PERNAPASAN
MARDIANA MUSTAFA
POKOK BAHASAN
TRAUMA THORAKS
OPEN
PNEUMOTHORAKS
&
TENSION
STATUS ASMATIKUS
FLAIL CHEST
TAMPONADE JANTUNG
SUMBATAN JALAN
NAFAS
TRAUMA THORAKS
Klasifikasi
Gaya perusak berbanding lurus dengan massa dan percepatan (akselerasi). Pada luka tembak perlu diperhatikan jenis
senjata dan jarak tembak
Deselerasi
Kerusakan terjadi oleh karena pada saat trauma, organ-organ dalam yang mobile (seperti bronkhus, sebagian aorta, organ
visera, dsb) masih bergerak dan gaya yang merusak terjadi akibat tumbukan pada dinding thoraks/rongga tubuh lain atau
oleh karena tarikan dari jaringan pengikat organ tersebut.
Akibat adanya deselerasi yang tiba-tiba, organ-organ tersebut dapat terpilin atau terputar dengan jaringan fiksasi sebagai
titik tumpu atau poros-nya.
Blast Injury
Fraktur iga
Flail chest
Hemothoraks
Pneumothoraks
Kontusio paru
Tamponade jantung
Trauma esophagus
Ruptur diafragma
Prinsip Penatalaksanaan Umum
◦ Penatalaksanaan mengikuti prinsip penatalaksanaan pasien trauma
secara umum (primary survey - secondary survey)
◦ Tidak dibenarkan melakukan langkah-langkah: anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, penegakan diagnosis dan
terapi secara konsekutif (berturutan)
◦ Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila pasien
stabil), adalah : portable x-ray, portable blood examination, portable
bronchoscope. Tidak dibenarkan melakukan pemeriksaan dengan
memindahkan pasien dari ruang emergency.
◦ Penanganan pasien tidak untuk menegakkan diagnosis akan tetapi
terutama untuk menemukan masalah yang mengancam nyawa dan
melakukan tindakan penyelamatan nyawa.
Lanjut….
◦Pengambilan anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan fisik
dilakukan bersamaan atau setelah melakukan prosedur
penanganan trauma.
◦Penanganan pasien trauma toraks sebaiknya dilakukan oleh
Tim yang telah memiliki sertifikasi pelatihan ATLS (Advance
Trauma Life Support).
◦Oleh karena langkah-langkah awal dalam primary survey
(airway, breathing, circulation) merupakan bidang keahlian
spesialistik Ilmu Bedah Toraks Kardiovaskular, sebaiknya
setiap RS yang memiliki trauma unit/center memiliki
konsultan bedah toraks kardiovaskular.
Primary Survey
Airway:
Assessment :
◦ perhatikan patensi airway
◦ dengar suara napas
◦ perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dinding dada
Management :
◦ inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift dan jaw
thrust, hilangkan benda yang menghalangi jalan napas
◦ re-posisi kepala, pasang collar-neck
◦ lakukan cricothyroidotomy atau traheostomi atau intubasi (oral / nasal)
Breathing
Assesment
◦Periksa frekwensi napas
◦Perhatikan gerakan respirasi
◦Palpasi toraks
◦Auskultasi dan dengarkan bunyi napas
Management:
◦Lakukan bantuan ventilasi bila perlu
◦Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension
pneumotoraks, open pneumotoraks, hemotoraks, flail chest
Circulasi
Assesment
◦Periksa frekwensi denyut jantung dan denyut nadi
◦Periksa tekanan darah
◦Pemeriksaan pulse oxymetri
◦Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)
Management
◦Resusitasi cairan dengan memasang 2 iv lines
◦Torakotomi emergency bila diperlukan
◦Operasi Eksplorasi vaskular emergency
FRAKTUR IGA
Flail chest
fraktur
kostokondral
Fraktir
kostosternal
FRAKTUR IGA
Penatalaksanaan
Fraktur 1-2 iga tanpa adanya penyulit/kelainan lain : konservatif
(analgetika)
Fraktur >2 iga : waspadai kelainan lain (edema paru, hematotoraks,
pneumotoraks)
Penatalaksanaan pada fraktur iga multipel tanpa penyulit
pneumotoraks, hematotoraks, atau kerusakan organ intratoraks lain,
adalah:
1. Analgetik yang adekuat (oral/ iv / intercostal block)
2. Bronchial toilet
3. Cek Lab berkala : Hb, Ht, Leko, Tromb, dan analisa gas darah
4. Cek Foto Ro berkala
FRAKTUR KLAVIKULA
◦ Cukup sering sering ditemukan (isolated, atau disertai trauma toraks, atau
disertai trauma pada sendi bahu ).
◦ Lokasi fraktur klavikula umumnya pada bagian tengah (1/3 tengah)
◦ Deformitas, nyeri pada lokasi taruma.
◦ Foto Rontgen tampak fraktur klavikula
Penatalaksanaan
◦ Konservatif : "Verband figure of eight" sekitar sendi bahu. Pemberian
analgetika.
◦ Operatif : fiksasi internal
◦ Komplikasi : timbulnya malunion fracture dapat mengakibatkan penekanan
pleksus brakhialis dan pembuluh darah subklavia.
FRAKTUR STERNUM
◦Insidens fraktur sternum pada trauma toraks cukup jarang,
umumnya terjadi pada pengendara sepeda motor yang
mengalami kecelakaan.
◦Biasanya diakibatkan trauma langsung dengan gaya trauma
yang cukup besar
◦Lokasi fraktur biasanya pada bagian tengah atas sternum
◦Sering disertai fraktur Iga.
◦Adanya fraktur sternum dapat disertai beberapa kelainan
yang serius, seperti: kontusio/laserasi jantung, perlukaan
bronkhus atau aorta.
◦Tanda dan gejala: nyeri terutama di area sternum, krepitasi
Lanjut…
Pemeriksaan
◦Seringkali pada pemeriksaan Ro toraks lateral ditemukan garis
fraktur, atau gambaran sternum yang tumpang tindih.
◦Pemeriksaan EKG : 61% kasus memperlihatkan adanya
perubahan EKG (tanda trauma jantung).
Penatalaksanaan
◦Untuk fraktur tanpa dislokasi fragmen fraktur dilakukan
pemberian analgetika dan observasi tanda2 adanya laserasi atau
kontusio jantung
◦Untuk fraktur dengan dislokasi atau fraktur fragmented dilakukan
tindakan operatif untuk stabilisasi dengan menggunakan sternal
wire, sekaligus eksplorasi adanya perlukaan pada organ atau
struktur di mediastinum.
FLAIL CHEST
◦ Pada saat ekspirasi udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal udara terjebak pada paru dan
cavum pleura karena luka yang bersifat katup tertutup penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang
sehat, dan obstruksi jalan napas timbulah gejala pre-shock atau shock tension pneumotorak.
◦ Open pneumotorak terdapat hubungan antara cavum pleura dengan lingkungan luar trauma penetrasi.
Perlukaan dapat inkomplit (sebatas pleura parietalis) atau komplit (pleura parietalis dan visceralis).
◦ Open pneumotorak inkomplit pada saat inspirasi udara luar akan masuk ke dalam cavum pleura paru tidak
dapat mengembang hiperekspansi cavum pleura yang menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat.
◦ Open pneumotorak komplit maka saat inspirasi dapat terjadi hiperekspansi cavum pleura mendesak mediastinal
ke sisi paru yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada cavum pleura dan paru karena luka yang bersifat
katup tertutup penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas.
timbulah gejala preshock atau shock tension pneumotorak.
Lanjutan...
◦ Pneumotoraks Simpel adalah pneumotoraks yang tidak disertai
peningkatan tekanan intra toraks yang progresif. Ciri :
1. Paru pada sisi yang terkena akan kolaps (parsial atau total)
2. Tidak ada mediastinal shift
3. Pemeriksaan Fisis : bunyi napas menurun, hyperresonance (perkusi),
pengembangan dada menurun
2. Tanda dan gejala klinis : sesak yang bertambah berat dengan cepat, takipneu, hipotensi,
JVP meningkat, asimetris statis & dinamis.
Penatalaksanaan :
1. Dekompresi segera : large-bore needle insertion (sela iga II, linea mid-klavikula)
2. Water Sealed Drainage (WSD)
Open Pneumothorax
◦ Open pneumothorax terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada dada
sehingga udara dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan mudah.
Tekanan intra toraks akan sama dengan tekanan udara luar. Dikenal juga sebagai
sucking-wound. Terjadi kolaps total paru.
◦ Penatalaksanaan :
PENATALAKSANAAN MEDIS :
Tujuan pengobatan adalah mengevakuasi darah
di dalam ruang pleura pemasangan chest
tube/WSD
Thorakotomi dilakukan jika terdapat lebih dari
1500 cc darah pada aspirasi melalui
thorakosentesis, terdapat 500 cc darah drainase
selama 1 jam, atau 200 cc per jam selama 5 – 6
jam
KONTUSIO PARU
Hemopericardium, krn
perikard kaku maka
terjadi gangguan
gerakan jantung.
TRIAS BECK
1. Terjadi bendungan
vena (lihat v jugularis),
2. bunyi jantung menjauh,
Perlu perikardiosentesis 3. tekanan darah turun,
dan volume
TAMPONADE JANTUNG
PENATALAKSANAAN MEDIS
Perikardiosintesis (aspirasi jarum terhadap
cairan perikardium)
Torakotomi pada cedera jantung tembus
RUPTUR TRAKHEA BRONKUS
Primary Survey
AUSKULTASI :
Suara nafas penurunan suara nafas indikasi
adanya pneumothorak atau hemothorak
Auskultasi dada bowel sound ruptur diafragma
Heart sound bunyi jantung menjauh dan
kecil indikasi tamponade jantung
Neck bruit indikasi vaskular injury
PERKUSI :
Dullness indikasi adanya hemothorak
Hiperesonan indikasi adanya pneumothorak
PEMERIKSAAN FISIK
PALPASI :
Posisi trakhea
Palpasi terhadap nyeri tekan
Daerah leher, dada, dan clavikula terhadap adanya :
tenderness, swelling, hematoma, emphisema sub kutis
Amati adanya krepitasi
Secondary Survey
Radiologi
Thorak foto
Esophagoscopy
Brokhoscopy dan laringoscopy
CT Scan
Lab
Lain-lain : EKG, CVP, Ekhokardiography
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME
Pola nafas tidak efektif b.d nyeri, kolaps paru,
kerusakan muskuloskeletal, ketidakstabilan
segmen dinding dada
OUTCOME
Pola nafas efektif, kriteria evaluasi :
RR, kedalaman, pola pernafasan normal
Pengembangan dada simetris
Tidak tampak stridor, dispnea, sianosis
Suara nafas bersih & sama antara paru kanan dan kiri
Hasil AGD dalam batas normal
Trakhea mid line
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME
OUTCOME
Pertukaran gas adekuat, kriteria evaluasi :
Hasil AGD dalam batas normal
Warna kulit normal, hangat dan kering
Tingkat kesadaran meningkat
RR, kedalaman, dan pola nafas reguler
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME
Defisit volume cairan b.d hemoragi, kerusakan
pembuluh darah besar
OUTCOME
Volume sirkulasi efektif, kriteria evaluasi :
TTV normal dan stabil
Urine output 1 cc/kgBB/jam
Nadi perifer teraba kuat
Tingkat kesadaran meningkat
Warna kulit normal, hangat, kering
Hb, HCT normal
CVP normal
Perdarahan terkontrol
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME
Penurunan cardiac output b.d hipovolemik syok, kompresi
jantung dan pembuluh darah besar, penurunan pengisian
jantung dan ejeksi jantung
OUTCOME
Fungsi sirkulasi adekuat, kriteria avaluasi :
Nadi perifer teraba kuat
Frekuensi nadi 60 – 100 x/menit
Suara jantung normal
EKG normal
Tidak ada distensi vena jugularis
Trakhea mid line
Kulit normal, hangat dan kering
Tingkat kesadaran meningkat
CVP normal
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME
Nyeri b.d trauma dinding dada, iritasi pleura,
prosedur invasif
OUTCOME
Nyeri terkontrol, kriteria avaluasi :
Tingkat nyeri berkurang
Tidak ditemukan tanda-tanda fisiologi nyeri seperti :
takhikardi, takhipnea, pallor, diaphoresis, peningkatan
TD
Tidak ada tanda non verbal nyeri
Pasien kooperatif terhadap perawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kolaborasi :
pemberian terapi oksigen
pemberian cairan infus dan resusitasi cairan pada
kasus hemothoraks massif dengan syok hipovolemik
Needle thorakosintesis pada tension pneumothorak
persiapkan untuk pemasangan chest tube
persiapan pemasangan needle perikardiosintesis pada
kasus tamponade jantung
AGD, koreksi, analgetika, AB dan ventilator
Dokumentasi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8 , Jakarta : EGC
Sjamsuhidajat & Wim de Jong (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah, Jakarta :
EGC