Anda di halaman 1dari 25

TO SIMULASI 2 (UMUM)

7. Klien postpartum P2A0 berusia 26 tahun, post-partum hari ke-25 datang ke RS bersama
suami untuk konsultasi kontrasepsi. Klien menginginkan kontrasepsi yang efektif dan efisien karena
sering tidak disiplin. Klien juga ingin tetap menyusui bayinya hingga usia 2 tahun. Klien berencana
memiliki momongan setelah anak kedua berusia 3 tahun. Klien dengan riwayat perdarahan post-
partum pada persalinan pertama. Apakah metode kontrasepsi yang tepat untuk klien ?

a. Pil KB

b. AKDR (IUD)

c. Suntik 3 bulan

d. Tubektomi

e. Implant

Jawabam benar E

Pembahasan:

Jawaban yang tepat adalah Implant.

Keuntungan: Bisa dipakai selama 3 tahun, tidak mengganggu ASI, tidak mempengaruhi tekanan
darah.

Efek Samping: Gangguan haid, perdarahan di luar haid, rasa pegal pada tempat pemasangan.

Tidak disarankan bagi: Penderita DM, kelainan jantung, kelainan fungsi hati, penderita hipertensi,
menyusui kurang dari 6 minggu, ibu yang mengalami perdarahan per vaginam yang tidak diketahui
penyebabnya, ibu yang diduga hamil, penderita tumor/keganasan.

Tinjauan Opsi yang lain:

Pil KB dan Suntik KB tidak cocok karena menimbulkan efek samping, dan tidak efektif apabila klien
lupa meminum pil/melakukan suntik

Sedangkan AKDR/IUD bersifat kontraindikasi pada klien dengan riwayat perdarahan postpartum.

Tubektomi tidak disarankan pada pasangan yang masih berencana untuk memiliki momongan atau
tidak memiliki indikasi tertentu yang mengharuskan dilakukan tubektomi.
9. Pada pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) jika terjadi kasus emergensi dengan
diagnosis yang sesuai dengan kriteria gawat darurat maka dapat dilayani dengan jaminan BPJS
Kesehatan di : -

a. Rumah Sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan

b. Rumah Sakit yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan

c. Fasilitas kesehatan yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan

d. Seluruh Rumah Sakit Swasta

e. Semua Benar

Jawaban yang tepat adalah E. Semua Benar

Dalam keadaan gawat darurat, maka :

a. Peserta JKN dapat dilayani di Faskes tingkat pertama maupun Faskes tingkat lanjutan yang
bekerjasama maupun yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan

b. Pelayanan harus segera diberikan tanpa diperlukan surat rujukan

c. Peserta yang mendapat pelayanan di Fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan harus segera dirujuk ke Fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
setelah keadaan gawat daruratnya

teratasi dan pasien dalam kondisi dapat dipindahkan

d. Pengecekan validitas peserta maupun diagnosa penyakit yang termasuk dalam kriteria gawat
darurat dilakukan oleh Fasilitas kesehatan

e. Fasilitas kesehatan tidak diperkenankan menarik biaya pelayanan kesehatan kepada peserta

50. Seorang anak (9 bulan) datang ke IGD dengan keluhan sesak napas, batuk yang tidak kunjung
hilang serta demam yang naik turun. Hasil pengkajian: tampak adanya retraksi dinding dada, napas
terlihat cepat, dan adanya napas cuping hidung. Hasil pemeriksaan AGD menunjukkan pH 7.55, PCO2
27 mmHg, HCO3 20 mmol/L, BE -3. Apakah interpretasi nilai AGD pada pasien tersebut?

a. Alkalosis Metabolik Tidak Terkompensasi

b. Alkalosis Metabolik Terkompensasi Penuh

c. Alkalosis Respiratorik Tidak Terkompensasi


d. Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Penuh

e. Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Sebagian

Jawaban benar E

Interpretasi AGD pasien tersebut adalah Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Sebagian dengan
rasional:

- pH 7.55 = Tinggi = Alkalosis,

- PCO2 27 mmHg = Rendah = Respiratorik,

- HCO3 20 mmol/L = Rendah = Sebuah kompensasi

Tinjauan opsi lain ;

A). Alkalosis Metabolik Tidak Terkompensasi ditandai dengan adanya peningkatn pH yg diikuti dg
peningkatn HCO3 sementara nilai PCO2 normal.

B)Alkalosis Metabolik Terkompensasi Penuh ditandai dengan peningkatan HCO3 dan PCO2 pada nilai
pH yg masih mormal.

C) Alkalosis Respiratoruk Tidak Terrkompensasi ditandai dengan adanya peningkatan nilai pH yg


diikuti dengan penurunan PCO2 sementara nilai HCO3 masih normal.

D)Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Penuh ditandai dengan adanya penurunan PCO2 dan HCO3
pada pH yg normal.

64. Seorang laki-laki (28 tahun) dirawat di RS dengan keluhan diare selama sebulan yang tidak
sembuh-sembuh. Pasien seorang supir truk dan baru menikah dua tahun lalu. Hasil pengkajian:
pasien diare ±15x sehari dengan konsistensi encer. Pasien mengatakan berat badannya turun
sebanyak 7 kg dalam satu bulan serta sariawan pada mulut yang tak kunjung sembuh. Apakah
pemeriksaan laboratorium utama yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis medis pada
pada pasien tersebut?

a. Urinalisa lengkap

b. Serologi Anti HIV


c. SGOT/SGPT

d. PT/ APTT

e. FT4

Jawaban benar B

Data fokus :

- Pasien seorang supir truk, menikah 2 tahun lalu

- Pasien dengan keluhan ; diare selama 1 bulan frekuensi 15 kali/hari, konsistensi encer, BB turun 7
Kd dalam sebulan, sariawan tidak kunjung sembuh

Berdasarkan analisa kasus pada soal maka tampak adanya tanda gejala penyakit HIV AIDS. Hal ini
ditandai dengan adanya keluhan diare yang tidak hentinya-hentinya, berat badan yang turun serta
sariawan yang tak kunjung sembuh. Secara teoritis HIV merupakan singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan merupakan penyakit retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem
kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positif T-sel dan makrofag–komponen-komponen utama
sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya.

Menurut Depkes RI (2003), definisi HIV yaitu virus yang menyebabkan AIDS dengan cara menyerang
sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Gejala-gejala timbul tergantung dari infeksi oportunistik yang menyertainya. Infeksi oportunistik
terjadi oleh karena menurunnya daya tahan tubuh (kekebalan) yang disebabkan rusaknya sistem
imun tubuh akibat infeksi HIV tersebut. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) disebabkan
oleh infeksi HIV dan ditandai dengan berbagai gejala klinik, termasuk immunodefisiensi berat
disertai infeksi oportunistik dan kegananasan, dan degenerasi susunan saraf pusat.

Sindroma HIV akut adalah istilah untuk tahap awal infeksi HIV. Gejalanya meliputi demam, lemas,
nafsu makan turun, sakit tenggorokan (nyeri saat menelan), batuk, nyeri persendian, diare,
pembengkakkan kelenjar getah bening, bercak kemerahan pada kulit (makula / ruam). Gejala mayor
penyakit ini adalah berat badan yang turun lebih dari 10% selama 1 bulan, diare kronik lebih dari 1
bulan.

Pemeriksaan penunjang laboratorium yang utama untuk menegakkan diagnosis HIV AIDS adalah
pemeriksaan tes antibodi terhadap HIV (serologi anti HIV), Viral load, CD4/CD8. Sesuai dengan
tinjauan teoritis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan laboratorium utama untuk
menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah Pemeriksaan serologi anti HIV.

Tinjauan opsi lain:

Opsi pemeriksaan SGOT/SGPT (tidak tepat), ini merupakan salah satu pemeriksaan fungsi hati,
mungkin saja dilakukan ini pada pasien, namun bukan pemeriksaan labor utama untuk menegakkan
diagnosis medis sesuai gejala pasien.

Opsi analisa urin (tidak tepat). Karena ini merupakan pemeriksaan fungsi ginjal, sehingga bukan
sebagai pemeriksaan utama pada pasien saat ini.

Opsi Pemeriksaan PT, APTT serta FT4 tidak diperlukan pada pasien ini. Pemeriksaan PT/APTT adalah
pemeriksaan untuk menilai faktor koagulasi, sementara pemeriksaan FT4 adalah pemeriksaan untuk
menilai fungsi tiroid.

33. Apakah aturan baru yang menjabarkan tentang jabatan fungsional perawat ahli pertama (Ners)
sebagai IIIb ?

a. PERMENPAN NO. 25 TAHUN 2019

b. PERMENPAN NO. 45 TAHUN 2019

c. PERMENPAN NO. 35 TAHUN 2019

d. PERMENPAN NO. 25 TAHUN 2014

e. PERMENPAN NO. 35 TAHUN 2014

Jawaban benar C

51. Seorang anak laki-laki (9 tahun) dibawa ke puskesmas dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 2 hari
lalu. Ibu mengatakan anaknya demam tinggi sejak 3 hari lalu, gusi anak berdarah dan BAB tampak
kehitaman. Hasil pengkajian: suhu 37,2 C, frekuensi nadi 118x/menit, frekuensi napas 28x/menit,
tekanan darah 100/80 mmHg dan mukosa cenderung kering. Apakah interpretasi masalah yang
tepat sesuai MTBS ?

a. Penyakit berat dengan demam

b. Demam berdarah dengue

c. Campak

d. Malaria
e. Mastoiditis

Jawaban benar B

DS :

- Ibu mengatakan anak demam 3 hari sebelumnya

- Ibu mengatakan anak mengeluh nyeri di ulu hati

- Ibu mengatakan anak mengalami gusi berdarah dan BAB kehitaman

DO :

- TD : 100/80 mmHg

- Nadi : 117 kali/menit

Menurut MTBS (2015) demam berdarah dengue ditandai dengan adanya salah satu/beberapa
tanda :

• Ada tanda tanda syok atau gelisah

• Muntah bercampur darah/seperti kopi

• Berak berwarna hitam

• Perdarahan dari hidung atau gusi

• Bintik-bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji torniket positif

• Sering muntah

Tinjauan Opsi lain :

- Penyakit berat dengan demam, tidak tepat, karena pada penyakit berat dengan demam ditandai
dengan adanya kaku kuduk atau salah satu tanda bahaya berupa :

• Tidak bisa minum/menyusu

• Letargis atau tidak sadar


• Memuntahkan semuanya

• Ada stridor

• Kejang

• Biru ( cyanosis )

• Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin

- Malaria, tidak tepat karena membutuhkan data resiko malaria dan riwayat bepergian ke daerah
malaria. Selain itu dibutuhkan data mikroskopis RDT positif untuk menegakan diagnosis malaria.

- Campak, tidak tepat, karena tanda-tanda CAMPAK saat ini: Ruam kemerahan dikulit yang
menyeluruh DAN Terdapat salah satu tanda berikut: batuk, pilek, mata merah.

- Mastoiditis, tidak tepat karena mastoiditis merupakan pembengkakakn yang nyeri di belakang
telinga.

61. Seorang klien mengeluh penglihatannya semakin buram sejak 2 bulan yang lalu. Klien
berencana untuk mengganti kaca mata dan memeriksakan matanya di RS. Hasil pemeriksaan
menunjukkan klien salah membaca lebih dari setengah jumlah huruf pada baris yang menunjukkan
angka 30. Berapakah nilai visus pada klien tersebut ?

a. 6/30

b. 6/40

c. 6/25

d. 6/50

e. 6/70

Jawaban benar b

Pembahasan

Data Focus:

- klien mengeluh penglihatan buram sejak 2 bulan yang lalu


- hasil pemeriksaan visus menunjukkan klien salah membaca lebih dari setengah jumlah huruf pada
baris yang menunjukkan angka 30.

Interpretasi hasil pemeriksaan visus klien tersebut adalah 6/40. Karena bila klien tidak dapat
membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang ada, berarti visusnya berada tepat di atas baris yang
tidak dapat dibaca tersebut.

Tinjauan opsi lainnya :

- opsi A tidak tepat kerena klien salah membaca lebih dari setengah jumlah huruf pada baris yang
menunjukkan angka 30.

- opsi C tida tepat karena hasil interpretasi visus klien berada tepat di atas baris yang menunjukkan
angka 30. sedangkan 6/25 berada di bawah baris yang menunjukkan angka 30.

- opsi D tidak tepat karena, hasil interpretasi visus klien berada tepat diatas baris yang menunjukkan
angka 30, sedangkan baris 6/50 berada dua baris diatas baris yang menunjukkan angka 30.

- opsi E tidak tepat, karena hasil interpretasi visus klien berada tepat di atas baris yang menunjukkan
angka 30, sedangkan baris 6/70 berada 3 baris diatas baris yang menunjukkan angka 30.

65. Seorang laki-laki (48 tahun) dirawat dengan keluhan nyeri dada. Hasil pengkajian: GCS
E4V5M6, wajah pucat, lelah, skala nyeri 8, mual-muntah, konjungtiva anemis, sclera ikterik,
anoreksia, edema anasarka, CVP meningkat, auskultasi S3 gallop, oliguria, CTR 60%. Tekanan darah
180/100 mmHg, frekuensi nadi 140x/menit, frekuensi nafas 28x/menit. Hasil EKG: sinus takikardi.
Hasil Rontgen: hepatomegaly. Apakah diagnostik yang tepat dilakukan pada kasus, kecuali ?

a. Pemeriksaan troponin

b. Pemeriksaan Faal Hati

c. Pemeriksaan Faal Ginjal

d. Pemeriksaan rumple leed

e. Pemeriksaan CKMB

Jawaban benar d

DATA FOKUS

- Pasien dengan keluhan nyeri dada, skala 8


- Hasil pengkajian: GCS E4V5M6, wajah pucat, lelah, skala nyeri 8, mual-muntah, konjungtiva anemis,
sclera ikterik, anoreksia, edema anasarka, CVP meningkat, auskultasi S3 gallop, oliguria, CTR 60%.
Tekanan darah 180/100 mmHg, frekuensi nadi 140x/menit, frekuensi nafas 28x/menit. Hasil EKG:
sinus takikardi. Hasil Rontgen: hepatomegaly.

Pada kasus jika diidentifikasi tanda gejala yang muncul pada kasus menunjukkan bahwa adanya
masalah pada kardiovaskuler (jantung), system metabolisme tubuh (gangguan pada hepar), dan
system perkemihan (ginjal).

Pada kasus muncul tanda-tanda adanya perubahan preload maupun afterload pada jantung yang
mengakibatkan komplikasi pada system organ yang lain. Oleh karena itu, untuk membantu
menegakkan diagnosa dan melakukan intervensi yang tepat dibutuhkan pemeriksaan laboratorium
yang sesuai dengan tanda gejala yang ada.

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada kasus, kecuali rumple leed

Pemeriksaan pemeriksaanrumple leed adalah pemeriksaan dengan menggunakan tourniquet pada


pasien dengan <b>suspect demam dengue.</b>

Tinjauan opsi lainnya :

Opsi pemeriksaan troponin dan opsi pemeriksaan CKMB (tidak tepat) karena pemeriksaan ini
merupakan indikator pemeriksaan laboratorium yang tepat dilakukan pada kasus, untuk mengetahui
adanya ketidaknormalan pada enzim jantung pada pasien yang mengalami serangan jantung,
suspend syndrome coroner akut, maupun AMI. Peningkatan kadar enzim jantung menunjukkan
bahwa adanya pertanda kerusakan pada otot jantung.

Opsi pemeriksaan Faal Hati (tidak tepat) karena pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang tepat
dilakukan pada kasus, karena pemeriksaan ini bertujuan untuk membantu mengetahui fungsional
hati dengan mengukur kadar protein, enzim pada hati dalam darah. Dengan mengetahui nilai
keabnormalan tersebut dapat membantu mendiagnosis bahwa adanya infeksi pada hati maupun
penyakit hepar lainnya dan dapat memantau efek samping obat tertentu.

Opsi pemeriksaan Faal Ginjal (tidak tepat) karena pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang
tepat dilakukan pada kasus, karena pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya
kerusakan pada fungsi ginjal dengan cara mengukur nilai kreatin maupun ureum dalam darah.

63. Seorang laki-laki (26 tahun) dirawat di RS dengan stress ulcer. Hasil pengkajian ; badan lemah
letih, mual dan muntah bewarna hitam. Hasil pemeriksaan laboratorium ; Hb 6,8 g/dl, Hematokrit
35 %, Leukosit 9000/mm3 dan Trombosit 50.000/mm3. Berdasarkan kasus diatas, apakah
interpretasi hasil labor pasien tersebut ?

a. Anemia dengan trombositosis

b. Trombositopenia dengan leukositopenia

c. Anemia dengan trombositopenia


d. Trombositosis dengan leukositosis

e. Anemia dengan leukositopenia

Jawaban benar C

Pembahasan;

Data fokus;

• Pasien dirawat dengan stress ulcer; badan lemah letih, mual dan muntah bewarna hitam.

• Hasil pemeriksaan laboratorium; Hb 6,8 gr/dl, Hematokrit 35 %, Leukosit 9000/mm3, Trombosit


50.000/mm3.

Berdasarkan kasus di atas, masalah keperawatan yang tepat adalah risiko perdarahan dengan factor
resiko; gangguan gastrointestinal (stress ulcer), penurunan trombosit.

Berdasarkan hasil data laboratorium;

• Hb 6,8 g/dl >> Anemia (Nilai normal Pria : 13 - 18 g/dL)

• Hematokrit 35 % >> Menurun (Nilai normal pria 40% - 50 %)

• Leukosit 9000/mm3 >> Normal (Nilai normal Dewasa : 4500 – 10.000/mm3)

• Trombosit 50.000/mm3 >> Menurun/Trombositopenia (Nilai normal; 150.000 -400.000/mm3)

Sehingga interprtasi nilai labor pada data kasus adalah Anemia dengan Trombositopenia.

Tinjauan opsi lain;


Opsi Anemia dengan trombositosis (tidak tepat), karena trombositosis adalah nilai trombosit di atas
normal.

Opsi Trombositopenia dengan leukositopenia (tidak tepat), karena leukositopenia merupakan nilai
leukosit berada di atas nilai normal.

Ops Trombositosis dengan leukositosis (tidak tepat), karena trombositosis dan leukositosis
merupakan nilai trombosist dan leukosit di atas normal.

Opsi Anemia dengan leukositopenia (tidak tepat), karena leukositopenia merupakan nilai leukosit
berada di atas nilai normal.

29. Seorang anak kelas 3 SD, ketika di sekolah ada pemberian imunisasi bulan November. Anak
tersebut kemungkinan mendapat imunisasi ....

a. Td

b. TT

c. Campak

d. Hepatitis A

e. BCG

Jawabam benar A

Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri
murni yang terabsorpsi ke dalam alumunium fosfat. Indikasi: Imunisasi ulangan terhadap tetanus
dan difteri pada individu mulai usia 7 tahun.

39. Ibu hamil (26 tahun) datang ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya. Hasil pengkajian
status obstetri G2P1A0, usia kehamilan 27 – 28 minggu, tanda vital dalam batas normal. Perawat
melakukan pemeriksaan palpasi abdomen, menemukan bagian bulat melenting dan keras di bagian
fundus uteri. Apakah tindakan yang dilakukan oleh perawat?

a. Leopold I

b. Leopold II

c. Leopold III
d. Leopold IV

e. Leopold V

Jawaban benar A

Data fokus : status obstetri G2P1A0, usia kehamilan 27 – 28 minggu, tanda vital dalam batas normal.
Perawat melakukan pemeriksaan palpasi abdomen, menemukan bagian bulat melenting dan keras di
bagian fundus uteri.

Dari hasil pemeriksaan perawat telah melakukan pemeriksaan LEOPOLD I. Leopold I bertujuan untuk
menentukan bagian yang terdapat di fundus uteri dan tinggi fundus uteri.

Tinjauan opsi lain:

Opsi jawaban “leopold II” tidak tepat. Tindakan ini betujuan untuk menentukan bagian yang
terdapad dikedua sisi abdomen

Opsi jawaban “ leopold III” tidak tepat. Tindakan ini bertujuan untuk menentukan apakah presentase
janin sudah masuk PAP atau belum

Opsi jawaban “ Leopold IV” tidak tepat. Tindakan ini bertujuan untuk menentukan sejauh mana
presentase janin masuk PAP.

Opsi jawaban “leopold V” tidak tepat. Tidak ada pemeriksaan leopold V.

11. Apakah aturan utama diselenggarakannya program BPJS Kesehatan ?a. Undang-Undang no.
8 tahun 1999

b. Undang-Undang no. 29 tahun 2004

c. Undang-Undang no. 44 tahun 2009

d. Undang-Undang no. 24 tahun 2011

e. PMK no. 56 tahun 2016

Jawaban benar D
1. Undang-Undang no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

2. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran

3. Undang-Undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

4. Undang-Undang no. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta
menunjuk PT Askes (Persero) sebagai penyelenggara program jaminan sosial di bidang kesehatan.
Sehingga PT Askes (Persero) berubah menjadi BPJS Kesehatan.

5. PMK No. 56 tahun 2016 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit

43. Saat melakukan pemeriksaan tingkat kesadaran pasien, perawat memberikan stimulus nyeri
pada bagian kuku jari tangan untuk mengkaji respon motorik pasien. Pasien memberikan respon
berupa rotasi internal, adduksi dan fleksi pada lengan. Apakah respon motorik pasien tersebut ?

a. dekortikasi

b. deserebrasi

c. melokalisasi nyeri

d. menghindari stimulus nyeri

e. tidak ada respon

Jawaban benar a

Data focus:

- Perawat memberi stimulus nyeri untuk mengkajia tingkat kesadaran pasien

- Respon pasien berupa rotasi internal, adduksi dan fleksi lengan

Respon motorik pasien tersebut adalah dekortikasi. Dekortikasi adalah respon motorik yang muncul
pada pasien dengan penurunan kesadaran berupa rotasi internal, adduksi dan fleksi lengan pada
saat diberikan rangsangan nyeri.

Tinjauan opsi lain:

- Opsi deserebrasi kurang tepat, karena desebrasi adalah respon motorik yang muncul pada pasien
dengan penurunan kesadaran berupa ekstensi lengan dan kaki saat diberikan rangsangan nyeri.

- Opsi melokalisasi nyeri tidak tepat, karena respon melokalisasi nyeri adalah ketika pasien
mengetahui letak rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, bila oleh rasa nyeri pasien mengangkat
tangannya sampai melewati dagu untuk maksud menapis rangsangan tersebut berati ia dapat
mengetahui lokasi nyeri)

- Opsi menghindari stimulus nyeri tidak tepat, karena respon menghindari stimulus nyeri adalah
Reaksi menghindar terhadap nyeri (bergerak tanpa arah tidak tahu lokasi nyeri)

- Opsi tidak ada respon tidak tepat, karena pada kasus di jelaskan pasien memberikan respon.

81 Seorang laki laki (55 tahun) sedang dilakukan EKG serial karena mengalami nyeri dada sejak
1 jam yang lalu. Perawat yang merekam EKG telah memasang semua lead ektermitas dan akan
memasang lead precordial pada pasien. Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat
selanjutnya ?

a. Memasang elektroda V1 di RIC 5 mid sternal kanan

b. Memasang elektroda V1 di RIC 5 mid sternal kiri

c. Memasang elektroda V1 di RIC 4 mid sternal kanan

d. Memasang elektroda V1 di RIC 4 mid sternal kiri

e. elektroda V2 di RIC 4mid sternal kiri

Jawaban yang benar adalah : c. Memasang elektroda V1 di RIC 4 mid sternal kanan

Lead ektermitas adalah lead yang dipasang di ke empat ektermitas atas dan bawah, sedangkan lead
precordial adalah lead yang dipasang di dada pasien. Berdasarkan kasus, setelah lead ektermitas
dipasang, maka lead precordial yang dipasang pertama adalah lead V1 di RIC 4 mid sternal kanan.

Pemasangan ini dilakukan secara berurutan sesuai posisi masing-masing sampai V6 sebagai berikut:

Lead Pericordial (di dada)

VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan

V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri

V3 : terletak diantara V2 dan V4

V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri

V5 : garis aksilla depan sejajar dengan V4

V6 : garis aksila tengah sejajar dengan V4.


Tinjauan Opsi lain :

Opsi “Memasang elektroda V1 di RIC 5 mid sternal kanan”(tidak tepat). Tidak ada pemasangan
elektoda V1 di RIC 5 mid sternal kanan.

Opsi “Memasang elektroda V1 di RIC 5 mid sternal kiri”(tidak tepat). Tidak ada pemasangan elektoda
V1 di RIC 5 mid sternal kiri

Opsi “Memasang elektroda V1 di RIC 4 mid sternal kiri”(tidak tepat). Karena ini adalah posis
pemasangan elektroda V2.

Opsi “Memasang elektroda V2 di RIC 4 mid sternal kiri”(tidak tepat). Karena V2 dipasang setelah V1

25. Imunisasi BCG yang diberikan kepada bayi usia 1 bulan bertujuan untuk mencegah agar anak
tidak mengalami …

a. Difteri

b. Pertusis

c.Tuberkulosis Paru

d. Hepatitis

e. Demam Tifoid

Jawaban benar C

Tujuan Pemberian Imunisasi :

1. Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang
dan merusak hati. Bila virus ini menjangkit sampai dewasa dapat menjadi kanker hati.

2. Imunisasi Polio adalah imunisasi anak untuk mencegah serangan virus polio yang dapat
menyebabkan kelumpuhan.

3. Imunisasi BCG adalah imunisasi anak untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan
radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan.

• Imunisasi DPT adalah imunisasi anak untuk mencegah 3 penyakit: Difteri, Pertusis dan Tetanus.
Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta mengeluarkan
racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat menyebabkan infeksi
saluran nafas berat (pneumonia). Sedangkan Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf
otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas.

• Imunisasi Hib dan Pneumokokus dapat mencegah infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan
radang otak (meningitis).

• Imunisasi influenza adalah imunisasi anak yang dapat mencegah influenza berat.

• Vaksin demam tifoid adalah imunisasi yang mencegah penyakit demam tifoid berat.

• Imunisasi MMR. Vaksin ini mencegah penyakit: Mumps (gondongan, radang buah zakar), Morbili
(campak) dan Rubela (campak Jerman).

• Imunisasi cacar air (varisela) untuk mencegah penyakit cacar air.

• Imunisasi Hepatitis A adalah untuk mencegah radang hati karena virus hepatitis A.

• Imunisasi HPV adalah imunisasi mencegah kanker leher rahim.

98. Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat di bangsal penyakit dalam dengan sirosis hepar
dekompensasi hari ke 5. Hasil pengkajian; ikterik pada kulit dan sklera, ascites (+), pasien tampak
lemah dan kurus, edema perifer (+). Pasien tampak sesak dengan frekuensi 30x/menit dan tidak
nyaman saat berbaring, penggunaan otot bantu napas (+). Apakah tindakan keperawatan
mandiri yang tepat dilakukan sesuai kasus pasien ?

a. Berikan terapi O2 NRM 10 lpm

b. Bantu pasien pada posisi semifowler

c. Berikan terapi diuretic untuk mengurangi edema

d. Berikan makan sedikit tapi sering

e. Bantu pasien untuk melakukan kebutuhan dasar

Jawaban benar B

Data focus; pasien dengan sirosis hepar dekompensasi, edema, asites, pasien tidak nyaman saat
berbaring dan sesak napas dengan frekuensi 30x/menit.

Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium
akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar
dan pembentukan nodulus regeneratif.
Sirosis dekompensasi ditandai dengan edema perifer dan asites akibat penurunan fungsi hati.
Tanda penting lain yaitu: adanya ensefalopati hepatic dan fetor hepatic.

Berdasarkan kasus di atas, masalah keperawatan utama adalah pola napas tidak efektif akibat
adanya penumpukan cairan pada rongga abdomen yang merupkan bagian dari proses penyakit.
Kondisi ini membuat pasien kesulitan bernapas, ekspansi dada akan terganggua karena abdomen
yang membesar, selain itu paru akan terdesak akibat tekanan rongga abdomen yang meningkat,
terutama saat posisi berbaring.

<b>Tindakan keperawatn mandiri yang tepat dilakukan perawat sesuai kondisi klinis pasien di atas
adalah memposisikan pasien pada posisi semifowler.</b> Tujuannya adalah untuk mengurangi
tekanan abdomen ke arah toraks, dan meningkatkan ekspansi paru. Selain itu posisi ini juga
memberikan rasa nyaman untuk pasien.

Tinjauan opsi lain;

Opsi Berikan terapi O2 NRM 10 lpm (kurang tepat), karena pemberian terapi O2 NRM itu dengan
indikasi saturasi oksigen pasien dibawah 90 %. Sedangkan data pada kasus tidak dijelaskan kondisi
sesak dan saturasi oksigen pasien dengan jelas.

Opsi Berikan terapi diuretic untuk mengurangi edema (tidak tepat), karena tindakan pemberian
terapi diuretic merupakan kolaborasi perawat dengan medis dan farmakologis. Terapi ini bisa saja
diberikan mengingat pasien mengalami penumpukan cairan.

Opsi Berikan makan sedikit tapi sering (tidak tepat), ini bisa saja dilakukan untuk meningkatkan
asupan nutrisi pasien, namun bukan tindakan yang utama dilakukan jika dilihat sesuai dengan
masalah priorittas pasien saat ini.

Opsi Bantu pasien untuk melakukan kebutuhan dasar (tidak tepat), karena tindakan ini tidak relevan
dengan masalah utama yang dilamai pasien.

82 Seorang laki-laki (56 tahun) dengan Post TURP dirawat di bangsal bedah hari ke-1. Dokter
menginstruksikan untuk dilakukan irigasi kandung kemih continue karena didapatkan urin masih
berwarna merah dan terdapat bekuan darah. Saat ini perawat mengatur klem selang irigasi dengan
kecepatan 60 tpm. Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan oleh perawat ?
a. Mengklem selang irigasi

b. Menghubungkan selang infus irigasi ke NaCl 0,9%

c. Memonitor urin dalam kantung drainase

d. Mencuci tangan

e. Menghubungkan selang irigasi ke port kateter 3 way

Jawaban benar C

Prosedur Irigasi kandung kemih

1. Periksa instruksi dokter dan rencana asuhan keperawatan terkait jenis, jumlah, dan kekuatan
cairan irigasi serta alasan irigasi.

2. Persiapkan pasien

a. Jelaskan prosedur dan tujuan kepada pasien.

b. Berikan privasi dan tutupi pasien.

c. Kosongkan, ukur, dan catat jumlah serta penampilan urin dalam kantong urin.

3. Siapkan peralatan

a. Cuci tangan.

b. Hubungkan selang infus irigasi ke larutan irigasi dan bilas selang dengan larutan tersebut.

c. Hubungkan selang irigasi ke pintu saluran masuk kateter 3 jalur. Hubungkan kantong drainase dan
selang ke pintu saluran drainase urin jika sebelumnya tidak terpasang.

4. Irigasi kandung kemih kontinu

a. Atur klem pada selang irigasi untuk mengatur kecepatan aliran cairan irigasi mengalir ke dalam
kateter dan kandung kemih.

b. Pantau warna, kejernihan, sedimen, dan volume urin saat mengalir ke dalam kantung drainase.

5. Rekatkan kateter pada paha dengan plester.

6. Periksa kondisi pasien serta toleransinya terhadap prosedur.


7. Bungkus dan buang semua alat sekali pakai yang sudah digunakan, bersihkan dan simpan kembali
alat yang dapat digunakan kembali.

8. Cuci tangan.

9. Catat prosedur dalam catatan perawat.

Pada kasus perawat mengatur klem selang irigasi dengan kecepatan 60 tpm sehingga tindakan
selanjutnya yaitu memantau urin dalam kantung drainase.

Tinjauan opsi lainnya:

Opsi mengklem selang irigasi (tidak tepat) karena tindakan ini dilakukan untuk irigasi kateter
intermitten setelah memasukkan cairan irigasi sesuai jumlah yang diinstruksikan.

Opsi menghubungkan selang infus irigasi ke NaCl 0,9% (tidak tepat) karena tindakan ini dilakukan
dalam tahap persiapan alat setelah cuci tangan.

Opsi mencuci tangan (tidak tepat) karena tindakan ini dilakukan saat persiapan alat dan tahap
terminasi

Opsi menghubungkan selang irigasi ke port kateter 3 way (tidak tepat) karena tindakan ini dilakukan
setelah selang infus irigasi dihubungkan ke larutan irigasi.

Jacob, A. et al. 2014. Buku ajar : clinical nursing procedures. Edisi II. Diterjemahkan oleh : Estrada, R.
Tangerang : Binarupa Aksara.

85. UU Nomor 36 tahun 2016 tentang Tenaga Kesehatan mengatur bahwa setiap tenaga kesehatan
yang menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin berupa Surat Izin
Praktik (SIP). SIP dikeluarkan oleh :

a. Pemda tingkat Kabupaten/Kota

b.Pemda tingkat Provinsi

c. Kementerian Kesehatan

d. Kolegium Tenaga Kesehatan

e. Kementerian Tenaga Kerja

Jawaban yang tepat adalah A. Pemda tingkat Kabupaten/Kota


Berdasarkan pasal 46 ayat (3) UU No. 36 tahun 2014 Tenaga Kesehatan tentang Perizinan
menyatakan bahwa :

<b>SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atas
rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat Tenaga Kesehatan
menjalankan praktiknya.</b>

56. Seorang laki-laki (24 tahun) dirawat dengan Luka Bakar pada kedua ekstremitas atas 18%. Pasien
tampak meringis kesakitan, skala nyeri 9, luka bakar mengenai sebagian dermis, folikel rambut dan
kelenjar sebasea masih utuh, kulit tampak merah, lecet, melepuh, dan bengkak. Berapakah derajat
luka bakar yang dialami pasien?

a. Derajat I

b. Derajat IIA

c. Derajat IIB

d. Derajat IIC

e. Derajat III b

DATA FOKUS

- Pasien mengalami luka bakar.

- Pasien tampak meringis kesakitan, skala nyeri 9.

- Hasil pengkajian: skala nyeri 9, luka bakar mengenai sebagian dermis, folikel rambut dan kelenjar
sebasea masih utuh, kulit tampak merah, lecet, melepuh, dan bengkak.

Sehingga pada kasus termasuk dalam luka bakar derajat IIA

Luka bakar derajat II A (Partial Thickness) merupakan salah satu klasifikasi luka bakar dengan
kerusakan mengenai epidermis dan dermis dengan karakter folikel rambut dan kelenjar keringat
utuh, terasa nyeri, basah, berwarna merah/kuning, dan melepuh (bulla). Lama penyembuhannya
kurang lebih 10-14 hari dan setelah sembuh, bekas luka bakar akan tampak seperti kulit normal
kembali atau pucat tanpa cicatrik.

Tinjauan opsi lainnya :


Opsi Derajat I (tidak tepat) karena merupakan derajat luka bakar dengan kerusakan terbatas pada
lapisan epidermis (superfisial).

Opsi Derajat IIB (tidak tepat) karena merupakan derajat luka bakar dengan kerusakan mengenai
hampir seluruh dermis dan sisa jaringan epitel

Opsi Derajat IIC (tidak tepat) karena bukan merupakan klasifikasi pembagian derajat luka bakar.

Opsi Derajat III (tidak tepat) karena merupakan derajat luka bakar dengan kerusakan mencapai
jaringan subkutan, otot, dan tulang.

45. Seorang anak (10 tahun) dibawa ke IGD setelah terjatuh saat bermain di tangga lalu muntah
dan sakit kepala. Saat pemeriksaan, perawat menggunakan penlight dan menggerakannya dari arah
samping ke arah pupil lalu memperhatikan respon dari pupil ketika disorot cahaya dan respon pupil
ketika tidak disorot cahaya. Apakah fungsi saraf kranial yang sedang diperiksa oleh perawat?a.
Optik

b. Okulomotor

c. Vagus

d. Trochlear

e. Olfaktori

Jawaban benar b

perawat menggunakan cahaya dari penlight dan menggerakannya dari arah samping ke arah pupil
lalu memperhatikan respon dari pupil yang diterangi dan respon pupil yang tidak diterangi =
pemeriksaan saraf kranial III, okulomotor (opsi B)

Nervus III, Okulomotorikus adalah nervus motorik yang berfungsi mengatur pergerakan mata
ekstraokular, elevasi kelompak mata, konstriksi pupil, bentuk lensa.

Tinjauan Opsi lain :

- Opsi Nervus Optik (NII) : Berikan pencahayaan yang memadai dan minta klien membaca dari bahan
bacaan yang disediakan pada jarak 36 cm.

- Opsi Nervus Vagus (NX) : Minta pasien menelan dan berbicara (perhatikan adanya suara serak)

- Opsi Nervus Trochlear (NIV) : Pegang senter 1 kaki di depan mata klien. Minta klien untuk
mengikuti gerakan senter hanya dengan mata. Pindahkan senter ke atas, ke bawah, ke samping dan
diagonal.
- Opsi Nervus Olfaktori (NI) : Minta klien untuk mencium dan mengidentifikasi berbagai aroma bau-
bauan dengan masing-masing lubang hidung secara terpisah dan dengan mata tertutup

86. Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) difokuskan kepada upaya kesehatan …

a. Promotif Kesehatan

b. Preventif Kesehatan

c. Program Prioritas

d. promotif, preventif dan program prioritas

e. promotif, preventif, rehabilitatif dan program prioritas

jawaban benar d

Akreditasi puskesmas difokuskan kepada upaya promotif, preventif dan program prioritas.
Harapannya dengan berfokus kepada upaya promotif-preventif dapat lebih efisien dalam
pembiayaan kesehatan dan mempercepat capaian target pembangunan kesehatan.

84. Penetapan kelas rumah sakit merupakan salah satu bagian dari klasifikasi dan penilaian
dalam proses ijin mendirikan dan operasional rumah sakit yang telah diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan diterjemahkan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.

Pemberian izin operasional RS Tipe B dikeluarkan oleh :

a. Dinkes Kabupaten tempat RS tsb didirikan

b. Dinkes Kota tempat RS tsb didirikan

c. Dinkes Provinsi tempat RS tsb didirikan

d. Kemenkes RI

e. Presiden RI

Jawaban benar C

Izin* Mendirikan dan Izin Operasional Rumah Sakit ::

Dibedakan berdasarkan tipe RS :


1. Tipe A : Izin mendirikan dan Operasional Rumah Sakit dari Pusat

2. Tipe B : Izin mendirikan dan Operasional Rumah Sakit dari Provinsi

3. Tipe C dan Tipe D : Izin mendirikan dan Operasional Rumah Sakit dari Kab/Kota

49. Seorang anak (8 bulan) dirawat di ICU post operasi jantung hari ke-2 dengan hemodinamik stabil.
Saat perawat memandikan pasien pagi ini, ditemukan luka bakar di bokong pasien yang memerah
dan ber-bulae, ada lepuhan namun tidak ada tanda-tanda infeksi berat, leukosit 13.000/mm3. Pasien
dicurigai mengalami luka bakar akibat thermal blanket saat pasien di ruang operasi. Berapakah
derajat luka bakar pada pasien?

a. Derajat I

b. Derajat II A

c. Derajat II B

d. Derajat III

e. Derajat IV

Jawaban benar b

Klasifikasi derajat luka bakar terdiri dari :

1. luka bakar derajat 1;

2. 2) luka bakar derajat II (terdiri dari IIA dan IIB);

3. 3) derajat III.

Berdasarkan kasus di atas, derajat luka bakar pada pasien tersebut adalah B (derajat IIA). Data klinis
yang mendukung adalah luka tampak memerah, ada bulla2, dan lepuhan serta tidak ada tanda-tanda
infeksi berat.

Tinjauan opsi lain :

- Opsi A (derajat I) tidak tepat, karena kriteria luka bakar derajat I adalah kulit tampak memerah
seperti erytema, sembuh tanpa ada perawatan khusus.

- Opsi C (derajat IIB) tidak tepat, karena luka bakar derajat IIB ditandai dengan kulit yang tampak
lebih pucat dan ada lepuhan.
- Opsi D (derajat III) tidak tepat, karena kriteria luka bakar derakat III demgan luka bakar mencapai
otot dan tulang, luka tampak mengering dan hitam.

- Opsi E (derajat IV) tidak tepat, karena tidak ada luka bakar derajat IV.

97. Seorang laki-laki (35 tahun) dirawat di RS dengan Multipel Myeloma. Hasil pengkajian : pasien
mengeluh nyeri pada sternum dan tulang belakang, sering merasa haus, mual, dan kelelahan, serta
kadar kalsium serum 11 mg/dL dan output urin 300 cc/24 jam. Manakah tindakan keperawatan
prioritas pada pasien ?

a. Mengkaji tanda gangguan fungsi ginjal

b. Memberikan obat pereda nyeri

c. Meningkatkan asupan cairan

d. Melakukan pemeriksaan hitung sel darah

e. Memberikan terapi diuretik

Jawaban benar c

Data fokus masalah : pasien dengan Multipel Myeloma, mengeluh nyeri pada sternum dan tulang
belakang, sering merasa haus, mual, dan kelelahan, serta hiperkalsemia dan oliguria.

Multipel Myeloma adalah jenis kanker yang menyerang sel plasma pada sumsum tulang penderita,
yaitu kondisi pertumbuhan jumlah sel myeloma lebih banyak dari jumlah sel daeah sehat. Sel kanker
ini memproduksi protein abnormal yang merugikan bukannya protein penghasil antibodi pencegah
infeksi penyakit. Hiperkalsemia adalah kondisi dimana tingkat kalsium di dalam darah berada di atas
normal (8,1 – 10,4 mg/dL).

Penyebab hiperkalsemia pada kasus yaitu akibat kerusakan tulang. Penyebab lainnya yaitu dehidrasi,
saat cairan dalam darah berkurang, maka konsentrasi kalsium akan meningkat.

Intervensi prioritas yaitu meningkatkan asupan cairan dengan jumlah yang adekuat untuk
mempertahankan output urin. Asupan cairan tidak hanya dibutuhkan untuk mengencerkan
kelebihan kalsium, tetapi juga mencegah kehilangan protein dari tubulus renalis.

23. Apakah vaksin utama yang diberikan pada kegiatan Pekan Imunisasi Nasional ? -

a. HB0

b. DPT

c. DPT-HB-Hib 1

d. Polio
e. DPT-HB-Hib 2

Jawaban benar d

Pekan Imunisasi Nasional (PIN) adalah Pekan dimana setiap balita termasuk bayi baru lahir yang
bertempat tinggal di Indonesia diimunisasi dengan vaksin polio, tanpa mempertimbangkan status
imunisasi sebelumnya. Pemberian imunisasi dilakukan 2 kali masing-masing 2 tetes dengan selang
waktu satu bulan. Pemberian imunisasi polio secara serentak terhadap semua sasaran akan
mempercepat pemutusan siklus kehidupan virus polio liar.

Anda mungkin juga menyukai