Anda di halaman 1dari 48

TRAUMA THORAX

KELOMPOK 10

SMF BEDAH
RSUD AL IHSAN BANDUNG
2015
Trauma thorax sering ditemukan
sekitar 25% dari penderita multi-
trauma . nyawa
Mengancam Potensial mengancam
- Sumbatan Airway nyawa
- Tension Pneumothoraks
sederhana
pneumothoraks
Hemothoraks
- Pneumothoraks
Kontusio paru
terbuka
Trauma tracheobronchial
- Flail Chest
Trauma tumpul jantung
- Hemothoraks masif Traumatic aortic
- Tamponade jantung disruption
Traumatic diaphragma
injury
Mediastinal traversing
wounds
Anatomi Thoraks
Anatomi thorax cont
Klasifikasi
PEMBAGIAN TRAUMA
TORAKS TRUMA DINDING TORAKS
fraktur iga dan sternum
flail chest
emfisema subkuti

TRAUMA PADA PLEURA DAN PARU


Pneumotoraks
Hematotoraks (hemotoraks)
Kontusio paru
Laserasi
Lasera paru

RUPTUR DIAFRAGMA
TRAUMA ESOFAGUS
TRAUMA JANTUNG
Mekanisme Trauma
Toraks
Akselerasi
Kerusakan yang terjadi merupakan akibat langsung
dari penyebab trauma. Contoh : pada luka tembak.

Deselerasi
Kerusakan yang terjadi akibat mekanisme deselerasi
dari jaringan. Biasanya terjadi pada tubuh yang
bergerak dan tiba-tiba terhenti akibat trauma.
Kerusakan terjadi oleh karena pada saat trauma,
organ-organ dalam yang mobile (seperti bronkhus,
sebagian aorta, organ visera, dsb) masih bergerak
dan gaya yang merusak terjadi akibat tumbukan
pada dinding toraks/rongga tubuh lain atau oleh
karena tarikan dari jaringan pengikat organ tersebut.
Torsio dan rotasi
Gaya torsio dan rotasio yang terjadi umumnya
diakibatkan oleh adanya deselerasi organ-organ
dalam yang sebagian strukturnya memiliki
jaringan pengikat/fiksasi, seperti Isthmus aorta,
bronkus utama, diafragma atau atrium. Akibat
adanya deselerasi yang tiba-tiba, organ-organ
tersebut dapat terpilin atau terputar dengan
jaringan fiksasi sebagai titik tumpu atau poros-
nya.

Blast injury
Kerusakan jaringan pada blast injury terjadi tanpa
adanya kontak langsung dengan penyebab
trauma. Seperti pada ledakan bom.
Potentially life-threatening injuries
Immediately life-threatening injuries
Immediately life-threatening injuries
FLAIL CHEST
area toraks yang "melayang" (flail) oleh
sebab adanya fraktur iga multipel
berturutan 3 iga , dan memiliki garis
fraktur 2 (segmented) pada tiap iganya
terbentuk area "flail" yang akan bergerak
paradoksal (kebalikan) dari gerakan mekanik
pernapasan dinding dada. Area tersebut
akan bergerak masuk saat inspirasi dan
bergerak keluar pada ekspirasi.
Karakteristik
Gerakan "paradoksal" dari (segmen) dinding
dada saat inspirasi/ekspirasi; tidak terlihat pada
pasien dalam ventilator
Menunjukkan trauma hebat
Biasanya selalu disertai trauma pada organ lain
(kepala, abdomen, ekstremitas)
EMFISEMA SUBKUTIS
Dapat disebabkan oleh adanya cedera
saluran pernafasan atau segmen fraktur iga
yang merobek paru-paru dan dapat disertai
dengan adanya pneutoraks maupun
pneutoraks desakan

Penatalaksanaan
Emfisema subkutis yang tcrbatas di daerah
toraks tidak memerlukan tindakan karena
dapat diabsorbsi dalam 2 hingga 4 minggu;
bila terdapat penumotoraks dilakukan
pemasangan water seal drainage
PNEUMOTORAKS
Adanya udara yang terperangkap di rongga
pleura
Pneumotoraks akan meningkatkan tekanan
negatif intrapleura sehingga mengganggu
proses pengembangan paru.
Terjadi karena trauma tumpul atau tembus
toraks.
Dapat pula terjadi karena perlukaan pleura
viseral (barotrauma), atau perlukaan pleura
mediastinal (trauma trakheobronkhial)
Diklasifikasikan menjadi 3 : simpel, tension,
open
Rontgen dada menunjukkan pneumotoraks sisi kiri besar (panah putih)
yang berada di bawah tekanan sebagai bermanifestasi sebagai
perpindahan dari jantung ke kanan (panah hitam) dan depresi dari
hemidiaphragm kiri (panah kuning).
1.Simple Pneumothorax
Adalah pneumotoraks yang tidak disertai
peningkatan tekanan intra toraks yang
progresif.
Ciri:
Paru pada sisi yang terkena akan kolaps
(parsial atau total)
Tidak ada mediastinal shift
PF: bunyi napas , hyperresonance
(perkusi), pengembangan dada
Penatalaksanaan
Melakukan pemasangan water seal
drainage (WSD)
2. Tension Pneumo-thorax
Pneumothorax
Terjadi peningkatan intra toraks yang progresif, sehingga
terjadi : kolaps total paru, mediastinal shift (pendorongan
mediastinum ke kontralateral), deviasi trakhea venous
return hipotensi & respiratory distress berat.

Insp. : Ekspansi # simetris Trakea terdorong


Ausk. : Bs. Nafas satu sisi
Perk. : Hipersonor satu sisi
+ Vena leher distensi
Syok
Tension Pneumo-thorax Tindakan :

1. Dekompresi 2. Pipa Toraks


Tension pneumothorax di kiri (panah biru) yang menggusur jantung
dan struktur mediastinum ke kanan (panah merah);? Kasus ini juga
menunjukkan tanda sulcus mendalam pada sebelah kiri (panah
kuning).
3. Open Pneumo-thorax
Manifestasi : Breathing !

Udara akan masuk dan


keluar lewat lubang
pada dinding dada
(tahanan lebih kecil)

Gangguan
ventilasi

Sucking chest wound


Open Pneumo-thorax : Tindakan

Tutup rapat
atau :

Kasa 3 sisi

Tutup ! Pipa toraks - WSD


HEMATOTORAKS
(HEMOTORAKS)
Terakumulasinya darah pada rongga toraks
akibat trauma tumpul atau tembus pada dada.

Sumber perdarahan umumnya berasal dari A.


interkostalis atau A. mamaria interna

Penampakan klinis Perhatikan adanya tanda


dan gejala instabilitas hemodinamik dan
depresi pernapasan
Hemothoraks Masif
Terkumpulnya darah dengan cepat
lebih dari 1500cc di dalam rongga
pleura

Kehilangan darah terus 200cc/jam


selama 2-4 jam membutuhkan
torakotomi

Tanda: dispnoe, penampakan syok,


hilang bunyi napas, perkusi pekak,
hipotensif

Ro toraks: opasifikasi hemitoraks


atau efusi pleura
Upright chest X-ray showing three Massive hemothorax x-ray.
left lateral rib fractures (small arrows)
and a medium-sized hemothorax
(large arrow) in a patient who has
sustained a four-metre fall.
Flail Chest + Kontusio Paru
Yang lebih penting : Kontusio Paru-nya

Karena itu : Monitor A -


B
Jaga Airway
Monitor pO2 dan pCO2
O2 100%
Ventilasi tambahan
bila diperlukan
= Bagging inspirasi ekspirasi
= Respirator
Manifestasi : pernafasan paradoxal
TRAUMA JANTUNG
Kecurigaan trauma jantung :
Trauma tumpul di daerah anterior
Fraktur pada sternum
Trauma tembus/tajam pada area prekordial
(parasternal kanan, sela iga II kiri, grs mid-
klavikula kiri, arkus kosta kiri)
Tamponade Jantung
Manifestasi : Circulation (syok !)

1. Distensi Vena
Leher

2. Bunyi Jantung
Jauh

3.Nadi kecil-
cepat

Tindakan:
-Perikariosintesis
Potentially life-threatening injuries
RUPTUR AORTA
Ruptur aorta sering menyebabkan kematian
lokasi ruptura tersering di bagian proksimal arteri
subklavia kiri dekat ligamentum arteriosum
Kecurigaan foto toraks bila didapat :
a) mediastinum yang melebar
b) fraktur iga 1 dan 2
c) trakea terdorong ke kanan
d) gambaran aorta kabur penekanan bronkus utama
kiri
f) gambaran pipa lambung (NGT) pada esofagus yang
terdorong ke kanan

Ruptur aorta
Tanda: tidak spesifik, syok
Ro toraks: pelebaran mediastinum, penyempitan
trakhea, efusi pleura
LASERASI PARU
Robekan pada parenkim paru akibat trauma tajam atau
trauma tumpul keras yang disertai fraktur iga

Manifestasi klinik umumnya adalah : hemato +


pneumotoraks

Indikasi operasi :
Hematotoraks masif (lihat hematotoraks)
Adanya contiuous buble pada WSD yang menunjukkan
adanya robekan paru
Distress pernapasan berat yang dicurigai karena robekan
luas

Penatalaksanaan umum : WSD


RUPTUR DIAFRAGMA
Ruptur diafragma pada trauma toraks biasanya
disebabkan oleh trauma tumpul pada daerah toraks
inferior atau abdomen atas.

Trauma tumpul di daerah toraks inferior akan


mengakibatkan peningkatan tekanan intra
abdominal mendadak yang diteruskan ke diafragma.

Ruptur terjadi bila diafragma tidak dapat menahan


tekanan tersebut.
Ruptur umumnya terjadi di "puncak" kubah
diafragma (sentral)
Kejadian ruptur diafragma sebelah kiri lebih sering
daripada diafragma kanan
Akan terjadi herniasi organ viseral abdomen ke
toraks
Dapat terjadi ruptur ke intra perikardial

Ruptur diafragma disertai herniasi visera


Tanda: respiratory distress yang progresif, suara
usus terdengar di toraks
Ro toraks : gastric air bubble di toraks, fraktur iga-
iga terbawah, mediastinal shift
TRAUMA ESOFAGUS
Penyebab trauma/ruptur esofagus umumnya disebabkan
oleh trauma tajam/tembus

Perforasi esofagus :
Tanda: Nyeri, disfagia, demam, pembengkakan daerah
servikal
Ro toraks: udara dalam mediastinum, pelebaran
retrotracheal-space, pelebaran mediastinum, efusi pleura,
pneumotoraks
KONTUSIO PARU
Terjadi terutama setelah trauma tumpul toraks
Dapat pula terjadi pada trauma tajam dengan
mekanisme perdarahan dan edema parenkim
konsolidasi
Patofisiologi : kontusio/cedera jaringan edema dan
reaksi inflamasi lung compliance ventilation-
perfusion mismatch hipoksia & work of breathing
Kontusio paru memberikan gambaran air space disease pada regio
superior segmen dari lobus kiri bawah (panah biru). Panah merah
memnunjukan multiple ,fraktur akut rib.
Penatalaksanaan
Prinsip
Penatalaksanaan mengikuti prinsip penatalaksanaan
pasien trauma secara umum (primary survey -
secondary survey)
Tidak dibenarkan melakukan langkah-langkah:
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
diagnostik, penegakan diagnosis dan terapi secara
konsekutif (berturutan)
Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa
dilakukan bila pasien stabil), adalah : portable x-ray,
portable blood examination, portable bronchoscope.
Tidak dibenarkan melakukan pemeriksaan dengan
memindahkan pasien dari ruang emergency
Penanganan pasien tidak untuk
menegakkan diagnosis akan tetapi
terutama untuk menemukan masalah
yang mengancam nyawa dan melakukan
tindakan penyelamatan nyawa.

Pengambilan anamnesis (riwayat) dan


pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan
atau setelah melakukan prosedur
penanganan trauma.
Indikasi Operasi
1.Massive hemothorax (>1,500 mL blood returned on insertion
of chest tube)
2.Ongoing bleeding from chest (>200 mL/hour for 4 hours)
3.Cardiac tamponade
4.Acute deterioration from penetrating transmediastinal chest
wounds
5.Chest wall disruption
6.Massive air leak from the chest tube or major
tracheobronchial injury
7.Vascular injury at the thoracic outlet with hemodynamic
instability
8.Esophageal injury
9.Radiographic evidence of great vessel injury
10.Suspected air embolism
11.Impalement wounds to the chest
Flail chest
Tension pneumothorax
Open pneumothorax
Masive hematothorax
Cardiac tamponade
Tracheobronchial obstruction
Laki-laki 20 thn naik motor tidak pakai helm
mengalami kecelakaan dibawa ke UGD. Pasien
hanya berespon terhadap rangsang nyeri, RR 40,
TD 90/60, N 120x/menit. Tampak jejas di
hemithorax kanan.

Anda mungkin juga menyukai