Anda di halaman 1dari 10

1.

1 Laporan Pendahuluan
1.1.1 Defenisi Gastoenteritis Akut (GEA)
Gastroenteritis adalah iritasi dan peradangan pada lapisan dalam
lambu ng dan usus kecil. Biasanya disebabkan oleh infeksi virus,
bakteri atau parasite, serta menyebabkan muntah dan diare yang parah.
Gastroenteritis, paling sering ditularkan melalui makanan atau air yang
terkontaminasi. Selain itu, penularan juga terjadi dari kontak dekat
dengan individu yang terinfeksi. Saluran limbah selama musim hujan
dapat menyebabkan penyebaran lebih lanjut dari organisme penyebab .
Kotoran terbuka adalah alasan umum lain yang menyebabkan
penyebaran kondisi melalui lalat dan hamalainya. (Kardiyudiani &
Susanti,2019 )
Gastroenteritis akut adalah peradangan pada lambung, usus kecil,
dan usus besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran
gastrointestinal dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa muntah,
serta ketidaknyamanan abdomen (Mutaqin, 2011)
1.1.2 Manifestasi Klinis
Gejala utama gastroenteritis adalah diare, usus besar (kolon) yang
terinfeksi kehilangan kemampuanya untuk mempertahankan cairan,
yang menyebabkan kotoran seseorang menjadi encer atau berair.
Gejala lain termasuk :
1. Nyeri perut atau kram
2. Mual
3. Muntah
4. Demam
5. Penurunan berat badan yang tidak disengaja (merupakan tanda
dehidrasi )
6. Keringat berlebihan
7. Nyeri otot
8. Inkontinensia ( Kehilangan kontrol tinja ) ( Kardiyudiani dan
Susanti,2019 )
1.1.3 Patofisiologi

Menurut Rizal (2018) pathofisiologis dari gastroenteritis adalah


meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorbs dan ekskresi cairan dan elektrolit
yang berlebihan, cairan yodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari
rongga ekstra seluler keadaan tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi
kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik 9 Diare yang
terjadi merupakan proses dari transport aktif akibat rangsangan toksin
bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga
mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal
dan terjadi gangguan absorbs cairan dan elektrolit. Peredangan akan
menurunkankemampuanintestinal untuk mengabsorbsi cairan dan
elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom mal absorbs.

Meknisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 2 macam


yaitu: Gangguan osmotic akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus:

1. Gangguan sekresi akibat ragsangan tertentu (misalnya toksin) pada


dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit
kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus
2. Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurngnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare, sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan
mengakibatkan bakteri kamuh berlebihan, selanjutnya timbul diare
pula. Dari kedua mekanisme diatas menyebabkan : Kehilangan air dan
elektrolit atau (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (aksidosis metabolic hipokalemia), serta
gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran
bertambah) 3.Hipoglikemia 4.Gangguan sirkulasi darah
1.1.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur feses dan Mikroskopik
2. pHdan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus bila
diduga terdapat intoleransi gula.
3. Serologi untuk toksin : 1) E. Coli 2) Shigella 3)
Campylobacter d. Sigmoindoskopi dan biopsi hanya diindikasikan
jika gejala menetap >2 minggu. e. Pemeriksaan kadar ureum dan
kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
1.1.5 Penatalaksaan Medis Terbaru
Menurut Wijaya Putri (2013) Penata laksanaan keperawatan dengan
penderita gastroenteritis adalah :
1. Pemberian cairan ( Dehidrasi ringan dan sedang : di beri cairan
NaCl,NaHCO3 glukosa 2) Cairan parenteral Cairan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan pasien, kadang-kadang tergantung kepada
ketersediaan cairan, umumnya Ringer Laktat.
2. Pengobatan Diestatik ( Makanan setengah padat (bubur) atau
makanan padat ( nasi tim ) 2) Susu khusus yang disesuaikan
3. Obat-obatan Prinsip : mengenai cairan yang hilang melalui tinja
dengan/ tanpa muntah, cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa/ karbohidrat lain ( gula,air,tepung beras ) . Obat yang
diberikan : Obat anti sekresi
1.2 Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
a. Biodata Klien dan penganggung jawab (nama, usia, jenis kelamin,
alamat, agama)
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Biasanya klien dirawat dirumah sakit dengan keluhan sakit
kepala,demam, nyeri dan juga pusing
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengeluh kepala terasa sakit, demam,nyeri dan juga
pusing, berat badan berkurang, klien mengalami mual, muntah dan
anoreksia, klien merasa sakit diperut dan juga diare, klien mengeluh
nyeri otot.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit lain/pernah menderita penyakit seperti
ini sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adanya keluarga yan menderita penyakit yang sama
(penularan).

1.2.1 Pemeriksaan Fisik

a. Pengkajian Umum
1. Tingkat Kesadaran (composmentis, apatis, somnolen,supor,
dankoma
2. Kedaan umum
3. Tanda – tanda vital, normalnya
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 60-120x/menit
Suhu : 36-37
Pernapasan : 15-20x/menit
b. Pengkajian Sistem Tubuh
1. Pengkajian Kulit dan Rambut
Kaji nilai warna, turgor tekstur dari kulit dan rambut pasien
2. Pemeriksaan kepala dan leher Pemeriksaan mulai dari
kepala, mata, hidung, telinga, mulut dan leher. Kaji
kesimetrisan,edema, lesi, maupun gangguan pada ndera
3. Pemeriksaan dada ( paru – paru dan jantung )
4. Pemeriksaan Abdomen
5. Pemeriksaan Ekstermitas (Kaji warna kulit, edema,
kemampuan gerakan dan adanya alat bantu)
1.3 Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Hipotermia
c. Intoleransi aktivitas

1.4 Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa
NO Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan

1.
Nyeri Tujuan: Setelah dilakukan Tindakan :
pengkajian selam 1x24 O:
jam masalah nyeri akut -Identifikasi lokasi, karakeristik,
dapat teratasi Kriteria durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Hasil : nyeri
-Gelisah - Identifikasi skala nyeri
-Kesulitan tidur - Identifikasi respon nyeri non verbal
-Muntah -Identifikasi faktor yang
-Mual memperberat dan memperingan nyeri
-Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
-Identifikasi pnegaruh budaya respon
nyeri
Terapeutik:
-Berikan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
-Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis, suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
-Fasilitasi istrahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
E:
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
-Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
-Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
-Anjurkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
K: Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

2. Hipotermia Tujuan : Tindakan


Setelah dilakukan O :
pengkajian 1x 24 jam - Monitor suhu tubuh
masalah hipotermia dapat - Identifikasi penyebab hipotermia
teratasi Kriteria Hasil : - Monitor tanda dan gejala akibat
-Pucat Vasokonstriksi hipotermia
perifer T:
-Pengisian kapiler - Sediakan lingkungan yang hangat
-Tekanan darah (mis. atur suhu ruangan)
- Lakukan penghangatan aktif
eksternal
- Lakukan penghangatan aktif
internal
E:
- Anjurkan makan/minum hangat
3. Intoleransi Tujuan : Tindakan:
aktivitas Setela dilakukan O :
pengkajian selam 1x24 - Identifikasi deficit tingkat aktivitas
jam masalah intoleransi -Identifikasi kemampuan
aktivitas dapat teratasi berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
- Identifikasi sumber daya untuk
Kriteria Hasil : aktivitas yang diinginkan
-Perasaan lemah - Identifikasi strategi meningkatkan
-Kekuatan tubuh bagian partisipasi dalam aktivitas
atas - Identifikasi makna aktivitas rutin
-Kekuatan tubuh bagian (mis. bekerja) dan waktu luang
bawah - Monitor respon emosional, fisik,
-Tekanan darah Frekuensi sosial dan spiritual terhadap aktivitas
napas T:
- Fasisilatsi focus pada kemampuan ,
bukan deficit yang dialami
-Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi dan rentang
aktivitas
-Fasilitasi memilih aktivita dan
tetapkan tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai kemampuan fisik,
psikologis, dan sosial
- Koordinasikan pemelihan aktivitas
sesuai usia
- Fasilitasi makna yang dipilih
-Fasilitasi transportasi untuk
menghadiri aktivitas, jika sesuai
-Fasilitasi aktivitas rutin, sesuai
kebutuhan
- Fasilitasi aktivitas pengganti bsaat
mengalami keterbatasi waktu, energy,
atau gerak
- Fasilitasi tingkat motorik kasar
untuk pasien hiperatif
- Tingkatkan aktivitas fisik untuk
memelihara berat badan, jika sesuai
- Fasilitasi aktivitas motorik untuk
merelaksasi otot
- Libatkan keluarga dalam aktivitas,
jika perlu
- Jadwalkan aktivitas dalam rute nitas
sehari-hari
- Berikan penguatan positif atas
partisipasi dalam aktivitas
E:
-Jelaskan metode aktivitas fisik sehari
– hari, jika perlu
- Ajarkan cara melakukan aktivitas
yang dipilih
- Anjurkan melakukan aktivitas fisik,
sosial, spiritual, kognitif dalam
menjaga fungsi dan kesehatan
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok atau terapi, jika sesuai
- Anjurkan keluarga untuk memberi
penguatan positif atas partisipasi
dalam aktivitas
K:
- Kolaborasi dengan terapis okupasi
dalam merencanakan dan memonitor
program aktivitas, jika sesuai
- Rujuk pada pusat atau program
aktivitas komonitas, jika perlu

1.5 Evaluasi Keperawatan

Implementasi yang merupakan kompnen dari proses keperawatan adalah


kategori dari prilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang dperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan
keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan.
Namun demikian, di banyak lingkungan perawatan kesehatan, implementasi
mungkin dimulai secara lansung setelah pengkajian

1.6 Evaluasi

Evalusi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan


perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi
dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan
criteria hasl, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya,
klien akan masuk kembalike dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang
(reassessment).
DAFTAR PUSTAKA

Kardiyudiani dan Susanti, (2019). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta:


PT
Pustaka Buku.
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.

Anda mungkin juga menyukai