Pengkajian
a) Identitas
- Usia : Semua usia bisa terkena penyakit ini, biasanya lebih sering pada
umur >45 tahun.
- Jenis kelamin : Perempuan lebih rentan terkena uretritis dibanding laki-laki.
- Alamat/tempat tinggal : Tempat/daerah yeng sering terjadi/sebagai factor
resiko peyebaran, seperti daerah lokalisasi, daerah
perairan, dsb.
b) Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang : Masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dan
panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih, kadang juga
disertai darah dan nanah.
Riwayat penyakit dahulu : Penyebab penyakit biasanya akibat dari penyakit
DM
Riwayat penyakit keluarga biasanya seperti : DM
d) Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan S.Pernafasan
Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri daerah simpisis pubis)
2) Pemeriksaan S.Kardiovaskuler
Tidak ada gangguan pada sistem kardiovaskuler
3) Pemeriksaan S.Persepsi-sensori
Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori
4) Pemeriksaan S.Muskulus
Tidak ada gangguan pada sisitem muskulus
5) Pemeriksaan S.Pencernaan
Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah simpisis
pubis/perut bagian bawah.
6) Pemeriksaan S.Perkemihan
- Nyeri dan panas saat berkemih
- Terjadi disuria, hematuria, & pyuria
- Mukosa memerah dan edema
- Terdapat cairan eksudat yang purulent
- Ada ulserasi pada uretra
- Adanya rasa gatal yang menggelitik
- Adanya pus pada awal miksi
- Kesulitan untuk memulai miksi
- Nyeri pada abdomen bagian bawah
2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut
2) Risiko Infeksi
3) Hipertermi
4) Gangguan eliminasi urin
Pemberian analgesik
(1.02061)
Observasi
1. Identifikasi riwayat
alergi obat
2. Identifikasi
karakteristik nyeri (mis.
pencetus, pereda,
kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi,
durasi)
3. Identifikasi kesesuaian
jenis analgesik (mis.
narkotika, non-
narkotik, atau NSAIO)
dengan tingkat
keparahan nyeri
4. Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik
5. Monitor efektifitas
analgesik
Terapeutik
1. Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu
2. Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan kadar
dala serum
3. Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk mengoptimalkan
respons pasien
Dokumentasikan
respons terhadapap
efek analgesik dan efek
yang tidak diinginkan
4. Edukasi
5. Jelaskan efek terapi dan
efek samping obat
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis
analgesik, jika perlu
Resiko infeksi (D.0142) Luaran utama : Pencegahan infeksi
2. Definisi : Tingkat infeksi (L.14137) (1.14539)
Resiko mengalami Setelah dilakukan tindakan Observasi
peningkatan terserang keperawatan diharapkan tingkat
organisme patogenik infeksi menurun dengan 1. Monitor tanda dan gejala
kriteria hasil : infeksi lokal dan
sistemik Terapeutik
1. Nyeri menurun
2. Batasi jumlah
2. Bengkak menurun pengunjung
3. Berikan perawatan kulit
Luaran pendukung : pada area edema
Setelah dilakukan Tindakan
keperawatan diharapkan 4. Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
Kontrol resiko (L.14128)
dengan pasien dan
Miningkat dengan
lingkungan pasien
kriteria hasil:
1. Kemampuan dalam mencari 5. Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
informasi tentang faktor
berisiko tinggi
resiko meningkat
2. Kemampuan Edukasi
mengidentifikasi faktor
resiko meningkat
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
3. Kemampuan melakukan
strategi kontrol resiko
2. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
meningkat
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
5. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
Hipertermi (D.0130) Luaran utama : Regulasi temperatur
3. Definisi : Termogulasi (L.141134) (1.14578)
Suhu tubuh meningkat diatas Luaran pendukung : Observasi
rentang normal tubuh Status cairan (L.03028)
Status nutrisi (L.03030) 1. Monitor suhu bayi
sampai stabil (36.5°C-
37,5°C)
2. Monitor suhu tubuh
anak tiap dua jam, jika
perlu
3. Monitor tekanan darah,
4. frekuensi pernapasan
dan nadi
5. Monitor warna dan suhu
kulit
6. Monitor dan catat tanda
dan gejala hipotermia
atau hipertermia
Terapeutik
1. Pasang alat pemantau
suhu kontinu, jika perlu
2. Tingkatkan asupan
cairan dan nutnsi yang
adekuat
3. circulating blankets, ice
pack atau gel pad dan
intravascular cooling
cathetedzation untuk
menurunkan suhu
tubuh
4. Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
1. Jelaskan cara
pencegahan heat
exhaustion dan heat
stroke
2. Jelaskan cara
pencegahan hipotermi
karena terpapar udara
dingin
Gangguan eliminasi urin Luaran utama : Manajemen eliminasi urin
4. (D.0040) Eliminasi urin (L.04034) (1.04152)
Definsi : Luaran pendukung : Observasi
Disfungsi eliminasi urin Kontinensia urin (L.04036)
1. Identifikasi tanda dan
gejala retensi atau
inkontinensia urine
2. Identifikasi faktor yang
menyebabkan retensi
atau inkontinensia urine
3. Monitor eliminasi urine
(mis. frekuensi,
konsistensi, aroma,
volume, dan warna)
Terapeutik
1. Catat waktu-waktu dan
haluaran berkemih
Batasi asupan cairan,
jika perlu
2. Ambil sampel urine
tengah (midstream)
atau kultur
3. Edukasi
4. Ajarkan tanda dan
gejala infeksi saluran
kemih
5. Ajarkan mengukur
asupan cairan dan
haluaran urine
6. Ajarkan mengambil
spesimen urine
midstream
7. Ajarkan mengenali
tanda berkemih dan
waktu yang tepat untuk
berkemih
8. Ajarkan terapi
modalitas penguatan
otot-otot
panggul/berkemihan
9. Anjurkan minum yang
cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
10. Anjurkan mengurangi
minum menjelang tidur
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
obat supositoria uretra,
jika perlu
Perawatan kateter urin
(1.04164)
Observasi
1. Monitor kepatenan
kateter urine
2. Monitor tanda dan
gejala infeksi saluran
kemih
3. Monitor tanda dan
gejala obstruksi aliran
urine
4. Monitor kebocoran
kateter, selang dan
kantung urine
5. Monitor input dan
output cairan (jumlah
dan karakteristik)
Terapeutik
1. Gunakan teknik aseptik
selama perawatan
kateter urine Pastikan
selang kateter dan
kantung urine terbebas
dari lipatan
2. Pastikan kantung urine
diletakkan di bawah
ketinggian kandung
kemih dan tidak
dilantai
3. Lakukan perawatan
perineal (perineal
hygiene) minimal 1 kali
sehari
4. Lakukan irigasi rutin
dengan cairan isotonis
untuk mencegah
kolonisasi bakteri
5. Kosongkan kantung
urine jika kantung urine
telah terisi setengahnya
6. Ganti kateter dan
kantung urine secara
rutin sesuai protokol
atau sesuai indikasi
7. Lepaskan kateter urine
sesuai kebutuhan Jaga
privasi selama
melakukan tindakan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan,
manfaat, prosedur, dan
risiko sebelum
pemasangan kateter
PATHWAY
ANALISA MASALAH
1. Gejala dan tanda manyor Baktery menempel pada Nyeri akut (D.0077)
Subjektif : preputium/perineum
1. Mengeluh nyeri
Objektif :
1. Tampak meringis Masuk ke uretra
Objektif :
1. Tekanan darah meningkat edema
(tidak tersedia)
2. Pola napas berubah
Disuria
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri Nyeri
2. Risiko infeksi dibuktikan dengan Baktery menempel pada Risiko infeksi (D.0142)
adanya peningkatan paparan preputium/perineum
organisme patogen lingkungan
Masuk ke uretra
Risiko infeksi
3. Gejala dan tanda manyor Baktery menempel pada Hipertermi (D.0130)
Subjektif : preputium/perineum
(tidak bersedia)
Objektif :
Masuk ke uretra
1. Suhu tubuh diatas nilai
normal
Multiplikasi dan menyebar
Gejala dan tanda minor disaluran kemih
Subjektif :
(tidak tersedia)
Hipertermi
6. Enuresis
Objektif : Inflamasi/radang saluran kemih
1. Distensi kandung kemih
2. Berkemih tidak tuntas
(hesitancy)
3. Volume residu urin meningkat
Terbentuk kista di mukosa ureter
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
(tidak ada)
Fibrosis jaringan
Objektif :
(tidak ada)
Penyempitan ureter