Z Di Ruang Mukarromah
2 RSUMSA Bumiayu
Disusun oleh :
Nama :Azkiyah Imaarotul Ilmi
NIM : 2111010046
PRODI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak
nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah
didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa sangat bersyukur karena telah
mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula saya dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Pendahuluan sebagai tugas mata kuliah Praktek Keperawatan Medikal Bedah. Kami
sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ns. Agus Sentosa S.Kep.
M.Kep selaku dosen pengampu, kami sampaikan terimakasih juga kepada Bapak Ns.
Endiyono S.Kep. M.Kep selaku pembimbing mata kuliah Praktek Keperawatan Medikal
Bedah I.
Demikian, Laporan Pendahuluan ini memberikan manfaat kepada saya dan orang lain.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................................iii
Daftar Pustaka................................................................................................................... 10
iii
A. Pengertian, etiologi, tanda dan gejala
Congestive Heart Failure (CHF) merupakan suatu keadaan patologis di mana kelainan
fungsi jantung menyebabkan kegagalan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan jaringan, atau hanya dapat memenuhi kebutuhan jaringan dengan
meningkatkan tekanan pengisian (McPhee & Ganong, 2010).
Gagal jantung dikenal dalam beberapa istilah yaitu gagal jantung kiri, kanan, dan
kombinasi atau kongestif. Pada gagal jantung kiri terdapat bendungan paru, hipotensi,
dan vasokontriksi perifer yang mengakibatkan penurunan perfusi jaringan. Gagal
jantung kanan ditandai dengan adanya edema perifer, asites dan peningkatan tekanan
vena jugularis. Gagal jantung kongestif adalah gabungan dari kedua gambaran
tersebut. Namun demikian, kelainan fungsi jantung kiri maupun kanan sering terjadi
secara bersamaan (McPhee & Ganong, 2010).
Kebiasaan yang tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
Konsumsi garam berlebih. Kurang olahraga atau obesitas (yang menyertai berbagai
penyakit koroner). Ketidakpatuhan pada pengobatan atau terapi bagi masalah jantung
ringan, menjadi penyebab terjadinya CHF. Gagal jantung dapat terjadi jika jantung
tidak dapat memompa (sistolik) atau mengisi (diastolik) secara memadai.
Gejala mencakup sesak napas, kelelahan, kaki bengkak, dan denyut jantung yang
cepat. Penanganan berupa mengonsumsi lebih sedikit garam, membatasi asupan
cairan, dan mengonsumsi obat resep. Pada beberapa kasus, defibrilator atau alat pacu
jantung ditanam.
iv
C. Pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan
Pemeriksaan penunjang pasien CHF antara lain :
1. Rontgen thoraks bisa ditemukan kardiomegali
2. EKG bisa muncul tanda hipertrofi ventrikel maupun atrium.
3. echocardiograhy bisa ditemukan dilatasi atrium atau ventrikel dan perubahan
kontraktilitas jantung.
Penatalaksanaan :
D. Focus pengkajian
1. Identitas pasien ( Nama, umur, Jenis Kelamin, tanggal lahir, alamat, pekerjaan,
agama, status perkawinan, tanggal masuk RS, nomer registrasi)
v
2. Identitas wali pasien (Nama, umur, Jenis Kelamin, tanggal lahir, alamat,
pekerjaan, agama, status hubungan dengan pasien)
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan mencangkup beberapa hal, antara lain :
Keluhan masuk rumah sakit/riwayat penyakit sekarang
Berisi tentang penyebab atau alasan terkuat masuk rumah sakit
Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit dahulu yang pernah terjadi.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga berisi tentang adakah keluarga yang memiliki penyakit
genetic, seperti diabetes dan hipertensi
Riwayat psikososial
Informasi mengenai kehidupan, dan perilaku social pasien, serta emosional pasien
dalam menghadapi penyakitnya.
4. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Tanda – tanda vital
Pemeriksaan kepala dan leher
Pemeriksaan dada
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan ekstremitas, kekuatan otot
Pemeriksaan status mental
vi
Keperawatan
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3x24 jam - Identifikasi
diharapkan masalah nyeri dapat karakteristik nyeri
teratasi dengan kriteria hasil : (mis. encetus, pereda,
Indika Awal Akhi kualitas, lokasi,
tor r ntensitas,frekuensi,dur
Keluh 2 5 asi)
an - Identifikasi riwayat
nyeri alergi obat
Merin 3 5 - Identifikasi kesesuaian
gis jenis analgesik (mis.
Gelisa 3 5 narkotika, non-
h narkotik, atau NSAID)
Munta 3 5 dengan tingkat
h keparahan nyeri
Mual 2 5 - Monitor tanda-tanda
Nafsu 3 5 vital sebelum dan
makan sesudah pemberian
analgesik
- Monitor efektifitas
analgesic
Terapeutik :
- Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu
- Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan
vii
kadar dalam serum
- Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk
mengoptimalkan
respons pasien
- Dokumentasikan
respons terhadap efek
analgesik dan efek
yang tidak diinginkan
Edukasi :
Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesik, sesuai
indikasi
Penurunan Curah Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Jantung keperawatan selama 3x24 jam - ldentifikasi
diharapkan masalah kondisi tanda/gejala primer
jantung memperoleh kriteria penurunan curah
hasil : jantung (meliputi
Indikator Awal Akhir dispnea, kelelahan,
Takikardia 3 5 edema,
Lelah 3 5 ortopnea, paroxysmal
Ortopnea 3 5 nocturnal dyspnea,
Gambaran 3 5 peningkatan CVP)
ekg aritmia - Identifikasi
Tekanan 3 5 tanda/gejala sekunder
darah penurunan curah
jantung (meliputi
peningkatan berat
badan, hepatomegali,
viii
distensi vena jugularis,
palpitasi, ronkhi
basah, oliguria, batuk,
kulit
pucat)
Monitor tekanan darah
(termasuk tekanan
-darah ortostatik,
Monitor intake jika
dan
output cairan
- Monitor berat badan
setiap hari pada waktu
yang sama
- Monitor saturasi
oksigen
- Monitor keluhan
nyeri dada (mis.
intensitas, lokasi,
radiasi, durasi,
presivitasi yang
mengurangi nyeri)
- Monitor EKG 12
sadapan
Monitor aritmia
(kelainan irama dan
frekuensi)
- Monitor nilai
laboratorium jantung
(mis. elektrolit, enzim
jantung, BNP, NT pro-
BNP)
- Monitor fungsi alat
pacu jantung
Periksa tekanan darah
ix
dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah
aktivitas
Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum pemberian
obat (mis. beta
blocker, ACE
inhibitor, calcium
channel blocker,
digoksin)
Terapeutik :
- Posisikan pasien
semi-Fowler atau
Fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi
nyaman
-Berikan diet jantung
yang sesuai (mis.
batasi asupan kafein,
natrium, kolesterol,
dan makanan
tinggi lemak)
- Gunakan stocking
elastis atau pneumatik
intermiten, sesuai
indikasi
- Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi gaya hidup
sehat
- Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stres, jika
x
perlu
- Berikan dukungan
emosional dan
spiritual
Edukasi :
- Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai toleransi
- Anjurkan
beraktivitas fisik
secara bertahap
- Anjurkan berhenti
merokok
- Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
berat badan harian
- Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
intake dan output
cairan harian
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian antiaritmia,
jika perlu
- Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
xi
DAFTAR PUSTAKA
xii