Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

KEGAWAT DARURATAN SISTEM


PERNAPASAN PADA KLIEN
DENGAN HENTI NAFAS

ELDESSA VAVA RILLA., S. Kep., Ners.,M. Kep


STIKes Karsa Husada Garut
 Pernapasan yang efektif akan terancaman bila
jalan napas tersumbat atau penyempit
 Henti napas terjadi sebagai komplikasi yang

paling serius dari berbagai penyakit


pernapasan,syok atau trauma
 Penanganan saat ini di tunjukan untuk
ventilasi paru-paru pasien secara
artifisial/buatan
ETIOLOGI
• Spasme berat pada trakhea dan bronkus.Penyebabnya
termasuk inhalasi dari sejumlah kecil makanan atau air,asap
bronkhitis,gas-gas yang mengiritasi atau tersedak.
• Obstruksi jalan napas.penyebabnya dapat di karenakan lidah
atuh ke belakang pada saat korban tidak sadar dan berbaring
dengan posisi terlentang,inhalasi dari benda asing atau
membengkaknya jaringan sehubungan dengan trauma (di
sengat,luka bakar,dan luka terbakar)atau menelan benda-
benda (korosif).
• Kompresi leher.baik dngan cara menggantung maupun
menyekik.
• Kompres rongga thoraks.dapat terjadi karena jatuh,tertimpa
pasir atau gandum,terhimpit runtuhan gedung yang rubuh atau
benda keras.penetrasi luka atau cedera dada akibat terpukul d
mna dapat di lihat dalam kecelakaan-kecelakaan lalu lintas.
 •Jumlah oksigen yang ada tidak memadai bagi kebutuhan
tubuh.ini biasanya berkaitan dengan adanya keracunan
gas seperti karbonmonoksida,adanya asap atau perubahan
tekanan di atmosfir yang terjadi pada ketinggian yang
tinggi atau selama menyelam kedalam laut
•Serangan yang berkesinambungan.seperti pada kasus
epileptiku
•Kerusakan sistem saraf yang mengontrol
pernapasan.dapat di sebabkan :
◦ Pembunuhan dngan listrik
◦ Keracunan(gas beracun,barbiturat atau kelebihan obat-obatan lain
atau pestisida)
◦ Spasme otot (seperti pada tetanus)
◦ Paralisis (seperti yang terjadi dalam beberapa penyakit tertentu
seperti poliomielitis atau sebagai akibat cedera korda spinalis).
TANDA DAN GEJALA
1.Tidak sadar(pada beberapa kasus terjadi kolaps
tiba-tiba)
2.Pernapasan tidak tampak atau pasien bernapas
dengan terengah-engah secara intermiten)
3.Sianosis dari mukosa buccal dan liang telinga
4.Pucat secara umum dan sianosis
5.Nadi karotis teraba
6.Jika pernapasan buatan tidak segera di
mulai,miokardium(otot jantung)akan kekurangan 
oksigen yang di ikuti dengan henti napas
PENATALAKSANAAN
 Penanganan menggunakan resusitasi udara
ekshalasi (EAR)
◦ Penolong pertama harus berlutut di samping kepala
korban dan yakin bahwa korban terbaring
datar.dengan menggunakan posisi chin_lift.
◦ Setelah mengambil napas panjang,penolong segera
melakukan napas buatan.
◦ Sementara melakukan pernapasan buatan pemeriksa
harus memeriksa nadi karotis setiap 2-3 kali/menit.
◦ Sekali korban mulai bernapas spontan(resusitasi dari
mulut ke mulut)korban harus di posisikan dlm posisi
pemulihan. 
◦ Teknik-teknik lanjutan adalah Intubasi
Patofisiologi
 Penyumbatan jalan napas
 Suplai O2 berkurang
 Ketidakseimbangan antara asupan O2 Dan

kebutuhan O2 oleh tubuh 


 Gangguan kompensasi tubuh untuk

Memenuhi kebutuhan O2
 Peningkatan  frekuensi pernapasan
 Hipoksia jaringan                              
 Syanosis                                                 
 gangguan sirkulasi           

intoleransi aktivitas
penurunan kerja  jantung                           
 Henti jantung                             
 Gangguan pertukaran gas O2 & CO
 Gerakan motorik yang tidak terkontro       
 Resiko terjadinya injuri
 Terganggunya metabolisme ATP
 Pola napas tidak   efektif
 Kadar O2 menurun dalam tubuh
 Energi menurun
 Kelemahan

 Depresi susunan saraf pusat


 Henti napas
 Kejang  
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT
DARURATAN
1) AIRWAY/JALAN NAPAS
Pemeriksaaan/pengkajian menggunakan
metode look,listen,feel.
 Look     : lihat status
mental,pergerakan/pengembangan
dada,terdapat sumbatan jalan
napas/tidak,sianosis,ada tidaknya retraksi
pada dinding dada,ada/tidaknya
penggunaan otot-otot tambahan
 Listen : mendengar aliran udara
pernapasan,suara pernapasan,ada  
bunyi napas    tambahan  seprti
snoring,gurgling,atau stidor.
 Feel    : merasakan ada aliran udara
pernapasan,apakah ada krepitasi,adanya
Pergeseran/deviasi trakhea,ada hematoma
pada leher,teraba nadi  karotis atau tidak
 Tindakan yang harus di lakukan perawat
adalah :
◦ Penilaian untuk memastikan tingkat kesadaran
adalah dengan menyentuh,menggoyang dan di beri
rangsangan atau respon nyeri
◦ Periksa dan atur jalan napas untuk memastikan
kepatenan.
◦ Periksa apakah mengalami kesulitan bernapas.
◦ Buka mulut dengan ibu jari dan jari-jari anda untuk
memegang lidah dan rahang bawah dan tengadah
dengan perlahan.
◦ Identifikasi dan keluarkan benda asing
(darah,muntahan,sekret,ataupun  benda asing)
yang menyebabkan obstruksi jalan napas baik
parsial maupun total dengan cara memiringkan
kepala pasien ke satu sisi (bukan pada trauma
kepala).
◦ Pasang orofaringeal airway/nasofaringeal airway
untuk mempertahankan kepatenan jalan napas.
◦ Pertahankan dan lindungi tulang servikal.
2) BREATHING/PERNAPASAN
Pemeriksaan/pengkajian menggunakan metode look
listen,feel
 Look    :nadi karotis ada/tidak,frekuensi pernapasan

tidak ada dan tidak terlihat adanya pergerakan


dindingdada,kesadaran  menurun,sianosis,identifikasi
pola pernapasan abnormal,periksa  penggunaan otot
bantu
 Listen      : mendengar hembusan napas

 Feel      : tidak ada pernapasan melalui hidung/mulut.


 Tindakan yang harus dilakukan perawat adalah
◦ Atur posisi pasien untuk memaksimalkan ekspansi
dinding dada.
◦ Berikan therapy O2 (oksigen).
◦ Beri bantuan napas dengan menggunakan masker/bag
valve mask (BMV)/endo tracheal tube (ETT) jika perlu.
◦ Tutup luka jika didapatkan luka terbuka pada dada
◦ Kolaborasi therapy untuk mengurangi
bronkhospasme/adanya edema pulmonal,dll.
3). CIRCULATION/SIRKULASI
Pemeriksaan/pengkajian :
 Periksa denyut nadi karotis dan

brakhialis,kualitas dan karakternya


 Periksa perubahan warna kulit seperti

sianosis
 RJP
4) Disability 
Pengkajian kesadaran dengan metode AVPU meliputi :
 Alert (A) : pasien tidak berespon terhadap lingkungan

sekelilingnya/tidak  sadar   terhadap kejadian yang menimpa


 Respon verbal (V) :klien tidak berespon terhadap pertanyaan

perawat
 Respon nyeri (P) :klien tidak berespon terhadap respon nyeri

 Tidak berespon (U) : tidak berespon terhadap stimulus verbal dan

nyeri.
“cara pengkajian” :
-    Anamnese (tanya) : nama dan kejadian
-    Cubit daerah pundak/tepuk wajah
          Dengan GCS  (E1 M1 V1 ),pupil,kemampuan motorik
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
 Ketidak efektifan pola napas b/d inspirasi dan /atau ekspirasi yang
tidak adekuat.
Tujuan/kriteria evaluasi menurut NOC : 
•    Menunjukan pola pernapasan yang efektif,dibuktikan dengan
status yang tidak berbahaya : ventilasi dan status tanda vital.
•    Mempunyai kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal.
•    Menunjukan status pernapasan :ventilasi tidak terganggu
seperti :
    Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas
    Ekspansi dad simentris
    Tidak ada penggunaan otot bantu
    Bunyi napas tambahan tidak ada
    Napas pendek tidak ada
 Intervensi prioritas NIC :
•    AKTIVITAS KEPERAWATAN
1.    Pantau adanya pucat dan sianosis
2.    Pantau efek obat pada waktu respirasi
3.    Kaji kebutuhan insersi jalan napas
4.    Observasi dan dokumentasikan ekspansi
dada bilateral pada pasien dengan ventilator
DAFTAR PUSTAKA
 Emergency  nurse assosiation.2005.sheehy’s of emergency
care.Edisi ke-6.Philadelphia : mosby Elsevier
 Kapita selekta pediatrik;edisi II.EGC.
 Ns.paula krisanty,s.kep,MA,dkk.2009.Asuhan keperawatan
gawat darurat.TI
 Nanda international.2009-2011.diagnosis keperawatan,definisi
dan klasifikasi.
 Wilkinson,M.Judith.2002.buku saku diagnosis
keperawatan,dengan intervensi NIC & kriteria hasil NOC.edisi
ke-7.EGC.
 Kartika wati,Dewi.dasar-dasar keperawatan gawat darurat.buku
ajar.
 Muriel,skeet.tindakan paramedis terhadap kegawatan dan
pertolngan pertama.edisi ke 2.EGC.

Anda mungkin juga menyukai