Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan Dispepsia Pada Pasien Ny.

A Di Ruang
Mukarromah 2 RSUMSA Bumiayu

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas Mata kuliah Praktek


Keperawatan Medikal Bedah I
yang Dibimbing Oleh Ns. Endiyono S.Kep. M.Kep

Disusun oleh :
Nama :Azkiyah Imaarotul Ilmi
NIM : 2111010046
PRODI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak
nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah
didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa sangat bersyukur karena telah
mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula saya dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Pendahuluan sebagai tugas mata kuliah Praktek Keperawatan Medikal Bedah. Kami
sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ns. Agus Sentosa S.Kep.
M.Kep selaku dosen pengampu, kami sampaikan terimakasih juga kepada Bapak Ns.
Endiyono S.Kep. M.Kep selaku pembimbing mata kuliah Praktek Keperawatan Medikal
Bedah I.

Demikian, Laporan Pendahuluan ini memberikan manfaat kepada saya dan orang lain.

Bumiayu, 14 April 2023

Azkiyah Imaarotul Ilmi

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................................iii

A. Pengertian, etiologi, tanda dan gejala ........................................................................ 1

B. Patofisiologi dan pathway ........................................................................................... 1

C. Pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan ......................................................... 2

D. Focus pengkajian ......................................................................................................... 3

E. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul ......................................................... 3

F. Intervensi keperawatan ............................................................................................... 3

Daftar Pustaka................................................................................................................... 7

iii
A. Pengertian, etiologi, tanda dan gejala
Sindrom dispepsia adalah sekumpulan gejala yang dideskripsikan sebagai rasa tidak
nyaman pada perut, seperti perut terasa penuh, kembung, sakit perut, dan nyeri ulu hati.
Namun, perlu ditekankan bahwa dispepsia bukanlah penyakit, melainkan gejala dari
penyakit atau gangguan pencernaan.

Sindrom adalah kumpulan gejala yang muncul bersamaan dan biasanya merupakan
pertanda dari adanya penyakit tertentu. Dalam dunia medis, sindrom dispepsia diartikan
sebagai kumpulan gejala tidak nyaman pada perut bagian atas. Oleh masyarakat awam,
kondisi ini lebih dikenal dengan sebutan sakit maag.

Sindrom dispepsia dapat terjadi ketika jumlah asam lambung meningkat dan
menyebabkan iritasi pada dinding lambung. Iritasi ini menyebabkan munculnya
berbagai keluhan di lambung yang dapat terasa hingga kerongkongan.
Tanda dan Gejala  dispepsia antara lain:
 Cepat merasa kenyang saat makan
 Tidak bisa menghabiskan makanan dalam porsi banyak
 Perut terasa penuh setelah makan dengan porsi normal
 Rasa perih hingga panas seperti terbakar pada lambung dan kerongkongan
 Sering kentut
B. Patofisiologi dan pathway
Dispepsia merupakan kondisi yang disebabkan oleh rasa tidak nyaman dalam perut
bagian atas karena penyakit asam lambung atau maag. Biasanya yang dirasakan
adalah mual, nyeri pada ulu hati, muntah dan banyak bersendawa.

Berikut pathway Dispepsia :

iv
C. Pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan
Pemeriksaan penunjang pasien dispepsia antara lain :
1. Pemeriksaan darah

Penatalaksanaan :

a. Penanganan mandiri

 Beristirahat yang cukup hingga kondisi terasa lebih baik


 Tidak terlalu banyak bicara, terutama bila suara sedang serak
 Minum air putih dalam jumlah yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi
 Menggunakan pelembab udara (humidifier) jika udara dalam ruangan
terasa kering
 Mengonsumsi makanan yang nyaman di tenggorokan, seperti sup kaldu
hangat
 Berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan nyeri tenggorokan
 Menghindari paparan asap rokok dan polusi
 Menggunakan obat panas dalam yang dijual bebas

b. Terapi farmakologi

v
 Antibiotik
Antibiotik diberikan pada faringitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Jenis antibiotik untuk radang tenggorokan yang dipilih biasanya adalah
penisilin, cefadroxil, amoxicillin, cefaclor, clindamycin,  clarithromycin,
atau erythromycin.
 Benzocaine
Benzocaine diberikan untuk mengatasi sakit tenggorokan dan kesulitan
menelan yang sering terjadi pada faringitis. Bahan ini sering ada di obat
kumur atau permen pelega tenggorokan(lozenges).
 Paracetamol atau ibuprofen
Paracetamoldan ibuprofen merupakan antidemam dan antinyeri. Obat-obat
diberikan untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam, yang bisa
terjadi selama faringitis.

D. Focus pengkajian
1. Identitas pasien ( Nama, umur, Jenis Kelamin, tanggal lahir, alamat, pekerjaan,
agama, status perkawinan, tanggal masuk RS, nomer registrasi)
2. Identitas wali pasien (Nama, umur, Jenis Kelamin, tanggal lahir, alamat,
pekerjaan, agama, status hubungan dengan pasien)
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan mencangkup beberapa hal, antara lain :
 Keluhan masuk rumah sakit/riwayat penyakit sekarang
Berisi tentang penyebab atau alasan terkuat masuk rumah sakit
 Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit dahulu yang pernah terjadi.
 Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga berisi tentang adakah keluarga yang memiliki penyakit
genetic, seperti diabetes dan hipertensi
 Riwayat psikososial
Informasi mengenai kehidupan, dan perilaku social pasien, serta emosional pasien
dalam menghadapi penyakitnya.
4. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
 Tanda – tanda vital
 Pemeriksaan kepala dan leher
 Pemeriksaan dada
 Pemeriksaan abdomen
 Pemeriksaan ekstremitas, kekuatan otot
 Pemeriksaan status mental

E. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


 Resiko Hipovolemia
 Nyeri akut

vi
F. Intervensi keperawatan

Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3x24 jam - Identifikasi
diharapkan masalah nyeri dapat karakteristik nyeri
teratasi dengan kriteria hasil : (mis. encetus, pereda,
Indika Awal Akhi kualitas, lokasi,
tor r ntensitas,frekuensi,dur
Keluh 2 5 asi)
an - Identifikasi riwayat
nyeri alergi obat
Merin 3 5 - Identifikasi kesesuaian
gis jenis analgesik (mis.
Gelisa 3 5 narkotika, non-
h narkotik, atau NSAID)
Munta 3 5 dengan tingkat
h keparahan nyeri
Mual 2 5 - Monitor tanda-tanda
Nafsu 3 5 vital sebelum dan
makan sesudah pemberian
analgesik
- Monitor efektifitas
analgesic
Terapeutik :
- Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu
- Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus

vii
opioid untuk
mempertahankan
kadar dalam serum
- Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk
mengoptimalkan
respons pasien
- Dokumentasikan
respons terhadap efek
analgesik dan efek
yang tidak diinginkan
Edukasi :
Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesik, sesuai
indikasi

viii
Resiko Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3x24 jam Monitor status hidrasi (mis.
diharapkan masalah kondisi frekuensi nadi, kekuatan nadi,
status cairan memperoleh akral, pengisian kapiler,
kriteria hasil : kelembapan mukosa, turgor
Indikator Awal Akhir kulit, tekanan darah)
Frekuensi 3 5 Monitor berat badan harian
nadi Monitor berat badan sebelum
Tekanan 3 5 dan sesudah dialisis
darah Monitor hasil pemeriksaan
Turgor kulit 3 5 laboratorium (mis. hematokrit,
Intake 3 5 Na, K, Cl, berat jenis urine,
cairan BUN)
Perasaan 3 5 Monitor status hemodinamik
lemah (mis. MAP, CVP, PAP, PCWP
jika tersedia)
Terapeutik :
Catat intake-output dan hitung
balans cairan 24 jam
Berikan asupan cairan, sesuai
kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika
perlu
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu

ix
DAFTAR PUSTAKA

1. Ilmiyatus Sa’diyah (2021) LAPORAN PENDAHULUAN Dyspesia. Diploma III


Keperawatan, Poltekkes Malang.
2. Buku standar keperawatan 3 S

Anda mungkin juga menyukai