Anda di halaman 1dari 32

MULTIPLE TRAUMA

( THORAX )
PENDAHULUAN
Secara anatomis rongga thoraks
berbatasan dengan rongga abdomen
yang dibatasi oleh diafragma dan batas
atas dengan leher dapat diraba insisura
jugularis. Otot-otot yang melapisi
dinding dada yaitu muskulus latisimus
dorsi, muskulus trapezius, muskulus
rhombhoideus mayor dan minor, dan
muskulus interkostalis.
• Dinding dada terdiri dari sternum,
vertebra thorakalis, iga dan skapula.
Organ yang terletak didalam rongga
thoraks yaitu paru-paru dan jalan
nafas, esofagus, jantung, pembuluh
darah besar, saraf, dan sistem
limfatik (Kukuh, 2002).
DEFINISI.
Trauma thorax adalah luka atau
cedera yang mengenai rongga thorax
yang dapat menyebabkan kerusakan
pada dinding thorax ataupun isi dari
cavum thorax yang disebabkan oleh
benda tajam atau benda tumpul dan
dapat menyebabkan keadaan gawat
thorax akut.
Epidemiologi
• Di Amerika Serikat dan Eropa rata-rata
mortalitas trauma tumpul thoraks mencapai
60%.
• 20-25% kematian disebabkan oleh trauma
thoraks (Veysi, et al., 2009).
• Pneumothoraks 38%, hematothoraks 42%,
kontusio pulmonum 56%, dan flail chest
69% (Eggiimann, 2001; Jean, 2005).
• ARDS komplikasi trauma thoraks yang
sangat serius dengan angka kematian 20-
43% (Aukema, et al., 2011).
Etiologi
• Ada 2 Jenis : Tumpul maupun Tajam .
• Penyebab trauma thoraks tersering
adalah kecelakaan kendaraan bermotor
(63-78%) .
• Penyebab lain : Adanya tekanan yang
berlebihan pada paru-paru yang bisa
menyebabkan pneumothoraks seperti
pada scuba (David, 2005;
Sjamsoehidajat, 2003).
        AKIBAT TRAUMA THORAX
Fraktur iga.
Merupakan komponen dari dinding thorax
yang paling sering mngalami trauma,
perlukaan pada iga sering bermakna,
Nyeri pada pergerakan akibat
terbidainya iga terhadap dinding thorax
secara keseluruhan menyebabkan
gangguan ventilasi . Paling sering
mengalami trauma adalah iga begian
tengah ( iga ke – 4 sampai ke – 9 ).
Flail Chest. 
Terjadi ketika segmen dinding dada tidak
lagi mempunyai kontinuitas dengan
keseluruhan dinding dada. Keadaan
tersebut terjadi karena fraktur iga
multipel pada dua atau lebih tulang iga
dengan dua atau lebih garis fraktur.
Adanya semen flail chest (segmen
mengambang) menyebabkan gangguan pada
pergerakan dinding dada
Fraktur Coste & Fail Chest
Kontusio paru 
adalah kelainan yang paling sering
ditemukan pada golongan potensially
lethal chest injury. Kegagalan bernafas
dapat timbul perlahan dan berkembang
sesuai waktu, tidak langsung terjadi
setelah kejadian
Pneumotoraks 
Dikibatkan masuknya udara pada ruang potensial
antara pleura viseral dan parietal. Adanya udara di
dalam rongga pleura akan menyebabkan kolapsnya
jaringan paru .
Pneumothorax terbuka ( Sucking chest
wound ) 
Luka yang besar pada dinding dada yang terbuka
menyebabkan pneumotoraks terbuka.
Tekanan di dalam rongga pleura akan segera
menjadi sama dengan tekanan atmosfir .
Jika defek dinding dada mendekati 2/3 dari
diameter trakea, udara cenderung mengalir
melalui defek karena mempunyai tahanan yang
kurang atau lebih kecil dibandingkan dengan
trakea. Akibatnya ventilasi terganggu
menyebabkan hipoksia dan hiperkapnia
.
Tension pneumorothorax 
Berkembang ketika terjadi one-way- valve
(fenomena ventil), kebocoran udara yang
berasal dari paru-paru masuk ke dalam
rongga pleura dan tidak dapat keluar
lagi (one-way-valve). Akibatnya, tekanan di
intrapleural akan meninggi, paru-paru menjadi
kolaps, mediastinum terdorong ke sisi
berlawanan dan menghambat pengembalian
darah vena ke jantung (venous return), serta
akan menekan paru kontra lateral .
Hemothorax.
Penyebab utama dari hemotoraks
adalah laserasi paru atau laserasi dari
pembuluh darah interkostal atau
arteri mamaria internal yang
disebabkan oleh trauma tajam atau
trauma tumpul. Dislokasi fraktur dari
vertebra torakal juga dapat
menyebabkan terjadinya hemotoraks
 Tamponade jantung 
Perikardium terisi darah baik dari jantung,
pembuluh darah besar maupun dari
pembuluh darah perikard. Perikard manusia
terdiri dari struktur jaringan ikat yang kaku
dan walaupun relatif sedikit darah yang
terkumpul, namun sudah dapat menghambat
aktivitas jantung dan mengganggu pengisian
jantung. Mengeluarkan darah atau cairan
perikard, sering hanya 15 ml sampai 20 ml,
melalui perikardiosintesis akan segera
memperbaiki hemodinamik
Test Diagnostik
1. Radiologi : foto thorax (AP).
2. Gas darah arteri (GDA) Terganggu .
3.Torasentesis : menyatakan darah
/cairan serosanguinosa.
4. Hemoglobin : mungkin menurun.
5. Pa Co2 kadang-kadang menurun.
6. Pa O2 normal / menurun.
7. Saturasi O2 ( Biasanya menurun ) .
Pemeriksaan Fisik
Darurat :
1.Anamnesa yang lengkap dan cepat
yang ditanyakan:
• Waktu kejadian
* Tempat kejadian
• Jenis senjata
• Arah masuk keluar perlukaan

2.Primary Survey : ABC .


:
• Inspeksi :
- Kalau mungkin penderita duduk, kalau
tidak mungkin tidur.
- Gerakkan dan posisi pada akhir inspirasi
dan Akhir dari ekspirasi.

• Palpasi :
- Diraba ada/tidak krepitasi .
- Nyeri tekan anteroposterior dan
laterolateral.
- Bandingkan Fremitus kanan dan kiri .
• Perkusi :
- Adanya sonor, atau hipersonor.
- Adanya pekak dan batas antara yang pekak dan
sonor seperti garis lurus atau garis miring .
*Auskultasi :
- Bandingkan suara napas kanan dan kiri .
- Suara napas melemah atau tidak.
- Suara napas yang hilang atau tidak.
- Batas antara Suara napas melemah atau
menghilang dengan yang normal.
- Suara napas abnormal dan sebutkan bila
ada.
Penatalaksanaan
• Therapy
 Chest tube / drainase udara
(pneumothorax).
 WSD (hematotoraks).
 Pungsi Thorax .
 Torakotomi dan Medikamentosa .
 Pemberian oksigen.
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan pola pernapasan b/d ekpansi paru yang

tidak maksimal .
2. Inefektif bersihan jalan napas b/d peningkatan sekresi
sekret , penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan
keletihan.
3. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri akut ) b/d trauma jaringan

dan spasme otot sekunder.


4. Gangguan mobilitas fisik b/d ketidak cukupan kekuatan
dan ketahanan untuk ambulasi.
5. Resiko Akteletasis dan Pergeseran
Mediatinum b/d tekanan positif dalam paru.
6. Kerusakan integritas kulit b/d trauma
mekanik terpasang bullow drainage.
7. Resiko terhadap infeksi b/d tempat masuknya
organisme sekunder terhadap trauma.

Anda mungkin juga menyukai