Disusun Oleh :
LILIK SURIYANTO
202303028
2. Etiologi
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu
yang lama
3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Stres
5. Tumor atau kanker saluran pencernaan
3.Tanda dan Gejala
1. Nyeri perut (abdominal discomfort)
2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan perut
8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
4.Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak
jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan
stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan
kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung
akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan.
5.Patway
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya pada
sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan penyakit
disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya,
maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu
diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain.
1.Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan
penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada
dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
2.Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan.
Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian
atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal
atau sangat tidak spesifik.
4. USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin faatkan untuk membantu
menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek
samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat
dimanfaatkan
Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional
terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 % kasus.
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam
mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross patofisiologinya pun masih
belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo.Obat-obatan
yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik
(menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah).
2. Penatalaksanaan keperawatan
1.Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2.Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan yang
berlebihan, nikotin rokok, dan stres
3.Atur pola makan.
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit saat ini
3. Riwayat penyakit dahulu
Mansjoer A, 2015, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC, Jakarta
Corwin,. J. Elizabeth, 2017, Patofisiologi, EGC, Jakarta.
NANDA NIC NOC, 2015, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta.
Guyton dan Hall, 2017, Etiologi, (Edisi 9), EGC, Jakarta
Mansyoer, Arif. 2015. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta:Media Acsulapius. FKUI.
Sujono,H. 2016. Gastroenterology. Jakarta : PT Alumni
Wibawa, I Dewa Nyoman. 2016.Penanganan Dispepsia Pada Lanjut Usia Volume 7 Nomor 3 September 2016.
17
BAB II
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S L/P
Umur : 69 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Tambahrejo 4/1
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. T L/P
Umur : 70 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan Klien : Suami
Alamat : Tambahrejo 4/1
B. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama : Nyeri ulu hati
b. Riwayat Kesehatan sekarang :
P : Klien mengatakan nyeri akan dirasakan ketika klien makan
sesuatu yang asam dan pedis
Q : Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti pedis di daerah ulu
hati tembus kebelakang dan hilang timbul
R : Klien mengatakan nyeri terdapat pada ulu hati
S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan pada skala 7 (berat)
T : Klien mengatakan Nyeri dirasakan selama ± 2 hari sebelum
18
klien masuk Rumah sakit
c. Riwayat Kesehatan masa lalu : Klien mengatakan belum pernah di rawat di rumah sakit
d. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga klien tidak punya penyakit yang sama di derita pasien
e. Riwayat alergi : tidak ada
C. Pengkajian Sekunder
A.Pemeriksaan Fisik
1.Kesadaran umum : Composmentis
2. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70
RR: 20x/menit
N: 80x/menit
S: 36℃
3 Aktivitas, latihan dan istirahat
a. Keterbatas gerak : tidak
b. Lama tidur : 6 jam
c. Malam :5 jam siang : 1 Jam
d. Kesulitan : tidak
2. Perawatan diri
Ketergantungan sedang
3. Sistem Pernapasan
a. Septum nasi : Simetris
b. Bentuk dada : Simetris
c. RR : 20 x/menit
d. Sesak : tidak
e. Sianosis : tidak
f. Batuk : tidak produktif
g. Pola nafas : teratur
h. Alat bantu nafas : tidak
4. Sistem kardiovaskular
a. Bunyi jantung : Normal
b. Edema :Tidak
c. Akrar dingin : Tidak
5. Sisten pesarafan
a. Kesadaran : compos mentis
b. Gcs :15
c. Riwayat kejang : Tidak
d. Pemeriksaan saraf cranial : Normal
6. Sistem penglihatan
a. Mata : Simetris
19
b. Pupil : Isokor
c. Reflex cahaya : Positif
d. Konjungtiva : Pucat
e. Pergerakan bola mata : Ada
f. Strasbismus : Tidak
20
H. Terapi
Injeksi Ranitidine 2 x 50 mg
Injeksi Ketorolac
22
D. Analisa Data
No Hari Tanggal Data Problem Etiologi
1 Sabtu, 15 Juli S: Pasien mengatakan Gangguan rasa Iritasi mukosa
2023 nyeri ulu hati nyaman nyeri lambung
O:Wajah pasien terlihat
meringis menahan sakitnya
TD: 110/70 mmHg
N : 80/xmnt
S: 36℃
RR: 20x/mnt
Skala 7
2 Sabtu, 15 Juli S:Pasien mengatakan mulai Gangguan Peningkatan
2023 dari pertama kali masuk igd pemenuhan asam lambung
rumah sakit tidak nafsu makan nutrisi kurang
O:Keadaan umum pasien dari kebutuhan
lemah,bibir kerning,dan tubuh
pecah- pecah
- Porsi makan tidak habis
-Tampah mual
E. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d Iritasi mukosa lambung
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Peningkatan asam lambung
23
F. NCP
Tanggal Jam Diagnosa Rencana TTD Nama
Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria hasil
15 Juli 2023 Gangguan rasa NOC: 1.Observasi reaksi Mengetahui
14.00 Wib nyaman nyeri b/d 1.Pain level non verbal dari keyamanan
Iritasi mukosa 2.Pain control ketidaknyamanan
2.Kontrol
lambung 3.Comfort Mengurangi
lingkungan yang
level nyeri
dapat
Kriteria hasil:
mempengaruhi
1.Mampu
nyeri
mengotrol 3.Ajarkan pasien
Memberi rasa
nyeri(tahu tekhink non nyaman
penyebab Farmakologi
nyeri, mampu 4..Kolaborasi untuk
menggunakan pemberian berikan mengurangi
unutk
mengurangi
15 Juli 2023 Gangguan NOC: 1.Nutrition Mengetahui
14.00 Wib pemenuhan nutrisi 1.Nutritional management: status nutrisi
kurang dari status 2.Kaji adanya Tidak ada
kebutuhan tubuh 2.Nutriotional alergi makanan alergi
b/d Peningkatan status:food 3.Monitor turgor Kulit tampak
asam lambung and fluid kulit,kekeringan, kering
intake rambut
3.Nutritional 4.Monitor mual Mutah 3 kali
status: dan muntah
24
nutrient 5.Anjurkanpasien Untuk
intake untuk makan mengurangi
4.Weight dengan porsi lemas
control sedikit tapi
Kriteria hasil: sering
1.Adanya
peningkatan
berat badan
sesuai dengan
tujuan
2.Tidak ada
tanda-tanda
mal nutrisi
4.Tidakterjadi
penurunan
berat badan
yangberarti
G. Catatan Perkembangan
No. Hari tgl Jam Implementasi Respon Paraf
Diagnos
a
1 Sabtu, 15 14.00 1.Mengobservasi reaksi S: Pasien mengatakan
Juli 203 non verbal dari ulu hati sakit
ketidaknyamanan. O: pasien tamapak
meringis
2 14.05 2.Mengkaji adanya S: pasien mengatakan
alergi makanan tidak ada alergi
makanan
O: pasien tampak
tidak ada alergi
25
makanan
1 14.11 1.Mengkolaborasi S: Pasien mengatakan
pemberian berikan sakit sedikit
analgetik untuk berkurang
mengurangi nyeri O: Pasien tampak
sedikit nyaman
2 14.20 2. Memonitor mual dan S: Pasien mengatakan
muntah. mutah 3 kali
O: Pasien tampak
lemas
1 14.30 1.Menganjurkan pasien S: pasien mengatakan
untuk makan dengan bersedia makan
porsi sedikit tapi sering sedikit tapi sering
O:Pasien tampak
lemas
H. Evaluasi
No. Hari/Tanggal Jam Evaluasi Paraf
Diagnosa
1 Sabtu, 15 Juli 14.0 S: Pasien mengatakan nyeri ulu
2023 0 hati
O:Wajah pasien terlihat meringis
menahan sakitnya
TD: 110/70 mmHg
N : 80/xmnt
S: 36℃
RR: 20x/mnt
Skala 7
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1.Ajarkan pasien tekhink non
26
Farmakologi
2.Kolaborasi pemberian berikan
analgetik untuk mengurangi nyeri