MATERI PERTEMUAN 1
(Selasa, 1 April 2020)
Soal 1
Seorang laki2 usia 25 tahun dengan berat badan 107 kg, tiba2 memegang lehernya setelah makan
bakso bersama teman2nya. Laki2 tersebut tampak pucat, tidak mampu mengeluarkan suara dan
tampak sesak. Salah seorang temannya menganjurkanmya utk batuk, tapi si laki2 tidak mampu utk
batuk dan semakin sesak. Tindakan apakah yg harus segera dilakukan untuk membantu laki2 muda
ini?
A. Abdominal Thrust
B. Chest thrust
C. Jaw thrust
D. Head tilt
E. Chin lift
Tanda dan gejala di atas adalah tanda dan gejala kejadian tersedak / choking.
Maka tindakan yg tepat dilakukan utk mengatasi masalah ini adalah dg melakukan tindkan chest
thrust ( karena dewasa muda yg obesitas)
Soal 2
Seorang ibu membawa bayinya ke puskesmas terdekat dengan keluhan pasien tidak menangis
sesaat setelah menyusui. Bayi tampak biru dan tidak mengeluarkan tangisan. Saat ditanya pada sang
ibu, sang ibu mengakui bahwa bayi nya tidak disendawakan setelah menyusui. Petugas yang jaga
mencurigai si bayi mengalami choking akibat menyusui. Manuever apakah yg tepat digunakan utk
mengatasi maasalah ini?
A. Jaw thusrt
B. Heimlich manuever
C. Abdominal thrust
D. Headtilt chinlift
E. Chest thrust backbows
Maka tindkan yg tepat dilakukan adalah chest thrust back bows ( karena bayi)
Soal 3
Seorang ibu usia 70 tahun mengalami kejadian jatuh setelah kembali dari kamar mandi dan
mengalami penurunan kesadaran. Asisten rumah tangga langsung membawa si ibu menuju IGD RS
terdekat. Sesampai di IGD, hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya suara napas snoring,
tekanan darah tinggi dengan sistolik 200 mmHg dan diastolik 120 mmHg. Pasien tampak tidak
sadarkan diri. GCS saat ini 6 ( E1 M4 V1). Tindakan pembebasan jalan napas sepeerti apakah yang
tepat dilakukan utk pasisn ini
A. Pemasangan NPA
B. Pemasangan OPA
C. Melakukan intubasi
D. Melakukan suction
E. Melakukan tindkan jaw thrust
Maka tindkan yg tepat adalah dg pemasangan OPA karena ada suara napas snoring ( pangkal lidah
jatuh ke belakang)
Tinjauan opsi lain :
A. Pemasangan NPA ( utk kasus pasien yg sadar maupun tidak sadar tapi mempunyai refleks
muntah)
D. Suction ( utk pasien yg mengalami sumbatan jalan napas akaibat adanya cairan , suara napas
gurgling)
E. JAw thrust (utk membuka jalan napas pada kasus trauma spt kecelakaan lalu lintas)
Soal 4
Interpretasikan nilai AgD pasien berikut ini :
pH 7.13
PCO2 67 mmHg
PO2 70 mmHg
HCO3 30 mmHg
BE + 4
Note :
Gg Respirarotik = nilai pH berbanding terbalik dg nilai PCO2
Soal 5
Seorang perempuan mengalami kecelakaan lalu lintas dibawa ke IGS RS terdekat. Saat ini kesadaran
pasien delirium. Tampak luka robek dan keluar darah pada area femur sinistra. Hemodinamik tidak
stabil. Tekanan darah 80/50 mmHg.
Tampak adanya lebam pada area palpebra sinistra.
Teknik buka jalan napas seperti apakah yang tepat pada kasus pasien di atas?
A. Suction
B. Pasang OpA
C. Jaw thrust
D. Chin lift
E. Intubasi
Data fokus :
- kesadaran delirium
- tampak adanya lebam pada area palpebra ( curiga fraktur servical)
- syok ( hipotensi, adanya luka terbuka, tampak adanya perdarahan)
Karena pasien adalah korban trauma maka utk membuka jalan napas nya digunakan teknik jaw
thrust utk menghindari terjadinya fraktur servikal
Soal 6
Seorang pria (21 tahun) dirawat di RS dengan keluhan demam sejak 3 hari sebelum masuk RS. Hasil
pengkajian: Tekanan Darah 105/ 60 mmHg, frekuensi nadi 102 x/ menit, suhu 38.6 C, frekuensi nafas
22 x/ menit, mukosa bibir kering. Hasil laboratorium menunjukkan trombosit 101/ mm3 dan
hematokrit 52 %. Pasien direncanakan pemasangan infus line II untuk resusitasi cairan. Berapakah
jarak pemasangan torniquet dari area penusukan saat akan melakukan pemasangan infus?
a. 10 – 12 cm
b. 3 – 5 cm
c. 7 – 9 cm
d. 1 – 2 cm
e. 15 – 20 cm
Pembahasan*
Jawaban benar A
Pemasangan tourniquet bertujuan untuk membendung aliran darah vena sehingga pembuluh darah
vena dapat terlihat jelas dan menonjol. Berdasarkan teori, SPO, dan best practice, jarak paling tepat
adalah 10 – 12 cm
Soal 7
Seorang pria (23 tahun) datang ke UGD dengan keluhan demam sejak 4 hari sebelum masuk RS. Hasil
pengkajian: Tekanan Darah 95/ 65 mmHg, frekuensi nadi 89 x/ menit, suhu 38.2 C, frekuensi nafas
24 x/ menit, mukosa bibir kering, jumlah urine 0.5 cc/ kgBB/ jam. Hasil laboratorium menunjukkan
hematokrit 47 %. Pasien diresepkan cairan NaCl 0.9 % 500 cc/ 6 jam. Apabila menggunakan infus set
makro, berapakah jumlah tetesan yang harus diberikan dalam satu menit?
a. 40 tetes per menit
b. 30 tetes per menit
c. 28 tetes per menit
d. 20 tetes per menit
e. 16 tetes per menit
Pembahasan
Jawaban benar C
Perhitungan:
Cairan diminta NaCl 0.9 % 500 cc
Habis dalam 6 jam
Faktor tetes 20 (makro)
Tetesan = Jumlah cairan infus X faktor tetes/ lamanya infus x 60 = 500 x 20 / 6 x 60 = 27.77 tetes/
menit = 28 tetes per menit
Soal 8
Seorang lansia (56 tahun) dirawat di bangsal bedah dengan post operasi herniotomy hari ke II.
Pasien diresepkan IVFD RL selang seling dengan Aminofluid per 12 jam. Pasien telah terpasang IVFD
selama 4 hari. Hasil pengkajian: pasien mengeluh demam, nyeri pada area pemasangan infus. Suhu
37.8 C dan area sekitar pemasangan infus tampak kemerahan. Komplikasi apa yang terjadi pada
pasien?
a. Infiltrasi
b. Hematoma
c. Edema
d. Plebitis
e. Trombus
Pembahasan
Jawaban benar D
Kata kunci dari kasus adalah Demam, area sekitar pemasangan tampak kemerahan, pasien merasa
nyeri. Pasien mengalami plebitis yaitu terjadinya suatu peradangan pada pembuluh darah vena
akibat dari pemberian terapi cairan intravena baik cairan maupun obat, biasanya pasien mengeluh
nyeri di sekitar daerah infus yang ditandai dengan pasien akan mengeluhkan demam, nyeri,
kemerahan, aliran infus kurang lancar serta tampak kemerahan pada daerah infus.
Opsi infiltasi TIDAK TEPAT karena tanda yang tampak pada infiltasi adalah Jaringan di sekitar ujung
jarum akan meninggi dan kulit di tempat yang terlibat akan lebih dingin dan pucat, serta lokasi
pemasangan infus tampak basah.
Opsi hematoma TIDAK TEPAT karena tanda yang tampak pada hematoma adalah Hematoma tidak
menyakitkan, hanya terdapat perubahan warna kebiruan pada kulit di lokasi jarum. Dapat muncul
selama upaya pemasangan infus atau pada akhir prosedur infus.
Opsi Edema TIDAK TEPAT dan merupakan gejala yang menyertai infiltrasi
Opsi thrombus TIDAK TEPAT karena tidak termasuk komplikasi pemasangan infus
Komplikasi Pemasangan Infus
🔥 Infiltrasi ➡️cairan masuk di jaringan sekitar, bukan pembuluh darah. Solusi : Lepas dan pasang
baru
🔥Phlebitis ➡️Peradangan vena. Solusi : Lepas dan pasang baru, kompres hangat
🔥Trombophlebitis ➡️Peradangam vena plus bekuan (trombus), disertai demam dan leukositosis.
Solusi : Lepas, pasang di area berlawanan, kompres dingin dulu lalu kompres hangat.
🔥 Hematoma ➡️perforasi vena. Solusi : lepas dan pasang di area lain, kompres es 24 jam lalu
kompres hangat
Soal 9
Seorang wanita (36 tahun) dirawat di RS dengan diagnosa medis anemia kronis. Hasil pengkajian:
Hemoglobin 4,2 g/dl, konjunctiva pucat, wajah pucat, CRT 4 detik. Tekanan darah 90/50 mmHg,
frekuensi nadi 92 x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit, suhu 36,3 C, golongan darah AB rhesus +.
Pasien direncanakan transfusi PRC 5 kantong. Hal berikut ini harus dilihat pada produk darah (oleh
2 orang perawat) sebelum diberikan ke pasien, kecuali?
a.kelompok dan tipe darah
b.identitas pendonor
c. nomor identifikasi
d. kompatibilitas
e. warna yang tidak normal, bekuan, sisa udara, dll.
Pembahasan
Jawaban benar B
Dalam prosedur pemberian transfusi darah, Inspeksi produk darah (oleh 2 perawat) dilakukan untuk
melihat a. nomor identifikasi b. kelompok dan tipe darah c. tanggal kadaluarsa d. kompatibilitas e.
nama pasien f. warna yang tidak normal, bekuan, sisa udara, dll. Sehingga opsi B TIDAK BENAR
Tindakan suction bertujuan untuk membersihkan dan memelihara jalan nafas agar tetap bersih,
mempertahankan suplai oksigen melalui jalan nafas yang adekuat, dan membantu mengeluarkan
sekret pasien yang tidak mampu mengeluarkan sendiri.
Tindakan suction dilakukan pada pasien dengan kemungkinan kemungkinan yang menunjukkan
terjadinya sumbatan jalan nafas seperti suara nafas gurgling, pasien tidaj dapat mengeluarkan
sputum sendiri, sputum lengket dan kental, atau pasien tidak dapat batuk karena kelumpuhan otot
pernafasan.
Suara nafas stridor yaitu suara yang terdengar kontinu (tidak terputus-putus), bernada tinggi yang
terjadi baik pada saat inspirasi maupun pada saat ekspirasi, dapat terdengar tanpa menggunakan
stetoskop, bunyinya ditemukan pada lokasi saluran napas atas (laring) atau trakea, disebabkan
karena adanya penyempitan pada saluran napas tersebut. Pada orang dewasa, keadaan ini
mengarahkan kepada dugaan adanya edema laring, kelumpuhan pita suara, tumor laring, stenosis
laring yang biasanya disebabkan oleh tindakan trakeostomi atau dapat juga akibat pipa endotrakeal.
Suara stridor tidak mengindikasikan adanya cairan atau sekresi di jalan nafas yang merupakan
indikasi tindakan ini.
Jawaban benar d
Soal 11
Seorang pria (32 tahun) dirawat di RS dengan post operasi debridemen luka ganggren hari ketiga.
Saat ini pasien sedang dilakukan prosedur penggantian balutan. Hasil pengkajian: ukuran luka 10 x 5
cm, tampak dasar luka berwarna merah, tidak ada nanah. Sekitar luka tidak kemerahan, bau tidak
ada. Apa tipe penyembuhan luka tersebut?
a.Tipe primer
b. Tipe sekunder
c. Tipe tersier
d. Tipe campuran
e. Tipe akut
Pembahasan :
Pada kasus, luka mengalami penyembuhan tanpa bantuan alat atau bahan seperti jahitan untuk
menyatukan tepi luka. Tipe penyembuhan seperti ini disebut tipe sekunder. Pada tipe ini perbaikan
jaringan tubuh terjadi tanpa bantuan alat atau bahan namun menumbuhkan jaringan baru/ granulasi
dari dasar luka sampai luka menutup. Tipe penyembuhan ini menggunakan berbagai balutan luka
yang dapat menstimulasi pertumbuhan jaringan granulasi dari dasar luka sampai epitelisasi menutup
seluruh permukaan luka.
Jawaban benar B
NOTE :
Tipe penyembuhan luka adalah klasifikasi proses kulit dan jaringan tubuh yang mengalami cidera
untuk memperbaiki diri (repair) dan melakukan proses penyembuhan.
2) Tipe sekunder (Secondary Intention Healing) Pada tipe ini perbaikan jaringan tubuh terjadi
tanpa bantuan alat atau bahan namun menumbuhkan jaringan baru/ granulasi dari dasar luka
sampai luka menutup. Tipe penyembuhan ini menggunakan berbagai balutan luka yang dapat
menstimulasi pertumbuhan jaringan granulasi dari dasar luka sampai epitelisasi menutup
seluruh permukaan luka.
3) Tipe tersier (Tertiary Intention Healing) Tipe ini disebut sebagai tipe penyembuhan primer
yang terlambat yaitu perbaikan jaringan tubuh dalam proses penyembuhan luka dengan
menghilangkan infeksi atau benda asing yang terjadi pada tipe penyembuhan prmer. Ketika
infeksi atau benda asing dapat dihilangkan maka tipe penyembuhan dapat menggunakan tipe
sekunder atau primer.
Ada 5 tanda radang yang baku yaitu 1 Tumor ( membengkak), 2 Calor ( panas) , 3 Dolor ( sakit),
Rubor ( merah) dan 5 Fungsio laesa ( fungsinya terganggu )