Anda di halaman 1dari 10

1.

Intervensi Keperawatan
PRE OPERASI
Diagnosa Definisi Penyebab Outcome Intervensi
Nyeri Pengalaman sensorik 1. Agen pencedera Tingkat MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
Akut atau emosional yang fisiologis (mis. Inflamasi, Nyeri 1. Observasi
berkaitan dengan iskemia, neoplasma) Menurun a. lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
kerusakan jaringan 2. Agen pencedra kimiawi (L.08066) b. Identifikasi skala nyeri
aktual atau fungsional, (mis. Terbakar, bahan kimia c. Identifikasi respon nyeri non verbal
dengan onset mendadak iritan) d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
atau lambat dan 3. Agen pencidra fisik (mis. e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
berintensitas ringan Abses, trauma, amputasi, f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
hingga berat yang terbakar, terpotong, mengangkat g. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
berlangsung kurang dari berat,prosedur operasi,trauma, h. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
3 bulan. latihan fisik berlebihan i. Monitor efek samping penggunaan analgetik
2. Terapeutik
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
b. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Ansietas Kondisi emosi dan 1. Krisis situasional Tingkat REDUKSI ANXIETAS (I.09314)
pengalaman subyektif 2. Kebutuhan tidak terpenuhi Ansietas 1. Observasi
individu terhadap objek 3. Krisis maturasional menurun a. Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
yang tidak jelas dan 4. Ancaman terhadap konsep b. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
spesifik akibat antisipasi diri c. Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
bahaya yang 5. Ancaman terhadap kematian 2. Terapeutik
memungkinkan individu 6. Kekhawatiran mengalami a. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
melakukan tindakan kegagalan b. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
untuk menghadapi 7. Disfungsi sistem keluarga c. Pahami situasi yang membuat anxietas
ancaman. 8. Hubungan orang tua-anak d. Dengarkan dengan penuh perhatian
tidak memuaskan e. Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
9. Faktor keturunan f. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
(temperamen mudah teragitasi g. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
sejak lahir) 3. Edukasi
10. Penyalahgunaan zat a. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
11. Terpapar bahaya lingkungan b. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
(mis. toksin, polutan, dan prognosis
lain-lain) c. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
12. Kurang terpapar informasi d. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
e. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
f. Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
g. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
h. Latih teknik relaksasi
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
Gangguan Disfungsi eliminasi urin 1. Penurunan kapasitas kan Eliminasi DUKUNGAN PERAWATAN DIRI: BAB/BAK (I. 11349)
eliminasi dung kemih urin 1. Observasi
urin 2. Iritasi kandung kemih membaik a. Identifikasi kebiasaan BAK/BAB sesuai usia
3. Penurunan kemampuan (L.04034) b. Monitor intregitas kulit pasien
menyadari tanda tanda 2. Terapeutik
gangguan kandung kemih a. Suka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi
4. Efek tindakan medis dan b. Dukung penggunaan toilet/commode/pispot/urinal secara konsisten
diagnostik (mis. Operasi c. Jaga privasi selama elimminasi
ginjal, operasi saluran d. Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika pelu
kemih, anestesi dan obat e. Bersihkan alat bantu BAK/BAB setelah digunakan
obatan) f. Latih BAB/BAK sesuai jadwal, jika perlu
5. Kelemahan otot pelvis g. Sediakan alat bantu (mis. Kateter eksternal, urinal), jika perlu
6. Ketidakmampuan 3. Edukasi
mengakses toilet (mis. a. Anjurkan BAK/BAB secara rutin
Immobilisasi) b. Anjurkan kekamar mandi/ toilet, jika perlu.
7. Hambatan lingkungan
8. Ketidakmampuan
mengkomunikasikan
kebutuhan eliminasi
9. Outlet kandung kemih tidak
lengkap (mis. Anomali
saluran kemih kengenital)
10. Imaturasi (pada anak usia
lebih dari 3 tahun)
Defisit Asupan nutrisi tidak 1. Ketidakmampuan menelan Status MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)
nutrisi cukup untuk memenuhi makanan nutrisi Observasi
kebutuhan metabolisme. 2. Ketidakmampuan mencerna membaik a. Identifikasi status nutrisi
makanan (L.03030) b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Ketidakmampuan c. Identifikasi makanan yang disukai
mengabsorbsi nutrien d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
4. Peningkatan kebutuhan e. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
metabolisme f. Monitor asupan makanan
5. Faktor ekonomi (mis. g. Monitor berat badan
finansial tidak mencukupi) h. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
6. Faktor psikologis (mis. Terapeutik
stres, keengganan untuk a. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
makan) b. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
c. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
d. Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
e. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
f. Berikan suplemen makanan, jika perlu
g. Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
b. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu

Gangguan Gangguan kualitas dan 1. Hambatan lingkungan ( mis. Pola tidur DUKUNGAN TIDUR (I. 05174)
pola tidur kuantitas waktu tidur Kelembapan lingkungan membaik Observasi
akibat faktor eksternal sekitar, suhu lingkungan, (L.05045) a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
pencahayaan, kebisingan, b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau psikologis)
bau tak sedap, jadwal c. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis. Kopi,
pemantauan teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum
/permeriksaan/tindakan) tidur)
2. Kurang kontrol tidur d. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
3. Kurang privasi Terapeutik
4. Restraint fisik a. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras dan
tempat tidur) batasi waktu tidur siang, jika perlu
5. Ketiadaan teman tidur
b. Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
6. Tidak familiar dengan
c. Tetapkan jadwal tidur rutin
peralatan tidur
d. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. Pijat,
pengaturan posisi, terapi akupressur)
e. Sesuaikan jadwal pemberian obat atau tindakan untuk menunjang siklus
tidur terjaga- terjaga
Edukasi
a. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
b. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
c. Anjurkan menghindari makanan atau minuman yang mengganggu tidur
d. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supressor
terhadap tidur REM
e. Ajarkan faktor faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
(mis. Psikologi, gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
f. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya
POST OPERASI

Nyeri akut Pengalaman sensorik 1. Agen pencedera fisiologis Tingkat MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
atau emosional yang (mis. Inflamasi, iskemia, Nyeri Observasi
berkaitan dengan neoplasma) Menurun f. lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
kerusakan jaringan 2. Agen pencedra kimiawi (mis. (L.08066) g. Identifikasi skala nyeri
aktual atau fungsional, Terbakar, bahan kimia iritan) h. Identifikasi respon nyeri non verbal
dengan onset mendadak 3. Agen pencidra fisik (mis. i. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
atau lambat dan Abses, trauma, amputasi, j. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
berintensitas ringan terbakar, terpotong, k. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
hingga berat yang mengangkat berat,prosedur l. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
berlangsung kurang dari operasi,trauma, latihan fisik m. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
3 bulan. berlebihan n. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
o. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
p. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
q. Fasilitasi istirahat dan tidur
r. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
s. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
t. Jelaskan strategi meredakan nyeri
u. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
v. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Resiko Berisiko mengalami 1. Penyakit kronis (mis. Tingkat MANAJEMEN IMUNISASI/VAKSIN (1.14508)
infeksi peningkatan terserang Diabetes militus) infeksi Observasi
organism patogenik 2. Efek prosedur invasive menurun a. Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
3. Malnutrisi (L.14137) b. Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi (mis. Reaksi anafilaksis
terhadap vaksin sebelumnya atau sakit parah atau tanpa demam)
4. Peningkatan paparan
c. Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan kepelayanan kesehatan
organism pathogen Terapeutik
lingkungan a. Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral
5. Ketidakadekuatan pertahanan b. Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis. Nama produsen, tanggal
tubuh primer : kadaluarsa)
1) Gangguan peristaltic c. Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat
2) Kerusakan integritas kulit Edukasi
a. Jelaskan tujuan , manfaat, reaksi yang terjadi , jadwal dan efek samping
3) Perubahan sekresi ph
b. Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah (mis. hepatitis, BCG,
4) Penurunan kerja siliaris Difteri, tetanus, portusis, influenza, polio, campak, measles, rubela)
5) Ketuban pecah lama c. Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakit namun saat
6) Ketuban pecah sebelum ini tidak diwajibkan pemerintah (mis. Influenza, pneumokokus)
waktunya d. Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus (mis. Rabies, tetanus)
7) Merokok e. Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang
8) Statis cairan tubuh jadwal imunisasi kembali
f. Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi nasional yang
6. Ketidakadekuatan pertahanan
menyediakan vaksin gratis
tubuh skunder :
1) Penurunan hemoglobin
2) Imunosupresi
3) Leucopenia
4) Supresi respon inflamasi
5) Vaksinasi tidak adekuat
Defisit Tidak mampu 1. Gangguan musculoskeletal Perawatan Edukasi perawatan diri (1.12420)
perawatan menyelesaikan atau 2. Gangguan neuromuskuler diri Observasi
diri melakukan aktivitas 3. Kelemahan meningkat a. Identifikasi pengetahuan tentang perawatan diri
perawatan diri 4. Gangguan psikologis atau b. Identifikasi kemampuan membaca, status kognitif, psikologis, tingkat
psikotik kecemasan dan budaya
5. Penurunan motivasi atau c. Identifikasi masalah dan hambatan perawatan diri yang dialami
minat d. Identifikasi metode pembelajaran yang sesuai (mis. Diskusi, Tanya jawab,
penggunaan alat bantu audio atau visual, lisan tulisan)
Terapeutik
a. Rencanakan strategi edukasi, termasuk tujuan yang realistis
b. Jadwalkan waktu dan intensitas pembelajaran sesuai penyakit
c. Sediakan lingkungan yang kondusif pembelajaran optimal (mis. Diruang
kelas atau ruang terapi yang kosong)
d. Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu partisipasi aktif selama edukasi
e. Berikan penguat positif terhadap kemampuan yang didapat
Edukasi
a. Ajarkan perawatan diri, praktik perawatan diri, dan aktivitas kehidupan
sehari hari
b. Anjurkan mendemonstrasikan praktik perawatan diri sesuai kemampuan
c. Anjurkan mengulang kembali informasi edukasi tentang perawatan
mandiri
Disfungsi Perubahan fungsi 1. Perubahan fungsi atau fungsi Edukasi seksualitas (1.12447)
seksual seksual selama fase struktur tubuh (mis. seksual Observasi
respon seksual berupa Kehamilan, baru membaik a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
hasrat, terangsang, melahirkan, obat obatan, (L.07055) Terapeutik
orgasme atau relaksasi pembedahan, anomaly, a. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
yang dirasa tidak proses penyakit, trauma, b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
memuaskan, tidak radiasi) c. Berikan kesempatan untuk bertanya
bermakna atau tidak 2. Perubahan d. Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan remaja serta pengaruh
adekuat biopsikososial media
seksualitas Edukasi
3. Ketiadaan model peran a. Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi laki laki dan perempuan
4. Model peran tidak dapat b. Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus kehidupan
mempengaruhui c. Jelaskan perkembangan emosi masa anak dan remaja
5. Kurang privasi d. jelaskan pengaruh tekanan kelomppok dan social terhadap aktivitas
6. Ketiadaan pasangan seksual
7. Kesalahan informasi e. jelaskan konsekuensi negatif mengasuh anak pada usia dini (mis.
8. Kelainan seksual (mis. Kehilangan karir, kemiskinan dan pendidikan)
Hubungan penuh f. jelaskan resiko tertular penyakit menular seksual dan AIDS akibat seks
kekerasan) bebas
9. Konflik nilai g. anjurkan orang tua menjadi educator seksualitas bagi anak anaknya
10. Penganiayaan fisik (mis. h. anjurkan anak atau remaja tidak melakukan aktivitas seksual diluar nikah
Kekerasan dalam rumah
tangga)
11. Kurang terpapar
informasi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
a. Pre operasi
 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
 Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
 Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan Iritasi kandung kemih
 defisit nutrisi berhubungan dengan Faktor psikologis (mis. stres, keengganan untuk makan)
 Gangguan pola tidur berhubungan dengan Restraint fisik

b. Post operasi
 Nyeri akut
 Resiko infeksi
 Defisit perawatan diri
 Disfungsi seksual

Anda mungkin juga menyukai