OLEH :
Tata Juarta
Dede Muhlis
Siti Mulyati
F.X. Jimmie Mantow
Yudha Pramana
Budiyono
Hudya
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
Judul………………………………………………………………………………..i
Daftar isi…………………………………………………………………………...ii
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………...1
A. latar belakang…………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………….2
E. Metode………………………………………………………………………….3
A. MeshvExpose…………………………………………………………………..4
B. Cranioplasty…………………………………………………………………….5
C. Anestesi Umum…………………………………………………………….…..7
A. Pengkajian…………………………………………………………………….20
B. Persiapan anestesi……………………………………………………………..29
C. Penatalaksanaan Anestesi……………………………………………………..31
D. Pengakhiran anestesi……………………………………………….…………37
E. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi……………………………………….38
F. lampiran Askan………………………………………………………………..41
BAB IV Kesimpula dan Saran…………………………………………………45
A. Kesimpulaan…………………………………………………………………..45
B. Saran…………………………………………………………………………..45
Daftar Pustaka………………………………..………………………………....46
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
paparan implan pasca operasi. Namun, ada sedikit data yang tersedia tentang
material telah diteliti, tetapi belum ada konsensus terbaik, sehingga saat ini
tulang didapat disebabkan antara lain cedera kepala, tumor (primer tulang
orang dewasa, sebagian besar (47%) disebabkan oleh kasus cedera kepala
granuloma dan tumor tulang kistik. Tumor di tempat lain yang dapat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
anestesi.
general anestesi.
anestesi..
E. Metode
kasus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. MESH EXPOSE
paling sedikit. Kecelakaan yang mengerikan atau pukulan lain di kepala dapat
tengkorak. Salah satu cara untuk mengkompensasi cedera ini adalah operasi
Titanium mesh cranioplasty adalah salah satu penggunaan paling umum dari
Mesh expose adalah terbukanya mesh titanium pada kulit kepala, sehingga
terbuka sebagian atau lebih luas. Mesh expose dapat terjadi akibat infeksi atau
alergi akibat adanya benda asing pada tubuh. Tindakan yang akan dilakukan
oleh operator adalah pengangkatan mesh titanium, pembersihan bekas luka dan
di tutup kembali kulit kepalanya. Pasien harus hati – hati jangan sampai ada
murah, mudah didapatkan, dan radiolusen setelah dicampur dengan logam lain
dengan sinus paranasal. Tapi bahan ini bukan pilihan baik untuk kasus
viabilitas kulit yang buruk seperti operasi berulang, radioterapi dan lainnya
B. CRANIOPLASTY
Indikasi kranioplasti pada kasus cedera kepala antara lain: pencegahan atau
sistemik dan lokal pada kepala, defek kranial disertai hubungan ke sinus
paranasalis, dan defek tulang kecil (kurang dari 2 cm) yang dilapisi lapisan
otot tebal.
6
antara lain: sesuai ukuran defek yang akan ditutup, tahan infeksi, konduksi
kuat, dapat dibentuk dengan mudah, dan tidak mahal. Sayangnya material
penderita yang telah melalui salah satu cara penyimpanan seperti: subgaleal,
lemak abdominal atau “bank jaringan” dengan teknik dry freeze hingga -70°C.
material kranioplasti.
tahun, jika ada dura mater utuh, tempurung kepala dapat mencapai penutupan
rekonstruksi. Jika ada area yang terinfeksi, masa tunggu ini bisa selama satu
tahun.
Resorpsi tulang terjadi pada kurun waktu 12 bulan pada lebih dari
pasca-operasi, teknik yang benar seperti penjahitan dura dengan kedap air,
nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali
(reversible). General anestesi menyebabkan mati rasa karena obat ini masuk ke
jaringan otak dengan tekanan setempat yang tinggi. Selama masa induksi
8
pemberian obat bius harus cukup untuk beredar di dalam darah dan tinggal di
Menurut Munaf (2008), tahapan dalam anestesi terdiri dari empat stadium
1) Stadium I (Analgesia/Disorientasi)
2) Stadium II (Eksitasi/Delirium)
faring dan muntah tidak ada, dan belum tercapai relaksasi otot
hilang, refleks sfingter ani dan kelenjar air mata tidak ada,
Ditandai dengan paralisis otot dada, pulsus cepat dan pupil dilatasi.
fisik pasien agar pasien siap dan optimal untuk menjalani prosedur
iskemia miokardium.
dekompensasi kordis.
operasi atau tidak, contoh pasien tua dengan perdarahan basis kranii
sekitar jalan nafas atau paru-paru, anestesi yang mudah dan tidak
intravena klasik yaitu pada operasi kecil dan sedang yang tidak
Tidak ada kontra indikasi yang absolut pada TIVA, pilihan obat
anestesi inhalasi yang berupa gas dan atau cairan yang mudah
kali juga dilakukan untuk mencapai trias anestesi secara optimal dan
berupa gas atau cairan yang mudah menguap melalui alat/ mesin anestesi
1) Ukuran ETT
Pipa endotrakheal. terbuat dari karet atau plastik. Untuk operasi tertentu
misalnya di daerah kepala dan leher dibutuhkan pipa yang tidak bisa
ditekuk yang mempunyai spiral nilon atau besi (non kinking). Untuk
adalah daerah rawan krikoid. Pada orang dewasa biasa dipakai pipa
3) Kontraindikasi ETT
d. Benda asing
leher
f. Obesitas
(Latief, 2007):
anestesi.
anestesi yang siap pakai, lengkap dengan sirkuit dan sumber gas).
9) Sarung tangan.
dan emergency).
18
b. Pelaksanaan
2) Cuci tangan
10) Buka mulut dengan teknik cross finger dengan tangan kanan
tangan kanan
nafas kontrol 8-10 kali/ menit dengan tidal volume 8-10 ml/kgBB
15) Kunci cuff ETT dengan udara ± 4-8 cc, sampai kebocoran tidak
terdengar
16) Cek suara nafas/ auskultasi pada seluruh lapangan paru kiri kanan
Komplikasi yang sering terjadi pada intubasi antara lain trauma jalan
nafas, salah letak dari ETT, dan tidak berfungsinya ETT. Komplikasi
a. Saat Intubasi
balon di laring.
4) Kebocoran balon.
mukosa hidung.
c. Setelah ekstubasi
20
2) Laringospasme.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 55 tahun
BB/TB : 50 kg / 150 cm
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SD
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan ada luka terbuka pada kepala bagian depan sebelah kiri
sekitar dua centi meter, terasa nyeri serta keluar cairan seperti nanah.
22
c. Riwayat Kesehatan
luka terbuka seluar dua centi meter, keluar cairan seperti nanah serta
cairan bening. Pasien datang ke rumah sakit dua hari yang lalu rujukan
Pasien pernah di operasi lima tahun yang lalu, operasi akibat kecelakaan.
dan yang kedua pemasangan titanium mesh. Hasil operasi sembuh luka
operasi dengan baik, tetapi dalam tiga bulan terakhir timbul luka kecil di
kepala depan sebelah kiri dan mengeluarkan cairan di sertai bau yang
menyengat.
diabetes mellitus.
CT-Scan.
23
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Suhu = 36,5 oC
Nadi = 72 x / menit
BB = 50 kg
TB = 150 cm
TD = 147/89 mmHg
RR = 18 x/ menit.
Ada luka terbuka pada frontalis sisi kiri, tidak ada perdarahan yang
keluar pada mata, mulut maupun hidung dan tidak ada gigi yang goyang
maupun palsu tetapi ada beberapa gigi yang sudah tanggal. Leher tampak
a) Inspeksi
b) Palpasi
seimbang.
24
c) Perkusi
Interkosta 1-3 paru kiri terdengar suara resonan, interkosta 4-6 paru
d) Auskultasi
4) Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi
cordis).
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
6) Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk simetris, tidak terdapat bekas luka dan tidak ada benjolan.
b. Auskultasi
c. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak terdapat massa dan
tidak acites.
d. perkusi
7) Ekstremitas
a). Atas
Tangan simetris, tidak terlihat adanya lesi dan odem. kapillary refill <
3 detik, turgor kulit elastis, nadi radialis teraba kuat, teratur, terpasang
b). Bawah
Kaki simetris, tidak ada lesi kaki, turgor kulit elastis, kapillary refill <
3 detik.
f. Pemeriksaan penunjang
Hasil CT – Scan
28
29
B. Persiapan anestesi :
a. Alat
fungsinya mesin anestesi, jika tidak ada kebocoran gas atau kebocoran
mestinya, memeriksa vaporizer sudah terisi dan soda lime masih berwarna
pink, jika warna sudah berubah maka harus diganti karena sangat
berpengaruh buruk terhadap pasien, jika tidak ada kebocoran mesin dan
tersambung dengan aliran listrik dan mesin menyala atau berfungsi maka
mesin tersebut dapat di pergunakan dan jika mesin ada kerusakan maka
c. STATICS :
menyala)
2. Tube ( Selang endotrakeal tube) ETT non king king ukuran 6.5, 7.0, 7.5
Kebutuhan )
30
4. Tape ( Plester )
6. Conector
7. Suction ( cek mesin suction harus berfungsi, selang dan kanul harus siap)
C. Penatalaksanaan Anestesi
a. Ruang persiapan
Pasien masuk ke kamar persiapan pada pukul 09:00 WIB, pasien langsung
diganti baju operasi, infus sudah terpasang pada tangan kiri dengan iv line
pengecekan surat izin anestesi (SIA) dan surat izin operasi (SIO) terlebih
dahulu.
b. Ruang operasi
infus.
4 mg.
Bila sudah terlihat ambil selang ETT yang sudah terpasang stilet
Tes kedalam ETT dengan stetoskope pada daerah apex dan basal
11. Setelah ETT sudah dipastikan dalam keadaan seimbang maka dilakukan
33
c. Intra Operasi
Pasein sudah terintubasi dengan ETT no 7.0 cup (+), mayo ukuran no
BB : 50 kg
Puasa : 8 jam
1,5 ml x 50 kg
34
Jumah = 75 ml/jam
75 x 8 jam = 600 ml
= 4 x 50 kg
= 200 ml
EBV = 65 x 50 = 3250 cc
7. Jumlah pendarahan
1 jam pertama :
Suction = 50 cc
35
perbandingan 1:3
1 jam kedua :
Suction = 0 cc
perbandingan 1:3
1 jam ketiga :
Suction = 0 cc
perbandingan 1:3
Darah = 200 cc
Urine = 100 cc
D. Pengakhiran anestesi
Operasi selesai pada pukul 12:30 WIB, pasien dilakukan spontanisasi pada
kekuatan otot sudah pulih, tensi normal, saturasi normal. Pasien dilakukan
ekstubasi pada pukul 12;50 WIB. Pasien terpasang infus di tangan kiri,
chateter dan drain di kepala. Setelah 10 menit diberi oxygen sebanyak 5 lt/mt
dengan sungkup, nafas adekuat, sudah ada respon membuka mata, reflet
Pasien di pantau di ruang recovery room selama dua jam, pasien dalam
keadaan sadar, nafas adekuat. Dilakukan penilaiaan aldrete skore dengan nilai
rawat inap, tidak di masukkan ke ICU karena kondisi dalam keadaan stabil.
38
Intra Anestesi
Risiko gangguan Selasa 22 Maret 2022 pukul Selasa 22 Maret 2022 pukul Selasa 22 Maret 2022 pukul Selasa 22 Maret 2022
keseimbangan 10:00-13:00 10:00-13:00 10:00-13:00 13.00 WIB
cairan dan
Setelah dilakukan tindakan, a. Kaji tingkat kekurangan a. Mengkaji tingkat S: -
elektrolit b.d
keseimbangan cairan dalam volume cairan kekurangan volume cairan O:
prosedur
ruang intrasel dan ekstrasel b. Kolaborasi untuk pemberian b. Melakukan kolaborasi - Terpasang infus
pembedahan
tubuh tercukupi cairan dan elektrolit untuk pemberian cairan
mayor - Perdarahan:
(craniotomy a. Akral kulit hangat c. Monitor masukan dan dan elektrolit
±200 ml
b. Hemodinamik normal keluaran cairan dan c. Memonitor masukan dan Masuk : Ring – AS 2000 ml
39
c. Masukan cairan dan keluaran elektrolit keluaran cairan dan A:Risiko gangguan
cairan imbang d. Monitor hemodinamik elektrolit keseimbangan cairan teratasi
Urine output 0.5 – 1 e. Monitor perdarahan d. Memonitor hemodinamik sebagian
e. Memonitor perdarahan P: Lakukan monitoring TTV dan
cc/kgBB/ jam
input/output cairan secara berkala
Pola nafas tidak Selasa 22 Maret 2022 pukul Selasa 22 Maret 2022 pukul
Selasa 22 Maret 2022 pukul Selasa 22 Maret 2022
efektif b/d 10:00-13:00 WIB 12:30 WIB 12:30 WIB 13:00 WIB
disfungsi a. membersihkan secret pada S:-
Setelah selesai tindakan a. Bersihkan secret pada jalan jalan nafas O : respirasi 17 x/mnt
neuromuscular
anestesi pola nafas pasien nafas b. Memasang perlatan oxygen A : pola nafas tidak efektif
dampak sekunder menjadi efektif atau normal b. Pasang perlatan oxygen dan dan beri suplai 5 lt/mnt P : intervensi pola nafas efektif,
obat pelumpuh beri suplai 5 lt/mnt c. Memonitoring nafas spontan, lama teratur.
otot pernafasan c. Monitoring irama,kedalaman dan usaha
irama,kedalaman dan usaha respirasi
respirasi
POST ANESTESI
Risiko Cidera b.d Selasa 22 Maret 2022 Selasa 22 Maret 2022 Pukul Selasa 22 Maret 2022 Pukul Selasa 22 Maret 2022 Pukul
transport dan transfer Pukul 13:00 WIB 13:00 WIB 13:15 WIB 13: 30 WIB
ruangan Setelah dilakukan tindakan a.Sediakan lingkungan yang a. Menyediakan lingkungan S:-
Faktor resiko : keperawatan selama 10 menit aman untuk pasien yang aman untuk klien O:
Eksternal klien tidak mengalami injury b.Identifikasi kebutuhan b. Mengidentifikasi - pasien tidak jatuh
- Fisik (contoh : mode dengan kriteria hasil : keamanan pasien, sesuai kebutuhan keamanan -pasien berada di bed ruang
transpor atau cara a. Klien terbebas dari dengan kondisi fisik dan pasien, sesuai dengan RR tanpa cidera
perpindahaan) cedera Menggunakan fungsi kognitif pasien dan kondisi fisik dan fungsi -pengaman tempat tidur
terpasang
- kimia (obat-obatan : fasilitas kesehatan yang riwayat penyakit terdahulu kognitif klien dan riwayat
A : Risiko cidera tidak terjadi
agen farmasi anestesi) ada pasien penyakit terdahulu
P : intervensi pengendalian
c. Menghindarkan lingkungan c. Menghindarkan
40
- pasien rencana b. Mampu mengenali yang berbahaya lingkungan yang resiko cidera dilakukan unit
transport dari OK ke perubahan status d.Memasang side rall tempat berbahaya petugas kesehatan sampai
RR, TD 122/68 kesehatan tidur d. Memasang side rall dengan pasien sadar penuh dan
mmHg, N 77 x/mnt, e.Menyediakan tempat klien tempat tidur/brankar dan pindah ke ruang rawat.
RR 17x/mnt, S 36,7 yang nyaman dan bersih memasang pengunci
derajat celcius brankar
e. Menyediakan tempat
klien yang nyaman dan
bersih
41
F. lampiran Askan
42
43
44
45
BAB IV
A. KESIMPULAN
paparan implan pasca operasi. Mesh expose dapat terjadi akibat infeksi atau
karena tindakan operasi pada mesh expose tidak membuka tulang tengkorak,
B. SARAN
khusus, tetapi kita sebagai tenaga anestesi harus tetap hati – hati dan waspada.
Selalu siap dengan segala kemungkinan yang akan tibul saat intra operasi, seperti
permintaan operator jika harus mengempeskan otak, menjaga tekanan intra kranial
Sanus GZ, Tanriverdi T, Ulu MO, Kafadar AM, Tanriover N, Ozlen F. 2008. Use
of Cortoss as an alternative material in calvarial defects: The first clinical results
in cranioplasty. Journal Craniofacial Surgery.19:88-95.