Anda di halaman 1dari 52

PNEUMOTHORAX

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMOTHORAKS


Oleh: Kelompok 6

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM PROFESI NERS
Agustus 2020
SUGENG YOVAN
• HENDRA • YANUAR
• Nuri Annisa SITI DYAH

Ardyah PERMATA
Anggota Kelompok 6:
• Heru Cahyono (P17212205009)
• Yovan Achmad Faiz (P17212205012)
• Hendra Agung Wijaya (P172122020)
• Sugeng Prasetyo (P17212205021)
• Yanuar Abdilah (P17212205053)
• Siti Dyah Wahyu Dwi Roziah (P17212205054)
• Ardyah Dwi Pramesti (P17212205075)
• Permata Putri Nadya Pramesti (P17212205077)
• Kurang dari 10% kasus trauma tumpul toraks dan sekitar 15-30%
trauma tembus toraks memerlukan tindakan torakotomi
• Letak trauma pun biasanya pada toraks sebelah kanan dapat
menyebabkan tension pneumotoraks, open pneumotoraks, flail chest
dan kontusio paru, hemotoraks massif sedangkan pada toraks kanan
dapat terjadi hal serupa disertai tamponade jantung (Putra etc.,
2015).
Salah satu riset dari Olmsted Country, USA (2014) dilaporkan bahwa
insiden pneumothorax primer mencapai:
• 7.4/100.000 per tahun pada laki-laki dan
• 1.2/100.000 per tahun pada perempuan. Pada pneumothorax
sekunder insiden tercatat 6.3 dan 2.0/100.000 per tahun baik laki-laki
dan perempuan
DEFINISI
PLEURA
Rongga pleura berperan penting pada proses respirasi dan bekerja dengan dua
cara, yaitu
• (1) ruang pada rongga pleura bersifat relatif vakum berfungsi
mempertahankan jarak antara kedua lapisan dan
• (2) rongga tersebut berisikan sejumlah kecil cairan, yaitu sekitar 0,13
ml/KgBB yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak terjadi friksi pada
dinding paru pada saat ventilasi berlangsung (Rashid, 2018).
Sistem vaskular dan persarafan pada pleura yaitu, arterial
• (bronchial arteri) dan vena (pulmonary veins); saraf terdiri dari saraf vagus –
CN 10, rangkaian saraf simpatik, dan tidak adanya reseptor nyeri pada pleura.
DEFINISI PNEUMOTORAX
Pneumothorax ialah keadaan ketika udara mengisi ruang antara
bagian luar paru dan bagian dalam dinding dada atau ribcage
(British Lung Foundation, 2019).

Pneumotoraks merupakan keadaan emergency yang disebabkan


oleh akumulasi udara dalam rongga pleura, sebagai akibat dari
proses penyakit atau cedera.
• Pneumotorax adalah terdapatnya udara dalam rongga pleura,
sehingga paru-paru dapat terjadi kolaps.
DEFINISI PNEUMOTHORAX

Pneumothorak merupakan suatu


keadaan terdapatnya udara di
dalam rongga paru pleura
(Muntaqqin, 2008).

Biasanya pneumothorak hanya ditemukan


unilateral, kecuali pada blast-injury yang
hebat dapat ditemukan pneumothorak
bilateral (Danusantoso dalam Wijaya dan
Putri, 2013).

Kesimpulannya, pneumothorak
adalah keadaan adanya udara
dalam rongga pleura akibat
robeknya pleura.
ETIOLOGY
KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI
Menurut Wijaya (2013), berdasarkan penyebabnya penumotorak dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Pneumothorak spontan = pneumotorak yang terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga
atau tanpa penyakit paru-paru yang mendasarinya. Pneumotorak spontan ini dapat
dibagi menjadi 2 yaitu pneumotorak spontan primer dan pneumotorak spontan
sekunder.
2. Pneumothorak traumatik = pneumotrak yang terjadi akibat penetrasi ke dalam rongga
pleura karena luka tembus, luka tusuk, luka tembak atau tusukan jarum.
Pneumothorax traumatic ini dibagi menjadi 4 yaitu pneumotorak traumatik bukan
latrogenik, pneumotorak trauma letrogenik, pneumotorak traumatik latrogenik
aksidental, pneumotorak traumatik latrogenik artifisial (deciberate).
• Pneumotoraks Spontan Primer biasanya disebabkan oleh pecahnya
bleb pada paru (sering terjadi pada pria muda yang tinggi kurus dan
pada Marfan syndrome atau pada orang sehat tanpa didahului oleh
penyakit paru)

• Pneumotoraks Spontan Sekunder seringkali terjadi akibat komplikasi


dari penyakit paru, misalnya Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK),
cystic fibrosis, dan interstitial lung disesase.
MANIFESTASI KLINIS

Nyeri mendadak Takipnea


di daerah dada serta dispnea

Jejas di
balik kulit

Bunyi nafas
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. GDA

2. Sinar X dada

3. Torasentesis

4. HB
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Tindakan Dekompresi
• Membuat hubungan antara rongga pleura dengan lingkungan luar dengan cara
menusukkan jarum melalui dinding dada hingga ke rongga pleura, dengan
demikian tekanan udara yang positif di rongga pleura akan berubah menjadi
negatif.
• Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontraventil: penggunaan WSD,
pengisapan kontinu (continous suction), dan pencabutan drain.
2. Tindakan bedah
Penatalaksanaan
WSD
Indikasi pemasangan WSD :
• Pneumothorax
• Hemothorax
• Hemopneumothorax
• Efusi pleura
• Cylothorax
• Penetrating chest trauma
• Pleural Empyema
(Durai, Hoque & Davies, 2010)I
Ukuran Chest Tube
Tabel 1. Ukuran Chest Tube
Ukuran Tube Usia Pasien
• 8 FR – 12 FR Infant, anak kecil
• 16 FR – 20 FR Anak-anak, remaja
• 24 FR – 32 FR Dewasa
• 36 FR – 40 FR Dewasa yang berukuran lebih besar
PATHWAY
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN (Pengumpulan Data)
No. Kategori Yaitu:
1. Identifikasi Nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku
Pasien bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan, dan pekerjaan klien/asuransi
kesehatan.
2. Keluhan Utama Sesak napas , bernapas terasa berat pada dada, dan keluhan susah untuk
melakukan pernapasan.
3. Riwayat Penyakit Keluhan sesak napas sering kali datang mendadak dan semakin lama semakin
Saat Ini berat. Nyeri dada dirasakan pada sisi yang sakit, rasa berat, tertekan, dan terasa
lebih nyeri pada gerakan pernapasan. Selanjutnya dikaji apakah ada riwayat
trauma yang mengenai rongga dada seperti peluru yang menembus dada dan
paru.
4. Riwayat Alergi Apakah pasien ada riwayat alergi terhadap obat maupun obat.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Lanjutan….
5. Riwayat Penyakit Apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TB paru di mana sering
Dahulu terjadi pada pneumotoraks spontan.
6. Riwayat Penyakit Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang
Keluarga mungkin menyebabkan pneumotorak seperti kanker paru,asma, TB paru
dan lain-lain.
7. Pengkajian Perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya,
Psikososial serta bagaimana perilaku klien pada tindakan yan dilakukan terhadap
dirinya.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN (Pemeriksaan Fisik)
No. Kategori Yaitu:
1. Kesadaran Pada keadaan emergensi, kondisi pasien dan waktu pengumpulan data penilaian
tingkat kesadaran sangat terbatas. Oleh karena itu Glasgow Coma Scale/GCS
dapat memberikan jalan pintas yang sangat berguna.
2. TTV Tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan.
3. B1 (Breathing) Inspeksi: Gerakan pernapasan ekspansi dada yang asimetris (pergerakan dada
tertinggal pada sisi yang sakit), iga melebar, rongga dada asimetris (cembung
pada sisi yang sakit).
Palpasi: Taktil Fremitus menurun pada sisi yang sakit.
Perkusi: Suara ketok pada sisi yang sakit, hipersonor sampai timpani, dan tidak
bergetar.
Auskultasi: Suara napas menurun sampai menghilang pada sisi yang sakit.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Lanjutan…
4. B2 (Blood) Keadaan hemodinamik seperti nadi, tekanan darah, dan pengisian kapiler darah.
5. B3 (Brain) Pada inspeksi, tingkat kesadaraan perlu dikaji. Selain itu, diperlukan juga
pemeriksaan GCS. Apakah compos mentis, somnolen atau koma.
6. B4 (Bladder) Perawat perlu memonitor adanya oliguria. Oliguria merupakan tanda awal dari
syok.
7. B5 (Bowel) Akibat sesak napas, klien biasanya mengalami mual dan muntah, penurunan
nafsu makan, dan penurunan berat badan.
8. B6 (Bone) Pada trauma di rusuk dada, sering kali didapatkan adanya kerusakan otot dan
jaringan lunak dada sehingga meningkatkan resiko infeksi.
Analisa Data
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2. Pola
Nyerinafas ti dak
Akut b.defektif
denganb.d
hambatan upaya nafas d.d
agen pencedera fisiologis
gerakan tidak simetris dan
d.d. pemasotot
penggunaan angan WSD
bantu nafas

3.
Res
iko
infe
ksi
dib
ukti
kan
den
gan
ada
nya
bal
uta
n
pad
a
luk
a
ope
rasi
Intervensi Keperawatan
TERIMA KASIH.......
WASSALAMU’ALAYKUM

Anda mungkin juga menyukai