Anda di halaman 1dari 32

Trauma Thorax: Fraktur Costae, Flail Chest

& Kontusio Paru

Pembimbing:
dr. Melvin Pascamotan Togatorop, M.Ked.Sp. B

Muliaty Mardiani Putri


112021179

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU BEDAH RUMAH SAKIT


FMC FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Trauma Thorax

• Trauma thorax: lebih dari 50%merupakan kasus kecelakaan dan merupakan penyebab
kematian terbesar yaitu sebesar 25%.

• Costae merupakan salah satu komponen pembentuk rongga dada, berfungsi untuk
melindungi organ didalamnya & mempertahankan fungsi ventilasi paru.

• Fraktur costa kebanyakan disebabkan karena trauma tumpul dada.

• 25% kasus fraktur costa tidak terdiagnosis biasanya baru terdiagnosis setelah muncul
komplikasi seperti hematotoraks & pneumotoraks.
Definisi Trauma Thorax
Merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga toraks atau dada
yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding toraks ataupun isi dari
cavum thoraks (rongga dada) yang disebabkan oleh benda tajam
≤ atau
tumpul dan dapat menyebabkan keadaan sakit pada dada.
Obstruksi jalan
nafas akut

Potensi
Kegagalan
mengancam
ventilasi
jiwa
Trauma
Tumpul Kegagalan
sirkulasi
Trauma thorax
Trauma tumpul
jantung

Trauma Tajam Segera


mengancam Kontusio paru
jiwa

Ruptur aorta
traumatik
• Kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh
dari ketinggian, ledakan, dan kecelakaan saat berolahraga
Trauma Tumpul
• Gejala klinis → tergantung dari organ apa yang mengalami trauma.
Thorax
• Diagnosis dapat dilihat dari Anamnesis, Pemeriksaan Fisik,
Pemeriksaan Tambahan
Penyebab Diagnosis
Obstruksi jalan napas - Sianosis, pucat, stridor
- Kontraksi otot bantu napas (+)
- Retraksi supraklavikula dan interkostal
Hemothorax masif - Anemia, syok hipovolemmik
- Sesak napas
- Pekak pada perkusi
- Suara napas ↓
- Tekanan vena sentral tidak ↑
Tamponade jantung - Syok kardiogenik
- Tekanan vena ↑ (leher)
- Bunyi jantung ↓
Tension pneumothorax - Hemithorax mengembang
- Gerakan hemithorax ↓
- Suara napas ↓
- Sesak napas progresif
- Emfisema subkutis
- Trakea terdorong ke sisi sebelah

Thorax instabil - Gerakan napas paradoks


- Sesak napas, sianosis
Pneumothorax terbuka - Luka pada dinding thorax
- Kebocoran udara terdengar
Flail chest - Gerakan nafas paradoksal
- Sesak napas dan sianosis
Tatalaksana
kelancaran jalan nafas !!!

Periksa : obstruksi jalan nafas (ec: benda asing, fraktur tulang


wajah, fraktur mandibula /maksila, fraktur laring /trakea)
Primary
lindungi Survey
Inspeksivertebra
& palpasi →
servikalkelainan dinding dada yang
mungkin mengganggu ventilasi
Auskultasi→
berbicara, pastikan
dapat udara
dianggap masuk
bahwa ke nafas
jalan dalambersih
paru
A : Airway Perkusi → nilai udara/darah dalam rongga pleura

B : Breathing kontrol Perdarahan


tingkat kesadaran, warna kulit dan nadi
C : Circulation
tingkat kesadaran metoda AVPU, Status neurologis
D : Disability
 Buka pakaian penderita
 Cegah hipotermia
E : Exposure/Environmental control

TAMBAHAN PADA PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI


Monitor EKG, Kateter Urin &Lambung, Monitor, Rontgen, USG Abdomen, dll
Secondary Survey

Riwayat ”AMPLE” :
A : Alergi
M : Medikasi (obat yang diminum saat ini)
P : Past illness (penyakit penyerta)/Pregnancy
L : Last meal (makanan terakhir yang dikonsumsi)
E : Event/environment (lingkungan) yang berhubungan dengan kejadian

Jenis Perlukaan  Trauma tumpul/tajam, Perlukaan suhu panas/dingin, Bahan


berbahaya

Pemeriksaan Fisik  status generalis lengkap, pemeriksaan head to toe

Pemeriksaan Tambahan  CT-scan kepala, dada, abdomen, urografi dan


angiografi, serta bronkoskopi.
Re-Evaluasi

● Monitoring TTV dan urin output


● Produksi urin pada orang dewasa sebaiknya dijaga 0,5 cc/kgBB/jam, pada
anak 1cc/kgBB/jam
● Bila penderita dalam keadaan kritis dapat dipakai pulse oximetry.
● Penanganan rasa nyeri.
Fraktur Costa
Fraktur Costa

 Fraktur → terputusnya kontinuitas struktural jaringan baik pada tulang,


lempeng epifisis, ataupun kartilago.
 Fraktur sternum & skapula umumnya merupakan dampak dari benturan
langsung
 Fraktur skapula, costa 1 atau 2 atau sternum menandakan bahwa trauma
disebabkan oleh benturan yang kuat  risiko trauma serius.
 Fraktur costa tengah (costa 4-9) berpotensi memicu trauma intratorakal
seperti pneumothoraks atau hemothoraks.
 Fraktur costa 10-12 perlu dicurigai trauma hepatosplenik.
Diagnosis
Anamnesis
Mekanisme trauma, sifat nyeri, kesulitan bernafas, batuk keluar darah,
Riwayat penyakit dahulu

Pemeriksaan Fisik
• Tanda vital, status generalis, status lokalis
• Nyeri tekan, crepitus, deformitas dinding dada, gerakan paradoksal
• Tanda–tanda insuffisiensi pernafasan (Cyanosis, tachypnea)
• Paru & jantung → pergeseran trakea, EKG, saturasi O2.
• Abdomen → diafragma, hati, limpa, ginjal dan usus.
• Tulang rangka: vertebrae, sternum, clavicula, fungsi anggota gerak.
• Nilai status neurologis.
Pemeriksaan Penunjang

Rontgen

• Rontgen thorax → hematothorax, pneumothorax, fraktur multiple

• Abdomen → kecurigaan trauma abdomen


Pemeriksaan Penunjang

Gambaran X-ray Diagnosis

Udara atau cairan pada rongga pleura Pneumothorax

Tampak paru kolaps dan pendorongan


mediastinum kearah yang tidak mengalami Tension Pneumothorax
kelainan

Terdapat udara atau darah pada ronga pleura Hemothorax

Diafragma suram Ruptur diafragma

Fraktur iga Flail chest

Biasanya tampak mediastinum melebar disertai


deviasi trakea, bronkus utama turun serta
Ruptur aorta traumatik
terdapat pleural/apical cap kiri dan peningkatan
densitas pada hemithorax
Komplikasi
Gangguan hemodinamik merupakan tanda terjadinya komplikasi
1. Pneumothorax
2. Hemothorax
3. Flail chest
4. Cedera pada vasa dan nervus
5. Cedera paru dan organ di mediastinum
6. cedera pada diafragma dan organ intraabdomen
7. Pneumonia
Tatalaksana
1. Tatalaksana ATLS
2. Terapi di UGD

○ Fraktur costa simple 1-2 buah → menghilangkan nyeri & memberikan


kemudahan untuk pembuangan lendir/dahak

○ Fraktur 3-4 buah costa → blok saraf

○ fraktur costa >4 buah costa → anastesi epidural


3. Terapi di ruang rawat inap

○ fraktur costa yang simple tanpa komplikasi → rawat jalan

○ fraktur multiple dan kominutif ± dicurigai komplikasi → observasi


Tatalaksana
Flail Chest
Flail Chest

• Flail chest terjadi Ketika segmen dinding dada tidak lagi mempunya
kontinuitas dengan keseluruhan dinding dada. Keadaan ini terjadi akibat
fraktur pada costa multiple pada dua atau lebih pada costa dengan dua
atau lebih garis fraktur.

• Adanya flail chest menyebabkan gangguan pergerakan dindingan dada

• Tanda utama  pernapasan paradoksal


Manifestasi Klinis

 Gerakan paradoksal segmen yang mengambang


 Sesak nafas
 Krepitasi iga, fraktur tulang rawan
 Takikardi
 Sianosis
 Pasien menunjukkan trauma hebat
 Biasanya selalu disertai trauma pada organ lain
Diagnosis

Anamnesis
• waktu kejadian, tempat kejadian, mekanisme trauma, bagaimana keadaan penderita selama
dalam perjalanan.
• Gejala: nyeri dada, sesak nafas
• Riwayat benturan yang keras yang mengenai dinding dada

Pemeriksaan fisik
• Breathing
• Look  pergerakan dinding dada asimetris, warna kulit, memar, deformitas, gerakan
paradoksal, pasien terlihat nyeri saat bernafas, pasien menahan dadanya dan bernafas
pendek, adanya tanda-tanda insufisiensi pernafasan berupa nafas cepat
• Feel  krepitasi, nyeri tekan, tanda komplikasi (pneumothorax, hemothorax)
Pemeriksaan Penunjang

• Rontgen thorax anteroposterior dan lateral biasanya didapatkan fraktur


costa multiple tetapi tidak didapatkan adanya pemisahan kostokondral.
• EKG  untuk melihat terdapat gangguan pada jantung atau tidak
• Monitor laju nafas.
Tatalaksana

• Pertahankan oksigenasi dan ventilasi yang adekuat


• Resusitasi cairan--> bila tidak dijumpai adanya hipotensi sistemik, maka pemberian
cairan kristaloid intravena harus diawasi secara ketat agar tidak terjadi overload
cairan yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan.
• Pemberian obat analgesic narkotik IV, serta anastesi local.
• Pada pasien dengan hipoksia yang signifika (PaO 2<60 mmHg atau SpO2 <90%)
memerlukan intubasi dan ventilasi dalam waktu 1 jam setelah cedera.
• Operatif  fiksasi fragmen tulang secara terbuka.
Kontusio Paru
Kontusio Paru

Kontusio paru dapat terjadi akibat trauma tumpul pada daerah


dada yang ditandai oleh perdarahan dan edema pada parenkim
paru.
Adanya darah dan cairan yang terakumulasi pada jaringan paru akan
mengganggu ventilasi dan akan menyebabkan hipoksia.
Epidemiologi

• Kontusio paru terjadi pada 25-35% dari semua trauma dada tumpul
• Terjadi pada 30-75% dari luka dada yang parah dengan angka
kematian diperkirakan 14-40%
• Sekitar 70% dari kasus hasil dari tabrakan kendaraan bermotor
• Cedera olahraga
Etiologi

• Penyebab utama adalah trauma tumpul pada dada


• Kecelakaan lalu lintas
• Trauma tumpul dengan fraktur iga yang multiple
• Cedera ledakan atau gelombang kejut yang terkait dengan
trauma penetrasi
• Flail chest
• Dapat pula terjadi pada trauma tajam dengan mekanisme
perdarahan dan edema parenkim
Manifestasi Klinis

• Adanya riwayat trauma


• Sesak napas
• Nyeri dada
• Batuk
• Himoptisis (pada kasus berat)
• Takikardia
• Takipnea
• Penurunan suara napas
Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium  analisa gas darah (AGD)


• USG  Menunjukkan memar paru awal
• CT-scan  menunjukkan gambaran kontusio lebih awal
• Pemeriksaan X-ray didapatkan :
o bercak yang terletak pada titik dengan benturan yang maksimal
o biasanya muncul 6 jam setelah trauma dan karena darah cepat
diabsorpsi, maka gambaran tersebut akan menghilang dalam 72
jam
o jika gambaran tersebut menetap lebih dari 72 jam, maka kelainan
harus dicurigai (pneumonia aspirasi atau laserasi paru)
Tatalaksana

• Terapi kontusio paru adalah terapi suportif


• Kebanyakan kontusio paru tidak membutuhkan terapi spesifik, akan
tetapi adanya kontusio paru yang luas akan mempengaruhi
pertukaran udara dan menyebabkan hipoksia.
• Perlu dilakukan pengawasan ketat pada pemberian oksigen.
• Beberapa pasien dengan kontusio paru juga mengalami trauma pada
dinding dada yang disertai dengan rasa nyeri sehingga akan
mengganggu proses ventilasi.
• Jika terdapat gangguan ventilasi dan oksigenasi maka dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan intubasi dan ventilasi mekanik.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai