Anda di halaman 1dari 52

Asuhan Keperawatan

kegawatdaruratan klien
denganTrauma dada

Ns. Ni Luh Widani, MKep. Sp.KMB


KASUS
Klien pria usia 15 tahun, pejalan kaki, ditabrak
motor. Diantar ke UGD, Klien mengeluh
nyeri pada dada saat bernafas, tidak mampu
bergerak. Klien tidak ingat dengan kejadian.
Tidak ada muntah dan tidak pingsan.
Tampak luka lecet pada lengan kanan dan
darah mengalir pada kaki kiri.
Pengkajian
A: aman
B: terdengar ronchi pada lapang paru kiri, nafas
spontan, tampak sesak, RR: 30x/mnt, tampak
dada sebelah kiri lebih lambat saat inspirasi.
C : TD: 130/80mmhg, N : 110x/mnt, S: 36,8 0C,
sianosis, acral dingin.
D : GCS : 15
Foto Thoraks:
Fraktur costae Multiple 1-8 sinistra dgn flail
chest

Diagnosa Medis: Flail chest,


hemopneumothoraks, fraktur femur, traumatic
amputasi digiti I-II pedis sinistra
 pasang WSD pada ICS 6 dextra,
cairan keluar warna merah, sistem 1
botol.
anatomi
Dada  organ vital :
◦ Jantung, pembuluh darah besar, Esophagus,
cabang Tracheobronchial , & paru - paru
LATAR BELAKANG

• Laki-laki :7,4
AS kasus/100.000 org/ thn
• Wanita : 1.2
2009 Kasus/100.000 org/thn
Insiden
±25% dari seluruh kematian akibat trauma
> 50% pasien meninggal sebelum tiba di RS
5 – 25% dari seluruh trauma dada 
thoracotomi
Konsekuensi patologis serius:
◦ hypoxia, hypovolaemia, myocardial failure

(Ignatavicius,2006)
Semua bentuk trauma dada
HARUS dianggap serius !

Cek Airway – Breathing – Circulation

Dalam satu menit

INTERVENSI TERAPETIK
Primary Survey (ATLS)

Physician must begin with ABC’s Trauma for


anychest trauma patient:
A - airway
B - breathing
C circulation
T - thoracotomy
D - disability - neuro check
E - exposure - remove clothing, roll person.
Kategori trauma dada

1. Trauma tumpul
2. Trauma tembus: tajam, tembak, tumpul
yg tembus
Trauma Dada meliputi:
Pneumothorax Tamponade Jantung
tertutup Ruptur Aorta
Pneumothorax
terbuka
Tension
Pneumothorax
Flail Chest
Haemothorax
Pneumohemothorax
6 hal yang dapat mengancam
Obstruksi jalan nafas
Tention pneumothorax
Open pneumothorax “sucking chest
wound”
Masisive hemothorax
Flail chest
Cardiac tamponade
Pathophysiology of Chest Trauma
hypovolemia

ventilation-
perfusion Inadequate oxygen
mismatch delivery to tissues

changes in
intrathoracic TISSUE
pressure HYPOXIA
relationships
Akibat trauma dada
Kegagalan ventilasi
Kegagalan pertukaran gas tk alveolar
Kegagalan sirkulasi akibat perubahan
hemodinamik

HIPOKSIA

Hipoksia tk jaringan/seluler  merangsang cytokin  timbul komplikasi


ARDS, SIRS (Systemic Inflamation Response Syndrome), Sepsis dan MOF
Fraktur Iga

• Paling sering terjadi pada trauma dada


• Sering pada dewasa dari anak-anak
•Fraktur iga atas, klavikula atau skapula  curiga
injuri vaskuler
• Iga 1 s/d 4 sulit terjadi, kematian > 50%
• Iga 5 s/d 9 paling sering patah
• Iga 10 s/d 12 jarang patah relative elastis
& letaknya menggantung, bila terjadi
curigai kerusakan intra abdomen fraktur

• Flail chest; 2 iga berurutan patah, sering


terjadi Hipoksemia dan gagal nafas
Fraktur Iga

Nyeri lokal, tanpa tekan, krepitus


X-ray untuk diagnostik pasti
Flail chest
Fraktur iga multipel (>2) pada multiple
lokasi (>2)
◦ Menyebabkan pergerakan fragmen iga sesuai
pernapasan
◦ Segmen dinding dada terputus dari keutuhan
rangka iga

SULIT: injuri organ dibawahnya


(kontusi paru)
Balutan yg banyak sbg penyangga pd flail
chest
Gunakan balutan
trauma dan
triangular utk
memfiksasi iga
Dpt juga
menggunakan
plabot plastik lalu
difiksasi ke bawah
Manifestasi klinis

Dyspnea
Nyeri dada
Gerakan dinding dada Paradoxical (asimetris dan tidak
terkoordinasi)
Pergerakan udara yg
buruk
Palpasi gerakan napas
abnormal
Krepitasi iga
Hypoxia
Cyanosis
INTERVENSI

Ventilasi cukup, intubasi


O2 flow tinggi
Resusitasi cairan
Jika tdk terjadi hipotensi, waspada
overhidrasi akibat th/ cairan
Kelola nyeri sesuai instruksi medis
OPEN PNEUMOTHORAX

Gangguan di dinding dada sehingga tjd


kontak langsung antara rongga pleura &
udara luar
Lubang melebihi 2/3 diameter trakea
Paru kolaps dan pergeseran mediastinum tiap
usaha napas
Ventilasi efektif terganggu & menyebabkan
hipoksia & hiperkarbia
Open Pneumothorax
Open Pneumothorax
Inhale
Open Pneumothorax
Exhale
Open Pneumothorax
Inhale
Open Pneumothorax
Exhale
Open Pneumothoarx
Inhale
Open Pnuemothorax
Inhale
Berkurang /
MANIFESTASI
KLINIS menghilangnya suara
Dyspnea napas pd area yg
Nyeri dada
terkena
“sucking chest wound”
Luka tusuk di dada
pd inspirasi
Hiper-resonans pd area
Open
yg terkena
Penatalaksanaan
pneumotorak

Tatalaksana A–B–C
Segera tutup lubang dgn balutan yg cukup
besar menutupi tepi luka dan difiksasi pd 3
sisi (balutan 3 sisi)
Jika tension terjadi, segera lepaskan balutan
Terapi definitif chest tube & segera
transportasikan ke fasilitas yg
lebih memadai
PNEUMOTHORAX
Udara bebas di rongga pleura
Etiologi : Injuri tumpul atau penetrasi yg
mengganggu pleura visceralis / parietalis
Tanda unilateral: menurunnya pergerakan
dada dan suara napas, resonan pd perkusi
Diagnostik : x-ray
Tindakan: chest drain
TENSION PNEUMOTHORAX

Udara masuk ke rongga pleura & tdk


dpt keluar
Terjadi karena kebocoran udara “one
way valve” dari paru maupun dinding
dada
Mengakibatkan paru kolaps,
pergeseran mediastinum, menurunnya
venous return & paru sehat terkompresi
Tension Pneumothorax
Setiap kali inhalasi,
paru makin kolaps,
tidak ada tempat bagi
udara untuk keluar
Tension Pneumothorax
Trakea terdorong ke
area yg sehat

Jantung tertekan
Etiologi

1. Ventilasi mekanik dengan tekanan positif pd


pasien dgn injuri visceral
2. Simple pneumothorax akibat trauma dada
tumpul / penetrasi & injuri paru gagal menutup
(sealed)
3. Usaha pemasangan vena jugularis / subclavia
yg gagal
4. Penutupan injuri dinding dada dengan balutan
yang tidak tepat
5. Fraktur spina thorakal
Manifestasi klinis JVD

Tracheal
Nyeri dada Deviation
Air hunger
Distres pernapasan
Tachycardia
Hipotensi
Deviasi trakeal
Hilangnya suara napas unilateral
Distensi vena leher
Cyanosis
INTERVENSI

Dekompresi segera, tusukkan jarum kanul


besar (G18) ke ICS 2 L. Midclavicularis pd
sisi yg sakit. Ubah tension menjadi simple
pneumothorax (needle Thoracotomy)

Terapi definitif: chest tube dan transportasikan


segera ke fasilitas yg memadai

X-ray
Manifestasi klinis

◦ Dyspnea
◦ Nyeri dada
◦ Suara pekak pd area thoraks yg terkena
◦ Hilangnya suara napas pada area yang terkena
◦ Bergesernya trakea
◦ Syok

◦ Klasifikasi: ringan (<300 cc), sedang (300-800


cc), berat (>800 cc)
HEMOTHORAX
Akumulasi darah > 1500 cc di
rongga pleura
Rongga pleura dapat memuat sampai 3
L cairan; akumulasi 1 L mungkin belum
tampak di x-ray CT lebih sensitive
Etiologi: luka penetrasi / tumpul (injuri
deselerasi); 90% krn injuri pd A. mamary
internal / intercosta
Perdarahan STOP paru mengembang
INTERVENSI

Infus kristaloid segera


Transfusi darah
Dekompresi rongga dada
Chest tube.
INGAT: jika >1000cc dalam sekali
pengeluaran ; segera klem chest tube 
siapkan untuk thoracotomy
Hemotorak
• Terjadi sering karena adanya ruptur a.interkostalis,
darah di rongga torak menekan pada paru 
Kolaps/atelektasis, jantung dan mediastinun,
Kegawatan : Tergantung banyaknya volume darah.
• Penanganan pasang WSD
• Apabila darah keluar lebih dari 400 cc/2 jam atau lebih dari
500 cc dalam 1 jam pertama setelah wsd,
bertambah /jam  lakukan operasi
Tatalaksana Trauma Dada di UGD

Primary Survey
A: Kaji kepatenan jalan nafas
B: Kaji tanda dan gejala distress pernafasan, Pola nafas,
Penggunaan otot bantu nafas, keluhan saat bernafas,
frekwensi dan tanda sianosis.  Beri Oksigen dan
monitor saturasi O2.
C: Cek Nadi, tekanan darah dan kaji tanda shock 
pasang infuse 2 line
Cek perdarahan, hematokrit dan hemoglobin
Keluarkan bekuan darah, Remove clothes, Assess for
other injuries
SECONDARY SURVEY

D: Disability  kaji tingkat kesadaran


E: Pemeriksaan Head to foot
G: gustric tube  pasang NGT
H : history  bila klien stabil kaji riwayat
◦ A - allergies
◦ M - medications
◦ P – past medical history
◦ L – last meal eaten
◦ E - events of trauma
Pemeriksaan penunjang

• Thorakfoto: tampak adanya gambaran


medistinal shif, warna putuh/bercak
merata pada semua lapang paru, Edema
paru.

• Bronkoskopi, endoskopi, arteriografi

• MRI, CT Scan

• Laboratorium darah: lengkap, elektrolit


Diagnosa Keperawatan
Gagguan pertukaran gas b.d kerusakan dinding dada,
adanya cairan dan debris di bronkus dan alveolus.
Ketidakefektipan pola nafas berhubungan dengan
kerusakan dinding dada, berakibat penurunan
ekspansi paru, hiperventilasi dan keletihan otot
pernafasan.
Penurunan cardiac output b.d penurunan venous
return
Risiko defisit volume cairan tubuh b.d pengeluaran
berlebih akibat perdarahan
Nyeri b.d adanya luka terbuka, fraktur iga,
penusukan selang WSD.
Prinsip tindakan keperawatan
1. Kaji/observasi pernafasan: irama, sianosis, penggunaan otot
bantu, suara nafas, keluhan sesak, sianosis. krepitasi, suara
jantung
2. Kaji BP, N/HR
3. Berikan posisi nyaman, aman, tidak memperberat saat respirasi
4. Diagnosis yang cepat, tindakan sesuai area terkena,mengatasi
cardiac tamponade, kontrol perdarahan, perbaiki kerusakan
jantung dan restorasi volume darah, Reexpansi paru/dada
(insersi chest tube,WSD)
5. Mempertahankan volume cairan dalam batas normal
6. Mempertahankan oksigenasi dan ventilasi paru adekuat
7. Mencegah beratnya adanya trauma/timbulnya komplikasi
8. Stabilisasi, bidai tetap, fiksasi/bidai rekat pada fraktur igatidak
direkomendasikan
9. Obat-obatan: antibiotik, analgesic, tranfusi darah, dll
KASUS
Klien pria usia 15 tahun, pejalan kaki, ditabrak
motor. Diantar ke UGD, Klien mengeluh
nyeri pada dada saat bernafas, tidak mampu
bergerak. Klien tidak ingat dengan kejadian.
Tidak ada muntah dan tidak pingsan.
Tampak luka lecet pada lengan kanan dan
darah mengalir pada kaki kiri.
Pengkajian
A: aman
B: terdengar ronchi pada lapang paru kiri, nafas
spontan, tampak sesak, RR: 30x/mnt, tampak
dada sebelah kiri lebih lambat saat inspirasi.
C : TD: 130/80mmhg, N : 110x/mnt, S: 36,8 0C,
sianosis, acral dingin.
D : GCS : 15
Foto Thoraks:
Fraktur costae Multiple 1-8 sinistra dgn flail
chest

Diagnosa Medis: Flail chest,


hemopneumothoraks, fraktur femur, traumatic
amputasi digiti I-II pedis sinistra
 pasang WSD pada ICS 6 dextra,
cairan keluar warna merah, sistem 1
botol.
DIAGNOSA PERAWATAN
 DP I Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran
kapiler alveolar.
 DP II Nyeri b.d insisi luka operasi, penempatan chest
tube dalam rongga pleura.
 DP III Resiko tinggi infeksi b.d insisi penempatan chest
tube dalam rongga pleura.
 DP IV Risti injury b. d pemasangan WSD.
 DP V Kecemasan b.d prosedur medis, kondisi penyakit.
 DP VI Perubahan gambaran diri b.d amputasi jari kaki.

Anda mungkin juga menyukai