Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

This is a translation of

HANDHBOOK FOR BRUNNER & SUDDARTH’S TEXTBOOK OF MEDICAL NURSING 12 TH Ed

By susan C. smeltzer

Copytight 2010 by wolters kluwer healthy /Lippincott Williams & wilkins published by arrangement with
Lippincott Williams & wilkins/wolters kluwer health did not participate in the translation of this title.

Keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth. Ed. 12

Alih bahasa Devi yulianti, S. kep & Amelia kimin S.kep M.N

Editor edisi bahsa Indonesia Ns. Eka anisa mardella S. kep.

Hak cipta terjemahan Indonesia

2011 penerbit buku kedokteran EGC

PO Box 4276/Jakarta 10042

Telepon 6330 6283

Anggota IKAPI

Desain kulit muka ak M. imron

Piñata letak ferdian indekser haykal bukhari

Hak cipta dilindungi undang- undang

Di larang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun,baik secara elektronik
maupun mekanik, termasuk memfotokopi, rekam, atau dengan lainya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Cetakan 2016

Perpustakaan nasional : catalog dalam terbitan ( KDT )

Brunner

Keperawatan medikal bedah brunner & suddarth / pengarang, bunner & suddarth; alih bahasa,
devi yulianti, Amelia kimmin; editor edisi bahasa Indonesia, eka anisa mardella Ed, 12 _ Jakarta: EGC,
2013.

Xii, 595 hlm : 15,5 + 24 cm.

Judul asli: handbook for brunner & suddarth’s textbook of medical –surgical nursing
ISBN 978-979-044-470-6

I, Bedah I. judul II. Suddarth III. Devi yulianti VI. Amelia kimin V. Eka anisa mardella

Indikasi akurat, reaksi merugikan, dan jadwal dosis untuk obat disajikan pada buku ini tetapi hal ini
dapat saja berubah pembaca disarankan mengacu data informasi dari pabrik tentang obat tau yang
ditulis pada kemasanya penuli, editor, penerbit, distributor tidak bertanggung jawab atas kesalahan
atau kealpaan atas konsekuensi dari penerapan informsi yang ada didalam buku ini, dan tidak memberi
jaminan tersurat atau tersirat, atas isi buku, penusis, editor, penerbit, dan distributor tidak bertanggung
jawab atas cedera dan atau kerusakan pada seseorang atau properti yang timbul dari buku ini.
Cardiomyopathipes
Kardiomiopati

Kardiomiopati adalah penyakit otot jantung yang dikaitkan dangan difungsi jantung kardiomiopati
diklasifikasikan mrnurut abnormalitas skruturaldan fungsional otot jantung: kordiomiopati dilatasi
(DCM) ( paling sering ), kardiomiopati hipertrofi ( HCM ) ( kondisi autosom dominan yang jang terjadi),
kardiomiopati restrikfik atau konstriktif ( RCM ), kardiomiopati ventrikel kanan aritmogenik ( ARSC ),
dan kardoiomiopati yang tidak diklasifikasikan ( berbeda dari atau memiliki karekteristik lebih dari satu
jeni lain). Pasien mungkin memiliki potolog I yang merepresentasikan lebih dari satu klasifikasi ini,
seperti pasien kardiomiopati hipertrofi yang mengalami dilatasi dan gejala dilatasi kardiomiopati.
Kardiomiopati iskemik adalah suatu istilah yang sering kali digunakan untuk mendekskripsikan
pembesaran jantung yang disebabkan oleh penyakit arteri koroner ( CAD), yang biasanya disertai oleh
gagal jantung.

PATOFISILOGI

Patofisiologi dari semua kardiomiopati adalah serangkaian kejadian yang puncaknya berupa ganguan
curah jantung. Penurunan volume sekuncup menstimulasi sistem saraf simpati dan respons rennin-
angiotensin –aldosteron sehingga menyebabkan peningkatan resinstensi vaskular sistemik dan
peningkatan retensis natrium dan air, yang menyebabkan peningkatan beban kerja jantung.perubahan
ini dapat memicu gagal jantung.

MANIFESTAS I KLINIS

 Pada awalnya dimanifestasikan dengan tanda dan gejala gagal jantung ( sesak napas sang at
mengeluarkan tenaga,keletihan).
 Dapat juga mengeluhkan dispnea nokturalparoksismal ( PND ), batuk, dan ortopnea.
 Gejala lain mencangkup retensi cairan, edema perifer, mual , nyeri dada, palpitasi, pening, dan
sinkope saat melakuukan aktivitas berat.
 Pada hipertofi kardiomiopati, henti jantung (yi., kematian jantung secara mendadak) dapat juga
menjadi manifestasi awal pada pasien yang mudah. Kongesti vena sistemik , distensi vena
jugularis, pitting edema pada bagian tubuh yang menggantung, pembesaran hati, takikardia ,
dan suara jantung tambahan pada pemeriksaan fisiik.

PENKAJIAN DAN METODE DIAGNOSTIK

 Riwayar pasien ; singkirkan penyebap gagal jantung lain.


 Ekokardiogram, MRI jantung elektrokardiogram (EKG), foto ronsen dada, kateterisasi jantung,
dan kemungkinan biopsi endomiokardial.
PENATALAKSANAAN MEDIS

penatalaksanaan medis diarahkan pada upaya mengidentifikasi dan menangani kemungkinan


penyabab yang mendasari atau mempresipitasi memperbaiki gagal jantug dengan obat-obatan, diet
rendah natrium, dan regimen olahraga/ istirahat dan mengoontrol disritmia dengan obat antiaritmia
dan kemungkinan alat elektronik yang ditanam, seperti defibrillator kardioferter yang dapat ditanam

 Interfensi bedah ( mis; miyek tomi, transplantasi janntung ) dipertimbangkan ketika gagal
jantung telah lanjut dan terapi tidak lagi efektif.
 Dalam beberapa kasus , alat bantu ventrikular (alat bantu ventrikel kiri [LVAD]) di perlukan
untuk membantu jangtung yang telah gagal berfungsi sampai donor yang tepat tersediah .

PROSES KEPERAWATAN

Pasien Dengan Kardiak Miopati (Miopati jantung)

PENGKAJIAN

 Dapatkan riwayat lengkap mengenai menifestasi tanda dan gejala dan kemungkinan faktor
etiologi .
 Lakukan pengkajian riwayat psikososial secara cermat : Identifikasi sistem pendukung
keluarga dan libatkan keluarga dalam penatalaksanaan pasien .
 Pengkajian fisik di arahkan pada tanda dan gejala gagal jantung . Evaluasi tanda-tanda vital
(tekanan nadi ) , berat badan dan adanya penambahan /penurunan berat badan , palpasi
adanya pergeseran ke sebelah kiri titik denyut maksimal , auskultasi adanya bising sistolik
dan bunyi jangtung S dan S , auskultasi paru untuk mendengar adanya krekels , pengukuran
distensi vena jugularis , dan edema .

DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan
 Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan gangguan struktual , sekunder
akibat kardiomiopati atau disritmia
 Ketidakefektifan perfusi jantung paru (Kardiopulmonal) , serebral , perifer , dan dan
jaringan ginjal yang berhubungan dengan penurunan aliran darah perifer .
 Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan kongesti paru , sekunder
akibat kegagalan mikokardium .
 Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan penurunan curah jantung atau
kelebihan volume cairan , atau keduanya .
 Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan fungsi peran
 Membantu pasien mengidentifikasi respons emosional terhadap kehilangan (mis;
rasa marah dan depresi ).
 Bantu paien mengidentifikasi control yang masih dimilikinya (mis; memilih pilihan
makanan ).
Meningkatkan asuban di rumba dan dikomunikasi

MENGAJARKAN PASIEN TENTANG KEPERAWATAN DIRI

 Mengajarkan pasien tentang regimen medikasi, pemantauan gejala, dan


penatalaksanaan gejala.
 Bantu pasien menyeimbangkan gaya hidup dan kerja sambil mencapai aktivitas
terapeutik
 Bantu pasien menghadapi status penyakit mereka; bantu pasien menyusuikan gaya
hidup mereka dan mengimplementasikan program perawatan diri dirumah

MELANJUTKAN ASUHAN

 Perkuatan penyuluhan dan laksanakan pengkajian yang berkelanjutan mengenai gejala


yang di alami pasien dan perkembanganya.
 Bantu pasien dalam meninjau gaya hidup, dan informasikan strategi untuk
melaksanakan aktivitasterapeutik guna menyeimbangkan antara gaya hidup dan kerja.
 Tenkankan tanda dan gejala yang harus dilaporkan di dokter ; ajarkan keluarga pasien
mengenai resusitasi jantung- paru jika perlu
 Kaji kebutuhan psikososial pasien dan keluarga secara berkelanjutan.
 Bina hubungan salin percaya dengan pasien, dan diberikan dukungan selama
pengambilan keputusan akhir hayat.
 Rujuk papspien untuk mendapatkan perawatan di rumah ( bomme care ) dan dukungan
jika perlu

EVALUASI

Hasil akhir yang dibarapkan untuk pasien

 Mempertahankan atau meningkatkan fungsii jantung.


 Mempertahankan atau meningkatkan tolernsi aktivitas.
 mengalami

Anda mungkin juga menyukai