Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aldina

Kelas : 3A Keperawatan

NIM : 201601055

TUGAS TRAUMA THORAX

1. Jelaskan dampak dari trauma thorak

Jawaban :

Dampak dari trauma thorak yaitu bisa terjadi :

a. Surgical Emfisema Subcutis


Kerusakan pada paru dan pleura oleh ujung patahan iga yang tajam
memungkinkan keluarnya udara ke dalam cavitas pleura dari jaringan dinding
dada, paru. Tanda-tanda khas: penmbengkakan kaki, krepitasi.
b. Cedera Vaskuler
Di antaranya adalah cedera pada perikardium dapat membuat kantong
tertutup sehingga menyulitkan jantung untuk mengembang dan menampung darah
vena yang kembali. Pembulu vena leher akan mengembung dan denyut nadi cepat
serta lemah yang akhirnya membawa kematian akibat penekanan pada jantung.
c. Pneumothorak
Adanya udara dalam kavum pleura. Begitu udara masuk ke dalam tapi
keluar lagi sehingga volume pneumothorak meningkat dan mendorong
mediastinim menekan paru sisi lain.
d. Pleura Effusion
Adanya udara, cairan, darah dalam kavum pleura, sama dengan efusi
pleura yaitu sesak nafas pada waktu bergerak atau istirahat tetapi nyeri dada lebih
mencolok. Bila kejadian mendadak maka pasien akan syok. Akibat adanya cairan
udara dan darah yang berlebihan dalam rongga pleura maka terjadi tanda – tanda :
1) Dypsnea sewaktu bergerak/ kalau efusinya luas pada waktu istirahatpun bisa
terjadi dypsnea.
2) Sedikit nyeri pada dada ketika bernafas.
3) Gerakan pada sisi yang sakit sedikit berkurang.
4) Dapat terjadi pyrexia (peningkatan suhu badan di atas normal).
e. Plail Chest
Pada trauma yang hebat dapat terjadi multiple fraktur iga dan bagian
tersebut. Pada saat insprirasi bagian tersebut masuk sedangkan saat ekspirasi
keluar, ini menunjukan adanya paroxicqalmution (gerakan pernafasan yang
berlawanan)
f. Hemopneumothorak, yaitu penimbunan udara dan darah pada kavum pleura.

2. Tanda-tanda apa yang kita dapat dari trauma thorax, dan jelaskan intervensi yang

diberi oleh perawat

Jawab :

1 . Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek

Intervensi :

 Awasi kecepatan/kedalaman pernafasan, auskultasi bunyi nafas, selidiki

adanya sianosis

Rasional : Pernafasan mengoorok atau pengaruh anastesi menurunkan

ventilasi, potensi atelektasis dapat mengakibatkan hipoksia

 Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat

Rasional : mendorong pengembangan diafragma/ ekspansi paru optimal dan

meminimalkan tekanan isi abdomen pada rongga otak

 Observasi TTV

Rasional : mengetahui perkembangan klien

2 . Pasien merasakan nyeri

Intervensi :

 Beri posisi yang nyaman dan menyenangkan pasien

Rasional : Untuk menurunkan ketegangan otot


 Kaji adanya penyebab nyeri, seberapa kuatnya nyeri, minta pasien untuk

menetapkan pada skala nyeri

Rasional : Membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar

untuk perbandingan dan evaluasi terhadap therapy

 Anjurkan istirahat yang cukup

Rasional : Untuk mengurangi energi yang berlebihan

 Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian analgesic

Rasional : Untuk meningkatkan efektivitas pengobatan

3. Pasien merasa cemas

Intervensi :

 Gunakan pendekatan psikotherapy interpersonal, dari pada therapy penafsiran

Rasional : Interaksi diantara orang-orang membantu pasien untuk menemukan

perasaan dari dalam diri sendiri

 Kaji perasaan tak berdaya/tidak ada harapan

Rasional : kurang dalam mengontrol masalah dasar pasien ini dapat disertai

dengan gangguan emosi lebih serius

3. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien trauma thorax

Jawaban :

1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Gas darah arteri (GDA), untuk melihat adanya hipoksia akibat kegagalan
pernafasan
b. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa.
c. Hemoglobin : mungkin menurun.
d. Saturasi O2 menurun (biasanya)
e. Toraksentesis : menyatakan darah/cairan di daerah thoraks
2. Radio Diagnostik
a. Radiologi : foto thorax (AP) untuk mengkonfirmasi pengembangan kembali
paru-paru dan untuk melihat daerah terjadinya trauma
b. EKG memperlihatkan perubahan gelombang T – ST yang non spesifik atau
disritmia
c. Pemerikksaan USG (Echocardiografi) merupakan metode non invasif yang dapat
membantu penilaian pericardium dan dapat mendeteksi cairan di kantung
perikard

TUGAS TRAUMA KEPALA

1. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang perlu di monitoring pada trauma kepala

Jawaban : Monitoring ICP merupakan Tekanan intrakranial (TIK) adalah tekanan atau

hubungan volume di antara kranium dan isi kubah kranium yang normalnya bekisar

antara 10-15 mmHg atau setara dengan 136-204mmH2O. Volume kranium terdiri atas

darah, jaringan otak, dan cairan serebrospinal (CSS)

ICP dipengaruhi oleh 3 faktor :

1. Otak (80% dari volume total)

2. Cairan serebrospinal (10%)

3. Darah (10%)

Salah satu hal yang penting dalam TIK adalah tekanan perfusi serebral/cerebral

perfusion pressure (CPP).

Monitoring TIK paling sering dilakukan pada trauma kepala dengan situasi (Thamburaj,

Vincent, 2006) :
 GCS kurang dari 8

 Mengantuk/drowsy dengan hasil temuan CT scan

 Post op evakuasi hematoma

 Klien risiko tinggi seperti usia diatas 40 tahun, tekanan darah rendah, klien dengan

bantuan ventilasi.

Peran perawat dalam memonitoring ICP :

1. Mengkaji ulang secara berkala perfusi serebral untuk menghindari secondary injury

2. Melakukan kalibrasi sistem EVD (External Ventriculo Drainage) jika dibutuhkan

3. Jika bedside monitor tidak dapat secara otomatis menghitung CPP (Cerebral

Perfusion Pressure) maka perawat wajib dapat menghitung dengan rumus : MAP –

ICP = CPP

4. Melakukan pengaturan untuk memperoleh data yang akurat, semua sensor dan

monitor harus dalam posisi zero setting sebelum bekerja

5. Perawat harus memastikan bahwa tidak ada kerusakan pada mesin serta kebocoran

cairan dan udara

6. Melakukan pemantauan selama 24 jam yang meliputi tanda-tanda vital, kesadaran,

pupil, dan kekuatan pergerakan ekstremitas

7. Perawat harus selalu memastikan posisi pasien yang di monitor dalam posisi supinasi

atau high head position setinggi 10-15°


2. Tujuan dari asuhan keperawatan

Jawaban :

1. Membantu individu untuk mandiri


2. Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan
3. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara
optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatannya
4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal

Anda mungkin juga menyukai