Cedera toraks :
- morbiditas
- kecacatan
- kematian
- maupun perawatan yang
lama di RS
Banyak terjadi pada umur-
umur muda
Sebagian besar dari cedera
torak disebabkan oleh
karena kecelakaan lalu lintas.
Insiden di Amerika :
12/juta/hari dan 20-25%
penderita meninggal.
B. Patofisiolgi
III. TRAUMA TUMPUL DAN
TRAUMA TEMBUS.
Trauma toraks lebih banyak berupa :
- trauma tumpul.
- trauma tembus.
Mekanisme :
Perpindahan energi ke dinding torak dan atau organ toraks.
Pergeseran atau deselerasi dari organ toraks ketika terjadi trauma.
Keparahan dari organ intra toraks ini tergantung dari organ yang
terkena dan seberapa vital fungsi organ tersebut.
Derajat trauma tergantung dari :
- biomekanik penetrasi proyektilnya
( termasuk faktor lain dan efisiensi bagaimana energi itu ditransfer
dari obyek ke organ tubuh ).
Eksperimen :
>banyak ditemukan jantung
fase diastole
drpd fase diastole.
Patah tulang costa > pada
orang tua tidak elastis.
Orang muda patah tlg
kosta traumanya BESAR
Faktor penentu penting : Ketebalan
jaringan.
Kerusakan organ lbh dalam menjadi
berkurang
(energi yang terjadi lebih banyak
menyebabkan kerusakan otot dan
tulang-tulang).
Fraktur 3 kosta teratas dapat menyebabkan
trauma pada pembuluh darah besar.
hipoksemia
Ruptur trakea atau bronkhus
merupakan trauma yang serius
dengan perkiraan rasio
kematian paling sedikit 50%.
80% ruptur bronkus meliputi
2,5 cm dari karina trakea.
Tanda yang biasa ditemukan
pada gangguan trakeobronkial
adalah :
- hemoptisis
- dispneu
- emfisema subkutan
- emfisema mediastinum
serta cyanosis.
Trauma tumpul esofagus
sangat jarang terjadi
trauma tembus (perforasi dari esofagus).
sangat berbahaya bila tidak dapat dikenali lebih awal karena
dpt sebabkan mediastinitis.
keluhan : - nyeri epigastrik yang sangat hebat, tiba-tiba dan
menjalar ke area interskapula.
- dyspneu
- cyanosis
- syok ( gejala lambat )
VI. KOMPLIKASI TRAUMA
PARU.
Penatalaksanaan :
Bullow Drainage / WSD
Pada trauma toraks, WSD dapat
berarti :
1.Diagnostik :
Menentukan perdarahan dari pembuluh darah
besar atau kecil, sehingga dapat ditentukan
perlu operasi torakotomi atau tidak, sebelum
penderita jatuh dalam shock.
2. Terapi :
Mengeluarkan darah atau udara yang
terkumpul di rongga pleura. Mengembalikan
tekanan rongga pleura sehingga “mechanis of
breathing” dapat kembali seperti yang
seharusnya.
3. Preventive :
Mengeluarkan udaran atau darah yang masuk
ke rongga pleura sehingga “mechanis of
breathing” tetap baik.
Perawatan “slang” dan botol WSD/ Bullow
drainage.
1) Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur
berapa cairan yang keluar kalau ada dicatat.
2) Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan
cairan dan adanya gelembung udara yang keluar dari
bullow drainage.
3) Penggantian botol harus “tertutup” untuk mencegah
udara masuk yaitu meng”klem” slang pada dua tempat
dengan kocher.
4) Setiap penggantian botol/slang harus
memperhatikan sterilitas botol dan slang harus tetap
steril.
5) Penggantian harus juga memperhatikan
keselamatan kerja diri-sendiri, dengan memakai
sarung tangan.
6) Cegah bahaya yang menggangu tekanan negatip
dalam rongga dada, misal : slang terlepas, botol
terjatuh karena kesalahan dll.
4. Terapi :
a. Antibiotika.
b. Analgetika.
c. Expectorant