NYERI
dr. Rohmad hariyono, Sp. An
NYERI
• SESUNGGUHNYA PERSEPSI NYERI
MERUPAKAN RAHMAT TUHAN Y.M.E YANG
PATUT DISYUKURI
• TANPA PERSEPSI NYERI, KITA TIDAK MAPU
MEMPERTAHANKAN DIRI DARI ANCAMAN
DARI LUAR ATAUPUN DARI DALAM TUBUH
KITA
Panduan nyeri adalah tata laksana penanganan
nyeri secara komperehensif yang bertujuan
a) Melakukan skrining
b) Melakukan tindakan keperawatan dan medis
c) Melakukan monitoring
d) Memberikan informasi dan edukasi
e) Mampu melakukan pencatatan pada berkas
rekam medis pasien
DEFINISI
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik
ringan maupun berat. (International Association for
Study of Pain 1994)
SYARAT
1. Perasaan tidak menyenangkan
2. Komponen indrawi ( sensorik )
3. Komponen psikologi ( emosional )
4. Kerusakan jaringan
A. PENGGOLONGAN NYERI
1. Nyeri Akut
1. Rawat inap,
2. Rawat jalan,
3. Instalasi Gawat Darurat (IGD),
4. Ruang operasi
5. Penunjang medis seperti fisioterapi.
D. KUALIFIKASI STAF
Seluruh staf medis dan penunjang medis Rumah
Sakit
(sudah mendapat pelatihan penatalaksanaan
managemen nyeri)
TATA LAKSANA
A. SKRINING PASIEN YANG BERISIKO NYERI
Indikasi
Digunakan pada pasien dewasa dan anak
berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan
angka untuk melambangkan intensitas nyeri
yang dirasakannya.
3. Skala Nyeri Wong Baker Faces Pain Scale
Indikasi :
Pada pasien (dewasa dan anak > 9 tahun) yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka –
Pada anak-anak < 9 tahun
C. PENANGANAN NYERI NON FARMAKOLOGIS
2. Apabila hasil pengkajian skor nyeri lebih dari tiga maka lakukan
pengkajian nyeri berupa :
a. Lokasi nyeri
b. Penjalaran nyeri
c. karakter nyeri
d. intensitas nyeri
e. Onset dan durasi nyeri
f. Gejala penyerta yang menyertai nyeri
g. Faktor – faktor yang memperberat maupun memperingan nyeri
3. Jika skor > 3, lapor ke dokter jaga.
4. skor 7-10
pasien emergency
membutuhkan pertolongan segera.
Dokter jaga akan melaporkan ke DPJP
5. Pada prinsipnya, diberikan obat yang
paling poten dulu.
a. Langkah pertama Aspirin, asetaminofen atau OAINS dikombinasikan
dengan obat-obatan ajuvan analgesik.
b. Langkah kedua Bila langkah pertama kurang efektif, maka obat pada
langkah pertama diteruskan ditambah dengan narkotik oral dan
ajuvan analgesic. Narkotik pilihan adalah Codein. Bisa
dikombinasikan dengan aspirin, asetaminofen atau OAINS.