasis , dan sistitis adalah peristiwa yang saling mempengaruhi . statis menyebabkan
bakteri berkembang ◊ sistitis : urine semakin basa ◊ memberi suasan tepat untuk terbentuknya
batu MgNH4po$ ( batu infeksi / struvit ) batu yang terbentuk bisa tunggal ataupun banyak.

C. Manifestasi Klinis
Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan
berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hemturia . jika terjadi obstuksi pada
leher kandung kemih menyebabkan retensi urine atau bisa menyebabkan sepsis kondisi
ini lebih serius yang dapat mengancam kehidupan pasien , dapat pula kita liat seperti
mual , muntah , gelisah , nyeri dan perut kembung .

D. Patologi Dan Fisologi


Kelainan bawaan atau cidera , keadaan patologis yang disebabkan karena infeksi ,
pembentukan batu saluran kemih dan tumor , keadaan tersebut sering menyebabkan bendungan ,
hambatan yang menyebabkan saluran aliran kemih tersumbat baik itu yang disebabkan karena
infeksi , trauma dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan dan
struktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis urine. jika sudah terjadi bendungan dan
statis urine lam kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk batu.

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dilakukan dilaboratorium yang meliputi pemeriksaan :
1. Urine
 apH lebih dari 7,6 biasanya di temukan kuman diarea spilliting , organisme
dapat membentuk batu magnesium amonium phosphat , pH rendah
menyebabkan pengendapat batu asam urat.
 Sedimen : sel darah meningkat ( 90% )
 Biakan urine
 Ekskresi kalsium , posphat , asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah
terjadi hiperekresi.
2. Darah
 HB akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis
 Leokosit terjadi karena infeksi
 Ureum kreatin untuk melihat fungsi ginjal
 Kalsium fospat dan asam urat
3. Radiologi
 Foto BNO / IUP untuk melihat posisi batu , besar batu apakah terjadi
bendungan
 Pada gangguan fungsi ginjal maka IUP tidak dapat dilakukan
4. USG ( Ultra Sono Grafi )
 Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal.
5. Riwayat Keluarga
Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang menderita batu saluran
kemih , jika ada untuk mengetahui pencegahan , pengobatan yang telah dilakukan
pada pengambilan batu dan analisa jenis batu.

F. Komplikasi
1. Sistem pernafasan
Atelektasi tidak terjadi jika ekspansi paru yang tidak adekuat karena pengaruh
analgetk , anestesi dan posisi yang dimobilisasi yang menyebabkan ekspansi tidak
maksimal.
2. Sistem gastrointestinal
Akibat efek anestesi dapat menyebabkan peristaltik usus menurunsehingga bisa
terjadi distensi abdomen dengan tanda dan gejala meningkatkan lingkaran perut dan
terdengar bunyi timpani saat di perkusi.

3. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi peredaran darah bisa menyebabkan pendarahan karena lepasnya
jahitan atau bekuan darah pada tempat insisi yang bisa menyebabkan syok hepavolemik.

4. Sistem Genitourinania
Akibat pengaruh anestesi bisa menyebabkan aliran urine invalunter karena
hilangnya tonus otot.

5. Sistem Integumen
Perawatan yang tidak memperhatikan kesterilan kulit dapat menyebabkan infeksi .

6. Sistem Syaraf
Bisa menimbulkan nyeri yang tidak dapat diatasi.

G. Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan intervensi Kriteria Hasil


1 Gangguan eliminasi BAK Setelah - Kaji tanda vital  Berat badan stabil
berhubungan dengan BPH dilakukan askep klien  Vital sign dalam
3 x 24 jam - Kaji kebutuhan keadaan normal
diharapkan nutrisi klien nadi kurang dari
masalah dapat - Berikan 100 x /menit ,
teratasi makanan sedikit suhu 36ᵒ c , R =
tapi sering kurang dari
30x /menit
2 Perubahan nutrisi dari Setelah - Kaji riwayat  Berat badan stabil
kebutuhan berhubungan dilakukan askep termasuk tidak mengalami
dengan kegagalan untuk 3x24 jam makanan yang mal nutrisi
mencerna diharapkan disukai  Menunjukan
masalah dapat - Obsevasi dan prilaku,
teratasi catat makan yang perubahan pada
masuk ketubuh pola hidup
pasien meningkatkan dan
- Berikan makanan mempertahankan
sedikit tapi sering berat badan yan
stabil
3 Resiko tingg infeksi Setelah - Kaji lokasi luas  Limfosit dalam
berhubungan dengan insisi dilakukan askep luka batas normal
luka oprasi 3x 24 jam - Pantau jika  Tanda vital normal
diharapkan terdapat tanda  Tidak ditemukan
masalah dapat infeksi tanda infaksi
teratasi - Pantau tanda vital
klien
- Kolaborasi
pemberian
antibiotik
- Ganti balutan
dengan prinsip
steril

Daftar Pustaka
1. ( Sjamsuhidajat dan wim de jong , 2001 : 997 )
2. http://duta4diagnosa.blogspot.com/2010/06/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.html
3. http://teguhsubianto.wordpress.com/2009/03/19/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
vesikolithiasis/

Anda mungkin juga menyukai