Anda di halaman 1dari 17

C.

INTERVENSI KEPERAWATAN

Standar Diagnosis Keperawatan


N Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Indonesia
O (SLKI) (SIKI)
(SDKI)

1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri


Definisi selama ... x ... jam diharapkan tingkat nyeri Observasi
Pengalaman sensorik atau emosional menurun dengan kriteria hasil : a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
yang berkaitan dengan kerusakan SLKI : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
jaringan aktual atau fungsional, dengan Tingkat Nyeri b. Identifikasi skala nyeri
onset mendadak atau lambat dan 1. Kemampuan menuntaskan aktivitas c. Identifikasi respon nyeri nonverbal
berintensitas ringan hingga berat yang meningkat d. Identifikasi factor yang memperberat dan
berlangsung kurang dari 3 bulan 2. Keluhan nyeri menurun memperingan nyeri
Penyebab 3. Meringis menurun e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
a. Agen pencedra fisiologis (mis. 4. Sikap protektif menurun tentang nyeri
Inflamasi iskemia, neoplasma) 5. Gelisah menurun f. Monitor efek samping penggunaan
b. Agenpencedera kimiawi (mis. 6. Kesulitan tidur menurun analgetik
Terbakar, bahan kimia iritan) 7. Menarik diri menurun Terapeutik
c. Agen pencedera fisik (mis. 8. Berfokus pada diri sendiri menurun a. Berikan teknik non farmakologis untuk
Abses, amputasi, prosedur 9. Diaforesis menurun mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
operasi, taruma, dll) 10. Perasaan depresi (tertekan) menurun hipnosis, akupresur, terapi musik,
Gejala dan Tanda Mayor 11. Perasaan takut mengalami cedera biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
Subjektif berulang menurun teknik imajinasi terbimbing, tarik napas
a. mengeluh nyeri 12. Anoreksia menurun dalam, kompres hangat/dingin, terapi
Objektif 13. Perineum merasa tertekan menurun bermain)
a. Tampak meringis 14. Uterus teraba membuat menurun b. Kontrol lingkungan yang memperberat
b. Bersikap proaktif (mis. waspada, 15. Ketegangan otot menurun rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
posisi menghindari nyeri) 16. Pupil dilatasi menurun pencahayaan, kebisingan)
c. Gelisah 17. Muntah menurun c. Fasilitasi istirahat tidur
d. Frekuensi nadi meningkat 18. Mual menurun d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
e. Sulit tidur 19. Frekuensi nadi membaik dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Gejala dan Tanda Minor 20. Pola napas membaik Edukasi
Subjektif 21. Tekanan darah membaik a. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
- 22. Proses berpikir membaik nyeri
Objektif 23. Fokus membaik b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
a. Tekanan darah meningkat 24. Fungsi berkemih membaik c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
b. Pola nafas berubah 25. Perilaku membaik d. Anjurkan menggunakan analgetik secara
c. Nafsu makan berubah 26. Nafsu makan membaik tepat
d. Proses berpikir terganggu 27. Pola tidur membaik e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
e. Menarik diri mengurangi rasa nyeri
f. Berfokus pada diri sendiri Kolaborasi
g. Diaforesisi a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Kondisi Klinis Terkait
a. Kondisi pembedahan Pemberian Analgesik
b. Cedera traumatis Observasi
c. Infeksi a. Identifikasi karakteristik nyeri
d. Sindrom koroner akut (mis.pencetus, pereda, kulaitas, lokasi,
e. Glaukoma intensitas, frekuensi, durasi)
b. Identifiaksi riwayat alergi obat
c. Identifikasi kesesuaian jenis analgesik
(mis.narkotika, non-narkotika, atau
NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri
Terapeutik
a. Diskusikan jenis analgesik yang disukai
untuk mencapai analgesia optimal, jika
perlu
b. Pertimbangkan penggunaan infus koninu,
atau bolus opioid untuk mempertahankan
kadar dalam erum
c. Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respons pasien
d. Dokumentasikan respons terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
a. Jelaskan efek terapi dan efek samping
obat
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi

2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nutrisi


Definisi selama ... x ... jam diharapkan status nutrisi Observasi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk membaik dengan kriteria hasil : a. Identifikasi status nutrisi
memenuhi kebutuhan metabolisme SLKI : b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Penyebab Status Nutrisi c. Identifikasi makanan yang disukai
a. Ketidakmampuan menelan 1. Porsi makanan yang dihabiskan d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
makanan meningkat nutrien
b. Ketidakmampuan mencerna 2. Kekuatan otot pengunyah meningkat e. Identifikasi perlunya penggunaan selang
makanan 3. Kekuatan otot menelan meningkat nasogastrik
c. Ketidakmampuan mengabsorbsi 4. Serum albumin meningkat f. Monitor asupan makanan
nutrien 5. Verbalisasi keinginan untuk meningkat g. Monitor berat badan
d. Peningkatan kebutuhan nutrisi meningkat h. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
metabolisme 6. Pengetahuan tentang pilihan Terapeutik
e. Faktor ekonomi (misal, finansial makanan/minuman yang sehat a. Lakukan oral hygiene sebelum makan,
tidak mencukupi) meningkat jika perlu
f. Faktor psikologis (misal, stres, 7. Pengetahuan tentang standar asupan b. Fasilitasi menentukan pedoman diet
keengganan untuk makan) nutrisi yang tepat meningkat (mis.piramida makanan)
Gejala dan Tanda Mayor 8. Penyiapan dan penyimpanan makanan/ c. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
Subjektif minuman yang aman meningkat yang sesuai
- 9. Sikap terhadap makanan/minuman d. Berikan makanan tinggierat untuk
Objektif sesuai dengan tujuan kesehatan mencegah konstipasi
a. Berat badan menurun minimal meningkat e. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
10% di bawah rentang ideal 10. Perasaan cepat kenyang menurun protein
Gejala dan Tanda Minor 11. Nyeri abdomen menurun f. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Subjektif 12. Sariawan menurun g. Hentikan pemberian makan melalui selang
a. Cepta kenyang setelah makan 13. Rambut rontok menurun nasogastrik jika asupan oral dapat
b. Kram/nyeri abdomen 14. Diare menurun ditoleransi
c. Nafsu makan menurun 15. Berat badan membaik Edukasi
Objektif 16. Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
a. Bising usus hiperaktif 17. Frekuensi makan membaik b. Ajarkan diet yang diprogramkan
b. Otot pengunyah lemah 18. Nafsu makan membaik Kolaborasi
c. Otot menelan lemah 19. Bising usus membaik a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
d. Membran mukosa pucat 20. Tebal lipatan kulit triceps membaik makan (mis.pereda nyeri, antiemetik), jika
e. Sariawan 21. Membran mukosa perlu
f. Serum albumin turun 22. Frekuensi makan membaik b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
g. Rambut rontok berlebihan menentukan jumlah kalori dan jenis
h. diare nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
Kondisi Klinis Terkait Promosi Berat Badan
a. stroke Observasi
b. parkinson a. Identifikasi kemungkinan penyebab BB
c. mobius syndrome kurang
d. cerebral palsy b. Monitor adanya mual dan muntah
e. cleft lip c. Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi
f. c;eft palate sehari-hari
g. amyotropic lateral sclerosis d. Monitor berat badan
h. kerusakan neuromuskular e. Monitor albumin, limfosit dan elektroit
i. luka bakar serum
j. kanker Terapeutik
k. infeksi a. Berikan perawatan mulut sebelum
l. AIDS pemberian makan, jika perlu
m. Penyakit Crohn’s b. Sediakan makanan yang tepat sesuai
n. Enterokolitis kondisi pasien (mis.makanan dengan
o. Fibrosis kistik tekstur halus, makanan yang diblender,
makanan cair yang diberikan melalui NGT
atau gastrostomi, total parenteral nutrition
sesuai indikasi)
c. Hidangkan makanan secara menarik
d. Berikan suplemen, jika perlu
e. Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk
peningkatan yang dicapai
Edukasi
a. Jelaskan jenis makanan yang bergizi
tinggi, namun tetap terjangkau
b. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
3 Konstipasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Eliminasi Fekal
Definisi selama ... x ... jam diharapkan eliminasi fekal Observasi
Penurunan defekasi normal yang disertai membaik dengan kriteria hasil : a. Identifikasi masalah usus dan penggunaan
pengeluaran feses kering dan banyak SLKI : obat pencahar
Penyebab Eliminasi Fekal b. Identifikasi pengobatan yang berefek pada
Fisiologis 1. Kontrol pengeluaran feses meningkat kondisi gastrointestinal
a. Penurunan motilitas 2. Keluhan defekasi lama dan sulit c. Monitor buang air besar (mis.warna,
gastrointestinal menurun frekuensi, konsistensi, volume)
b. Ketidakadekuatan pertumbuhan 3. Mengejan saat defekasi menurun d. Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi,
gigi 4. Distensi abdomen menurun atau impaksi
c. Ketidakcukupan diet 5. Teraba massa pada rektal menurun Terapeutik
d. Ketidakcukupan asupan serat 6. Urgency menurun a. Berikan air hangat setelah makan
e. Ketidakcukupan asupan cairan 7. Nyeri abdomen menurun b. Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
f. Aganglionik (mis.penyakit 8. Kram abdomen menurun c. Sediakan makanan tinggi serat
Hircsprung) 9. Konsistensi feses membaik Edukasi
g. Kelemahan otot abdomen 10. Frekuensi defekasi membaik a. Jelaskan jenis makanan yang membantu
Psikologis 11. Peristaltik usus membaik meningkatkan keteraturan peristaltik usus
a. Konfusi b. Anjurkan mencatat warna, frekuensi,
b. Depresi konsistensi, volume feses
c. Gangguan emosional c. Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik,
Situasional sesuai toleransi
a. Perubahan kebiasaan makan d. Anjurkan pengurangan asupan makanan
(mis.jenis makanan, ajdwal yang eningkatkan pembentukan gas
makan) e. Anjurkan mengkonsumsi makanan yang
b. Ketidakadekuatan toileting mengandung tinggi serat
c. Aktivitas fisik harian kurang dari f. Anjurkan meningkatkan asupan cairan,
yang dianjurkan jika tidak ada kontraindikasi
d. Penyalahgunaan laksatif Kolaborasi
e. Efek agen farmakologis a. Kolaborasi pemberian obat supositoria
f. Ketidakteraturan kebiasaan anal, jika perlu
defekasi
g. Kebiasaan menahan dorongan Manajemen Konstipasi
defekasi Observasi
h. Perubahan lingkungan a. Periksa tanda dan gejala konstipasi
Gejala dan Tanda Mayor b. Periksa pergerakan usus, karakteristik
Subjektif feses (konsistensi, bentuk, volume dan
a. Defekasi kurang dari 2 kali warna)
seminggu c. Identifikasi faktor risiko konstipasi
b. Pengeluaran feses lama dan sulit (mis.obat-obatan, tirah baring dan diet
Objektif rendah serat)
a. Feses keras d. Monitor tanda dan gejala ruptur usus
b. Peristaltik menurun dan/atau peritonitis
Gejala dan Tanda Minor Terapeutik
Subjektif a. Anjurkan diet tinggi serat
a. Mengejan saat defekasi b. Lakukan massage abdomen, jika perlu
Objektif c. Lakukan evakuasi feses secara manua,
a. Distensi abdomen jika perlu
b. Kelemahan umum d. Berikan enema atau irigasi, jika perlu
c. Teraba massa pada rektal Edukasi
Kondisi Klinis Terkait a. Jelaskan etiologi masalah dan alasan
a. Lesi/cedera pada medula spinalis tindakan
b. Spina bifida b. Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika
c. Stroke tidak ada kontraindikasi
d. Sklerosis multipel c. Latih buang air besar secara teratur
e. Penyakit parkinson d. Ajarkan cara mengatasi
f. Demensia konstipasi/impaksi
g. Hiperparatiroidisme Kolaborasi
h. Hipoparatiroidisme a. Konsultasi dengan tim medis tentang
i. Ketidakseimbangan elektrolit penurunan/peningkatan frekuensi suara
j. Hemoroid usus
k. Obesitas b. Kolaborasi penggunaan obat pencahar,
l. Pasca operasi obstruksi bowel jika perlu
m. Kehamilan
n. Pembesaran prostat
o. Abses rektal
p. Fisura anorektal
q. Striktura anorektal
r. Prolaps rektal
s. Ulkus rektal
t. Rektokel
u. Tumor
v. Penyakit Hircsprung
w. Impaksi feses
Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Indonesia
4. Bersihan Jalan Napas Tidak SLKI : SIKI
Efektif Respirasi Latihan batuk efektif
Penyebab : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi
Fisiologis selama …. X…. jam, maka bersihan o Identifikasi kemampuan batuk
o Spasme jalan napas jalan nafas meningkat dengan kriteria o Monitor adanya retensi spuntum
o Hipersekresi jalan napas hasil : o Monitor tanda dan gejala infeksi
o Disfungsi neuromuskuler o Batuk efektif meningkat o Monitor input dan output cairan (mis.
o Benda asing dalam jalan napas o Produksi spuntum menurun Jumlah dan karakteristik)
o Adanya jalan napas buatan o Mengi menurun 2. Terapeutik
o Sekresi yang tertahan o Wheezing menurun o Atur posisi semi fowler
o Hyperplasia dnding jalan napas o Meconium (pada neonates) o Buang secret pada tempat spuntum
o Proses infeksi menurun 3. Edukasi
o Respon alergi o Frekusni nafas membaik o Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
o Efek agen farmakologi (misal. o Pola nafas membaik efektif
Anastesi) 4. Kolaborasi
Situasional o Kolaborasi pemberian mukolitik atau
o Merokok aktif ekspektoran, jika perlu
o Merokok pasif
o Terpajan polutan Manajemen jalan nafas
1. Observasi
o Monitor pola nafas (frekuensi,
Gejala dan tanda :
a. Mayor kedalaman, usaha nafas)
Subjektif o Monitor bunyi nafas tambahan (mis.
Tidak tersedia Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi)
Obyektif 2. Terapeutik
o Batuk tidak efektif o Posisikan semi fowler
o Tidak mampu batuk o Berikan minuman hangat
o Sputum berlebih o Berikan oksigen
o Mengi, wheezing dan/atau ronkhi 3. Edukasi
kering o Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari,
o Meconium di jalan napas (pada jika tidak kontraindikasi
neonatus) o Ajarkan teknik batuk efektif
b. Minor 4. Kolaborasi
Subyektif o Kolaborasi pemberian bronkodilator,
o Dispnea ekspektoran, mukolitik, jika perlu
o Sulit bicara
o Ortopnea Pemantauan respirasi
Obyektif 1. Observasi
o Batuk tidak efektif o Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
o Tidak mampu batuk dan upaya nafas
o Bunyi napas menurun o Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
o Frekuensi napas berubah takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
o Pola napas berubah cheyne-stokes, ataksisk)
o Monitor saturasi oksigen
Kondisi klinis terkait o Auskultasi bunyi nafas
o Gullian barre syndrome o Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
o Sclerosis multiple o Monitor nilai AGD
o Myasthenia gravis o Monitor hasil x-ray thoraks
o Prosedur diagnostic (mis. 1. Terapeutik
Bronkoskopi, o Atur interval pemantauan respirasi
transesophageal sesuai kondisi pasien
echocardiography [TEE]) o Dokumentasikan hasil
o Depresi system saraf pusat pemantauandukasi
o Cedera kepala o Jelaskan tujuan dan prosedur
o Stroke pemantauan
o Kuadriplegia o Informasikan hasil pemantauan, jika
o Sindrom aspirasi meconium perlu
o Infeksi saluran napas

5. Hipertermia SLKI : SIKI


Penyebab Termoregulasi Regulasi Temperatur
o Dehidrasi Setelah dilakukan intervensi selama Observasi
o Terpapar lingkungan panas ….x…… jam, maka hipertermia  Monitor suhu tubuh anak sampai stabil
o Proses penyakit (mis. Infeksi dan menurun dengan keriteria hasil (36,5C – 37,5C)
kanker)  Monito suhu tubuh anak tiap dua jam, jika
o Ketidaksesuaian pakaian dengan o Menggigil menurun perlu
suhu lingkungan o Tidak tampak kulit yang memerah  Monitor tekanan darah, frekuensi
o Peningkatan laju metabolissme o Tidak ada kejang pernapasan dan nadi
o Respon trauma o Tidak tampak Akrosianosis  Monitor warna dan suhu kulit
o Konsumsi oksigen menurun  Monitor dan catat tanda dan gejala
o Aktivitas berlebih
o Penggunaan incubator o Piloereksi menurun hipotermia dan hipertermia
o Idak tampak pucat Terapeutik
Gejala dan tanda o Tidak terdapat takikardia  Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika
a. Mayor o Tidak tampak takipnea perlu
Subyektif o Tidak terdapat bradikardia  Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
Tidak tersedia o Tidak ada hipoksia adekuat
Obyektif  Sesuaikan suhu lingkungan dengan
o Suhu tubuh membaik
o Suhu tubuh diatas nilai normal kebutuhan pasien
o Suhu kulit membaik
b. Minor Edukasi
o Kadar glukosa membaik
Subyektif  Jelaskan cara pencegahan hipotermia
Tidak tersedia karena terpapar udara dingin
Obyektif Kolaborasi
o Kulit merah  Kolaborasi pemberian antipiretik, jika
o Kejang perlu.
o Takardi
o Tachipnea Pemantauan Cairan
Observasi
o Kulit terasa hangat
 Monitor Nadi, RR dan TD
 Monitor berat badan
Kondisi Klinis Terkait
 Monitor elastisitas atau turgor kulit
o Proses infeksi
 Monitor jumlah, warna dan berat jenis
o Hipertiroid
urine
o Stroke  Monior intake dan output cairan
o Dehidrasi  Identifikasi faktor risiko
o Trauma ketidakseimbangan cairan
o Prematuritas Terapeutik
 Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantuan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
6. Pola nafas tidak efektif SIKI SIKI
Penyebab Respirasi : Manajemen jalan nafas
 Depresi pusat pernapasan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi
 Hambatan upaya napas keperawatan ...x... jam, maka pola nafas  Monitor pola nafas (frekuensi,
 Deformitas dinding dada tidak efektif menigkat dengan kriteria kedalaman, usaha nafas)
 Deformitas tulang dada hasil :  Monitor bunyi nafas tambahan
 Gangguan neuromuscular  Penggunaan otot bantu nafas (mis. Gurgling, mengi,
 Gangguan neurologis menurun wheezing, ronkhi)
 Penurunan energy  Dispnea menurun 2. Terapeutik
 Obesitas  Pemanjangan fase ekspirasi  Posisikan semi fowler
 Posisi tubuh yang menghambat
menurun  Berikan minuman hangat
ekspansi paru  Frekuensi nafas membaik  Berikan oksigen
 Sindrom hipoventilasi  Kedalaman nafas membaik 3. Edukasi
 Kerusakan inervasi diafragma  Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi
 Cedera pada medulla spinalis
 Ajarkan teknik batuk efektif
 Efek agen farmakologis
4. Kolaborasi
 Kecemasan
Gejala dan tanda mayor  Kolaborasi pemberian
Subjektif bronkodilator, ekspektoran,
 Dyspnea mukolitik, jika perlu
Objektif
 Penggunaan otot bantu Pemantauan respirasi
pernafasan 1. Observasi
 Fase ekspirasi memanjang  Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
 Pola nafas abnormal dan upaya nafas
Gejala dan tanda minor  Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
Sujektif takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
 Ortopnea cheyne-stokes, ataksisk)
Objektif  Monitor saturasi oksigen
 Pernafasan pursed lips  Auskultasi bunyi nafas
 Pernapasan cuping hidung  Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Diameter thoraks anterior  Monitor nilai AGD
posterior meningkat  Monitor hasil x-ray thoraks
 Ventilasi semenit menurun 2. Terapeutik
 Kapasitas vital menurun  Atur interval pemantauan respirasi
 Tekanan ekspirasi menurun sesuai kondisi pasien
 Tekanan inspirasi menurun  Dokumentasikan hasil pemantauan
 Ekskursi dada berubah 3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
Kondisi klinis terkait pemantauan
 Depresi system saraf pusat  Informasikan hasil pemantauan, jika
 Cedera kepala perlu
 Trauma thoraks
 Gullian bare syndrome
 Multiple sclerosis
 Myasthenia gravis
 Stroke
 Kuadriplegia
 Intoksikasi alcohol
7. Intoleransi aktivitas berhubungan SLKI SIKI
dengan ketidakseimbangan antara a. Toleransi Aktivitas Manajemen Energi
suplay dengan kebutuhan oksigen Setelah .. x 24 jam diharapkan toleransi Observasi
aktivitas meningkat dengan - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Kriteria Hasil mengakibatkan kelelahan
- Kemudahan melakukan aktivitas - Monitor kelelahan fisik dan emosional
sehari-hari meningkat Terapeutik
- Keluhan lelah menurun - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
- Dispneu saat aktivitas menurun stimulus (mis, cahaya, suara, kunjungan)
- Dispneu setelah aktivitas menurun - Fasilitas duduk disisi tempat tidur, jika tidak
- Perasaan lemah menurun dapat berpindah atau berjalan
- Saturasi Oksigen membaik Edukasi
- Frekuensi nafas membaik - Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
8. Gangguan eliminasi urin SLKI SIKI
Kriteria hasil: Manajemen Eliminasi Urin
Eliminasi Urine - identifikasi faktor yang menimbulkan
- Sensasi berkemih meningkat terjadinya retensi urin
- distensi kandung kemih menurun - monitor eliminasi urin (frekuensi,
- urin menetes (dribbling) konsistensi, aroma, volume dan warna)
menurun - ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
- nokturia menurun kemih
- disuria menurun - kolaborasi pemberian obat, (supositoria
uretra jika perlu)
Kateterisasi Urin
- periksa kondisi pasien (distensi
kandung kemih, reflex berkemih)
- siapkan peralatan yang dibutuhkan
- siapkan pasien, berikan posisi : dorsal
rekumben (wanita), supine (laki-laki)
- pasang sarung tangan
- bersihkan daerah perineal dengan
cairan NaCl
- lakukan insersi kateter urine dengan
prinsip aseptic
- sambungkan kateter urine dengan
urobag
- isi balon dengan NaCl sesuai petunjuk
pabrik
- pastikan kantung urine ditempatkan
lebih rendah dari kandung kemih
- berikan label waktu pemasangan
Edukasi
- jelasskan tujuan dan prosedur
pemassangan kateter urine
- anjurkan menarik napas saat insersi
sselang kateter
Perawatan Kateter Urine
- Monitor kepatenan kateter urine
- Monitor tanda dan gejala obstruksi
aliran urinen
- Monitor kebocoran kateter, selang dan
kantung urine
- Monitor input dan output cairan
- Lepaskan kateter urine sesuai
kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai