Anda di halaman 1dari 26

TRAUMA THORAKS

Pembimbing : dr. Budi Gunawan, Sp. BTKV, FIHA

Oleh :
Welhelmina B. Lobo 112019080

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE
Anatomi

Klasifikasi Trauma Etiologi


trauma toraks Thoraks

Epidemologi
ANATOMI THORAKS
TRAUMA THORAKS
Mengancam nyawa Potensial mengancam nyawa

1. Open pneumotoraks • Sering :


Fraktur Iga
2. Tension pneumotoraks
Pneumothorax – simple
3. Flail Chest Hemotothorax (bukan masif)

4. Masif hematotoraks  Kontusio paru


• Jarang :
5. Tamponade jantung
Robekan/ruptur
Robekan trakea – bronkus
Robekan esofagus
Dll
ETIOLOGI
 Trauma Tembus (tajam)  Trauma Tumpul

Pada trauma tembus terjadi diskontinuitas Pada trauma tumpul tidak terjadi
dinding toraks (laserasi) langsung akibat diskontinuitas dinding toraks. Penyebabnya
penyebab trauma, terutama akibat tusukan antara lain kecelakaan lalu lintas, terjatuh,
benda tajam (pisau, kaca, peluru, dsb). cedera olahraga, dsb.
EPIDEMOLOGI
 Trauma toraks terjadi hampir pada 50% dari semua kecelakaan. Trauma toraks berperan pada
25% dari semua kematian akibat trauma dan 25% lainnya berkontribusi pada morbiditas dan
mortalitas.
 Insiden dari trauma toraks di Amerika adalah 12 orang bagi setiap 1000 orang penduduk tiap
harinya, dan 20-25% kematian yang disebabkan oleh trauma adalah disebabkan oleh trauma
toraks. Trauma toraks diperkirakan bertanggung jawab atas 16.000 kematian tiap tahunnya di
Amerika. Di Indonesia sendiri kejadian kecelakaan lalu lintas meningkat dalam jumlah
maupun jenisnya dengan perkiraan angkat kematiaan 5,1 juta pada tahun 1990 menjadi 8,4
juta pada tahun 2020 atau meningkat sebanyak 65%.
PNEUMOTORAKS
• Pneumothoraks  keadaan dimana terdapatnya udara bebas dalam cavum
pleura (antara pleura viseral dan parietal), maka akan menimbulkan
penekanan terhadap paru-paru sehingga paru-paru tidak mengembang
dengan maksimal.
 terjadi krn hubungan terbuka antara rongga dada dan luar dada.

• Klasifikasi Pneumothoraks :

1) Pneumothoraks tertutup (Simple pneumothorax)


2) Pneumothoraks terbuka (Open Pneumothorax)
3) Pneumothoraks ventil (Tension Pneumothorax).
SIMPLE
PNEUMOTHORAX
 Pada keadaan normal, rongga diantara pleura

parietalis & viseralis punya tekanan dibawah


tekanan udara luar. Bila karena suatu sebab
tekanan udara berubah jadi sama atau > daripada tekanan udara luar 
Pneumotoraks
 Penyebab : laserasi dari paru akibat cedera tumpul atau tajam toraks

 Manifestasi klinis

1. Takipnea
2. Takikardi
3. Suara nafas menurun dan perkusi
hipersonor pada sisi yang terkena
SIMPLE
PNEUMOTHORAX

 Pemasangan chest tube pada ICS IV


atau V, anterior garis midaxillaris.
 Selang dada dihubungkan dengan
WSD foto toraks dilakukan lagi
untuk mengkonfirmasi
pengembangan kembali paru
OPEN
PNEUMOTORAKS

 Terdapatnya defek pada dinding dada


 adanya hubungan antara rongga
dada dengan udara luar.
 defek besarnya lebih dari 2/3
diameter trachea  udara akan
cenderung mengalir melalui defek tsb
karena tahannya lebih kecil
dibandingkan dengan melewati trachea
 paru tidak akan mengembang 
ventilasi akan terganggu
OPEN PNEUMOTHORAX

• Tanda & Gejala :

1. Menembus trauma dada


2. Sucking chest wound
3. Frothy blood di daerah luka
4. Dispnea berat
5. Hipovolemi
• Pemeriksaan fisik:
• Inspeksi : pergerakan dinding dada tidak simetris
• Palpasi : vokal fremitus yang berkurang pada sisi trauma
• Perkusi : adanya hipersonor pada sisi trauma
• Auskultasi : bising napas yang berkurang/hilang pada sisi trauma
OPEN PNEUMOTORAKS

• Tindakan awal: menutup defek dgn kasa


steril yg diplester hanya pd 3 sisinya saja 
diharapkan saat inpirasi kasa penutup akan
terhisap & menutup luka; saat ekspirasi
kasa penutup luka akan terbuka dan udara
didalam rongga toraks akan terdorong
keluar
• Tindakan definitif : memasang drain toraks
serta menutup defek tersebut
TENSION
PNEUMOTORAKS
 Akibat trauma (mekanisme ventil)  udara

bocor masuk rongga pleura setiap inspirasi dan


tdk bisa keluar  sehingga tekanan intra pleura
akan sangat tinggi

Paru2 kolaps, pembuluh darah balik (VCS,VCI) kolaps darah ke


jantung terhambat, isi jantung kurang tekanan darah menurun.
Mediastinum terdorong termasuk trakhea kearah berlawanan

Paru yg kolaps total  penderita bernapas dg 1 paru secara


mendadak, tubuh belum sempat mengadakan kompensasi  
kadar oksigen pada jaringan dan organ vital.
TENSION
PNEUMOTORAKS
Gejala klinis:
1. Nyeri dada
2. Sesak
3. Distress nafas
4. Tachikardi
5. Hipotensi
6. Trakea dan jantung terdorong ke sisi yg
sehat
7. Hilangnya suara nafas pada 1 sisi
8. Distensi vena jugularis
TENSION PNEUMO-THORAX
• Tension pneumothorax : Needle Thorakosintesis pada ICS ke-2 garis
midclavicular dg jarum besar (12-14F)
• Terapi definitif : WSD (Water Seal Drainage)
MASSIVE HEMATOTHORAX

 Hemotothorax  perdarahan dalam rongga pleura

 Massive  1500 cc atau 200 cc/jam selama 2-4 jam,

 Penyebab utama : laserasi paru, laserasi pembuluh


darah interkostal atau arteri mammaria interna akibat
cedera tajam atau tumpul.
Trauma thorax

Laserasi paru atau laserasi


pembuluh darah intercostalis Nyeri dada
atau arteria mamaria interna

Perdarahan→ darah terakumulasi


di rongga pleura (Hemothorax)
Menekan paru

Progresif Gangguan
pengembangan paru

Kehilangan darah
Fungsi ventilasi ↓

takikardi CO2 ↓
Sesak nafas
Tekanan darah ↓

Sianosis, kulit Aliran darah ke


pucat, akral dingin perier <<
MASSIVE HEMATOTHORAX

 Inspeksi : gerakan napas dapat tertinggal, dan pucat


karena perdarahan tampak anemis dan syok
 Palpasi : vokal fremitus pada sisi yang terkena lebih
keras dari sisi yang sehat.
 Perkusi : pekak (pada sisi dada yang mengalami
trauma) dengan batas seperti garis miring atau
mungkin tidak jelas.
 Auskultasi : bunyi napas tidak terdengar atau
menghilang.
MASSIVE HEMATOTHORAX
 Tindakan: pemasangan drain toraks chest tube (WSD),
dan diawasi dengan ketat
 Terapi awal hemotoraks : penggantian volume darah dan
dekompresi rongga pleura.
 Selang dada dipasang pada ICS IV atau V, anterior dari
garis midaxillaris
 Bila darah yang dikeluarkan dari selang dada sebanyak
1500 cc atau lebih dari 200 cc/jam selama 2-4 jam,
indikasi torakotomi penghentian sumber perdarahan harus
dipertimbangkan
TAMPONADE
JANTUNG

 Perikardium terisi darah

 Disebabkan : Luka tembus, cedera tumpul mengenai a. Coronaria

interna

 Trias Beck : peningkatan tekanan/distensi vena jugularis,

penurunan tekanan arteri/ nadi kecil dan cepat (hipotensi), dan


suara jantung yang menjauh.

 Dispnea, kussmaul’s sign

 Pulsus paradoksus
TAMPONADE JANTUNG

Tindakan perikardiosintesis :
 Tusuk dg jarum besar/iv cath No. 16-
18 dgn spuit pada ujung proc.
xiphoideus arah ujung skapula kiri 45
 ketika ujung jarum masuk perikard
yg terisi darah aspirasi sebanyak
mungkin
 cabut tabung jarum + sambung ke 3
way stopcock
FLAIL CHEST

# kosta lebih dari 2 pada 1 level (segmental)


secara berurutan
 segmen dinding dada pd bagian
diantara yg patah tsb terlepas dr tulang
iga yg lain, hanya difiksasi oleh kulit
Trauma kompresi anteroposterior
dari rongga thorax

Lengkung iga akan lebih


melengkung lagi ke arah lateral

Fraktur iga multiple Saat inspirasi, rongga


Krepitasi
segmental (Flail Chest) dada mengembang

Adanya segmen yang Gerakan fragmen costa yang patah →


mengambang (flail) menimbulkan gesekan antara ujung fragmen
dengan jaringan lunak sekitar
Gangguan pergerakan
dinding dada
Stimulasi saraf
Gerakan nafas
paradoksal Nyeri dada

Fungsi ventilasi ↓
FLAIL
CHEST
Sesak nafas, sianosis,
takikardi
FLAIL CHEST

1. Tatalaksana Awal :
Manifestasi Klinis
 Gerakan paradoksal segmen yang mengambang
 Ventilasi yang adekuat,
 Sesak nafas
 Pemberian oksigen humidifikasi
 Krepitasi iga, fraktur tulang rawan  Resusitasi cairan
 Takikardi
 Sianosis 2. Terapi definitif: ORIF
 Pasien menunjukkan trauma hebat

Anda mungkin juga menyukai