Anda di halaman 1dari 44

TRAUMA TORAKS

Oleh:
Racha Suhendra
Reza Atqia
Siti Chalizar Syifa Nasution
Sya’baniah Sekedang Mejile
Pembimbing: dr. Yopie Afriandi Habibie, Sp. BTKV
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

TRAUMA TORAKS

TRAUMA TUMPUL TRAUMA TAJAM


PENDAHULUAN
Di Amerika
Angka kematian 20-25% kematian
didapatkan
akibat trauma politrauma disebabkan
180.000
toraks di Amerika oleh trauma thoraks
kematian
dan Eropa 60%
pertahun
karena
trauma,
25%
diantaranya
karena
trauma
Thoraks
langsung

Hemato Pneumo Kontusio


thoraks thoraks Flail chest
pulmonum
42% 38% 69%
56%
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Trauma Toraks

Trauma
Toraks Luka atau cedera yang mengenai
rongga thorax yang dapat
menyebabkan kerusakan pada
dinding thorax ataupun isi dari cavum
thorax yang disebabkan oleh benda
tajam atau benda tumpul dan dapat
menyebabkan keadaan gawat thorax
akut.
Anatomi Rongga Toraks
KLASIFIKASI
TRAUMA TORAKS

TRAUMA TERBUKA TRAUMA TERTUTUP

PNEUMOTORAKS FLAIL CHEST


GEJALA UMUM
TRAUMA TORAKS

Nyeri Dyspneu
Struktur dan Fungsi Kulit
TANDA UMUM
TRAUMA TORAKS

Trauma dinding
Syok Emfisema
dada

Emfisema
Peningkatan
mediastinum
Deviasi trakea tekanan vena
dengan
jugularis
mediastinis

Hipersonor
Suara Napas
Meurun atau
Hilang
TRAUMA PADA
DINDING TORAKS
Fraktur Iga

Tanda dan Gejala Tatalaksana


• Nyeri pada satu titik • Fraktur yang mengenai 1 atau 2
iga tanpa adanya penyulit/kelainan
• Nyeri memberat pada saat bernafas lain: konservatif dengan anti nyeri.
• Sesak nafas • Fraktur di atas 2 iga perlu di curigai
• Pneumothoraks adanya kelainan lain seperti: edema
paru hematotoraks, dan
• Hematotoraks pneumotoraks.
• Krepitasi • Pada fraktur iga multipel tanpa
penyulit pneumotoraks, hematotoraks,
atau kerusakan organ intratoraks lain,
adalah analgetik yang adekuat (oral/
iv / intercostal block), Bronchial toilet,
Cek laboratorium berkala:
Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit,
Trombosit, dan Analisa Gas Darah,
dan Cek foto toraks berkala.
Fraktur Klavikula

Tanda dan Gejala Tatalaksana

• Konservatif: "Figure of eight


• nyeri pada daerah trauma, bandage" sekitar sendi bahu
perubahan warna pada kulit dan pemberian analgetik.
• • Operatif: Fiksasi Internal
Pembengkakan pada lokasi
trauma
• Peningkatan suhu pada daerah
trauma
• Biasanya disertai dengan
deformitas dan krepitasi dilokasi
trauma.
• Pada foto toraks dijumpai garis
fraktur di klavikula.
Fraktur Sternum

•Pada anamnesis dan pemerikasaan


fisik biasanya dijumpai nyeri terutama di
area sternum dan disertai krepitasi.
•Pada pemeriksaan penunjang foto toraks
lateral ditemukan garis fraktur pada daerah
sternum atau gambaran sternum yang
tumpang tindih
Fraktur Sternum
Tatalaksana:

•Untuk fraktur tanpa dislokasi fragmen fraktur


dilakukan pemberian analgetika dan observasi
tanda-tanda adanya laserasi atau kontusio
jantung.
•Untuk fraktur dengan dislokasi atau fraktur
fragmented dilakukan tindakan operatif untuk
stabilisasi dengan menggunakan sternal wire,
sekaligus eksplorasi adanya perlukaan pada
organ atau struktur di mediastinum.
. Dislokasi Sendi Sternoklavikula

Tanda dan Gejala

• Dislokasi anterior ditandai dengan nyeri pada daerah trauma,


nyeri tekan, dan terlihat bongko l klavikula dari sendi
sternoklavikula menonjol kedepan, sedangkan dislokasi posterior
tampak sendi tertekan kedalam.

Tatalaksana

• Reposisi
Flail chest

Area toraks yang melayang, disebabkan adanya


fraktur iga multipel berturutan lebih atau sama
dengan 3 iga, dan memiliki garis fraktur lebih atau
sama dengan 2 pada tiap iganya.

Akibatnya adalah terbentuk area melayang atau


flail yang akan bergerak paradoksal dari gerakan
mekanik pernapasan dinding toraks. Area tersebut
akan bergerak masuk pada saat inspirasi dan
bergerak keluar pada saat ekspirasi.
Flail Chest
Flail Chest

Tanda dan Gejala


• Gerakan "paradoksal" dari (segmen) dindin toraks saat
inspirasi/ekspirasi; tidak terlihat pada pasien dalam ventilator.
• Menunjukkan trauma hebat
• Biasanya selalu disertai trauma pada organ lain (kepala,
abdomen, ekstremitas)

Tatalaksana
• Sebaiknya pasien dirawat intensif bila ada indikasi atau tanda-tanda
kegagalan pernapasan atau karena ancaman gagal napas yang biasanya
dibukt ikan melalui pemeriksaan AGD (Analisa gas darah) berkala dan
takipneu
• Pain control
• Stabilisasi area flail chest (memasukka n ke ventilator, fiksasi internal
melalui operasi)
• Bronchial toilet
• Fisioterapi agresif
• Tindakan bronkoskopi untuk bronchial toilet
Trauma pada
Pleura dan Paru
Pneumotoraks
Suatu kondisi adanya udara yang terperangkap di rongga pleura akibat
robeknya pleura visceral, dapat terjadi spontan atau karena trauma, yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan negatif intrapleura sehingga
mengganggu proses pengembangan paru.

Simple Pneumotorax Tension Pneumotorax

Open Pneumotorax
Simple Pneumotorax

Pneumotoraks yang tidak disertai peningkatan tekanan intra toraks yang


progresif.

Manifestasi Klinis:

•Paru pada sisi yang terkena akan kolaps, parsial atau total
•Tidak dijumpai mediastinal shift
•Dijumpai hipersonorpada daerah yang terkena
•Dijumpai suara napas yang melemah sampai menghilang pada daerah yang terkena.
•Dijumpai kolaps paru pada daerah yang terkena
Pada pemeriksaan foto toraks dijumpai adanya gambaran radiolusen atau gambaran
lebih hitam pada daerah yang terkena, biasanya dijumpai gambaran pleura line.
Simple Pneumotorax
Tatalaksana:
Torakostomi atau pemasangan selang intra pleural +
WSD.
Tension Pneumotorax

pneumotoraks yang disertai peningkatan Pada tension pneumotoraks ditemukan


tekanan intra toraks yang semakin lama mekanisme ventil atau udara dapat masuk
semakin bertambah atau progresif. dengan mudah, tetapi tidak dapat keluar.

Tanda dan Gejala:


• Mediastinal shift atau pendorongan mediastinum ke
kontralateral
• Deviasi trachea
• Hipotensi
• Respiratory distress berat.
• Takipneu
• Hipotensi
• Tekanan vena jugularis meningkat
• Pergerakan dinding dada yang asimetris.
Tension Pneumotorax

Tension pneumotoraks merupakan keadaan life-threatening, maka


tidak perlu dilakukan pemeriksaan foto toraks. Penatalaksanaan
tension pneumotoraks berupa dekompresi segera dengan needle
insertion pada sela iga II linea mid-klavikula pada daerah yang
terkena. Sehingga tercapai perubahan keadaan menjadi suatu
simple pneumotoraks dan dilanjutkan dengan pemasangan
Torakostomi + WSD.
Open Pneumotorax

Definisi

Merupakan luka terbuka yang cukup besar pada toraks sehingga udara dapat
keluar dan masuk rongga intra toraks dengan mudah. Tekanan intra toraks akan
sama dengan tekanan udara luar. Dikenal juga sebagai sucking-wound.
Open Pneumotorax

Tatalaksana

- Luka tidak boleh di eksplore.


- Luka tidak boleh ditutup rapat yang dapat menciptakan mekanisme ventil 
Pasang plester 3 posisi.
- Torakostomi + WSD.
- Singkirkan adanya perlukaan atau laserasi pada paru-paru atau organ intra
toraks lain.
Hematothorax

• Terakumulasinya darah pada rongga toraks akibat trauma


tumpul atau tembus pada toraks. Sumber perdarahan umumnya
berasal dari A. interkostalis atau A. mamaria interna.
Penatalaksanaan hematotoraks:
• Penanganan hemodinamik segera untuk menghindari kegagalan
sirkulasi.
• Pada 90 % kasus hematotoraks tindakan bedah yang dilakukan
hanya dengan Torakostomi + WSD
• Tindakan operasi torakotomi emergensi dilakukan untuk
menghentikan perdarahan apabila dijumpai :
• Dijumpai perdarahan massif atau inisial jumlah produksi darah di
atas 1500 cc.
• Bila produksi darah di atas 5 cc/kgBB/jam.
• Bila produksi darah 3-5 cc/kgBB selama 3 jam berturut-turut.
Bila memiliki fasilitas, sarana, dan kemampuan tindakan video
assisted thoracic surgery atau VATS dapat dilakukan evakuasi darah dan
penjahitan fistula atau robekan paru pleura parieatalis.
Kontusio Paru
Kontusio paru sering dijumpai pada kasus trauma tumpul toraks dan dapat pula
terjadi pada trauma tajam dengan mekanisme perdarahan dan edema parenkim
konsolidasi. Patofisiologi yang terjadi adalah kontusio atau cedera jaringan yang
menyebabkan edema dan reaksi inflamasi sehingga terjadinya lung compliance menurun,
ventilation-perfusion mismatch yang hipoksia dan work of breathing yang meningkat.
Kontusio Paru

Tatalaksana

Mempertahankan oksigenasi
Mencegah/mengurangi edema
Hematom paru yang masif perlu dieksisi
Tindakan: bronchial toilet, batasi pemberian cairan isotonik
atau hipotonik, terapi oksigen, pain control, diuretika, bila perlu
ventilator dengan tekanan positif (PEEP >5)
Ruptur Diafragma

Tanda-Tanda:

•Berkurangnya gerakan napas dada


•Suara sonor dinding dada yang terganggu
•Hilangnya retraksi spatium interkostal pada pergerakan diafragma
•Munculnya suara gastrointestinal didalam rongga dada
•Pergeseran jantung
•Syok

Ada 2 fase dari kondisi ini :


1. Akibat segera dari ruptur:
- Syok
- Nyeri
-Kehilangan darah
- Hematothoraks
2. Efek masuknya organ abdomen kedalam rongga dada:
- Pergeseran paru, jantung, dan isi mediastinum
- Obstruksi organ viseral abdomen atau terjadi perforasi
TATALAKSANA:
•Koreksi syok
•Torakotomi eksplorasi emergensi dan dapat diikuti dengan laparotomi apabila
diperlukan.
•Reposisi isi abdomen ke asalnya
•Perbaikan kembali ruptur diafragma
•Drainase rongga pleura
Empiema

efusi pleura yang terinfeksi oleh mikroba

Prinsip penanggulangan empiema


adalah:
• Drainase atau mengeluarkan nanah
sebanyak-banyaknya.
•Pemberian antibiotika yang adekuat
baik jenis, dosis dan waktu
•Obliterasi rongga empiema.
Chylothorax
akumulasi cairan limphe yang berlebihan di dalam rongga pleura karena kebocoran
dari duktus torasikus atau cabang-cabang utamanya

Cairan chylus khas putih seperti susu tidak berbau dan bersifat alkalis, pada kondisi puasa
produksi minimal dan menjadi produktif setelah makan makanan berlemak

•Konservatif, dengan cara: pemberian diet dan nutrisi yang adekuat atau rendah
lemak), koreksi cairan dan elektrolit dan closed Thoracostomy + WSD.
•Intervensi bedah
Tindakan bedah dilakukan bila lebih dari 14 hari tindakan konservasif tidak berhasil,
dari kepustakaan 25 % kebocoran akan menutup secara sepontan dalam interval
waktu 14 hari dan 75 % butuh intervensi bedah.
•Teknik bedah
•Ligasi langsung pada duktus toraksikus.
•Supra diaphragmatic mass ligaton.
•Pleuroperitoneal shunting
•Pleurodesis dan pleurectomi.
•Anastomosis duktus ke V. azygos.
•Dekortikasi.
•Fibrine glue.
•VATS (Video assisted thoracic surgery).
Chylothorax

akumulasi cairan limphe yang berlebihan di dalam rongga pleura karena kebocoran
dari duktus torasikus atau cabang-cabang utamanya

Cairan chylus khas putih seperti susu tidak berbau dan bersifat alkalis, pada kondisi puasa
produksi minimal dan menjadi produktif setelah makan makanan berlemak

•Konservatif, dengan cara: pemberian diet dan nutrisi yang adekuat atau rendah
lemak), koreksi cairan dan elektrolit dan closed Thoracostomy + WSD.
•Intervensi bedah
Tindakan bedah dilakukan bila lebih dari 14 hari tindakan konservasif tidak berhasil,
dari kepustakaan 25 % kebocoran akan menutup secara sepontan dalam interval
waktu 14 hari dan 75 % butuh intervensi bedah.
•Teknik bedah
•Ligasi langsung pada duktus toraksikus.
•Supra diaphragmatic mass ligaton.
•Pleuroperitoneal shunting
•Pleurodesis dan pleurectomi.
•Anastomosis duktus ke V. azygos.
•Dekortikasi.
•Fibrine glue.
•VATS (Video assisted thoracic surgery).
Trauma Esofagus
Trauma Esofagus

Penatalaksanan:

•Thorakostomi dan perbaikan/repair


•Terapi pengganti intravena atau pemberian makanan lewat
jejunostomi
•Trakheostomi dan tindakan supportif jika berhubungan dengan
ruptus trakhea
Trauma Jantung

Manifestasi Klinis

-Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan


menembus jantung
- Gelisah
- Pucat dan keringat dingin
- Peninggian TVJ
- Pekak jantung melebar
- Bunyi jantung melemah
- Terdapat tanda-tanda paradoxial pulse pressure
- ECG terdapat low voltage seluruh lead
- Perikardiosentesis keluar darah
Pemeriksaan Diagnostik

Anamnesis dan Radiologi : Foto Gas Darah Arteri


Pemeriksaan Fisik X-ray dada (AP) dan pH

CT Scan Echocardiography Elektrokardiogram

Aortagrafi
Tatalaksana Awal Trauma Toraks

Gawat
darurat/pertolongan Konservatif Operatif
pertama

Analgetik dan
Airway Antibiotik WSD

Pemasangan Plak
Breathing
atau Plester

Circulation Ventilator
Fisioterapi

Anda mungkin juga menyukai