Anda di halaman 1dari 7

NAMA : IKA RAHMAWANDINI MAULIDIA

NIM : I1031171011

KONSEP VENTILATOR

Ventilator adalah suatu sistem alat bantuan hidup yang dirancang untuk menggantikan
atau menunjang fungi pernapasan yang normal (Suwardianto & Astuti , 2020). Ventilasi
mekanik adalah upaya bantuan napas dengan alat bantu napas mekanik atau ventilator
sebagai alat pengganti fungsi pompa dada yang mengalami kelelahan atau kegagalan.
Ventilasi mekanik digunakan untuk membantu atau menggantikan napas spontan. Ventilasi
mekanik ini diaplikasikan dengan alat khusus yang dapat mendukung fungsi ventilasi dan
memperbaiki oksigenasi melalui penggunaan gas dengan konten tinggi oksigen dan tekanan
positif.

Fungsi ventilator umumnya antara lain, mengembangkan paru selama inspirasi, dapat
mengatur waktu dari inspirasi ke ekspirasi, mencegah paru untuk menguncup sewaktu
ekspirasi, serta dapat mengatur waktu dari fase ekspirasi ke fase inspirasi. Semua ventilator
mekanik canggih dilengkapi oleh monitor pengukur tekanan (pressure gauge), pembatas
tekanan untuk mencegah paru dari barotrauma (pressure limiting device), pengaman (alarm)
tekanan tinggi dan rendah, serta pengatur volum paru (spirometer) (Dewantari, 2017).

Indikasi pemasangan ventilator yaitu:

- Pasien dengan respiratory failure (gagal nafas)


- Pasien dengan operasi teknik hemodilusi
- Post trepanasi dengan black out
- Respiratory arrest
- Obstruksi jalan nafas
- Oksigenasi tidak adekuat: saturasi oksigen O2 < 90% saat terpasang oksigenasi
aliran tinggi melalui masker non-rebreather
- Ventilasi tidak adekuat: hipoventilasi (pola napas tidak efektif)
- Melindungi jalan nafas
- Kegagalan ventilasi: Neuromuscular, central neurous system disease, depresi
system saraf pusat, muskuloskeletal diasease, dan keidkanyamanan thoraks untuk
ventilasi
- Kegagalan pertukaran gas: gagal nafas akut, gagal jantung kiri, penyakit paru,
gangguan difusi dan penyakit paru ventilasi atau perfusi mismatach.

Kriteria pemasangan ventilator yaitu:

- Frekuensi nafas lebih dari 35 kali per menit


- Hasil analisa gas darah dengan O2 masker pao2 kurang dari 70 mmhg
- Paco2 lebih dari 60 mmhg
- Aado2 dengan O2 100% hasilnya lebih dari 350 mmhg
- Vital capasitu kurang dari 15 ml/kg BB

Manfaat pemasangan ventilator yaitu:

- Mengatasi hipoksemia
- Mengatasi asidosis respiratorik akut
- Mengatasi distress pernafasan
- Mengatasi atau mencegah atelektasis paru
- Mengatasi kelelahan otot bantu nafas
- Memudahkan pemberian sedative dan bloke neuromuscular
- Menurunkan kebutuhan pemakaian oksigen sistematik dan miokard
- Menurunkan tekanan intrakanial
- Menstabilkan dinding dada (Suwardianto & Astuti , 2020).

Ada beberapa komplikasi ventilasi mekanik, antara lain

1) Risiko yang berhubungan dengan intubasi endotrakea, termasuk kesulitan intubasi,


sumbatan pipa endotrakea oleh sekret.
2) Intubasi endotrakea jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan laring terutama
pita suara dan trakea. Umumnya setelah 14 hari dilakukan trakeostomi, namun
beberapa institusi saat ini melakukan trakeostomi perkutaneus lebih awal.
3) Gas ventilasi dapat menyebabkan efek mengeringkan jalan napas dan retensi sekret
dan mengganggu proses batuk sehingga dapat menimbulkan infeksi paru-paru.
4) Masalah-masalah yang berhubungan dengan pemberian sedasi dan anestesi yang
memiliki efek depresi jantung, gangguan pengosongan lambung, penurunan mobilitas
dan memperlama proses pemulihan.
5) Gangguan hemodinamik terutama pada penggunaan IPPV dan PEEP yang dapat
mengurangi venous return, curah jantung dan tekanan darah sehingga mengurangi
aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal.
6) Barotrauma dan volutrauma (Wijayanti & Nawawi, 2017).

Klasifikasi ventilasi mekanik yaitu:

1) Negative Pressure Tank Respiratory Support (Ventilasi Bertekanan Negatif)


Mekanismenya, penderita diletakkan di dalam sebuah silinder yang bertekanan
udara sub-atmosfer (tekanan negatif) sehingga mengakibatkan dada mengembang dan
tekanan jalan napas menjadi negatif. Prinsip dari ventilator jenis ini adalah
mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal.
2) Positive Pressure Ventilation (Ventilasi Bertekanan Positif)
Ventilator tipe ini akan memberikan tekanan positif di atas tekanan atmosfer
sehingga dada dan paru mengembang pada fase inspirasi, selanjutnya pada akhir
inspirasi tekanan kembali sama dengan tekanan atmosfer sehingga udara keluar secara
pasif pada fase ekspirasi (Dewantari, 2017).

Macam- macam ventilator yaitu:

- Volume cyled ventilator


Prinsip ventilator ini yaitu cylusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti
bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan.
Keuntungannya yaitu perubahan pada complain paru pasien tetap memberikan
volume tidal yang konsisten.
- Pressure cyled ventilator
Prinsip ventilator ini yaitu cylusnya berdasarkan tekanan. Mesin berhenti
bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang ditentukan. Pada
titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif.
Kerugiannya yaitu ada perubahan complain paru, maka volume udara yang
diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang status parunya tidak stabil,
penggunaan ventilator ini tidak dianjurkan.
- Time cyled ventilator
Prinsip ventilator ini yaitu cylusnya berdasarkan waktu ekspirasi atau inspirasi
yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan
inspirasi (jumlah nafas permenit). Normal ratio 1 : E (inspirasi : ekspirasi) 1 : 2.
(Suwardianto & Astuti , 2020).

Pasien yang mendapatkan bantuan ventilasi mekanik dengan menggunakan


ventilator tidak selalu dibantu sepenuhnya oleh mesin ventilator, tetapi tergantung dari
mode yang kia setting. Mode-mode nya sebagai berikut:

- Controlled Mechanical Ventilation (Ventilasi Mekanik Terkontrol) (CMV)


Dalam mode ini, siklus ventilator berubah dari ekspirsi ke inspirasi setelah
interval waktu yang telah ditetapkan, karena pasien tidak dapat memicu
pernapasan sendiri. Ventilasi terkontrol (time-triggered inspiration) hanya dapat
diterapkan pada pasien yang tidak memiliki usaha napas sendiri atau pada saat
ventilasi ini diberikan, pasien harus dikontrol seluruhnya. Namun tidak dianjurkan
untuk tetap mempertahankan mode ventilasi ini tanpa membuat pasien
mempunyai usaha napas sendiri.
- Assist-Control (AC) Ventilasi
Dengan menggabungkan sensor tekanan di sirkuit pernapasan, upaya inspirasi
dari pasien dapat digunakan untuk memicu inspirasi. Mode ini, tiap napas (pemicu
waktu ataupun pasien) merupakan pernapasan yang diatur. Pemicu dari pasien
timbul karena ventilator sensitif terhadap tekanan atau perubahan aliran pada saat
pasien berusaha untuk bernapas
- Intermittent Mandatory Ventilation (IMV)
Periode pernapasan spontan ini dapat membantu untuk mencegah hiperinflasi
paru dan auto PEEP pada pasien-pasien dengan pernapasan yang cepat. Selain itu,
tujuan dari penggunaan ventilasi ini adalah untuk mencegah atropi otot-otot
pernapasan karena ventilasi mekanik jangka lama. Kekurangan dari IMV ini
adalah terjadinya peningkatan work of breathing dan penurunan curah jantung.
IMV telah ditetapkan sebagai pilihan terbaik untuk teknik penyapihan.
- Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation (SIMV)
Synchronized intermittent mandatory ventilation (SIMV) mengatur napas
mekanik, kapanpun memungkinkan, agar bertepatan dengan awal dari upaya
respirasi spontan. Keuntungan dari SIMV termasuk kenyamanan pasien, dan jika
digunakan untuk menyapih, napas dari mesin menyediakan cadangan jika pasien
menjadi lelah.
- Mandatory Minute Ventilation (MMV)
Pasien dapat bernapas secara spontan dan juga menerima napas mekanik,
sementara mesin memonitor ventilasi semenit yang dihembuskan. Dalam mode
ini, mesin kemudian terus menyesuaikan jumlah napas mekanik sehingga jumlah
napas spontan ditambah mekanik dikalikan dengan VT menghasilkan besar
ventilasi semenit yang diinginkan.
- Presure Support Ventilation (PSV)
Metode ini digunakan untuk memperkuat penapasan spontan, tidak untuk
memberikan bantuan napas secara keseluruhan. Di samping itu, PSV ini dapat
mengatasi resistensi pernapasan melalui sirkuit ventilator, tujuannya adalah untuk
mengurangi work of breathing selama proses penyapihan (weaning) dari
ventilator. Untuk ventilasi non invasif ini PSV diberikan melalui sungkup wajah
atau sungkup hidung khusus dengan tekanan 20 cmh2o.
- Pressure Control Ventilation /ventilasi pressure-control (PCV)
Ventilasi tekanan terkontrol (PCV) menggunakan tekanan yang konstan untuk
mengembangkan paru-paru. Ventilasi seperti ini kurang disukai karena volume
pengembangan paru tidak sama, namun masih tetap digunakan karena risiko
cedera paru yang diinduksi ventilator lebih rendah pada mode ini. Ventilasi 14
dengan PCV secara keseluruhan diatur oleh ventilator, tanpa peran serta pasien
(sama dengan ventilasi assist-control).
- Positive End-Expiratory Pressure (PEEP)/ Tekanan Positif Akhir Pernapasan
PEEP ini telah menjadi ukuran standar pada penatalaksanaan pasien dengan
ketergantungan pada ventilator PEEP tidak direkomendasikan pada pasien-pasien
dengan penyakit paruparu yang terlokalisasi seperti pneumonia karena tekanan
yang diberikan dapat didistribusikan ke daerah paru-paru yang normal dan hal ini
dapat menyebabkan distensi yang berlebihan sehingga menyebabkan rupture
alveoli.
- Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)/ Tekanan Positif Jalan Napas
Kontinyu
Penggunaan klinis CPAP adalah pada pasien-pasien yang tidak diintubasi.
CPAP dapat diberikan melalui sungkup wajah khusus yang dilengkapi dengan 15
katup pengatur tekanan. Sungkup wajah CPAP (CPAP mask) telah terbukti
berhasil untuk menunda intubasi pada pasien dengan gagal napas akut, tetapi
sungkup wajah ini harus dipasang dengan tepat dan kuat dan tidak dapat dilepas
saat pasien makan, sehingga hanya dapat digunakan sementara. Sungkup hidung
khusus lebih dapat ditoleransi oleh pasien terutama pada pasien dengan apnea
obstruktif saat tidur, juga pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik
eksaserbasi akut (Dewantari, 2017).

Gambaran ventiasi mekanik yang ideal adalah:

- Sederhana, mudah dan murah


- Dapat memberikan volume tidak kurang 1500 cc dengan frekuensi nafas hingga
60 x/menit dan dapat diatur ratio I/E
- Dapat digunakan pernafasan yang lain
- Dapat dirangkai dengan PEEP
- Dapat memonitor tekanan, volume inhalasi, volume ekshalasi, volume tidal,
frekuensi nafas, dan konsentrasi oksigen inhalasi
- Mempunyai fsilitas untuk humidifikasi serta menambagkan obat didalamnya
- Mempunyai fasilitas untuk SIMV, CPAP, Pressur Support
- Mudah membersihkan dan mensterilkannya (Suwardianto & Astuti , 2020).

Prosedur pelaksanaan menggunakan ventilator mekanik yaitu:

- Persiapkan alat: set ventilator, aqua steril, oksigen


- Persiapan pasien: inform consent, pemberian penjelasan pelaksanaan dan
pengaturan posisi pasien
- Tahap kerja: hubungkan ventilator dengan sumber listrik.
- Hubungkan ventilator dengan suber oksigen dan udara tekan
- Isi humidifier dengan aqua steril sampai batas yang ditentukan
- Pastikan breathing sirkuit apakah ada kebocoran dan tes fungsi masing=masing
pre set dengan menggunakan kalibrasi
- Atur mesin sesuai dengan klarifikasi kerja yang dibutuhkan pasien
- Alat siap dan disambungkan dengan konektor ETT pasien (RSUD Hj. Anna
Lasmanah Banjarnegara, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Dewantari, L. P. A. (2017). Aplikasi Alat Bantu Napas Mekanik. Denpasar: Universitas


Udayana.

RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara. (2019). SOP Penggunaan Ventilator.

Suwardianto, H., & Astuti, V. W. (2020). Buku Ajar Keperawatan Kritis: Pendekatan
Evidence Base Practice Nursing. Kediri: Chakra Brahmanda Lentera.

Wijayanti, F., & Nawawi, A. M. (2017). Ventilasi Mekanik. Bandung: Universitas


Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai