Anda di halaman 1dari 12

PAPER

TASK II
TRAUMA DADA EVIDENCE BASED PRACTICE

Dosen Pengampu : Annisa Rahmawati, M.Kep


Nama Kelompok :
Mitha Syarah SR172110046
Ega Putri Fuji Rahayu SR172110032
Dayang Rizky Riyanti SR172110034
Messy Henny Supriani SR1721100

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2019
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang
disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat
thorax akut. Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul
merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda
tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan
rancu (Brunner & Suddarth, 2002).
Trauma dada menyebabkan hampir 25% dari semua kematian yang berhubungan
dengan trauma di amerika serikat dan berkaitan dengan 50% kematian yang berhubungan
dengan trauma yang mencakup cedera sistem multiple. Trauma dada diklasifikasikan
dengan tumpul atau tembus (penetrasi). Meski trauma tumpul dada lebih umum, pada
trauma ini seringtimbul kesulitan dalam mengidentifikasi keluasan kerusakan karena
gejala-gejala mungkin umum dan rancu.

A. Pneumothorax

Pengertian
Pneumotorak merupakan suatu keadaan dimana terdapat akumulasi udara
ekstrapulmoner dalam rongga pleura, antara pleura visceral dan pariental, yang dapat
menyebabkan timbulnya kolaps paru. Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi
udara, supaya paru-paru leluasa mengembang, terhadap rongga dada.
Pneumotorak merupakan suatu keadaan terdapatnya udara di dalam rongga
pleura.(Arif Muttaqin,2008)

Etiologi
1) Infeksi saluran nafas
2) Adanya rupture pleura
3) Traumatik misalnya pada luka tusuk
4) Acute lung injury yang disebabkan materi fisik yang terinhalasi dan bahan kimia
5) Penyakit inflamasi paru akut dan kronis (penyakit paru obstruktif (PPOK), TB paru,
fibrosis paru, abses paru, kanker dan tumor metastase ke pleura.
Pathway

1. Open Pneumothorax

Pengertian
Defek atau luka yang besar pada dinding dada akan menyebabkan pneumothoraks
terbuka. Tekanan di dalam rongga akan segera menjadi sama dengan tekanan
atmosfer.

Etiologi
Dapat timbul karena trauma tajam, sedemikian rupa sehingga ada hubungan udara luar
dengan rongga pleura, sehingga paru menjadi kuncup. Seringkali hal ini terlihat
sebagai luka pada dinding dada yang menghisap pada setiap inspirasi (sucking chest
wound).
Apabila lubang ini lebih besar daripada 2/3 diameter trakea, maka pada inspirasi udara
lebih mudah melewati lubang pada dinding dada dibandingkan melewati mulut
sehingga terjadi sesak yang hebat. Akibatnya ventilasi terganggu sehingga
menyebabkan hipoksia dan hiperkapnia.

Gambar

Tanda dan Gejala


Pada pneumothorax kecil (<20%), gejala minimal dan tidak ada respiratory distress,
serangan yang pertama kali, sikap kita adalah observasi dan penderita istirahat 2-3
hari. Bila pneumotorax sedang, ada respiratory distress atau pada observasi nampak
progresif foto thoraks atau adanya tension pneumothorax, dilakukan tindakan bedah
dengan pemasangan torakostomi+WSD untuk pengembangan paru dan mengatasi
gagal nafas. Tindakan torakotomi dilakukan bila :

1) Kebocoran paru yang masif sehingga paru tidak dapat mengembang (bullae/fistel
bronkopleura).
2) Pneumothorax berulang.
3) Adanya komplikasi (empiema, hemothorax, tension pneumothorax).
4) Pneumothorax bilateral.
5) Indikasi social (pilot, penyelam, penderita yang tinggal didaerah terpencil).
6) Teknik bedah
Penatalaksanaan
Dengan demikian maka langkah awal pada open pneumothoraks adalah menutup luka dengan
menutup luka dengan kassa oklusif steril yang diplester hanya pada 3 sisinya saja.
Dengan penutupan seperti ini diharapkan akan terjadi efek katup dimana saat inspirasi kassa
penutup akan menutup luka, mencegah kebocoran udara dari dalam. Saat ekspirasi kassa penutup
terbuka untuk menyingkirkan udara keluar. Setelah itu maka sesegera mungkin konsulkan untuk
pemasangan selang dada.
Kasa penutup sementara yang dapat digunakan adalah Plastic Wrop atau Petroleum Gauze.
Menutup dengan kasa kedap udara, apabila dilakukan cara ini maka harus sering dilakukan
evaluasi paru. Pada luka yang sangat besar, maka dapat dipakai plastik infus yang digunting
sesuai ukuran.

B. Tension Pneumothorax

Pengertian
Apabila ada mekanisme ventil, kebocoran udara yang berasal dari paru-paru atau dari
luar melalui dinding dada, masuk ke dalam rongga pleura paru-paru atau dari luar
melalui dinding dada, masuk kedalam rongga pleura dan tidak dapat keluar lagi (one-
way-valve), maka udara akan semakin banyak pada satu sisi rongga pleura. Akibatnya
adalah paru sebelahnya akan tertekan , dengan akibat sesak yang berat = mediastinum
akan terdorong dengan akibat timbul syok.

Etiologi
Penyebab tersering dari tension pneumothorax adalah komplikasi penggunaan
ventilasi mekanik (ventilator) dengan ventilasi tekanan positif pada penderita yang ada
kerusakan pada pleura viseral.

Tension pneumothoraks juga dapat timbul akibat cidera thoraks, misalnya cidera
tulang belakang thoraks yang mengalami pergeseran.
Tanda dan gejala
Tension pneumothoraks ditandai dengan gejala nyeri dada, sesak yang berat, distres
pernafasan, takikardia, hipotensia, deviasi trakea, hilangnya suara nafas pada satu sisi
dan ditensi vena leher.

diagnosa tension pneumothoraks ditegakkan secara klinis, pada perkusi yang


hipersonor dan hilangnya suara nafas pada hemithoraks yang terkena pada tension
akan membedakan dengan hasil klinis tamponado jantung.

Penatalaksanaan
Apabila keadaan berat, petugas harus mengambil tindakan dengan melakukan
dekompresi memakai jarum besar (needle thoracocentesis), menusuk dengan jarum
besar ini dilakukan diruang interkostal 2 (ICS 2) pada garis mid-klavikuler.

C. Hemathoraks Masif

Pengertian
Pada keadaan ini terjadi perdarahan hebat dalam rongga dada. Pada keadaan ini akan
terjadi sesak karena darah dalam rongga dan syok karena terjadi sesak karena darah
dalam rongga pleura dan syok karena kehilangan darah. Pada perkusi dada akan dull
karena darah dalam rongga pleura (pada penumothoraks adalah hipersonor).

Etiologi
Disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam, traumatik atau spontan.

Tanda dan Gejala


1) Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD (Water Seal Drain)
2) Gangguan pernapasan

Penatalaksaan
Tidak banyak yang dapat dilakukan pra-RS pada keadaan ini. Satu-satunya cara adalah
dengan mengganti darah hilang dengan pemasangan infus dan membawa penderita
secepat mungkin ke RS dengan harapan masih dapat terselamatkan dengan tindakan
cepat di UGD yaitu tindakan thorakotomy.

D. Flail Chest

Pengertian
Terjadinya flail chest dikarenakan fraktur iga multiple pada dua atau lebih tulang
dengan dua atau lebih garis fraktur. Adanya segmen flail chest (segmen mengambang)
menyebabkan gangguan pada pergerakan dinding dada. Pada ekspirasi segmen akan
menonjol keluar, pada inspirasi justru akan masuk kedalam. Ini dikenal sebagai
pernafasan paradoksal.

Kelainan ini mungkin akan mengganggu ventilasi, namun yang lebih diwaspadai
adalah adanya kontusio paru yang terjadi. Sesak berat yang mungkin terjadi harus
dibantu dengan oksigenasi dan mungkin diperlukan ventilasi tambahan.

Etiologi
Flail chest berkaitan dengan trauma thorax. Biasanya sering disebabkan oleh trauma
tumpul pada thorax. Misalnya akibat kecelakaan bermotor, jatuh dari ketinggian,
tindak kekerasan atau benturan dengan energi yang besar.

Tanda dan Gejala


1) Awalnya mungkin tidak terlihat, karena splinting (terbelat) dengan dinding dada.
2) Gerakan paradoksal segmen yang mengembang, saat inspirasi kedalam dan ekpirasi
keluar. Gerakan ini idak terlihat pada pasien dengan ventilator.
3) Sesak nafas
4) Krepitasi iga, fraktur tulang rawan
5) Takikardi
6) Sianosis
7) Biasanya selalu disertai trauma pada organ lain (kepala, abdomen, ekstremitas).

Penatalaksaan
Di RS penderita akan dipasang pada respirator, apabila analisis gas darah
menunjukkan p02 yang rendah atau pCO2 yang tinggi.
Flail chest mungkin tidak terlihat pada awalnya, karena spilnting pada awalnya
(terbelat) dengan dinding dada. Gerakan pernafasan menjadi buruk dan toraks
bergerak secara asimetris dan tidak terkoordinasi. Palpasi gerakan pernafasan yang
abnormal dan krepitasi iga atau fraktur tulang rawan membantu diagnosis.

E. Tamponade jantung

Pengertian
Tamponade jantung adalah komdisi yang menyebabkan terganggunya fungsi jantung
dalam memompa darah keseluruh tubuh. Kondisi ini terjadi akibat adanya penimbunan
darah atau caian tubuh diruang perikardium yaitu ruang antara jantung dengan selaput
jantung.

Etiologi
Tamponade jantung: disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke mediastinum/daerah
jantung.

Tanda dan Gejala


Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus jantung.
 Gelisah.
 Pucat,
 Keringat dingin.
 Peninggian TVJ (tekanan vena jugularis).
 Pekak jantung melebar.
 Bunyi jantung melemah.
 Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure.
 ECG terdapat low voltage seluruh lead.
 Perikardiosentesis keluar darah

Penatalaksanaan
 Dibutuhkan tenaga medis atau perwatan di Rumah Sakit di ruang ICU.
 Pembedahan torakotomi, tujuannya untuk mengeluarkan darah dan gumpalan
darah , seperti luka tusuk, agar dapat mengurangi kompresi (tekanan pada jantung).
KASUS

Seorang laki-laki berusia 30 tahun mengalami kecelakaan jatuh dari pohon kelapa dan bagian
thorax tertusuk tunggal kayu. Akibatnya korban mengalami open pneumothoraks. Tanda dan
gejala yang ditimbulkan berupa sesak nafas, dengan frekuensi nafas 30x/menit, nadi 112x/menit,
TD: 130/89 mmHg.

Jawab:

1. Tahapan Primary Survey


1. 3A : Aman diri,aman klien, aman lingkungan
2. Cek Respon
3. Panggil Bantuan
4. Nilai abcde dalam 10 detik

2. Primary Survey

1. Airway
 ada sumbatan dijalan nafas yang menyebabkan pasien sesak.
 Cek obstruksi: gargling (cairan)
Diagnos: Bersihan jalan nafas tidak efektif

Intervensi:

1) Posisikan pasien
2) Latihan batuk efektif
3) Manajemen jalan nafas
4) Fisioterapi dada = pencegahan aspirasi
5) Lakukan suction

2. Breathing dengan oksigenasi dan ventilasi


 RR 30X/menit
 Pasien terlihat sesak
 Terdapat open pneumothoraks
 Adanya asimetris pergerakan dinding dada
Diagnosa : Pola nafas tidak efektif

Intervensi:
1) Manajemen jalan nafas
2) Monitor pola nafas
3) Posisikan semi fowler/ fowler
4) Berikan oksigen menggunakan NRM 10-15 L/menit

3. Circulation
Lakukan pemasangan resusitasi cairan
 IV catheter yang paling besar
 2 jalur (guyur)
 Ringer laktat (harus dihangatkan 38ºC - 40ºC)

4. Disability
 Pemeriksaan GCS (6)
1) Eyes : Rangsangan nyeri (2)
2) Verbal : Mengerang/bunyi tidak berarti (2)
3) Motorik: : Ekstensi abnormal
 Pemeriksaan pupil

5. Exposure
 Suhu tubuh klien normal

6. Folley Catheter
 Lakukan pemasangan kateter
 Kontra indikasi
1) Ruptur uretra (uretra ada darah) wanita di perineum, laki-laki di skrotum.
2) Prostat melayang.

7. Gastric Tube (NGT)


 Lakukan pemasangan NGT
Untuk memberikan nutrisi, obat, kuras lambung.
 Kuras lambung harus dilakukan untuk mengetahui apakah benar selang NGT
masuk ke lambung atau tidak.

8. Heart Monitor dan Oximetry (EKG)


 Pasien dilakukan pemasangan oximetry karena saturasi oksigennya <95 x/menit.
3. Re Evaluasi A B C D E F G
Masalah klien sudah teratasi.

4. Secondary Survey
A. Anamnesi KOMPAK
K(Keluhan) : Klien merasakan nyeri
 Kaji PQRST
1) Provokasi
Karena pasien mengalami kecelakaan jatuh dari pohon kelapa.
2) Quality
Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk dan ngilu
3) Region
Bagian Thoraks sebelah kiri
4) Severity
Skala nyerinya : 8 (berat)
5) Timing
Nyeri menetap.
 O (Obat yg terakhir dikonsumsi) : -
 M (Makanan terakhir di konsumsi) : Nasi padang
 P (Penyakit penyerta lain) : -
 A (Alergi) : -
 K (Kejadian) : Jatuh dari poho kelapa.

 Pemeriksaan TTV
TD : 130/80 mmHg
RR : 22 x/menit
N : 95 x/menit
S : 37º C

 Pemeriksaan Fisik (Head to toe)


1) Inspeksi
a) Gerakan dada asimetris
b) Bentuk dada asimetris
2) Palpasi
a) Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
b) Fremitus suara melemah/ menghilang pada sisi yang sakit.
3) Perkusi
a) Suara Hipersonor sampai timpani dan tidak menggetar
4) Auskultasi
a) Pada bagian sakit nafas melemah sampai menghilang.
b) Suara vocal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni
(transmisi suara abnormal dari paru-paru/ bronkus) negative.

 Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
1) Foto Rontgen
2) CT Scan Thorax

Diagnosa : Nyeri Akut

Intervensi : Manajemen Nyeri

1) Identifikasi PQRST
2) Berikan posisi semi fowler/ fowler
3) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
4) Kolaborasi pemberiaan analgetik

Anda mungkin juga menyukai