Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KLIEN NY.S


DENGAN DYSPEPSIA
RUANG IGD RSUD dr. R. SOETIJONO BLORA

“Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Ners


Keperawatan Gawat Darurat”

Disusun Oleh :
LILIK SURIYANTO
202303028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
2023
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KLIEN NY.S
DENGAN DYSPEPSIA
RUANG IGD RSUD dr. R. SOETIJONO BLORA

Telah Disetujui Oleh


Pada Tanggal Juli 2023

Pembimbing Kinik Pembimbing Akademik

Endang Pujowati,S.Kep.,Ns Emma Setyo Wulan,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIP. 19670420 199003 2 005 NIDN. 0617028602
BAB I
LANDASAN TEORI

1.Konsep Dasar Dispepsia


1.Pengertian
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri
dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau
mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa
panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi
termasuk dispepsia (Mansjoer A, 2015). Batasan dispepsia terbagi atas dua
yaitu:
a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik
sebagai penyebabnya
b. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non
ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.

2. Etiologi
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu
yang lama
3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Stres
5. Tumor atau kanker saluran pencernaan
3.Tanda dan Gejala
1. Nyeri perut (abdominal discomfort)
2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan perut
8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

4.Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak
jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan
stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan
kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung
akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan.
5.Patway

6.Pemeriksaan diagnostik dan hasil

Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya pada
sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan penyakit
disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya,
maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu
diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain.
1.Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan
penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada
dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
2.Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan.
Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian
atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal
atau sangat tidak spesifik.
4. USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin faatkan untuk membantu
menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek
samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat
dimanfaatkan

5. Waktu Pengosongan Lambung

Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional
terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 % kasus.

7.Penatalaksanan medis dan keperawatan


1.Penatalaksanaan medis yaitu:

Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam
mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross patofisiologinya pun masih
belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo.Obat-obatan
yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik
(menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah).

2. Penatalaksanaan keperawatan
1.Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung

2.Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan yang
berlebihan, nikotin rokok, dan stres
3.Atur pola makan.

2. KONSEP PROSES KEPERAWATAN


1.Pengkajian
Anamnesa meliputi :
1. Identitas Pasien
a. Nama
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Jenis pekerjaan
e. Alamat
f. Suku/bangsa
g. Agama
h. Tingkat pendidikan
i. Riwayat sakit dan kesehatan

1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit saat ini
3. Riwayat penyakit dahulu

2.1.2 Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan semua data pengkajian,diagnosa keperawatan utama mencakup
yang berikut
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah
makan, anoreksia.
3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya
mual, muntah
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

2.1.3 Intervensi Keperawatan


NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Nyeri Akut NOC: 1. Lakukan penentuan
1.Pain level intervensi nyeri secara
Definisi: Pengalaman sensori dan 2.Pain control komprehensif termasuk
emosional yang tidak 3.Comfort level lokasi, karakteristik,
menyenangkan yang muncul Kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas
akibat kerusakan jaringan yang 1. Mampu mengotrol dan faktor presipitasi.
actual atau potensial atau nyeri( tahu penyebab 2. Observasi reaksi
digambarkan dalam hal kerusakan nyeri, mampu nonverbal dari
sedemikian rupa. menggunakan teknik ketidaknyamanan
Batasan karakteristik: nonfarmakologi 3. Evaluasi pengalaman
1. Perubahan selera makan unutk mengurangi nyeri masa lampau
2. Perubahan tekanan 4. Kontrol lingkungan yang
darah dapat mempengaruhi
3. Perubahan frekuensi nyeri, nyeri
jantung mencari bantuan) 5. Ajarkan pasien tekhink
4. Perubahan frekuensi 2. Melaporkan bahwa non
pernapasan nyeri berkurang farmakologi
5. Laporan isyarat dengan 6. Kolaborasi pemberian
6. Diaforesis menggunakan berikan analgetik untuk
7. Perilaku distraksi( mis. manajemen nyeri mengurangi nyeri
Berjalan mondar mandir 3. Mampu mengenali
mencari orang lain) nyeri( skala,
8. Mengekspresikan intensitas, frekuensi
perilaku(mis.gelisah,mer 4. dan tanda nyeri)
ang 5. Menyatakan rasa
kak, menangis) nyaman setelah
9. Sikap melindungi area nyeri berkurang
nyeri
10. Masker wajah( mis. Mata
kurang bercahaya, tmabak
kacau, meringis)
11. Dilatasi pupil
12. Melaporkan nyeri secara
verbal
13. Gangguan tidur

Faktor yang berhubungan:


1. Agen cedera(mis. Biologis,
zata kimia, fisik,
psikologis).

2 Ketidakseimbangan Nutrisi NOC: 1. Nutrition management:


Kurang Dari Kebutuhan 1. Nutritional 2. Kaji adanya alergi
Tubuh status makanan
Definisi:Asupan nutrisi tidak 2. Nutriotional 3. Monitor turgor kulit,
status:food and kekeringan, rambut
cukup untuk memnuhi fluid intake kusam dan mudah patah
kebutuhan metabolic. 3. Nutritional 4. Monitor mual dan
Batasan karakteristik: status: nutrient muntah
1. Berat badan 20% atau intake 5. Anjurkn paien untuk
lebih di bawah berat 4. Weight control meningkatkan intake Fe
badan ideal. 6. Anjurkan pasie untuk
2. Diare. Kriteria hasil: meningkatkanprotein
3. Kehilangan rambut 1. Adanya dan vitamin C
berlebihan. peningkatan 7. Anjurkan pasien untuk
4. Penurunanberat badan berat badan makan dengan porsi
dengan asupan makanan sesuai dengan sedkit tapi sering
adekuat. tujuan 8. Kolaborasi dengan ahli
5. Membrane mukosa 2. Tidak ada gizi untuk mentukan
pucat. tanda- jumlah kalori dan nutrisi
6. Tonus otot menurun. tanda mal nutrisi yang di butuhkan pasien
Faktor yang berhubungan:
3. Meningktakan 9. Berikan informasi
1. Factor biologis
fungsi tentang kebutuhan
2. Faktor ekonomi nutrisi
pngecapan dari
3. Ketidakmampuan untuk
menelan
mengabsorpsi nutrien
4. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti
3 Kekurangan Volume Cairan NOC: Fluid management

Definisi: Penurunan cairan 1. Fluid balance 1. Pertahankan catatan

intravaskuler, interstisial, dan 2. Hydration intake dan output

atau intravaskuler. Hal ini 3. Nutritional yang akurat

mengacu pada dehidrasi, status: food and 2. Monitor status

kehilangan cairan tanpa fluid intake hidrasi(kelembapan

perubahan pada natrium Kriteria hasil membrane mukosa,

Batasan karakteristik: 1. Mempertahanka nadi adekuat,


n urine 3. tekanan darah ortostatik)
1. Perubahan status mental
2. output sesuai 4. Monitor vital sign
2. Perubahan tekanan darah dengan usia 5. Monitor masukan
3. Perubahan tekanan nadi dan BB makanan/ cairan
4. Perubahan volume nadi 3. Tekanan darah, 6. dan hitung intake kalori

5. Perubahan turgor kulit nadi, suhu tubuh harian

6. Perubahan turgor lidah dalam batas 7. Kolaborasikan


normal pemberian cairan IV
7. Perubahan haluaran urin
4. Tidak ada tanda- 8. Monitor status nutrisi
8. Perubahan pengisisan vena
tanda dehidrasi,
9. Perubahanmembran
elastisitas turgor
mukosa kering
kulit baik,
10. Kulit kering
membaran
11. Peningkatan hematokrit
mukosa lembab,
12. Peningkatan suhu tubuh
tidak ada rasa
13. Peningkatan frekuensi nadi haus yang
14. Peningkatan urin berlebihan
15. Penurunan berat badan
16. Haus
17. Kelemahan
Faktor yang berhubungan:
1. Kehilangan cairan aktif
2. Kegagalan mekanisme
regulasi

4 Ansietas NOC: 1. Temani pasien untuk


Definisi: Peasaan tidak nyaman
1. Anxiety control memberikan keamanan
atau kekwatiran yang samar
2. Anxiety level dan mengurangi takut
disertai PerubahanFrekuensi/
3. Coping 2. Identifikasi tingkat
IramaJantung
kecemasan
Batasan karateristik: kriteria hasil:
3. Bantu pasien untuk
1. Perilaku 1. Klien mampu
mengenali situasi yang
a. Gelisah mengidentifikasi
menimbulkan kecemasan
dan
4. Dorong pasien untuk
b. Insomnia mengungkapka n mengungkapkan
2. Affektif gejala cemas perasaan, ketakutan,
a. Gelisah, Distres 2. Mengidentifikasi persepsi

b. Ketakutan mengungkapka n 5. Instrukikan pasien untuk

c. Perasaantidakadekuat dan menunjukan menggunkan tekhnik

d. Rasa nyeri meningkat teknik untuk relaksasi

ketidak berdayaan mengontrol 6. Berikan obat untuk

e. Khawatir cemas mengurangi kecemasan

3. Fisiologi 3. Vital sign dalam


batas
a. Wajahtegang, Tremor
normal
tangan
b. Gemetar, Tremor 4. Postur tubuh,
ekspresi ajah,
4. Simpatik
bahaa tubuh
a. Peningkatan denyut nadi
dan tingkat
b. Parasimpatik
aktivitas
c. Letih, Gangguan tidur
menunjukan
5. Kognitif berkurangnya
6. Pengkatan suhu tubuh di kecemasan
atas kisaran normal.
7. Takikardi
8. Kulit terasa hangat.
Faktor yang berhubungan:
1. Pemajanan toksin
2. Infeksi/ kontamnan
3. interpersonal
4. Stres, ancaman kematian

5 Kurang pengetahuan NOC:


Definisi:Defisiensi informasi
1. Knowledge: 1. Teaching: disease
kognitif yang berkaitan dengan
disease process process
2. Knowledge: 2. Berikan penilaian
topic tertentu. health behavior tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang
Batasan karakteristik: Kriteria hasil: process penyakit yang
1. Perilaku hiperbola 1. Pasien dan spesifik
2. Ketidakakuratan keluarga 3. Jelaskan patofisiologi dari
mengikuti perintah mengatakan penyakit dan bagaimana
3. Ketidakakuratan pemahaman hal ini berhubungan
melakukan tes tentang dengan anatomi dan
4. Perilaku tidak penyakit, fisiologi dengan cara
tepat(apatis) kondisi, yang tepat
5. Pengungkapan masalah prognosis dan 4. Sediakan informasi pada
program pasien tentang kondisi,
Factor yang berhubungan: pengobatan dengan cara yang tepat

1. Keterbatasan kognitif 2. Pasien dan 5. Instruksikan pasien


keluarga mengenai tada dan gejala
2. Kurang minat dalam
mampu unutk melaporkan pada
belajar
melaksanakan pemberi perawatan
3. Kurang dapat
prosedur yang kesehatan dengan cara
mengingat
dijelaskan yang tepat.
secara benar
16
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer A, 2015, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC, Jakarta
Corwin,. J. Elizabeth, 2017, Patofisiologi, EGC, Jakarta.
NANDA NIC NOC, 2015, Rencana Asuhan Keperawatan,  (Edisi III), EGC, Jakarta.
Guyton dan Hall, 2017, Etiologi, (Edisi 9), EGC, Jakarta
Mansyoer, Arif. 2015. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta:Media Acsulapius. FKUI.
Sujono,H. 2016. Gastroenterology. Jakarta : PT Alumni
Wibawa, I Dewa Nyoman. 2016.Penanganan Dispepsia Pada Lanjut Usia Volume 7 Nomor 3 September 2016.
17
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KLIEN NY.S


DENGAN DYSPEPSIA
RUANG IGD RSUD dr. R. SOETIJONO BLORA

PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S L/P
Umur : 69 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Tambahrejo 4/1
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. T L/P
Umur : 70 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan Klien : Suami
Alamat : Tambahrejo 4/1
B. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama : Nyeri ulu hati
b. Riwayat Kesehatan sekarang :
P : Klien mengatakan nyeri akan dirasakan ketika klien makan
sesuatu yang asam dan pedis
Q : Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti pedis di daerah ulu
hati tembus kebelakang dan hilang timbul
R : Klien mengatakan nyeri terdapat pada ulu hati
S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan pada skala 7 (berat)
T : Klien mengatakan Nyeri dirasakan selama ± 2 hari sebelum
18
klien masuk Rumah sakit
c. Riwayat Kesehatan masa lalu : Klien mengatakan belum pernah di rawat di rumah sakit
d. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga klien tidak punya penyakit yang sama di derita pasien
e. Riwayat alergi : tidak ada
C. Pengkajian Sekunder
A.Pemeriksaan Fisik
1.Kesadaran umum : Composmentis
2. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70
RR: 20x/menit
N: 80x/menit
S: 36℃
3 Aktivitas, latihan dan istirahat
a. Keterbatas gerak : tidak
b. Lama tidur : 6 jam
c. Malam :5 jam siang : 1 Jam
d. Kesulitan : tidak
2. Perawatan diri
Ketergantungan sedang
3. Sistem Pernapasan
a. Septum nasi : Simetris
b. Bentuk dada : Simetris
c. RR : 20 x/menit
d. Sesak : tidak
e. Sianosis : tidak
f. Batuk : tidak produktif
g. Pola nafas : teratur
h. Alat bantu nafas : tidak
4. Sistem kardiovaskular
a. Bunyi jantung : Normal
b. Edema :Tidak
c. Akrar dingin : Tidak
5. Sisten pesarafan
a. Kesadaran : compos mentis
b. Gcs :15
c. Riwayat kejang : Tidak
d. Pemeriksaan saraf cranial : Normal
6. Sistem penglihatan
a. Mata : Simetris
19
b. Pupil : Isokor
c. Reflex cahaya : Positif
d. Konjungtiva : Pucat
e. Pergerakan bola mata : Ada
f. Strasbismus : Tidak
20

g.Menggunskan alat bantu


:Tidak

7. Sistem penghidu dan pendengaran


1. Penghidu
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris
b. Mulkosa :Lembab
c. Secret : Jernih
d. Massa :Tidak
2. Pendengaran
a. Bentuk telinga :Simetris
b. Massa :Tidak
c. Benda asing : Tidak
d. Secret :Tidak
e. Alat bantu :Tidak
8. Sistem pencernaan
a. Mulut : Bersih
b. Mulkosa : lembab
c. Mual : Ya
d. Muntah : Ya
e. Terpasang NGT : Tidak
f. Kebersihan genetalia : Bersih
g. Secret :Tidak
h. Ulkus :Tidak
i. Kebersihan meatus uretra : Bersih
9. System enodrin
a. Hipoglikemia : tidak
b. Hipoglikemia : tidak
10. Seksualitas : tidak
21

F. Data psikologis, social dan spiritual


a.Data psikologis
Pasien ingin cepat sembuh dan kembali kerumah
b.Data social
Pasien pandai bergaul dengan orang-orang disekitarnya
c.Data spiritual
Pasien beragam islam dan rajin beribadah
G. Pemeriksaan Diagnostik

Lekosit 9,40 10^3/µL 3,8-10,6


Hemaglobin 12,7 g/dL 13,2-17,3
Hematrokrit 40,3 % 40-52
Trombosit 321 10^3/µL 150-440
Granulosit 56,2 % 50-70
Limfosit 27,4 % 20-40
Monosit 4,2 % 2- 8
Eosinofil 3,8 % 2-4
Basofil 0,4 % 0-1

H. Terapi
Injeksi Ranitidine 2 x 50 mg
Injeksi Ketorolac
22

D. Analisa Data
No Hari Tanggal Data Problem Etiologi
1 Sabtu, 15 Juli S: Pasien mengatakan Gangguan rasa Iritasi mukosa
2023 nyeri ulu hati nyaman nyeri lambung
O:Wajah pasien terlihat
meringis menahan sakitnya
TD: 110/70 mmHg
N : 80/xmnt
S: 36℃
RR: 20x/mnt
Skala 7
2 Sabtu, 15 Juli S:Pasien mengatakan mulai Gangguan Peningkatan
2023 dari pertama kali masuk igd pemenuhan asam lambung
rumah sakit tidak nafsu makan nutrisi kurang
O:Keadaan umum pasien dari kebutuhan
lemah,bibir kerning,dan tubuh
pecah- pecah
- Porsi makan tidak habis
-Tampah mual

E. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d Iritasi mukosa lambung
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Peningkatan asam lambung
23

F. NCP
Tanggal Jam Diagnosa Rencana TTD Nama
Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria hasil
15 Juli 2023 Gangguan rasa NOC: 1.Observasi reaksi Mengetahui
14.00 Wib nyaman nyeri b/d 1.Pain level non verbal dari keyamanan
Iritasi mukosa 2.Pain control ketidaknyamanan
2.Kontrol
lambung 3.Comfort Mengurangi
lingkungan yang
level nyeri
dapat
Kriteria hasil:
mempengaruhi
1.Mampu
nyeri
mengotrol 3.Ajarkan pasien
Memberi rasa
nyeri(tahu tekhink non nyaman
penyebab Farmakologi
nyeri, mampu 4..Kolaborasi untuk
menggunakan pemberian berikan mengurangi

teknik non analgetik untuk nyeri

farmakologi mengurangi nyeri

unutk
mengurangi
15 Juli 2023 Gangguan NOC: 1.Nutrition Mengetahui
14.00 Wib pemenuhan nutrisi 1.Nutritional management: status nutrisi
kurang dari status 2.Kaji adanya Tidak ada
kebutuhan tubuh 2.Nutriotional alergi makanan alergi
b/d Peningkatan status:food 3.Monitor turgor Kulit tampak
asam lambung and fluid kulit,kekeringan, kering
intake rambut
3.Nutritional 4.Monitor mual Mutah 3 kali
status: dan muntah
24
nutrient 5.Anjurkanpasien Untuk
intake untuk makan mengurangi
4.Weight dengan porsi lemas
control sedikit tapi
Kriteria hasil: sering
1.Adanya
peningkatan
berat badan
sesuai dengan
tujuan
2.Tidak ada
tanda-tanda
mal nutrisi
4.Tidakterjadi
penurunan
berat badan
yangberarti

G. Catatan Perkembangan
No. Hari tgl Jam Implementasi Respon Paraf
Diagnos
a
1 Sabtu, 15 14.00 1.Mengobservasi reaksi S: Pasien mengatakan
Juli 203 non verbal dari ulu hati sakit
ketidaknyamanan. O: pasien tamapak
meringis
2 14.05 2.Mengkaji adanya S: pasien mengatakan
alergi makanan tidak ada alergi
makanan
O: pasien tampak
tidak ada alergi
25
makanan
1 14.11 1.Mengkolaborasi S: Pasien mengatakan
pemberian berikan sakit sedikit
analgetik untuk berkurang
mengurangi nyeri O: Pasien tampak
sedikit nyaman
2 14.20 2. Memonitor mual dan S: Pasien mengatakan
muntah. mutah 3 kali
O: Pasien tampak
lemas
1 14.30 1.Menganjurkan pasien S: pasien mengatakan
untuk makan dengan bersedia makan
porsi sedikit tapi sering sedikit tapi sering
O:Pasien tampak
lemas

H. Evaluasi
No. Hari/Tanggal Jam Evaluasi Paraf
Diagnosa
1 Sabtu, 15 Juli 14.0 S: Pasien mengatakan nyeri ulu
2023 0 hati
O:Wajah pasien terlihat meringis
menahan sakitnya
TD: 110/70 mmHg
N : 80/xmnt
S: 36℃
RR: 20x/mnt
Skala 7
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1.Ajarkan pasien tekhink non
26
Farmakologi
2.Kolaborasi pemberian berikan
analgetik untuk mengurangi nyeri

2 Sabtu, 15 Juli 14.0 S:Pasien mengatakan mulai dari


2023 0 pertama kali masuk igd rumah
sakit tidak nafsu makan
O:Keadaan umum pasien lemah,bibir
kerning,dan pecah- pecah
- Porsi makan tidak habis
-Tampah mual
A: Masalah belum teratasi
P:Lanjutkan Intervensi
1.Monitor mual dan muntah
2.Anjurkanpasien untuk makan
dengan porsi sedikit tapi sering.

Anda mungkin juga menyukai