Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan Varises Pada Pasien Ny.

Z Di PPSLU
Dewanata Cilacap

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas Mata kuliah Praktek


Keperawatan Medikal Bedah I
yang Dibimbing Oleh Ns. Wahyu Riyaningrum S.Kep. M.Kep

Disusun oleh :
Nama :Azkiyah Imaarotul Ilmi
NIM : 2111010046
PRODI KEPERAWATAN D3 FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2023

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

A. Pengertian, etiologi, tanda dan gejala ........................................................................ 1

B. Patofisiologi dan pathway ........................................................................................... 1

C. Pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan ......................................................... 2

D. Focus pengkajian ......................................................................................................... 3

E. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul ......................................................... 3

F. Intervensi keperawatan ............................................................................................... 3

Daftar Pustaka................................................................................................................... 8

ii
A. Pengertian, etiologi, tanda dan gejala
Varises adalah pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah vena akibat penumpukan
darah.
Kondisi ini lebih sering menyerang pembuluh darah di kaki karena adanya tekanan saat
berjalan atau berlari.
Kondisi ini biasanya terjadi pada vena superfisial yang dekat dengan permukaan kulit.
Bagian yang mengalami varises seringkali tampak seperti urat-urat yang berwarna biru
atau ungu yang terlihat menjorok di bawah kulit.

Pembuluh vena berfungsi mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung.


Di dalamnya, ada katup yang berfungsi sebagai pintu satu arah agar darah yang sudah
melewatinya tidak dapat kembali lagi.
Lemah atau rusaknya katup tersebut menyebabkan terjadinya arus balik darah.
Alhasil, darah menumpuk dan menyebabkan pembuluh darah melebar (varises).
Varises masih tergolong ringan seringkali tidak menimbulkan gejala yang signifikan.
Namun, gejala akan semakin terasa ketika pengidap berdiri terlalu lama.
Tanda-tanda yang bisa dikenali, antara lain:
 Vena berwarna biru atau ungu yang tampak bengkok dan menonjol
 Kaki pegal
 Timbul rasa terbakar, berdenyut, kram otot dan bengkak pada kik
 Nyeri memburuk setelah duduk atau berdiri dalam waktu lama
 Gatal pada pembuluh darah yang terpengaruh

B. Patofisiologi dan pathway


Varises terjadi akibat lemah atau rusaknya katup vena. Kondisi ini menyebabkan
darah yang semestinya ke jantung menjadi berbalik arah dan menumpuk di dalam
pembuluh vena. Penumpukan inilah yang kemudian menyebabkan pembuluh vena
melebar dan memunculkan gejala varises.
Pembuluh vena yang umumnya terkena varises akan tampak bengkak atau menonjol
di permukaan kulit. Jika dibiarkan, varises bisa menimbulkan nyeri atau kram otot.
Gejala tersebut sering kali memburuk bila penderita berdiri terlalu lamapernapasan,
atau untuk merangsang pola pernapasan batuk yang salah akibat iritasi di saluran
napas.

Varises dapat terjadi di pembuluh vena mana pun dalam tubuh. Namun, kondisi ini
paling sering terjadi di area tungkai, terutama betis, karena adanya tekanan saat
berdiri atau berjalan. Varises juga dapat muncul di tangan, bagian panggul, anus
(wasir), testis, perut, hati, atau kerongkongan (varises esofagus).

Berikut pathway Varises :

iii
Aliran darah
V. supervisialis

Dialirkan ke vena Darah kedalam


yang lebih besar Katub vena V. provunda

Sirkulasi

Jantung dan paru


Rusak

V. provunda V. supervisial

Kontraksi
otot
Terjadi
Nyeri kommpartemen
kronis otot

Gangguan
mobilitas
fisik

C. Pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan


Pemeriksaan penunjang pasien dispepsia antara lain :
1. Doopler Ultrasound
2. Duplex Ultrasound Imaging
Penatalaksanaan :
 Ablasi vena
 Stripping vena
 Schlerotherapy
 Olahraga teratur
 Menhindari berdiri atau duduk terlalu lama
 Mempertahankan berat badan sehar
 Mengenakan kompresi elastis
 Usahakan untuk menghindari penggunaan pakaian sempit atau ketat pada bagian
pinggang, paha, dan kaki.
 Kurangi konsumsi garam untuk menghindari pembengkakan.
 Batasi makanan pedas yang bisa merangsang pelebaran pembuluh darah.
 Berhenti merokok karena dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah

iv
D. Focus pengkajian
1. Identitas pasien ( Nama, umur, Jenis Kelamin, tanggal lahir, alamat, pekerjaan,
agama, status perkawinan, tanggal masuk RS, nomer registrasi)
2. Identitas wali pasien (Nama, umur, Jenis Kelamin, tanggal lahir, alamat,
pekerjaan, agama, status hubungan dengan pasien)
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan mencangkup beberapa hal, antara lain :
 Keluhan masuk rumah sakit/riwayat penyakit sekarang
Berisi tentang penyebab atau alasan terkuat masuk rumah sakit
 Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit dahulu yang pernah terjadi.
 Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga berisi tentang adakah keluarga yang memiliki penyakit
genetic, seperti diabetes dan hipertensi
 Riwayat psikososial
Informasi mengenai kehidupan, dan perilaku social pasien, serta emosional pasien
dalam menghadapi penyakitnya.
4. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
 Tanda – tanda vital
 Pemeriksaan kepala dan leher
 Pemeriksaan dada
 Pemeriksaan abdomen
 Pemeriksaan ekstremitas, kekuatan otot
 Pemeriksaan status mental

E. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


 Nyeri kronis
 Gangguan mobilitas fisik
F. Intervensi keperawatan

v
Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
Nyeri Kronis Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3x24 jam - Identifikasi
diharapkan masalah nyeri dapat karakteristik nyeri
teratasi dengan kriteria hasil : (mis. encetus, pereda,
Indika Awal Akhir kualitas, lokasi,
tor ntensitas,frekuensi,dur
Keluh 2 5 asi)
an - Identifikasi riwayat
nyeri alergi obat
Merin 3 5 - Identifikasi kesesuaian
gis jenis analgesik (mis.
Gelisa 3 5 narkotika, non-
h narkotik, atau NSAID)
Nafsu 3 5 dengan tingkat
makan keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik
- Monitor efektifitas
analgesic
Terapeutik :
- Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu
- Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus

vi
opioid untuk
mempertahankan
kadar dalam serum
- Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk
mengoptimalkan
respons pasien
- Dokumentasikan
respons terhadap efek
analgesik dan efek
yang tidak diinginkan
Edukasi :
Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesik, sesuai
indikasi

vii
Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Fisik keperawatan selama 3x24 jam - Identifikasi adanya
diharapkan masalah mobilitas nyeri atau keluhan
fisik dapat teratasi dengan fisik lainnya
kriteria hasil : - Identifikasi toleransi
Indikator Awal Akhir fisik melakukan
Pergerakan 3 5 pergerakan
ekstremitas - Monitor frekuensi
Kekuatan otot 3 5 jantung dan tekanan
ROM 3 5 darah sebelum
Gerakan tidak 3 5 memulai mobilisasi
terkoordinasi - Monitor kondisi
Gerakan 3 5 umum selama
terbatas melakukan mobilisasi
Nyeri 3 5 Terapeutik :
- Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu
- Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
- - Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. duduk
di tempat tidur, duduk
viii
di sisi tempat tidur,
pindah dari tempat
tidur ke kursi)

ix
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.halodoc.com/kesehatan/varises
2. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2929/penanganan-terbaik-untuk-varises
3. https://www.mitrakeluarga.com/artikel/penyebab-varises
4. https://www.alodokter.com/varises
5. Buku standar keperawatan 3 S

Anda mungkin juga menyukai