Anda di halaman 1dari 12

RESUME KEPERAWATAN PADA Tn “S “DENGAN KASUS DISPEPSIA

DI RUANGAN IGD
PUSKEMAS BONTOMATENE

Disusun Oleh:

RAHIL ATIKA

N.2112358

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
GRAHA EDUKASI MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

RESUME KEPERAWATAN PADA Tn “S “DENGAN KASUS DISPEPSIA


DI RUANGAN IGD PUSKEMAS BONTOMTENE

Diajuakn untuk disetujui pada


Pada hari : Senin
Tanggal : 4 September 2022
Tempat : Pkm Bt.Matene

Menyetujui,

Preeptor lahan Preeptor lnstitusi

........................................ ...........................................

Mengetahui,
Ketua program studi Ners

Rusli Taher, S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN : 0920089002
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri

dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami

kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada

(heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia

(Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488). Batasan dispepsia terbagi atas dua

yaitu:

1) Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik


sebagai penyebabnya
2) Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non
ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.
2. Etiologi
1) Perubahan pola makan
2) Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam
waktu yang lama
3) Alkohol dan nikotin rokok
4) Stres
5) Tumor atau kanker saluran pencernaan
3. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak
jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan
stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan
kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung
akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan.
pataway

4. Tanda dan Gejala


1) Nyeri perut (abdominal discomfort)
2) Rasa perih di ulu hati
3) Mual, kadang-kadang sampai muntah
4) Nafsu makan berkurang
5) Rasa lekas kenyang
6) Perut kembung
7) Rasa panas di dada dan perut
5. Penatalaksanaan Medik
1) Penatalaksanaan non farmakologis
a. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
b. Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda,
obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres
c. Atur pola makan.
2) Penatalaksanaan farmakologis yaitu:
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan
terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti
karena pross patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan
bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo.

6. Test Diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama,
seperti halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya
merupakan kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan, maka
perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya, maka perlu
dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu
diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain:
1) Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan
untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis
kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional
biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
2) Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di
saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan
radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya
menggunakan kontras ganda.
3) USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin
faatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit,
apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan
setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan
4) Waktu Pengosongan Lambung
Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada
dispepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 %
kasus.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. Sangkala
Usia : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Jenis pekerjaan : Petani
Alamat : Bt. Manai
Suku/bangsa : Makassar/Indonesia
Agama : Islam
Tingkat pendidikan : SD
2) Idenditas penanggun jawab
Nama : Ny. Anti
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Bt. manai
Suku/bangsa : Makassar/Indonesia
Agama : Islam
3) Riwayat sakit dan kesehatan
1. Keluhan utama : Nyeri perut
2. Riwayat penyakit saat ini :
Nyeri dirasakan ketika klien makan sesuatu yang asam dan pedis akan
nyeri ulu hati tembus belakang.
3. Riwayat penyakit dahulu :
Tidak pernah dirawat sebelumnya.

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan semua data pengkajian,diagnosa keperawatan utama
mencakup yang berikut
1) Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak
enak setelah makan, anoreksia.
3) Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan adanya mual, muntah
4) Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
5) Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses
penyakit.

3. Intervensi keperawatan
NO DIAGNOSA NOC NIC
1. Nyeri akut 1. Pain level 1. Lakukan penentuan
Definisi: pengalamanan 2. Pain control intervensi nyeri secara
sensori dan emosional yang 3. Comfort level komprehensif
tidak menyenakan yang Kriteria hasil: termasuk lokasi,
muncul akibat kerusakan Mampu mengotrol karakteristik, durasi,
jaringan yang aktual atau nyeri( tahu frekuensi, kualitas
potensial atau digambarkan penyebab nyeri, dan faktor presipitasi.
kerusakan sedemikian rupa. mampu 2. Observasi reaksi
Batasan karaktesitik: menggunakan nonverbal dari
1. Perubahan selera teknik ketidaknyamanan
makan nonfarmakologi 3. Evaluasi
2. Perubahan tekanan unutk pengalaman nyeri
darah menguranginyeri, masa lampau
3. Perubahan peru mencari bantuan)
4. Perubahan frekuensi
jantung
2. Ketidakseimbangan Nutrisi 1. Nutritional 1. Nutrition
Kurang Dari Kebutuhan status management:
Tubuh 2. Nutriotional 2. Kaji adanya alergi
1. Berat badan 20% atau status:food and makanan
lebih di bawah berat badan fluid intake 3. Monitor turgor
ideal. 3. Nutritional kulit, kekeringan,
2. Diare. status: rambut
3. Kehilangan rambut nutrient intake kusam dan mudah
berlebihan. 4. Weight control patah

3. Kekurangan Volume Cairan 1. Fluid balance Pertahankan catatan


Definisi: Penurunan cairan 2. Hydration intake dan output
intravaskuler, interstisial, dan 3. Nutritional yang akurat
atau intravaskuler status: food and 2. Monitor status
Batasan karakteristik: fluid intake hidrasi(kelembapan
1. Perubahan status mental Kriteria hasil membrane mukosa,
2. Perubahan tekanan darah Mempertahankan nadi adekuat,
3. Perubahan tekanan nadi urine 3. tekanan darah or

BAB III
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUAN S
DI RUANG IGD
No RM : 1148
Tanggal Pengkajian : 28/03/2022
1. PENGAJIAN
1) Identitas Pasien
Nama : Tn S
Jenis kelamin : laki-laki
TGL lahir :08-02-1972
Umur : 43 Tahun
Alamat : Beroanging
Suku/bangsa : makassar /Indonesia
Agama : Islam
2) Idenditas penanggun jawab
Nama : Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat :Nyalama
Suku/bangsa : makassar /Indonesia
Agama : Islam

2. Riawayat Kesehatan
1) Keluhan utama: Nyeri
2) Riwayat penyakit sekarang:
Klien mengatakan nyeri akan dirasakan ketika klien makan sesuatu yang
asam dan pedisKlien mengatakan nyeri dirasakan seperti pedis di daerah
ulu hati tembus kebelakang dan hilang timbu Klien mengatakan nyeri
terdapat pada ulu hatiKlien mengatakan nyeri yang dirasakan pada skala.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan bahwa klien tidak pernah di rawat di Puskesmas
sebelumnya.

4) Genogram

Keterangan
Keterangan
Laki-laki =
Perempuan =
Karis keturunan =
Pasien =
Keluarga yang di rumah =---
5) Status Psiko-Sosial Dan Spritual
Psikososial : tenang
Mental : sadar dan orientasi baik
Hubungan pasien dan anggota keluarga : Baik
Ekonomi dan budaya:
a. Pegerjaan pasien : Suwasta
b. Suku : Makassar
c. Bahasa : Indonesia
d. Status spritual : Islam
e. Skring status fungsional : Mandiri
6) Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 RR : 20x/menit
HR :80/menit T :37,5 C

3. Analisa Data
No Data Etiologi masalah
1. DS: pasien mengatakan nyeri ulu hati Iritasi mukosa Gangguan rasa
DO: lambung nyaman nyeri
Wajah pasien terlihat meringis menahan
sakitnya.
TD: 110/70mmHG
S: 36,5C
RR:20x Menit
HR : 70/menit
2. DS: pasien mengatakan kali masuk rumah Peningkatan Gangguan
sakit tidak ada nafsu makan asam pemenuhan
DO: lambung nutirisis kurang
1. Keadaan umum pasien lemah, dari kebutuhan
bibir kering dan pecah. dari kebutuhan
2. Porsi makan tidak habis tubuh
3. Tamabah mual
3. DS: klien menyatakan susa tidur Perubahan Status ansietas
DO: kesehatan
1. k/u lemah
2. tampak kondisi kamar kurang
mendukung
3. klien tampak gelisa

4. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa
lambung
2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan asam lambung
3) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Perencanaan keperawatan
No Diagnosa Tujuan Perencanaan Dan Tindakan Keperawatan
keperawatan
Intervensi Implementasi/ Evaluasi
tindakan
1. Gangguan rasa Hilangkan Kaji Berikan istrahat dengan
S: pasien
nyaman nyeri rasa nyeri frekuensi posisi semifowler. mengatakan
berhubungan dengan nyeri 1. vfd RL 20 tpm nyeri berkurang
dengan iritasi kriteria: 2. TD: 110/70 mmHg O: wajah
pada mukosa Nyeri hilang HR : 80x/menit tampak sedikit
lambung Pasien tidak RR: 20x/menit tenang
DS: pasien meringis T : 37.5C TD :
mengelu nyeri Menahan 3. Memberikan injeksi 110/70mmHg
epgastrium sakit lagi ranitidine 1 amp/12
HR : 80x/menit
DO: waja jam/IV RR: 20x/menit
pasien terlihat T : 37.5C
meringis A: masalah
menahan sebagian teratasi
sakitnya P: lanjutkan
intervensi
2. Dari kebutuhan Nutrisi Anjurkan S: pasien
tubuh dengan terpenuhi makan 1. Memberikan injeksi mengatakan
pengigkatan dengan sedikit ranitidine 1 amp/12 bahwa nafsu
asam lambung kriteria: tapi sering makan
DS: pasien Poris makan Kaji menambahsediki
mengatakan habis pasien kebutuhan t
muali dari tambak segar nutrisi O: klien tidak
pertama kali pasien tambak lemas
datang tidak ada lagi, makannya
nafsu makan habiskan
DO: keadaan setengan porsi
umum: pasien A: masalah
masih lemah, teratasi
bibir kering dan P: intervensi
pecah-pecah. dilakuakn
3. Ansietas Pasien dapat Kaji 1. Meberikanpenksata S: klien
berhubungan mendemontra tingkat upenyuluhankepadk menyatakan
sikan koping kecemasan liententangmasalahp masih takut
dengn
yang positif berikan enyakitya. dengan keadaan
perubahan dan dorongan O: Nampak
status. mengunakan dan Gelisawajah
penurunan berikan klien)Memberik
Klien
kecemasan waktu andorongan dan
mengatakan untuk berikan waktu
takut terhadap Masalah mengungk untuk
teratasi ap mengungka
penyakitnya.
dengan pkan pikiran dan
Klien kriteria hasil: dengarkan
mengatakan Klien keluhanya.
stress menyatakan A: Masalah
memahami belum teratasi
memikirkan tenatng P: intervensi di
masalah penyakitnya lanjutkan di
kesehatannya. ruangperawatan

Anda mungkin juga menyukai