Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB 1)


DI RUANG AGATE ATAS RSU dr. SLAMET GARUT

Diajukkan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Program Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :
RIZAL JAELANI
KHG.D 19068

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN VIIII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA


GARUT

T.A 2019-2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
GASTROENTERITIS AKUT
DI RUANG AGATE ATAS RSUD dr. SLAMET GARUT

A. PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usu
halus.gastroenteritis akut ditandai dengn diare, dan pada beberapa kasus, muntah-
muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektro;it yang menimbulkan dehidrasi
dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn Betz, 2009)
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan seringkali disertai peningkatan
suhu tubuh. Gastroenteritis akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana
frekuensinya lebih dari 4 kali perhari yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan
parasite yang pathogen.

B. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
 Infeksi bakteri seperti (Vibro E. Coli, Salmonela,Shigelia
Compylobacter, Yersina dan sebagainya).
 Infeksi virus seperti (Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan
sebagainya).
 Infeksi parasite seperti (Ascaris, Triguris, Okyyuris,)
2. Faktor malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.
3. Faktor makanan
 Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis
 Rasa takut dan cemas
C. TANDA DAN GEJALA
1. Diare
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Membrane mukosa dan mulut kering
6. Kehilangan berat badan
7. Tidak nafsu makan
8. Badan terasa lemah.

D. PATOFISIOLOGI
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus, bakteri, atau parasit.
Beberapa pathogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau cytotoksin yang merusak sel. Atau melekat pada dinding usus .
pada gastroenteritis akut, usus halus adalah system penvernaan yang paling sering
terkena. Sebagai akibat dari diare baik akut akan terjadi:
 Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan
terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (asidosis, metabolic,
hypokalemia dan sebagainya.)
 Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (intake makanan kuran,
pengeluarannya bertambah).
 Hipoglikemia
 Gangguan sirkulasi darah.
Gastroenteritis akut ditularkan melalui rute fekal oral dari orang ke orang atau
melalui air dan maknan yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya
diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi
pergesaran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus berlebih sehingga
timbukl diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dingding
usus. Sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Akibat
dari diare itu adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam basa (asidosis metabolic dan hypokalemia), gangguan gizi,(intake
kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

E. PATHWAY
F. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian terapi cairan intra vena seperti NaCl, KCL, NaHCO3, Dan
Glukosa yang dikenal dengan nama oralit.
2. Pemberian suplemen nutrisi harus segera diberikan segera pada pasien
mual muntah.
3. Pemberian antibiotic yang diberikan pada pasien diare seperti
 Ciprofloksasin 500mg, (2x sehari selama 3-5 hari)
 Doksisiklin 300mg
 Metronidazole 250-750mg (selama 5-14 hari)
4. Obat antimetic yang di gunakan pada pasien yang mual muntah.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic pada klien dengan gastroenteritis :

1. Laboratoris (pemeriksaan darah)


Peningkatan LED (pada penyakit Chron dan kolitis). Anemia terjadi pada
penyakit malabsorbsi. Di jumpai pula hipokalsemia dan avitaminosis D,
peningkatan serum albumin, fosfatase alkali dan masa protrombin pada
klien dengan malabsorbsi. Penuruna jumlah serum albumin pada klien
penyakit chron.
2. Radiologis
Barrium Foloow through à penyakit chron.
Barrium enema skip lession, spasme pada sindroma kolon iritable.
3. Kolonoskopi
Pemeriksaan ini di anjurkan pada pasien yang menderita peradangan
kolon.
H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien.
a. Keluhan utama.
Feses semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit
terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Turgor kulit
berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari
4 kali dengan konsistensi encer.
b. Riwayat kesehatan dahulu
c. Riwayat kesehatan keluarga
2. Pengkajian Pola Gordon (Pola Fungsi Kesehatan).
a. Persepsi Kesehatan : pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya,
higienitas pasien sehari-sehari kurang baik.
b. Nutrisi metabolic : diawali dengan mual,muntah,anopreksia,menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
c. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang.
d. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya
nyeri akibat distensi abdomen yakni dibantu oleh orang lain.
e. Tidur/istirahat : akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
f. Kognitif/perceptual : pasien masih dapat menerima informasi namun
kurang berkonsentrasi karena nyeri abdomen.
g. Persepsi diri/konsep diri : pasien mengalami gangguan konsep diri karena
kebutuhan fisiologis nya terganggu sehingga aktualisasi diri tidak tercapai
pada fase sakit.
h. Seksual/reproduksi : mengalami penurunan libido akibat terfokus pada
penyakit.
i. Peran hubungan : pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
dan peran pasien pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan.
j. Manajemen koping/stress : pasien mengalami kecemasan yang berangsur-
angsur dapat menjadi pencetus stress. Pasien memiliki koping yang
adekuat.
k. Keyakinan/nilai : pasien memiliki kepercayaan, pasien jarang sembahyang
karena gejala penyakit.
3. Pemerikasaan fisik.
 Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir
kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
 Perkusi : adanya distensi abdomen.
 Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
 Auskultasi : terdengarnya bising usus.
4. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab
secara kuantitatif dan kualitatif.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan infeksi, makanan, psikologis
2. Deficit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output cairan
berlebih akibat diare
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya absorbs usus terhadap zat gizi
4. Nyeri berhubungan dengan keram abdomen sekunder gastroenteritis.
J. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
NO Dx TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Setelah dilakukan  Kaji faktor penyebab  Pengkajian penyebab diare
tindakan keperawatan yang mempengaruhi membantu mengevaluasi
diharapkan penurunan diare, efektivitas agen antidiare
frekuensi defekasi  Turunkan aktivitas fisik dan pembatasan diet.
konsistensi kebali normal selama diare  Penurunan aktivitas fisik
Dengan kriteria hasil:  Kolaborasi pemberian dapat menurunkan
 Penurunan frekuensi antibiotic peristaltic usus
BAB sampai kurang  terapi yang tepat dan cepat
dari 3 kali sehari. dapat mempercepat
 Diare berhenti kesembuhan

2 Setelah dilakukan  Monitor output dan  Untuk mengetahui


tindakan keperawatan intake cairan keseimbangan cairan
diharapkan pemenuhan  Observasi tanda-tanda  Perubahan tekanan darah
kebutuhan cairan vital dan nadi indicator
adekuat.  Pertahankan tirah dehidrasi
Demgan kriteria hasil: baring  Untuk menurunkan kerja
 Pengeluaran urine  Berikan cairan peroral gaster sehingga mencegah
adekuat  Berikan cairan terjadinya muntah
 TTV normal intravena sesuai  Menetralisir asam
 Membran mukosa indikasi lambung
lembab  Berikan terapi  Untuk menggantikan
 Turgor kulit baik antibiotic , antasit, vit output cairan yang keluar
K  Untuk mengatasi masalh
gastritis dan hematamisis
3 Setelah dilakukan  Berikan nutrisi parental  NPT adalah tindakan
tindakan keperawatan total (NPT) pilihan bila terjadi
diharapkan kebutuhan  berikan diit yang tidak penurunan berat badan,
nutrisi terpenuhi merangsang timbulnya kekurangan nutrisi.
Dengan kriteria hasil: diare  untuk mencegah diare
 Menunjukan pola  timbang berat badan lebih lama lagi
hidup untuk  beri diit tinggi kalori,  memberikan informasi
meningkatkan berat protein dan mineral tentang kebutuhan diit
badan serta rendah zat sisa.  untuk memenuhi
 Nafsu makan kebutuhan nutrisi pasien.
meningkat
4 Setelah dilakukan  kaji skala nyeri  untuk mngethui sejauh
tindakan keperawatan  ubah posisi klien bila mana nyeri yang di
diharapkan nyeri dapat nyeri, arahkan ke posisi rasakan
berkurang. Dengan yang aman  dengan posisi yang yaman
kriteria hasil:  ajarkan tekhnik nyeri dapat berkurang.
rileksasi dengan cara  dengan nafas dalam dapat
tarik nafas dlam mengurangi nyeri
 kolaborasi pemberian  terapi yang tepat dan cepat
obat analgesic sesuai dapat mempercepat
indikasi kesembuhan

K. EVALUASI
1. Diare teratasi
 Penurunan frekuensi BAB kurang dari 3 kali sehari
 Diare berhenti
2. Volume cairan dan elektrolit adekuat sesuai kebutuhan.
 Turgor kulit kembali baik
 Tidak terjadi dehidrasi
 Mukosa mulut dan bibir lembab
3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
 Nutrisi klien terpenuhi sesuai diet yang dianjurkan
 Intake nutrisi klien klien meningkat
 Tidak terjadi mual, muntah setelah makan
4. Rasa aman nyaman terpenuhi.
 Tidak terjadi kejang akibat tidak bisa menahan rasa sakitnya
 Nyeri dapat berkurang / hilang
 Ekspresi wajah tenang
L. DAFTAR PUSTAKA
Doenges E. Marilynn, Mpprhouse F. Mary, Geissler C. Alice. 2000. Rencana
Asuhan Keperawatan Edisi 3 EGC, Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. EGC,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai