Nama :
1. Irmayani Ibrahim (PO714241181021) 6. Annisatun Mutiah (PO714241181047)
2. Ivoni Rutas (PO714241181022) 7. Oktaviani (PO714241181064)
3. Karmila Arief (PO714241181024) 8. Violy Joan Lamarang (PO714241181074)
4. Meyke Sari Patadungan (PO714241181026) 9. Anggun Sari (PO714241181046)
5. Mita Armila K (PO714241181027) 10. Nurul Fajria R (PO714241181060)
DEFINISI
Atelektasis juga dapat terjadi akibat tekanan pada jaringan paru yang menghambat ekspansi normal paru pada
saat inspirasi. Mekanisme ini disebut dengan atelektasis tekanan. Proses tekanan tersebut dapat diakibatkan
oleh adanya penumpukan cairan di dalam thoraks (efusi pleura), udara di dalam rongga pleura
(pneumotoraks), pembesaran jantung, distensi perikardium oleh cairan (efusi perikardial), pertumbuhan tumor
di dalam thoraks, atau kenaikan diafragma ke arah atas akibat adanya tekanan abdominal yang dialami klien.
Atelektasis yang disebabkan oleh tekanan sering ditemukan pada klien dengan efusi pleura akibat gagal
jantung atau infeksi pleura. Atelektasis juga sering menjadi salah satu tanda utama tumor bronkhi.
GEJALA
1. Atelektasis Risorpsi
2. Atelektasis Kompresi
3. Atelektasis Kontraksi
4. Atelektasis Mikroalektasis
MANIFESTASI KLINIK ATELEKTASIS
Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas yang ringan. Penderita sindroma
lobus medialis mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, walaupun banyak yang menderita batuk-batuk
pendek.
Nyeri dada,
Batuk
Pada pasien yang mengalami penyakit atelektasis sering kali dapat menimbulkan beberapa penyakit, diantaranya:
1. Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah adanya udara dalam rongga pleura di mana masukan udara ke dalam rongga pleura, dapat dibedakan
menjadi pneumothorak spontan, udara lingkungan keluar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka tusuk, misalnya udara
melalui mediastinum yang disebabkan oleh trauma.
2. Efusi pleura
Atelektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru yang terserang dengan jaringan fibrosis
dan juga atelektasis dapat menyebabkan pirau (jalan pengalihan) intrapulmonal (perfusi ventilasi) dan bila meluas, dapat
menyebabkan hipoksemia.
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ATELEKTASIS
Pemeriksaan Umum
1. Anamnesis
a. Anamnesis Umum
• Nama : Tn R
• Umur : 50 tahun
• Agama : Islam
Anamnesis Khusus
1. Tingkat kesadaran pasien masih normal (merespon saat diajak berbicara tapi terengah-engah)
2. Ekspresi wajah menunjukkan kecemasan, serta tampak pucat dan lesu
5. Pada leher terlihat ada spasme pada otot-otot ascessori (M. Pectoralis Mayor & Minor, M.
Upper Trapezius dan M. Sternogleidomastoid)
Terdapat elevasi shoulder akibat spasme otot asesori saat bernafas
1. Palpasi
• Pada palpasi dapat dikaji tentang kesimetrisan, ekspansi, nyeri tekan, spasme otot dan taktil fremitus.
• Kesimetrisan Chest
ekspansi upper lobus : pasien dalam posisi duduk, therapist dihadapannya lalu tempatkan kedua ujung thumb pada mid
sterna line di sternal notch, jari-jari diluruskan di atas clavicula lalu anjurkan pasien ekspirasi maksimal lalu diikuti
inspirasi maksimal dan dalam
Hasil : Pump handle movement (Upper) : hasil gerakan antero- cranial (simetris)
ekspansi midle lobus : posisi pasien tetap seperti poin di atas. Letakkan kedua ujung thumb di processus
xyphoideus dan jari-jari ke arah lateral costa lalu anjurkan pasien ekspirasi maksimal kemudian inspirasi dalam
Hasil : Bucket handle movement (Middle) : hasil gerakan antero- lateral-cranial (simetris)
ekspansi lower lobus : posisi pasien duduk, kemudian letakkan kedua ujung thumb di belakang pada
proccesus spinosus vertebra setinggi lower costa, lalu anjurkan pasien ekspirasi maksimal kemudian inspirasi
dalam.
Palpasi dilakukan dengan melakukan uji fremitus pada dinding dada pasien. Palpasi dilakukan dengan meletakkan kedua
telapak tangan kita menempel pada dinding thoraks. Misalnya melakukan palpasi pada dada posterior atau punggung, pasien
di suruh berucap kata-kata seperti "99" dengan nada yang sedang, kemudian secara simetris dibandingkan getaran yang
timbulpada dinding thoraks yang dirasakan pada kedua telapak tangan kita sebagai pemeriksa. Kata yang diucapkan
menimbulkan getaran yang dapat dirasakan pada kedua telapak tangan
Upper lobus midle lobus lower lobus
Hasil : Getaran fremitus taktil terasa melemah pada upper lobus karena ada cairan (mukus) dalam rongga dada. Pada
middle dan lower lobus normal.
3. Nyeri dada
Diukur menggunakan Vas (Visual analog Scale) Teknik :
1. Menjelaskan kepada pasien prosedur pemeriksaan dengan Vas
• Hasil : Pasien merasakan nyeri pada dada sebelah kanan atas bagian anterior pada saat
ditekan ditekan. Tidak ada nyeri jika tidak ditekan. Nyeri tekan nilai 3 (Nyeri ringan)Auskultasi
4. Auskultasi
Auskultasi paru dilaksanakan secara indirect yaitu dengan memakai stetoskop. Posisi pasien sebaiknya duduk
seperti melakukan perkusi, jika pasien tidak bisa duduk, auskultasi dapat dilakukan dalam posisi tidur. Pasien
disuruh bernapas seperti biasa
Yang di periksa pada saat aukultasi adalah
o
1. Suara nafas/bunyi pernafasan
2. Wheezing, ronkhi
3. Pleura friction ( bunyi geseskan pleura)
4. Voice sound ( bunyi bersuara)
Hasil :
Sputum adalah zat mucousy (terdiri dari sel-sel dan materi lainnya) yang disekresikan ke dalam saluran udara dari
saluran pernapasan. Sputum tidak sama dengan air liur, air liur merupakan suatu zat yang disekresi dalam mulut
untuk membantu pencernaan.
2. Foto x-ray
PROBLEMATIK FISIOTERAPI
Gangguan postur
b. Mobilisasi dan mengeluarkan sekresi setelah serangan sesak napas dengan program batuk efektif
c. Koreksi postur untuk memperbaiki elevasi dan protraksi shoulder
1. Diagfraghmatic breathing
Tujuan : Latihan ini meliputi latihan pernafasan dada dan perut. Melakukan latihan yang benar adalah
tarik nafas lewat hidung dan hembuskan lewat mulut. Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki ventilasi
udara, melatih pernafasan diafragma, memelihara elastisitas jaringan paru-paru dan menjaga expansi
thorax.
Prosedurnya
2. Posisi hook-lying di bed dengan kepala dan trunk elevasi kira-kira 45°
3. Hip dan knee fleksi dan tungkai disanggah bantal sehingga abdomen rileks
4. Posisi lain misalnya; Supine, Sitting atau Standing mungkin digunakan jika ada peningkatan dalam terapi
5. Bernafas dengan perut
6. Dada dan bahu harus rileks
7. Saat inspirasi kembungkan perut, dan saat ekspirasi kempiskan perut
Purse lips breathing
Prosedurnya yaitu sebagai berikut
• sisi pasien rileks, lebih baik duduk.
• Pasien tarik nafas melalui hidung dan tahan dengan hitungan 1,2 (Inspirasi) dan 1,2,3,4 (ekspirasi)
• Lalu pasien diminta hembuskan nafas lewat mulut secara lembut/tidak boleh meniup ataupun melibatkan otot
perut.
Postural Drainage
Posisi Fisioterapis :
•Fisioterapis berada disamping pasien, sambil memposisikan tangannya pada daerah yang akan di lakukan tapotement
•Fisioterapis memberi vibrating sambil memberi instruksi kepada pasien untuk ekspirasi dan pada 1/3 akhir
nafas,
• Hasil : Setelah pemberian tappotemen atau clapping pasien menarik nafas 3x dan batuk 3x dahak
pasien keluar, berwarna hijau dan agak merah tua.
Latihan Batuk Efektif
Posisi pasien : Berbaring terlentang di atas bed
Posisi Fisioterapsi : terapis menempatkan telapak tangan saling
menekan diatas area epigastrik di bawah processus xyphodeus
Pasien lalu melakukan inspirasi dalam maksimal dan terapis
membantu secara manual dengan menekan abdomen ke arah
dalam dan keatas saat batuk sehingga diaphragma terdorong
keatas, menyebabkan batuk menjadi lebih kuat dan efektif
Teknik lain bisa diberikan dengan posisi duduk dikursi dan terapis
atau anggota keluarga berdiri dibelakang pasien lalu penekanan
diberikan expirasi
Perhatian : Hindari tekanan langsung pada Processus Xyphoideus
Prosedur batuk tanpa bantuan terapis :
posisi Pasien : Pasien posisi duduk dan Letakkan kedua tangan bersilangan
di atas abdomen dibawah processus xyphoideus
Posisi Fisioterapis : Berada di belakan pasien sambil melingkarkan
tangannya dan menempatkan di atas tangan pasien.
Setelah inspirasi dalam, anjurkan pasien mendorong abdomen kedalam dan
keatas bersama dengan menahan saat batuk
Hasil: Setelah 3 kali batuk, sputum keluar berwarna hijau kemerahan
dengan konsistensi kental dan tidak berbau.
Stretching otot asessori pernapasan
Tujuan : untuk mengulur otot-otot yang mengalami spasme
Posisi Fisioterapis :
- M. Pectoralis mayor : Berada dibelakang pasien dan mengintruksikan pasien untuk meletakkan
kedua tangannya dibelakang kepala.
- M. Pectoralis minor : Berada di atas kepala pasien
Posisi Pasien :
Teknik :
- Setelah mengintruksikan pasien untuk memposisikan tangannya terapis menarik tangan pasien
untuk mengulur otot yang spasme.
M. Upper Trapesius
Dari intervensi FT yang telah dilakukan, maka hasil evaluasi yang diperoleh yaitu :