KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit yang
disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata kabur, kelemahan tubuh.
Disamping itu klien juga mengeluh poli urea, polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB
menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, haus-
haus, pusing-pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten pada
pria.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Neuro sensori: disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan memori,
kekacauan mental, reflek tendon menurun, aktifitas kejang
b. Kardiovaskuler: takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD
postural, hipertensi dysritmia, krekel, DVJ (GJK)
c. Pernafasan: takipnoe pada keadaan istirahat/dengan aktifitas, sesak nafas,
batuk dengan tanpa sputum purulent dan tergantung ada/tidaknya infeksi,
panastesia/paralise otot pernafasan (jika kadar kalium menurun tajam), RR >
24 x/menit, nafas berbau aseton
d. Gastro intestinal: muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, aseitas,
wajah meringis pada palpitasi, bising usus lemah/menurun
e. Eliminasi; urine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk,
diare (bising usus hiper aktif).
f. Reproduksi/sexualitas: rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan,
impotensi pada pria, dan sulit orgasme pada wanita
16
g. Muskulo skeletal: tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada
kaki, reflek tendon menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai
h. Integumen: kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek,
pembesaran tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak,
lesi/ulserasi/ulkus
i. Aspek psikososial: Stress, anxientas, depresi
Pemeriksaan diagnostik
a. Gula darah meningkat > 200 mg/dl
b. Aseton plasma (aseton) : positif secara mencolok
c. Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt
d. Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis metabolik)
e. Alkalosis respiratorik
f. Trombosit darah : mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi, menunjukkan respon terhadap stress/infeksi
g. Ureum/kreatinin : mungkin meningkat/normal lochidrasi/penurunan fungsi
ginjal
h. Amilase darah : mungkin meningkat > pankacatitis akut
i. Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe I), normal
sampai meningkat pada tipeII yang mengindikasikan insufisiensi insulin
j. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin
k. Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin meningkat
l. Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi pada luka.
Diagnosa
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan perifer)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan
menggunakan glukose (tipe 1)
3. Defisit Volume Cairan b.d Kehilangan volume cairan secara aktif, Kegagalan
mekanisme pengaturan
Intervensi
kenyamanan termasuklokasi,
Setelah dilakukan karakteristik,
asuhankeperawatan durasi,frekuensi,
selama 3 x 24 jam, kualitas dan
klien dapat : ontropresipitasi.
1. Mengontrol 2. Observasi
nyeri,dengan reaksinonverbal
indikator: dariketidaknyamanan.
- Mengenal 3. Gunakan
faktor-faktor teknikkomunikasi
penyebab· terapeutik
- Mengenal onset untukmengetahui
nyeri· pengalaman
- Tindakan nyeriklien
pertolongannon sebelumnya.
farmakologi· 4. Kontrol ontro
- Menggunakan lingkunganyang
analgetik· mempengaruhi
- Melaporkan nyeriseperti suhu
gejala- ruangan,pencahayaan,
gejalanyeri kebisingan.
kepada tim 5. Kurangi ontro
kesehatan. presipitasinyeri
- Nyeri 6. Pilih dan
terkontrol lakukanpenanganan
2. Menunjukkan nyeri (farmakologis/
tingkat nyeri, nonfarmakologis)
dengan indikator: 7. Ajarkan teknik
- Melaporkan nonfarmakologis
nyeri (relaksasi,distraksi
- Frekuensi nyeri dll) untuk
- Lamanya mengetasinyeri.
episode nyeri 8. Berikan analgetik
- Ekspresi nyeri; untukmengurangi
wajah nyeri.
- Perubahan 9. Evaluasi
respirasi rate tindakanpengurang
- Perubahan nyeri/ontrol nyeri.
tekanan darah 10. Kolaborasi
- Kehilangan dengan dokter bila ada
nafsu makan. komplain
tentangpemberian
analgetik tidak
berhasil.
11. Monitor
penerimaan klien
tentang manajemen
nyeri.
18
Administrasi analgetik
:
1. Cek program
pemberian
analogetik; jenis,
dosis, danfrekuensi.
2. Cek riwayat alergi.
3. Tentukan
analgetikpilihan, rute
pemberian dandosis
optimal.
4. Monitor TTV
sebelum dan sesudah
pemberian analgetik.
5. Berikan analgetik
tepat waktu
terutama saat nyeri
muncul.
6. Evaluasi
efektifitasanalgetik,
tanda dan gejala efek
samping.
PENUTUP
Kesimpulan
DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan dengan DM
gestasional, sedangkan bila DM telah diketahui sebelum hamil, maka dinamakan DM
pregestasi. DM yang terjadi pada ibu hamil dan diketahui saat hamil kemudian akan pulih
kembali 6 minggu pasca persalinan, maka ini dinamakan DM gestasional, namun apabila
setelah 6 minggu persalinan DM belum juga sembuh, maka ini bukannya diabetes
Gestasional, tetapi DM.
Saran
Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana
asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan DM, dan paham bagaimana patofiologi yang
terjadi pada ibu hamil yang mengalami DM. sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan
tindakan keperawatan.
19
19