2020
Latar Belakang
Ventilasi mekanik (ventilator) memegang peranan penting bagi Ventilator mekanik merupakan alat bantu pernapasan bertekanan
dunia keperawatan kritis, dimana perannya sebagai pengganti positif atau negatif yang menghasilkan udara terkontrol pada jalan
fungsi ventilasi bagi pasien dengan gangguan fungsi napas pasien, sehingga mampu mempertahankan ventilasi dan
respiratorik (Sundana, 2014). pemberian oksigen dalam jangka waktu lama (Luh Pradnya &
dr. I Ketut Nada, 2017).
KONSEP DASAR
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk
mempertahankan oksigenasi.
VENTILATOR JENIS
kekurangan dimana alat yang terlalu besar dan ventilator jenis ini tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering.
2. Time Cycled
Time-cycled ventilator masuk ke fase ekspirasi setelah interval yang telah ditentukan yang dihitung dari awal
inspirasi.
Ventilator time-cycled biasanya digunakan untuk neonatus dan di ruang operasi.
3. Volume Cycled
Ventilator jenis ini dapat menghasilkan volume tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan penderita
4. Flow Cycled
Ventilator flow-cycle memiliki sensor tekanan dan aliran yang memungkinkan ventilator untuk memantau aliran inspirasi
pada tekanan inspirasi yang ditentukan sebelumnya; ketika aliran ini mencapai tingkat yang telah ditentukan
VENTILATOR INDIKASI
VD : VT >0,6 0,3
VENTILATOR EFEK SAMPING
2020
SOP
PERALATAN
1. Resusitator manual dan face mask sesuai ukuran
2. EKG monitor
3. Alat pengukur oksimetri
4. Suction set
5. Intubasi set
6. Stetoskop
7. Oxygen analyzer
8. Pressure monitor
9. Volume monitor
10. Timepiece
11. Sistem pelembaban / humidification system
SOP PROSEDUR
1. Lakukan verifikasi
2. Kaji sesuai program dan set ventilator sesuai parameter. Mulai setting sesuai perubahan parameter ventilator harus
sesuai program
3. Pastikan perlengkapan sesuai dengan fungsi test paru
4. Hubungkan pasien dengan perlengkapan. Kaji pasien adanya toleransi dan sistem ventilator pasien untuk
memperbaiki koordinasi dan fungsi yang sesuai. Set semua aplikasi alarm meliputi :alarm untuk pengaturan suhu
sistem humidifikasi (pelelmbaban)
5. Lakukan pengkajian sistem ventilator pasien sesuai kebijakan yang telah ditentukan. Catat data ventilator sesuai
order pada catatan ventilasi berkesinambungan
6. Monitor pasien secara berkesinambungan melalui monitor kardiopulmoner dan nadi oksimetri.
Lakukan pemeriksaan analisa gas darah dan atau kapnometri atau mpnitoring transkutaneus bila perlu atau sesuai
program
7. Buat rekomendasi adanya perubahan sesuai rencana keperawatan
8. Lakukan suction dan intervensi keperawatan lain sesuai indikasi klinis untuk memastikan manajemen pulmoner
pasien yang optimal
9. Lakukan pengaturan secara rutin dan perubahan perlengkapan yang berhubungan dengan ketentuan dan apabila
memerlukan untuk mempertahankan integritas circuit atau ketika circuit terlihat soiled
10. Pastikan bahwa data hasil bacaan dari ventilator terisi sesuai ketentuan.
SOP Dokumentasi
Pencatatan perawatan ventilator sebaiknya meliputi dokumentasi pada dua jam pertama sebagai berikut :
a) Setting ventilator yang digunakan sesuai program
b) Ventilator berfungsi sesuai kebutuhan dengan mencek ukuran volume, kecepatan, tekanan dan FiO2
c) Alarm sesuai setting
d) Mengukur suhu gas yang diinspirasikan
e) Nilai SaO2 transkutaneus, karbondioksida, atau karbondioksida tidal akhir bila perlu.
f) Tanda tangan dan inisial perawat yang mencek sistem ventilator pasien dan kredensial orang yang mendokumentasikan pada
waktu mencek.
Pencatatan perawatan ventilator sebaiknya meliputi dokumentasi pada dua belas jam pertama sebagai berikut :
g) Alarm diaktifkan dan respon
h) Airway artifisial yang digunakan pasien dan posisi pasien
i) Resusitor manual dan ukuran face mask yang digunakan pasien
j) Parameter ventilator yang diprogramkan terbaru
k) Pengkajian fisik terhadap respon
Pencatatan perawatan ventilator sebaiknya mencakup :
l) Ventilator circuit dan atau perlengkapan resusitasi manual sesuai program atau needed when visibly soiled or leaky
m) Perubahan parameter ventilator ditulis pada waktu perubahan dan identifikasi pada awal perubahan.
n) Maneuver perawatan airway (mencakup suctioning) didokumentasikan bila dilakukan
o) Parameter transport, adverse events, parameter penyapihan, informasi rencana keperawatan didokumentasikan untuk
memastikan kelengkapan informasi pasien dan kesinambungan perawatan.
SOP HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Untuk mengoptimalkan penggunaan alat ventilasi mekanik diperlukan pemahaman tentang design komponen
ventilasi mekanik, patofisiologi sistem pernafasan, dan interaksi pasien – ventilator. Staf keperawatan yang
bertanggungjawab mengoperasikan ventilasi mekanik atau orang yang melakukan kalibrasi harus mempunyai
kompetensi sebagai berikut :
2. Teknik mengeset dan mengoperasikan ventilator
3. Ananotomi dan fisiologi kardiovaskuler
4. Interpretasi hasil analisa gas
5. Mengkaji pentingnya penggunaan ventilator mekanik, respon dan reaksi lain
6. Mampu merespon sesuai s\rekomendasi untuk meningkatkan rencana perawatan ventilator
7. Menerapkan universal precausion secara umum
8. Perlengkapan ventilasi mekanik sebaiknya tidak digunakan selain sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dari
pabriknya
9. Jika ada perlengkapan yang tidak sesuai dengan spesefikasi dari pabriknya sebaiknya tidak digunakan untuk
pasien. Rujuk ke tehnisinya.
10.Setelah prosedur :
a. Bersihkan ventilator sesuai dengan manual operatoor atau sesuai dengan muanual operator
b. Setelah desinfeksi dan kaji ulang, lakukan setting perlengkapan sesuai dengan fungsinya.
SOP HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
POTENSIAL KOMPLIKASI
1. Barotrauma pulmoner
2. Pneumonia, akibat ventilator
3. Kardiovaskuler compromise
4. Peningkatan TIK
VENTILATOR
c. PEMANTAUAN
Penyapihan dari ventilator mekanik dapat didefinisikan sebagai proses pelepasan ventilator baik secara langsung
maupun bertahap
Penyapihan bisa dimulai apabila seluruh kriteria berikut dapat dipenuhi, antara lain:
A. Penyakit primer sebagai penyebab telah membaik
B. Tonus otot pernapasan masih cukup kuat
C. Memenuhi kriteria yang berlawanan dengan kriteria untuk aplikasi ventilasi mekanik.
D. Kondisi faktor non respirasi, seperti kesadaran, status hemodinamik, metabolik dan suhu tubuh, keseimbangan
cairan elektrolit dan asam basa serta normalisasi sistem organ yang lain.
TUJUAN EKSTUBASI
a) Untuk menjaga agar pipa endotrakheal tidak menimbulkan trauma.
b) Untuk mengurangi reaksi jaringan laringeal dan menurunkan resiko setelah ekstubasi.
1. EKSTUBASI SADAR
Ekstubasi yang dilakukan dalam keadaan sadar tanpa sentuhan (no touch extubation) mempunyai kejadian
laringospasme yang lebih rendah dibandingkan dalam keadaan sadar dengan sentuhan pada operasi di jalan
nafas.
Syarat Ekstubasi Sadar :
1. Potensi jalan nafas harus dievaluasi segera setelah ekstubasi dan dilakukan dalam satu jam
2. Oksigenisasi dan ventilasi yang adekuat harus dievaluasi dengan pemeriksaan analisis gas
darah dalam waktu 30–60 menit setelah ekstubasi
3. Foto dada 12–24 jam setelah ekstubasi akan memperlihatkan adanya perubahan yang
akut seperti terjadinya atelektasis
4. Untuk mencegah terjadinya aspirasi pasien tidak boleh diberikan masukan peroral minimal 4
jam setelah ekstubasi
5. Masalah yang sering muncul dan memerlukan reintubasi adalah obstruksi, biasanya
sekunder karena edem laring, terutama pada subglotis, dan kadang-kadang karena sekret
yang kental
6. Masalah lain ialah kelelahan karena peningkatan usaha nafas yang berlanjut menjadi
hiperkarbia, gangguan kardiovaskular, fungsi paru yang tidak adekuat dan apnea
SOP KOMPLIKASI
1. Hipoksemia
2. Hiperkapnea setelah ekstubasi
3. Kematian akan terjadi apabila kegagalan medis merupakan alas an untuk melakukan ekstubasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ketidakefektifan pola nafas b.d kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat, obstruksi selang endotracheal
Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas berhubungan dengan pemasangan selang endotracheal
Resiko tinggi terjadinya trauma atau cedera b.d ventilasi mekanis, selang endotracheal, ansietas, stress
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ventilasi mekanis, letak selang endotracheal
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Kep Intervensi Keperawatan Rasional
Ketidakefektifan bersihan 1. Auskultasi bunyi nafas tiap 2-4 jam dan kalau 1. Mengevaluasi keefektifan jalan nafas
1
jalan nafas sehubungan diperlukan 2. a. Dengan mengertinya tujuan tindakan yang
dengan peningkatan 2. Lakukan pengisapan bila terdengar ronchi akan dilakukan pasien bisa berpartisipasi
produksi sekret dengan cara :
a. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dari aktif
Tujuan: tindakan pengisapan b. Memberi cadangan O2 untuk menghindari
Meningkatkan dan b. Berikan O2 dengan )2 100% sebelum dilakukan hipoksia
mempertahankan pengisapan, minimal 4-5 kali c. Mencegah infeksi nosokomial
keefektifan jalan napas c. Perhatikan teknik aseptik,gunakan sarung d. Aspirasi lama dapat menimbulkan
dengan: tangan steril, kateter pengisap steril hipoksia, karena tindakan pengisapan akan
Kriteria hasil: d. Masukkan kateter ke dalam selang ET dalam mengeluarkan sekret dan O2
a. Bunyi napas keadaan tidak mengisap (ditekuk), lama
pengisapan tidak lebih dari 10 detik e. Tindakan negatif yang berlebihan dapat
terdengar bersih.
b. Ronchi tidak e. Atur tekanan isap tidak lebih dari 100- merusak mukosa jalan nafas
terdengar. 120mmHg 3. Mempertahankan kelembapan udara dalam
c. Tracheal tube bebas 3. Pertahankan suhu humidifier tetap hangat (35- kisaran normal
sumbatan. 37,8 derajat Celcius) 4. Mempertahankan status hidrasi dalam
4. Monitor status hidrasi pasien kebutuhan normal
5. Kaji suara nafas sebelum dan sesudah melakukan
tindakan pengisapan 5. Menilai adanya kelainan
6. Observasi TTV sebelum dan sesudah melakukan 6. Menilai adanya kelainan
tindakan
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Kep Intervensi Keperawatan Rasional
Gangguan pertukaran gas 1. Cek analisa gas darah setiap 10-30 menit atau 1. Evaluasi ketidakaktifan setting ventilator
2
b.d sekresi tertahan, saat diperlukan setelah perubahan setting yang diberikan
proses penyakitnya ventilator 2. Evaluasi kemampuan bernafas
2. Monitor hasil analisa gas darah (blood gas) atau
oksimetri selama periode penyapihan 3. Sekresi menghambat kelancaran udara nafas
Tujuan:
Pertukaran gas kembali 3. Pertahankan jalan nafas bebas dari sekresi 4. Deteksi dini adanya kelainan
normal. 4. Monitor tanda dan gejala hipoksia
Kriteria hasil:
Hasil analisa gas darah
normal yang terdiri dari:
a. PH (7,35 - 7,45)
b. PO2 (80 - 100 mmHg)
c. PCO2 (35 - 45 mmHg)
d. BE (-2 - + 2)
e. Tidak sianosis
INTERVENSI KEPERAWATAN
SARAN
Bagi mahasiswa keperawatan dan pembaca Dengan dibuatnya makalah ini semoga pengetahuan
masyarakat khususnya mahasiswa tentang materi Ventilator Mekanik dapat meningkat. Dari yang belum
tahu menjadi tahu, dan dari yang sudah tahu menjadi semakin mengerti.
TERIMA KASIH