Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

OLEH :

HUSNI MUBAROK
2111515117

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FALKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
BANDAR LAMPUNG
2022
Laporan pendahuluan

Nama mahasiswa : Husni mubarok

Diagnosa medis : dyspepsia

Tanggal : 18 juni 2022

1. Definisi
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti
pencernaan. dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan
refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam
lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488).
Dyspepsia merupakan kumpulan/gejala klini yang terdiri dari rasa tidak enak /sakit
di perut bagian atas yang menetap / mengalami kekambuhan (arif,2000).Dispepsia
merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri uluhati, mual, muntah,
kembung, rasa penuh, atau cepat kenyang dan sendawa. (dahrmika,2001).
Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati,
mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa (Dharmika,2001).
Sedangkan menurut Aziz (1997), sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang
sudah dikenal sejak lama, terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh, serta
mual-mual.

2. Patofisiologi

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan
menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,
kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan
maupun cairan.

3. Tanda dan gejala


a. Nyeri perut (abdominal discomfort)
b. Rasa perih di ulu hati
c. Mual, kadang-kadang sampai muntah
d. Nafsu makan berkurang
e. Rasa lekas kenyang
f. Nyeri saat lapar
g. Perut kembung
h. Rasa panas di dada dan perut
i. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

4. Pemeriksaan penunjang
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya
pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan
penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan
penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani,
juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain.
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk
menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus,
dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan.
Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian
atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal
atau sangat tidak spesifik.
4. USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan
untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak
menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang
beratpun dapat dimanfaatkan
5. Waktu Pengosongan Lambung
Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia
fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 % kasus.

5. Pengkajian primer
Pengkajian pada klien dengan dispepsia adalah sebagai berikut:
1. Biodata
- Identitas Pasien : nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pekerjaan,
pendidikan, alamat.
- Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,
hubungan dengan pasien, alamat.
2. Keluhan Utama
Nyeri/pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping dada depan
epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung, rasa kenyang
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis, riwayat
minumminuman beralkohol
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit saluran
pencernaan

5. Pola aktivitas

Pola makan yaitu kebiasaan maakn yang tidak teratur, makan makanan yang
merangsang selaput mukosa lambung, berat badan sebelum dan sesudah sakit.
6. Aspek Psikososial
Keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya masalah interpersonal
yang bisa menyebabkan stress
7. Aspek Ekonomi
Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat tinggal, hal-hal dalam
pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologis dan pola makan
8. Pengkajian fisik
- Keadaan umum: sakit/nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene dan lainlain.
- Data sistemik
1) Sistem persepsi sensori:
pendengaran, penglihatan, pengecap/penghidu, peraba, dan lain-lain
2) Sistem penglihatan:
nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata, alis, kelopak mata, konjungtiva,
sklera, kornea, reflek, pupil, respon cahaya, dan lain-lain.
3) Sistem pernapasan:
frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan napas, dan lain-lain
4) Sistem kardiovaskular:
tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung, kekuatan, pengisian kapiler, edema,
dan lain-lain.
5) Sistem saraf pusat:
kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu, orientasi tempat, orientasi orang, dan
lain-lain.
6) Sistem gastrointestinal:
nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan, bibir, mual dan tenggorokan,
kemampuan mengunyah, kemampuan menelan, perut, kolon dan rektum, rectal
toucher, dan lain-lain.
7) Sistem muskuloskeletal:
rentang gerak, keseimbangan dan cara jalan, kemampuan memenuhi aktifitas
sehari-hari, genggaman tangan, otot kaki, akral, fraktur, dan lain-lain.
8) Sistem integumen:
warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan lainlain.
9) Sistem reproduksi:
infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis, prostat, payudara, dan lain-lain.
10) Sistem perkemihan:
urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK, vesika urinaria.
6. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan,
anoreksia.
3) Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual,
muntah

7. Rencana keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi


Nyeri NOC: 1. Lakukan pengkajian nyeri
epigastrium 1. Pain level secara komprehensif termasuk
berhubungan 2. Pain control lokasi, karakteristik, durasi,
dengan iritasi 3. Comfort level frekuensi, kualitas dan fraktur
pada mukosa Setelah dilakukan tindakan Presipitasi
lambung. keperawatan, pasien tidak
mengalami nyeri, dengan 2. Ajarkan tekhnik
criteria hasil: Nonfarmakologi
1) Mampu mengontrol nyeri
3. Observasi tanda- tanda
2)Melaporkan bahwa nyeri telah Vital
berkurang dengan menggunakan
menejemen nyeri 4. Kolaborasi dengan
memberikan obat
2) Mamapu mengenali analgetik
nyeri( skala, intensitas,
frekuensi, dan tanda nyeri)

4) Mengetahui rasa nyaman setelah


nyeri berkurang

Nutrisi NOC: 1. Kaji adanya alergi


kurang dari 1. Nutritional status: food Makanan
kebutuhan and fluid intake
berhubungan 2. Observasi turgor kulit,
dengan rasa 2. Nutritional status: integritas membran mukosa,
tidak enak nutrition status riwayat mual, muntah atau diare
setelah
makan, 3. Weight control 3. Monitor intake output secara
anoreksia. Setelah dilakukan tindakan periode
Keperawatan.
pasien tidak mengalami 4. Berikan makanan terpilih
masalah pada nutrisi dengan
criteria hasil: 5. Anjurkan klien makan sedikit
1. Mampu tapi sering
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi

2. Tidak ada tanda- tanda


Malnutrisi
Perubahan NOC: 1) Perttahankan catatan intake dan
keseimbanga 1) Fluid balance output yang akurat
n cairan dan 2) Hydration
elektrolit 3) Nutritional status: food 2) Monitor status
berhubungan and fluid intake hidrasi(kelembapan membrane
dengan Kriteria hasil : mukosa, nadi adekuat, tekanan
adanya mual, 1) Mempertahankan urine output darah ortostatik)
muntah sesuai dengan usia dan BB
3) Monitor vital sign
2) Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
dalam batas normal
4) Monitor masukan makanan/
3) Tidak ada tanda- tanda cairan dan hitung intake kalori
dehidrasi, elastisitas turgor kulit harian
baik, membaran mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang 5) Kolaborasikan pemberian
berlebihan. cairan IV

6) Monitor status nutrisi


Daftar pustaka

Dr.Kumar.2013.Dasar- dasar patofisiologi penyakit.jakarta.Binarupa Aksara

Guyton.2010. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit edisi revisi III. Jakarta.EGC

Marya R. K. 2013 . Buku Ajar Patofisiologi Mekanisme Terjadinya Penyakit. Tanggerang

Selatan : Binapura Aksara Publiser

Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarka diagnosa medis &

Nanda Nic Noc .Edisi revisi jilid 1 & 2. Yogyakarta : MediAction

Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi, EGC, Jakarta

Wilkinson, Judith. M, Ahern Nancy R. 2011. Buku saku Diagnosis Keperawatan :


Diagnosis, NANDA Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta :EGC

Andy warman.http:// lp dyspepsia(diakses pada 15 Juni 2016:16.15)

Anita simanungkalit.http:// askep dyspepsia(diakses pada 15 Juni 2016:16.24)

Anda mungkin juga menyukai